tag:blogger.com,1999:blog-6628842783450512322024-03-27T16:35:46.132+07:00Annisa DinaAnnisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.comBlogger235125tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-42834474116835969602023-08-07T22:38:00.002+07:002023-08-07T22:40:12.356+07:00You Work So You Can Afford Your Childhood Dream: Analog Camera<div style="text-align: justify;"><i>Hello,</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><i>How are you? Hope you are in the healthiest and the best state of mind and (general) health. </i>Gue rasa, <i>skipping months from a post to another (but always keeping in mind on when to write) has its perks.</i> Walaupun <i>I feel like less and less myself these days</i>, tapi kadang ada waktu-waktu tertentu bengang-bengongku yang ngang-ngong ngang-ngong dan beberapa keimpulsifan dalam hidupku berfaedah dalam mewarnai hidupku. Tahun 2023 ini sedikit (atau banyak?) di luar kendali, penuh <i>random ideas</i> dan <i>random acts</i>, walaupun di beberapa titiknya kita hancur lebur, terburai, dan berantakan (Just like Nadin Amizah's song "Menangis di Jalan Pulang" – selalu jadi lagu yang membuat kita nangis bombay). Salah satu hal-hal yang sering gue pikirkan beberapa bulan belakangan yang sepertinya bagus untuk ditulis adalah travel (like I always did, but this year was very special, indeed) dan salah satu rubrik yang sesuai dengan judul post ini: "<i>You Work So You Can Afford Your Childhood Dream</i>", karena seperti banyak hal yang dialami orang-orang dewasa (secara umur, bukan selalu secara mental), gue rasa motivasi untuk terus bekerja, selain untuk memenuhi kebutuhan primer, adalah untuk <i>fulfilling desires</i>. Beberapa orang bekerja <i>to seek honors, to be recognized,</i> tapi yang paling sering gue temui sehari-hari adalah orang yang kerja untuk mewujudkan childhood desire yang merupakan kumpulan wishlist masa kanaknya yang belum terpenuhi. Beberapa temen kerja buat bikin PC gaming bagus, beberapa temen lagi kerja terus koleksi Gundam, Hot Wheels, atau Tamiya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmCcQmxNMZM3w-a17fsUUBUH11vebWk7omDCzp5mTBgoK0wSHThJWHsnz7epCa36iGtitj4eOew8O0NZSkGJHhm6u0z2h9XvjLwdrTm-orujZ7x_UPwU3_fXfSDv0pwPQegO_rUnVGhzYX2S9uIygHMv8pFZ8SFq2phAhv_OY6BW3w4aferke6R3hKxvE/s1200/SYLVANIAN-FAMILIES-DOMEK-AUTO-FIGURKA-MEBLE-5669-Rodzaj-zwierze__03118.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="666" data-original-width="1200" height="356" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmCcQmxNMZM3w-a17fsUUBUH11vebWk7omDCzp5mTBgoK0wSHThJWHsnz7epCa36iGtitj4eOew8O0NZSkGJHhm6u0z2h9XvjLwdrTm-orujZ7x_UPwU3_fXfSDv0pwPQegO_rUnVGhzYX2S9uIygHMv8pFZ8SFq2phAhv_OY6BW3w4aferke6R3hKxvE/w640-h356/SYLVANIAN-FAMILIES-DOMEK-AUTO-FIGURKA-MEBLE-5669-Rodzaj-zwierze__03118.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-size: x-small;">Kalo ditanya dari dulu naksir mainan apa, jawabannya Sylvanian House,<br />tapi gak pernah kepikiran mau beli soalnya space-consuming hehe<br />Gambar diambil dari <a href="https://cdn11.bigcommerce.com/s-tkbrrf956c/images/stencil/original/products/46456/44836/SYLVANIAN-FAMILIES-DOMEK-AUTO-FIGURKA-MEBLE-5669-Rodzaj-zwierze__03118.1661903619.jpg?c=2" target="_blank">sini</a>, terima kasih!</span></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Kalau ditanya kenapa Annisa Dina bisa jadi Annisa Dina yang sekarang, gue rasa jawabannya adalah,</div><div style="text-align: justify;">"Gak tau, udah dari kelas 3 SMP kayak gini."</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kelas 3 SMP adalah sebuah era yang kayaknya gak akan pernah gue lupa sekalipun misalnya tua nanti amit-amit gue kena Alzheimer ataupun demensia. Orang dengan Alzheimer atau demensia cenderung lupa dengan <i>short-term </i>dan <i>working memory</i>, tapi bisa <i>recall </i>hal yang sangat lampau. I<i>t left a trail in my heart </i><span style="text-align: justify;"><i>– I still remember how I would like to dress, to speak, to interract with people, even I still remember my character and my spirit in those old days. </i>Kelas 3 SMP adalah masa-masa gue punya temen deket banget, mulai dibolehin untuk <i>explore</i> kesana-kesini naik kendaraan umum (atau mungkin sebenernya gak boleh sih, tapi guenya aja yang nekat </span>– ya, katakanlah ini titik awal gue nekat melancong ke sana kemari DAN kebablasan sampe sekarang), membaca banyak buku (dan menulis banyak hal), dan tentu saja titik pertama kenalan dengan kamera.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kamera pertama gue adalah digital camera Canon warna pink, Canon Powershot A430. Sebenernya bukan kamera yang diberikan khusus untuk gue sih, ini kamera nyokap yang nganggur dan gue ambil aja dengan sepengetahuan beliau, lalu keterusan gue pake. Sejak 2009 akhir, kamera ini sering banget ada di tas gue dan sering juga gue umpetin di kolong lemari kalo ada bocoran mau razia hari itu. Padahal hari-hari gue relatif simple – cuma berangkat sekolah, sekolah, les/kerja kelompok di rumah temen/main di rumah Iyan, terus pulang, tapi semua gue abadikan dengan baik di kamera kecil itu dan beberapa gue post di Facebook kalau memang memorable banget. <i>I was a very passionate person back then, I was very excited all the time – I faced everyday just like a dog seeing its dearest owner, full of excitement and love for life.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hobi memotret yang gak jelas dan tidak profesional ini (<i>fun photography, I always told people</i>) gue bawa ke jenjang SMA. Di SMA, gue ikut klub fotografi dimana mayoritas temen-temen gue menggunakan SLR. Sebenernya dari dulu pas sama temen-temen SMP udah banyak yang pakai SLR, tapi pas SMA gue kebelet banget punya SLR karena 1) Temen-temen dan pembina fotografinya pake SLR, 2) Kalau ada acara hunting foto dan ada pelajaran pas hunting pasti belajarnya feature-feature yang ada di SLR, kayak teknik panning, ngatur shutter speed, aperture, dan lainnya. Kamera digital gue <i>can't do such thing</i>. Beberapa kali gue mengajukan ke bokap nyokap untuk bantu patungan beli SLR kayak Canon 1000D (kelas termurah SLR waktu itu), tapi mereka bilang buat apa. Kebetulan waktu itu nyokap ke Batam dan pengen beli kamera baru tapi digital, nyokap menjatuhkan pilihan ke Nikon Coolpix L-series yang gue lupa seriesnya, mungkin sekitar L100 atau L120.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3q7P_9RvENkjoZViPLqjMARsMRDuJma6GyfBxpGVSVEVjVhBGcRxRq_30Se3VYebtQzU86smiBj5aVyzYyrq02s3ESFxJRu7_Nj-d3-YFSvnk514caC1-PC1KoNIJp6pKfYinCszo6h9YjftpQku4MEW2VDd82Da3Vz-ccReAbzNCD899asvdUDGZz5Y/s280/nikon.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="280" data-original-width="280" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3q7P_9RvENkjoZViPLqjMARsMRDuJma6GyfBxpGVSVEVjVhBGcRxRq_30Se3VYebtQzU86smiBj5aVyzYyrq02s3ESFxJRu7_Nj-d3-YFSvnk514caC1-PC1KoNIJp6pKfYinCszo6h9YjftpQku4MEW2VDd82Da3Vz-ccReAbzNCD899asvdUDGZz5Y/w400-h400/nikon.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-size: x-small;">Pengen cari sample photos pake Nikon ini tapi kumpulan foto-fotonya<br />entah ada di hard disk yang mana...</span></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebagai anak yang waktu itu uang jajannya terbatas dan harus PP Jakarta-Kab. Tangerang tiap hari (uang jajan gue abis buat ngojek dari Kebon Jeruk sampe Srengseng kalo lagi telat, udah gak sempet naik Kopaja dan kena drama ngetem), gue manut aja dengan apa yang gue punya. Gue bertahan ikut fotografi sampe kelas 2 SMA dengan kamera Coolpix, sampe akhirnya suatu hari, habis hunting foto di Ragunan, bokap bilang beliau gak setuju dengan hobi fotografi gue dengan alasan-alasannya, tapi pas itu bokap ngomong agak keras. Setelahnya, gue kaget dan sedih dibilang kayak gitu, tapi berhubung <i>most of time</i> jadwal hunting fotografi selalu di hari libur dan gue capek untuk selalu PP Jakarta, gue akhirnya kendor. Jadi, gue mundur dari fotografi ya karena 1) Gue capek mencocokan waku dengan jadwal latihan (yang mana gak teratur juga tapi emang dasar guenya aja capek PP Jakarta di hari libur), 2) Keterbatasan <i>equipment</i>, 3) Omongan orang tua bahwa fotografi gak berkontribusi apapun dalam karir/kesuksesan masa depan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gue tetep menggunakan Nikon Coolpix L itu untuk waktu yang lama, tapi kebanyakan hanya digunakan saat libur/saat tamasya/saat ada acara sekolah. Gak kayak pas SMP yang dikit-dikit foto, sekarang gue foto kalau ada momennya, tapi langsung gue edit dan gue masukin di blog kalau itu memang spesial banget. Gue pakai Nikon Coolpix sampe pas gue kuliah semester akhir, bahkan ko-as awal. Setelahnya, lebih banyak gue simpen karena udah kepalang capek ko-as dan seiring waktu fungsi digital camera sudah mulai tergantikan dengan handphone. Waktu gue ke Bandung untuk internship pun (2019), kamera itu masih gue angkut juga ke Bandung walaupun jarang dipake dan masih berfungsi baik. Jadi, Nikon Coolpix gue pakai dari sekitar tahun 2011-2019 – cukup lama untuk ukuran sebuah kamera digital yang memang awalnya bukan pilihan gue. Dari sini, gue berpikir mungkin memang gue orangnya bisa aja bertahan menggunakan/menjalani sesuatu yang bukan pilihan gue/tidak gue senangi/tidak gue kehendaki. Walaupun sekali waktu (atau sering) ngeluh, pada akhirnya tetep dijalanin aja bertahun-tahun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgD5NFSFdsn9DJdlMNATvPkZZwPgfgtw9j8kzHb0EZCGalGoo13vzxbLpwM_f8QxU-AsmRA2PRHcjl69ouXpVc2TbXjBYBA8NkQ6ixfW7S9zti-3jFlYDNtudoQDzS7HCg1VhfZxXSDv9hIeR_b4ZGmBkRpBXTwmWjxCoURXI_W1lttQdzSNTAV4bp2tso/s1024/134550_1520902030785_3546012_o.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="768" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgD5NFSFdsn9DJdlMNATvPkZZwPgfgtw9j8kzHb0EZCGalGoo13vzxbLpwM_f8QxU-AsmRA2PRHcjl69ouXpVc2TbXjBYBA8NkQ6ixfW7S9zti-3jFlYDNtudoQDzS7HCg1VhfZxXSDv9hIeR_b4ZGmBkRpBXTwmWjxCoURXI_W1lttQdzSNTAV4bp2tso/w480-h640/134550_1520902030785_3546012_o.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-size: x-small;">Salah satu selfie alay bersama temen SMA waktu kelas X di Kota Tua.<br />Spotted my beloved Nikon L-series yang panjang umur.</span></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ya intinya, sampai sekarang Coolpix gue bahkan masih bisa memotret dengan baik, cuma LCDnya rusak sebagian karena sepertinya ketimpaan barang berat waktu pindahan dari Bandung ke rumah circa 2021.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari 2019 sampai 2021 gue belum mikirin kamera lagi karena 1) Sibuk internship, 2) Sibuk jaga sampingan serta kerjaan sampingan yang lainnya (yang tau-tau aja, hehe), 2) Sibuk ngelamar kerja ke RS (interview tiap 3 hari sekali hehe, mendaratkan surat lamaran ke RSJ yang ada di pegunungan itu sekitar 2x – berkendara dari Jatinangor ke Cisarua hehe), 3) Sibuk pisah sama Bandung dan kembali ke ritme serba cepat ibukota, 4) Sibuk resign dan cari kerjaan baru lagi, 5) Sibuk menyesuaikan diri di tempat kerja (yang ternyata gue kerja sampe sekarang). Banyak ya kesibukanku yang gak penting. Tapi, pada akhirnya, di sebuah malam di tahun 2021, gue tanpa sadar checkout satu kamera yang memang sudah gue riset dari lama (detail kenapa bisa <i>checkout </i>sebaiknya tidak usah diceritakan), dan akhirnya my next and current digital camera is Sony Alpha 6000.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebenernya, ketika melirik Sony Alpha 6000, gue juga sangat mempertimbangkan Fujifilm. Gue mempertimbangkan Fuji dari segi, 1) <i>Retro body</i> (ya namanya manusia ya bund boong kalo gak duluan liat fisiknya), 2) Fuji bisa diset filter jadul-jadul analog vibe. Tapi entahlah, sekarang jadi keterusan sama Sony Alpha 6000. Jikalau boleh jujur, gue belum merasa "nyatu" sama Sony Alpha 6000. I feel like lacking chemistry between us – gak tau apa karena checkoutnya begitu impulsif dan tiba-tiba, atau karena segera setelah membeli kamera gue dihadapkan dengan banyak problem dan ketidakseimbangan mental sehingga masih belum banyak latihan sama kamera itu (ya seperti pepatah yang gue bikin secara mandiri, <i>kalo lo gak banyak pertanyaan berarti lo gak ngerti </i>– <i>the less exposure, the less chemistry</i>), atau mungkin karena fungsi kamera digital memang banyak tergantikan dengan smartphone, apalagi untuk utilisasi kamera digital yang untuk tujuan non-profesional seperti gue (foto gue di galeri BANYAK banget kayak gado-gado segala genre ada) sehingga untuk gue yang kadang males bawa berat dan menarik perhatian, memotret dengan smartphone ringan, tidak ribet, dan tidak mencolok. Tapi <i>despite all the blabbers I throw about me and my</i> Sony Alpha 6000 <i>don't have the chemistry (Is it yet? Is it forever?), here are some of my favorite results from Sony Alpha</i> (<i>enhanced, just very little</i>):</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIk35uhbSQp2FlourTsEH36u86nvMLHRf_o-7Gft50cnK6AVMO-dABZRvnZHsMY8wNG12pe2pYjloRtVeAqiTZvufOTcsF5WN9yi8R4T8vvnYXCDoeYbPuS5cxvaytoM0M6hZ07zpw_IjPpOYTBu5r7Jp7R2waHsk1P8HV4jk3AvNLKavmQG6naKs6Aic/s1600/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2021.35.14.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1066" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIk35uhbSQp2FlourTsEH36u86nvMLHRf_o-7Gft50cnK6AVMO-dABZRvnZHsMY8wNG12pe2pYjloRtVeAqiTZvufOTcsF5WN9yi8R4T8vvnYXCDoeYbPuS5cxvaytoM0M6hZ07zpw_IjPpOYTBu5r7Jp7R2waHsk1P8HV4jk3AvNLKavmQG6naKs6Aic/w426-h640/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2021.35.14.jpeg" width="426" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhILZTle6DuMIplVxj9DCAUyfnpIBvnjQrBKYQAwtXbjdZFaYHpwH2ZYr8VODeGR-6qNWbZe58B4mXEMyfCGpwo4tmLxZLFslQYDYYGQ65nk_Nh15Fpq62alky6ZLjunK-U-qPm2NsctqgCBBXhTLpHrMxxtNXFOFuLFlL6sZ7NTAOAOfVSzH4Nww-AEQY/s1600/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2021.35.15.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1066" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhILZTle6DuMIplVxj9DCAUyfnpIBvnjQrBKYQAwtXbjdZFaYHpwH2ZYr8VODeGR-6qNWbZe58B4mXEMyfCGpwo4tmLxZLFslQYDYYGQ65nk_Nh15Fpq62alky6ZLjunK-U-qPm2NsctqgCBBXhTLpHrMxxtNXFOFuLFlL6sZ7NTAOAOfVSzH4Nww-AEQY/w426-h640/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2021.35.15.jpeg" width="426" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_6QCJFQYEg1pZoHrY7Gn3lZt-GjaycwYdPR68AmK1kA9Wdfyo6bArTOF38ep5bEQGXjqdEqbe4CW0VUqGTyJxxIMllN_pT1gsNic6iBGc5oMmzezN6qTXokUSLxVW7BJ-5JTWstnSAKBG3k5XB6n-QUSEfEPO1Cic4pxR_t-AW9w6Kc4yVONdVROMeR4/s1024/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2021.35.22.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="683" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_6QCJFQYEg1pZoHrY7Gn3lZt-GjaycwYdPR68AmK1kA9Wdfyo6bArTOF38ep5bEQGXjqdEqbe4CW0VUqGTyJxxIMllN_pT1gsNic6iBGc5oMmzezN6qTXokUSLxVW7BJ-5JTWstnSAKBG3k5XB6n-QUSEfEPO1Cic4pxR_t-AW9w6Kc4yVONdVROMeR4/w426-h640/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2021.35.22.jpeg" width="426" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semua keimpulsifan memilih Sony Alpha 6000 terjadi pada Agustus 2021 dan di bulan Oktober 2022, tiba-tiba berhembus kencang keinginan gue untuk menekuni analog. Sejak 2021 mulai ngeliat banyak orang sekitar main analog dan dengan rutin mengunjungi halaman second IG khusus analog mereka, sambil mikir "Apa mulai main analog ya?". Beberapa kali tanya-tanya temen soal analog: Kamera apa yang jadi rekomendasi untuk pemula dan yang paling penting: Berapa cost untuk main analog, mulai dari beli film, cuci cetak, sampai kemungkinan <i>service</i>. Beberapa temen bilang, "Wah kacau sih cost-nya, tapi nagih, mesti mikir baik-baik kalo emang mau main karena lumayan berat ke kantong," menilik harga roll film yang makin merangkak naik. Maju mundur, ngeliatin komunitas analog hunting bareng, maju mundur lagi, ngefollow-followin toko analog, akhirnya pecah telor di Oktober 2022 kewujudan beli Kodak Ektar H35 dan di akhir bulan yang sama dibeliin bokap nyokap Kodak I60 dengan ucapan, "Maaf ya dulu sering anggep hobi fotografi kamu gak penting, sekarang yang penting tekunin aja apa yang disukai dengan sebaik-baiknya."</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcXTERa8UJf0H9citF43e5bKqO2p-uU0EOeDRuVGR0fd3It6EV7CRAgz_szJKVVDN3zxl3ApBAWyiTQe4jTfw4lveUKCACHDq6aO7Hz_itHIsk9dCcq7jf3k9TN2UHl4ve-SgAOMmALCubgd0kBI4c8AkcigHxeY6udVuYmnL3KVrT1I0yHCHj243yiSU/s1600/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2022.07.06.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcXTERa8UJf0H9citF43e5bKqO2p-uU0EOeDRuVGR0fd3It6EV7CRAgz_szJKVVDN3zxl3ApBAWyiTQe4jTfw4lveUKCACHDq6aO7Hz_itHIsk9dCcq7jf3k9TN2UHl4ve-SgAOMmALCubgd0kBI4c8AkcigHxeY6udVuYmnL3KVrT1I0yHCHj243yiSU/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2022.07.06.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bermain analog dengan plastic cam seperti Kodak Ektar H35 dan Kodak I60 menyenangkan, ringkas, enteng, dan sangat aesthetically pleasing sebagai pencitraan/properti. Kodak Ektar H35 adalah sebuah kecintaan absolut buat gue. Dengan double frame, gue bisa maksimalin 1 roll 36 exp jadi 72 exp dengan hasil cetakan yang cakep dan cukup tajem. Kodak Ektar H35 adalah andalan gue kemana-mana saat jalan-jalan karena mungil, super enteng, dan ekonomis. I60 gue lebih sering diem di rak tapi beberapa kali gue bawa terutama kalo mau foto malem hari, karena flashnya lebih terang (dan baterai lebih tahan lama) dibandingkan flash dan kapasitas baterai Ektar H35.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dasar manusia gak pernah puas, setelah beberapa bulan pake analog plastic cam, gue mulai sensing titik-titik dimana gue gak nyaman dengan plastic cam, di antaranya, 1) Gak bisa banyak eksplorasi roll film (terbatas pada film C-41 yang enteng dan gampang dikerek dengan sprocket gear atau film-film dengan removed remjet. Padahal film ECN-2 lebih banyak pilihan yang murah), 2) Berfoto dengan plastic cam berarti harus siap dengan pin and shoot alias gak bisa ngutak-ngatik shutter speed, aperture, ISO, fokus, jadi ya apa yang dijepret gak bisa diatur, 3) Karena gak bisa ngutak-ngatik setting, penggunaan flash menjadi sangat penting. Dengan plastic camera, kalau mau hasilnya bagus tanpa flash, berfotolah di bawah terik sinar matahari yang 11-12 sama gurun – karena di kondisi berawan, mendung, apalagi malam ya pure harus bergantung sama flash. Foto indoor? Wajib flash. Foto indoor tapi ada penerangan alami/buatan? Biar aman, tetep flash. Sangat gak cocok dengan kepribadianku yang mau motret ini itu tapi gak mau narik perhatian. Akhirnya, kebersit juga untuk liat-liat kamera analog SLR/rangefinder.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Suatu hari yang gabut, gue pergi ke Senayan Trade Center sore-sore setelah beberapa minggu ngestalk akun IG yang jualan kamera analog. Yang empunya toko hari itu lagi pergi, tokonya dikunci, sekitar 2 jam gue tunggu di depan tokonya sambil ngeliatin segala jenis kamera analog mulai dari SLR, rangefinder, sampe TLR. Akhirnya abang yang punya toko dateng, gue ngobrol sebentar soal maksud gue kesana dan cerita sedikit soal background fotografi (yang amat sangat sedikit dan just for fun), dan concern soal budgeting. Gue langsung nembak, "Masnya bisa gak pilihin saya kamera yang kira-kira mas liat bakal cocok sama saya? Yang lightmeter-nya nyala dan punya padanan lensa yang kiranya bakal berguna buat saya". There he handed me 3 cameras to pick: Canon AE1, Nikon FE, dan Nikon F3 all black. Gue langsung bilang enggak sama Canon, karena gue selalu pikir gue Nikon-person (huek) dan gue langsung memilih FE walaupun Nikon F3 <i>was damn legit</i> (Always up to all black cameras!) – karena F3 berat banget di tangan gue dan gak tau kenapa gue merasa akan melakukan banyak hal saja dengan Nikon FE (<i>My hopeless romantic-love at the first sight Libra trait contributes a lot to this and every other aspect of my life</i>), akhirnya kurang dari 30 menit milih-milih <i>I finally bought my first analog SLR camera.</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzKAhGUL2q2IOXWV0Pv9Nc8uADnBbOIcGn1usVQGl6h1TAGJF3y3BQBr3wECpe2F9r6yntcd2Ls7kXZy2U3Pm83l84B6IXmbtey1ZTRPeUEXXWBdJX2w8LZ376qvm2JHuZf3VFaJEfyp1SUOWS7KU0r8QhML8t9RhfH6s33ZoZycK4KLHtmNaVTsaUjzk/s1600/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2022.19.22%20(2).jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzKAhGUL2q2IOXWV0Pv9Nc8uADnBbOIcGn1usVQGl6h1TAGJF3y3BQBr3wECpe2F9r6yntcd2Ls7kXZy2U3Pm83l84B6IXmbtey1ZTRPeUEXXWBdJX2w8LZ376qvm2JHuZf3VFaJEfyp1SUOWS7KU0r8QhML8t9RhfH6s33ZoZycK4KLHtmNaVTsaUjzk/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2022.19.22%20(2).jpeg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-size: x-small;">Kapan hari gue cuma bisa termenung liat etalase toko sambil nunggu pemilik tokonya dateng</span></td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Memakai analog SLR camera gak sepenuhnya keren karena banyak momen-momen tolol dan sedih juga (dan memalukan juga) yang gue alami. Memakai kamera jadul, <i>second-hand</i>, dan sebenernya butuh <i>basic knowledge of photography</i> pasti ada tantangannya sendiri. Di hunting pertama, kamera gue tiba-tiba ngefreeze, gak bisa ngokang, gak bisa ngeshoot juga, udah panik-panik ngechat seller, ternyata cuma perkara baterai habis dan semua bisa di-<i>solve</i> ketika <i>shutter speed</i> diputer ke arah manual dulu. Di Yogya, udah keren-keren mau nyobain film baru dan udah ngambil foto banyak banget 1 roll eh ternyata roll filmnya gak nyangkut dengan bener di <i>sprocket gear</i> dan pas dicuci cetak satu roll kosong semua isinya. Pernah juga dapet foto yang banyak <i>light leak</i> karena <i>backdoor</i> gue gak rapet pada sisi tertentu (tapi bisa gue akalin dengan cara menekan sisi backdoor yang gak renggang). Lebih naas lagi, setelah vakum motret selama 2 bulan gue niat mau bawa Nikon FE ke Vietnam tapi gak gue cek dulu kondisi kameranya, pas sampe Vietnam, kameranya rusak sama sekali gak bisa dishutter dan gak bisa dikokang. Gue pikir masalah batre lagi kan, tapi setelah gue ganti batre tetep gak bisa juga. Dengan sedih hati di Vietnam gak motret sama sekali pake analog. Balik-balik ke Indonesia, gue meet up sama seller di Low Light Bazaar dan kata seller gue "Timer kameranya gak sengaja ke on, terus pas mau di off, komponen dalem kameranya macet dan jadi ngefreeze semuanya. Namanya kamera jadul sih kak bisa aja mekaniknya udah macet-macet."</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDN8xJf2wJPLTDZx15S6MgUrAJTw-ZL8L1LnBnYHpufaLb5EVYXWjBhRa9gYIRTw6bvE05O1mFwWU3XPoBFQl0T5zglprTWwN21kaYk8ZelO4STTMEYtNrZcUbJ0MfbkkoXUcuzFnfW6CtY1EpdcHt9NaDlXNz_d-gCAGDJmZqp_Xyv7iskGJL9EC9Z-0/s1600/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2022.05.32%20(1).jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="900" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDN8xJf2wJPLTDZx15S6MgUrAJTw-ZL8L1LnBnYHpufaLb5EVYXWjBhRa9gYIRTw6bvE05O1mFwWU3XPoBFQl0T5zglprTWwN21kaYk8ZelO4STTMEYtNrZcUbJ0MfbkkoXUcuzFnfW6CtY1EpdcHt9NaDlXNz_d-gCAGDJmZqp_Xyv7iskGJL9EC9Z-0/w360-h640/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2022.05.32%20(1).jpeg" width="360" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;"><span style="font-size: x-small;">Oh to feel all the light leaks on the film..</span>.</span></i></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Semua pertemuan di Low Light Bazaar membuat kamera gue dibawa kembali oleh <i>seller</i> gue untuk diberikan ke kenalannya buat service. Seller gue tidak menjanjikan juga bisa sembuh karena kamera gue FE yang artinya "Fully electric". Potensi untuk gak sembuhnya besar banget dibanding Nikon seri F atau FM yang masih "Fully manual". Sempet sedih dan coba-coba cari pengganti, akhirnya setelah 1.5 bulan kamera gue kembali dengan sehat walafiat ditambah dengan pemasangan lightseal baru jadinya udah gak lightleak. Beruntung banget punya seller yang gak ngilang gitu aja ketika kita yang bodoh dan buta ini udah gak tau mesti ngapain lagi :"))</div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwGMFv85LSlZfwPIjdzB1ChN5Uiy5OAmIBm_CmkY9QX9KpRiFNvCuSsJjfHRVl0HfdP6_NJnlAz2ENPF_BgGDLT7oLz2wfxK4UIztaLX9tt8rhT6axdU2i3DL5cojjXwI4FMdFoDFKV64fZypEW6ZVbjOVtuhFc-yxvUNK0kFTqOTtFrpFUvNvKBSBqt0/s1600/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2021.39.03.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1060" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwGMFv85LSlZfwPIjdzB1ChN5Uiy5OAmIBm_CmkY9QX9KpRiFNvCuSsJjfHRVl0HfdP6_NJnlAz2ENPF_BgGDLT7oLz2wfxK4UIztaLX9tt8rhT6axdU2i3DL5cojjXwI4FMdFoDFKV64fZypEW6ZVbjOVtuhFc-yxvUNK0kFTqOTtFrpFUvNvKBSBqt0/w424-h640/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2021.39.03.jpeg" width="424" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPg2Whaz3B80G1dIhADtoLsD6-in0Z4O5U9JKT98YHgSsVu8dgRNwH0aoF42mAI8nU-JgEMdLj-nUWJqZMs6Cx4pJXUMziH5ubJFxlA460D-JRmwSRuZvbv1ypvt4vFnG7jEFqQw7F6soG7BAL0XQtMeUUeS8rG81CkmxVvFri2QMk5Dq41NMNyZI_BeM/s1600/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2021.38.04.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1060" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPg2Whaz3B80G1dIhADtoLsD6-in0Z4O5U9JKT98YHgSsVu8dgRNwH0aoF42mAI8nU-JgEMdLj-nUWJqZMs6Cx4pJXUMziH5ubJFxlA460D-JRmwSRuZvbv1ypvt4vFnG7jEFqQw7F6soG7BAL0XQtMeUUeS8rG81CkmxVvFri2QMk5Dq41NMNyZI_BeM/w424-h640/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2021.38.04.jpeg" width="424" /></a></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekarang bener-bener merasa puas dan content dengan kamera yang dipunya, <i>after all I own a digital camera</i> (<i>which still very relevant and still considered powerful</i>, walaupun tangan gue gak jago-jago makenya), I also have pocket analog cams (2 Kodaks <i>with both full frame and half frame format</i>),<i> an</i> SLR <i>analog camera, and a polaroid. </i>Kalau memang punya rezeki di masa depan dengan pemasukan yang di atas rata-rata sehingga tidak harus memusingkan atau bahkan memilih antara hobi dengan perut, gue berharap bisa punya kamera TLR dengan film format 120 mm. Tapi <i>let me dream a bit longer</i> karena walaupun mungkin pada akhirnya kamera tersebut dapat terbeli, gue tidak yakin gue memiliki waktu yang cukup untuk berlatih dan dana untuk beli filmnya. <i>Another note to myself, I should stop jumping from one hobby to another without digging profoundly into it; I should learn how to keep a spark instead of burning one roughly and straight shutting it down </i>(dalam segala aspek kehidupan sih, bukannya cuma hobi aja sebenernya – karena konsistensi adalah kunci).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHF-aDfAS2wrgRb4IBtBOrUX-XH1aLjzr-0YiulgSJBAarb3WzjVhmpJjfVrI_m7N-4QO2QvC7aYTCcvy-9MG1wIWIYHFnn1JNQYuB4vSDXDYiSAaKFwUZf8m8VcUzBy8eVAQgiXzpDeijpvY0q1Di4BYrdC56CtU5zUtnmMimizsoDcQddj7ow6F3CPY/s1600/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2022.19.21%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHF-aDfAS2wrgRb4IBtBOrUX-XH1aLjzr-0YiulgSJBAarb3WzjVhmpJjfVrI_m7N-4QO2QvC7aYTCcvy-9MG1wIWIYHFnn1JNQYuB4vSDXDYiSAaKFwUZf8m8VcUzBy8eVAQgiXzpDeijpvY0q1Di4BYrdC56CtU5zUtnmMimizsoDcQddj7ow6F3CPY/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-08-04%20at%2022.19.21%20(1).jpeg" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Intinya, di akhir post ini gue merasa sangat lega dan senang karena setidaknya bisa menyelesaikan sesuatu yang sudah lama sekali ditunda-tunda. Walau gue gak tau apakah post ini merupakan sebuah upaya yang bertujuan dan bermanfaat atau tidak, gue merasa plong aja gitu. <i>If you are reading this and currently struggling with procrastination and aimless actions, I hope you can find purpose and being, in the mean time.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>In the very end of this post, I'd like to ask things that maybe you've asked to yourself frequent amount of times and to remind you: </i>What keeps you going?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>With loving heart,</i></div><div style="text-align: justify;">Dina</div>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-59684440315769079652023-03-01T00:00:00.034+07:002023-05-20T01:21:05.101+07:00Some Parts of Me Get Stucked in Yogyakarta since 2014<div style="text-align: justify;">Selamat sore.</div><div style="text-align: justify;">Semoga semua sehat-sehat selalu ya dan selalu berada dalam kondisi fisik, mental, emosional, dan finansial yang membuat kita bisa merasakan bahwa hidup itu penuh kebahagiaan dan pertolongan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekarang, gue punya peraturan baru dalam menulis: <i>Instead of telling you</i> "<i>Long time no write, long time no see, been long since the last time I touch this blog, etc</i>", awalan pos akan gue ubah dengan penggambaran tentang dimana gue mengawali menulis posting dan tanggalan; sisanya biar menjadi misteri saja tentang kapan dan bagaimana sebuah post bisa selesai <span style="text-align: justify;">– karena belakangan ini, seseorang mengajarkan gue bahwa "<i>no matter what you do the next, the most important is initiation, the start, bibitnya, awalannya, you name it</i>". Lucu ya, ada banyak orang yang tidak peduli where to start dan yang penting adalah <i>what you go through and the way you try to fix things along the way</i>, tapi orang ini kayak, "Yang penting inisiasi dan niatnya apa.". <i>So yeah, let's try this thing up.</i></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;">Jadi, ketika gue menginisiasi penulisan blog post kali ini, gue sedang duduk mojok di salah satu kafe di Yogyakarta. Di 0 KM Yogyakarta, di dalam gedung pos yang megah warna putih besar itu. Gue duduk di depan rak berisi mesin tik beraneka rupa, kamera jadul, brankas zaman dulu, menghadap ke etalase besar berisi pajangan kartu pos berbagai zaman, perangko, dan kamera jadul (!!!) mulai dari Canon sampai Rolleiflex. Di dalam ruangan yang sama, ada berbagai pigura foto hitam putih jadul. Toko kopi ini gue temukan secara insidental lewat<i> search tab</i> Google dengan frame berpikir <i>"I need a place to sit, not far from Malioboro so when the clock hits around 8 PM, I'll be walking on Malioboro street as my last glimpse of current Yogyakarta trip to finally on board with a 9.30 PM train to Jakarta.</i>". Hari ini tanggal cantik, 12/12/22 – di sebelah gue, handphone gue berdering mengabarkan sale 12.12; <i>no new message. I am still alone as fuck.</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEgKeYo-RVzDCDEIXeL-kB2j0kfSbohQ-rVuB5wRmApkWLe3xD_X95oLseGx_In9lqcSQhOYVpRA7ErClN6ToNHDDgX1EX59FQGdodM43lB8GyszVG5qMBixSAh8AqDjyrU5QBCyXgPjfr77ppvrMyMZOdsyny-hOBKXNuGCuc4xFGEI3FHR3dIpNm/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.04%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEgKeYo-RVzDCDEIXeL-kB2j0kfSbohQ-rVuB5wRmApkWLe3xD_X95oLseGx_In9lqcSQhOYVpRA7ErClN6ToNHDDgX1EX59FQGdodM43lB8GyszVG5qMBixSAh8AqDjyrU5QBCyXgPjfr77ppvrMyMZOdsyny-hOBKXNuGCuc4xFGEI3FHR3dIpNm/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.04%20(1).jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYV81KiROyYDuaVD4pTS-fTcIcuk7kTz-IXZ3s_IH1w7ER_O2zJG49MjwV5-aGRW4-eHC99bIuOo6mzR97JMBMtRwjFAjHolVhF60F6CEXaXtvrPRCOouRLPlhOHlpS57zr8llnxLeS4IeIVf4-13OH0UnAZaymJkjzGr_TvyNA2AFVWnRosnuIhJd/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.09%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYV81KiROyYDuaVD4pTS-fTcIcuk7kTz-IXZ3s_IH1w7ER_O2zJG49MjwV5-aGRW4-eHC99bIuOo6mzR97JMBMtRwjFAjHolVhF60F6CEXaXtvrPRCOouRLPlhOHlpS57zr8llnxLeS4IeIVf4-13OH0UnAZaymJkjzGr_TvyNA2AFVWnRosnuIhJd/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.09%20(1).jpeg" width="480" /></a></div><span style="text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><br /></span></div><span>--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span>-----------------------------</span><span style="text-align: left;">---------------</span></div><div><br /></div><div>Still talking about this person, I got asked, "Kenapa Yogya lagi, padahal baru bulan Oktober?"</div><div>"<i>Are you meeting someone on Yogya</i>?"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mungkin kalo ditanya kenapa Yogya lagi, jawabannya banyak. Mungkin karena kota ini nyaman sesuai slogannya "Berhati Nyaman" terutama untuk pelancong yang memutuskan berkelana sendirian (terlebih lagi perempuan yang memutuskan untuk jalan-jalan sendirian). Mungkin juga karena Yogyakarta punya banyak destinasi yang mudah dicapai dan seolah gak kelar-kelar karena list tempatnya ada lagi ada lagi. Tapi mungkin menurut satu bagian paling kecil di hati gue, di bagian paling sentimentil tai kucing, Yogyakarta itu adalah sebuah kota yang sudah pernah membantu gue untuk get over momen-momen menyedihkan di tahun 2014. <i>I still remember those days not quite vividly, but I remember the feelings</i> – menangis mendengar lagu Taylor Swift yang Clean di Pantai Pok Tunggal di Gunung Kidul sambil ngeliat gebetan kelas berat tahun ini <i>ignoring me just to chase her dream girl in who studied in</i> UNS Solo (<i>which was his close friend</i>). <i>These days I am still skipping Taylor Swift's "Clean" cause I know I would never be "<b>Gone was any trace of you, I think I am finally clean</b>" just like the lyric</i>. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Oke Dina, berhenti menye-menye.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi, <i>despite of my heartbroken pieces that ever healed once or twice in the land of the Sultan</i>, gue tetep akan kembali ke Yogya karena merasa banyak hal yang belum kelar dieksplor di Yogya. Bulan Oktober kemarin, gue bener-bener disiram hujan non-stop dan lebih banyak ke gunung (salah satu pengalaman berharga dalam hidup: Kejebak ujan deres di Kaliurang atas dengan angin superkenceng, neduh di emperan warung tepi sawah karena terlalu takut kesamber petir di tengah sawah), sekarang gue berharap bisa eksplor ke arah selatan untuk memantai (bahasa awam: Pergi ke Pantai) serta agenda yang paling penting dalam perjalanan ini adalah ikut tour sepeda lagi tapi di tempat yang berbeda. Setelah merangkai beberapa wishlist, gue tiba-tiba sok ide mikir "Kenapa gak sekalian ke Solo aja ya? Kan deket terus ada KRL Yogya-Solo, sekalian nyicip bukan? Lagian gue terakhir ke Solo sekitar 2012." – dan <i>boom</i>, jadilah ide melancong ke Solo di tengah-tengah Yogya trip terbentuk.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>So yeah, maybe I'll just narrow things in</i> <b><i>place/chronological/the way something make</i> <i>me feels</i></b> <i>order </i>supaya gak gitu ngalor ngidul. Setelah sekian banyak fafifu wasweswos pada intro yang kelewat personal dan sentimentil, mari kita berbicara mengenai liburan kali ini:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kereta Bandara YIA-Stasiun Tugu</b></div><div style="text-align: justify;">Orang bilang, kita gak bisa memiliki semua hal dalam hidup. Kadang kita punya waktu, tapi gak punya uang. Kadang kita punya uang, tapi gak punya waktu. Kadang kita gak punya uang dan gak punya waktu. Dalam kasus gue di <i>traveling</i> kali ini, gue gak begitu punya banyak uang tapi gue lebih gak punya waktu. Walaupun gue sangat menyukai moda transportasi kereta dan sudah berpikir masak-masak untuk berangkat naik kereta, pada akhirnya gue menyerah dengan keterbatasan waktu dan keinginan untuk semaksimal-maksimalnya punya waktu di Yogya. Akhirnya gue naik pesawat dan mendarat di YIA alias bandara nunjauuuuh di sana di Kulon Progo. Di bulan Oktober, jadwal kereta bandara dan kedatangan gue di Yogya terlalu jauh jaraknya jadi gue pake bis Damri dan memakan waktu kira-kira 2 jam terus gue diturunin di Ringroad entah dimana. Sekarang syukurlah jadwal kedatangan gue mepet sama kereta bandara, jadi sekalian deh nyicip kereta.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>At the first glance</i>, jarak antara terminal kedatangan dan tempat naik kereta jauh banget ya bunda. Kasian juga kalo yang mau naik kereta lansia atau orang yang gak kuat jalan jauh; seinget gue di Soetta gak segitu jauh antara stasiun kalayang dengan tempat kedatangan/keberangkatan tiap terminal. Sampai di stasiun, gue mengantri beli karcis pake mesin ticketing yang bayarnya bikin deg-degan. Banyak orang-orang juga bingung dan banyak yang datang berbondong-bondong dengan sanak saudara, anak kecil, menandakan bahwa keberadaan kereta bandara ini sangat diapresiasi. Ya iyalah, jarak Kulon Progo dengan Stasiun Tugu yang bisa ditempuh 2 jam naik bis bisa diirit jadi 40 menit aja. Kalo naik bus-pun cuma sanggup sampe pinggiran ringroad yang entah dimana (atau mungkin gue aja yang salah milih bis) tapi dengan kereta lo bisa sampe ke jantungnya Yogya. Sangat menguntungkan. Harga tiketnya Rp 20.000 saja dan jadwal kedatangan dan keberangkatannya aku drop juga di sini ya bunda, supaya blog-ku ada faedahnya sedikit dan informatif, serta lebih dari sekedar misuh dan menye.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://dpmpt.kulonprogokab.go.id/files/news/normal/54b252f28155356298ea6c3a282b33e3.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="570" height="800" src="https://dpmpt.kulonprogokab.go.id/files/news/normal/54b252f28155356298ea6c3a282b33e3.jpeg" width="570" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Diambil dari <a href="https://dpmpt.kulonprogokab.go.id/detil/1319/jadwal-kereta-api-bandara-yogyakarta-international-airport-yia" target="_blank">website DPMPTSP Kulon Progo</a></span></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Singkat cerita, gue naik ke kereta dengan aman sentausa, bengong dengerin lagu sambil liat pemandangan di samping rel. Pemandangan <i>mostly</i> persawahan Kulon Progo, jalan-jalan keci pedesaan, hati tentram banget liatnya. Sedikit gerimis, tapi gue harap trip kali ini tidak dipenuhi badai seperti trip Oktober kemarin. Gue sampai ke Stasiun Tugu dalam hitungan 40 menit kurang lebih dan naik ojek online dari depan Stasiun Tugu. Sedikit curi-curi pandang ke peron KRL Yogya-Solo dan wondering apakah untuk naik kereta itu harus pakai KTP, karena rencana KTP gue mau gue barter dengan motor, seperti biasa. Sekilas tanya sama petugas, kalau naik KRL Solo-Yogya gak perlu pake KTP, cukup pakai kartu tap tapi bukan e-money alias kartu tap model commuterline Jakarta zaman dulu yang kudunya beli di loket. Gak papa, <i>we progress at a very satisfying rate, actually – progress is progress</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><span>--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span>-----------------------------</span><span style="text-align: left;">---------------</span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><br /></span></div><div><span style="text-align: justify;"><b>Chendela dan Sapulu Coffee</b></span></div><div><span style="text-align: justify;"><b><br /></b></span></div><div style="text-align: left;"><span style="text-align: justify;">Sejak bergaul dengan orang-orang yang menggunakan Airbnb untuk nginep-nginep (gak sih, sebenernya gue bergaul sama mereka udah dari SMP tapi sekarang mereka jadi duta Airbnb atau gimana, gue gak ngerti), Airbnb menjadi pilihan pertama gue untuk mencari penginapan karena selain bisa merasakan harga yang kadang lebih murah (tergantung season dan availabilitas kamar juga), gue merasa menggunakan Airbnb terasa eksklusif dan intimate untuk pengalaman bonding dengan si empunya homestay karena 1) Kadang unit yang disewakan merupakan properti personal seseorang, dikelola mandiri, 2) Si empunya properti juga tinggal di situ, 3) Unit yang disewakan jumlahnya terbatas, bahkan mungkin bisa cuma 1 unit.</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: left;"><span style="text-align: justify;">Gue selalu mencari penginapan di area Kraton karena 1) Nyaman untuk jalan-jalan, 2) Tenang, 3) Gampang kemana-mana, 4) Gue suka rumah tua. Tempo hari gue waktu Oktober gue nginep di daerah Prawirotaman yang memang banyak makanan sih tapi gue rasa tidak begitu nyaman untuk jalan kaki dan agak jauh untuk ke pusat kota. Gue nginep semalem di daerah Prawirotaman, Hotel Adhisthana (<i>can't lie tho the hotel was awesome and pleasant</i>! Sebenernya suka banget bobo di sana), kemudian karena lagi <i>peak season</i> dan gue cuma dapet semalem, besokannya gue pindah ke sebuah homestay di Kraton. Modelnya ada yang model dorm dan kamar sendiri-sendiri, gue pilih kamar yang sendiri tapi shared bedroom. Kesan: Sangat nyaman, walaupun kamarnya sederhana tapi interiornya kekinian, sejuk (karena ventilasi dan di dalem kamar dikasih AC dan kipas angin juga), ada 2 common rooms tempat baca buku dan kumpul, tempat duduk di resepsionis juga nyaman, hijau dan unik (plus ada kucing). Ramah tamah dan kebaikannya luar biasa, gue pagi-pagi udah berangkat untuk sepedaan di Nanggulan, pas balik homestay langsung diingetin buat makan, plus gue boleh nitip koper gue sampai keberangkatan sore/malam balik ke Jakarta supaya gue setelah checkout bisa melancong dulu tanpa bawa koper dulu. Untuk yang baca blog gue dan barangkali tertarik, namanya Snooze Hostel. Gue nginep di sini bulan Oktober; tempatnya di Kraton, Jl. Mangunnegaran Kulon, di belakang sentra gudeg Wijilan.</span></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjizsSSRH4NdCnpr0gqiHxHDg8cNeje4u_sBgwan_SMJihhQM4mdTNdYX0diuDbBJ41lANMrIBBschk7B4QlFYSmKDnnZ_ZTCHiTPk81pM9-xOvBJRcsHUddfkUgmLA7qbkMlsXfIaQnT7ZBYBNE-U1x8jPIdxzt2lxe3UvhF1JuElCIwbV9tflsuO5/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2003.07.51.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjizsSSRH4NdCnpr0gqiHxHDg8cNeje4u_sBgwan_SMJihhQM4mdTNdYX0diuDbBJ41lANMrIBBschk7B4QlFYSmKDnnZ_ZTCHiTPk81pM9-xOvBJRcsHUddfkUgmLA7qbkMlsXfIaQnT7ZBYBNE-U1x8jPIdxzt2lxe3UvhF1JuElCIwbV9tflsuO5/w300-h400/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2003.07.51.jpeg" width="300" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjymy4w8pHm4YmNB2HgNtD0cVhji3b1zZGGoEMQpgMlrj1s0u6SXqI_NLXioDNZw6QKZr_m2ZBlQMaclNxoABv_0AEBCKKhK1Ivwt_WuEW2DAwGyoyOX9cEjVUY9TsOZk95cfF6wSusL66f2KUdXdkXlN5V4EhJQlrKUfgmV9u3DuMuYxM8yfDAj7cO/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2003.07.51%20(1).jpeg" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjymy4w8pHm4YmNB2HgNtD0cVhji3b1zZGGoEMQpgMlrj1s0u6SXqI_NLXioDNZw6QKZr_m2ZBlQMaclNxoABv_0AEBCKKhK1Ivwt_WuEW2DAwGyoyOX9cEjVUY9TsOZk95cfF6wSusL66f2KUdXdkXlN5V4EhJQlrKUfgmV9u3DuMuYxM8yfDAj7cO/w300-h400/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2003.07.51%20(1).jpeg" width="300" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV4yz8wQ-7bGAV7-SnXoXmu2q3Fc17W-8ENh0_CnTioKTDUntiLF-yMg8I6OjYLMBv8Jq6NHto0l3_WLuQoe_QUBQABKvRwUsoUHwzYKKkyD8LQmQSjL3ZmWaFAhgkt-LcRbCscRVZK5YjN3aD1h09XHjuhIMC8MxEJT_qcY36L6meZWDz2XjbfhUG/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.15.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV4yz8wQ-7bGAV7-SnXoXmu2q3Fc17W-8ENh0_CnTioKTDUntiLF-yMg8I6OjYLMBv8Jq6NHto0l3_WLuQoe_QUBQABKvRwUsoUHwzYKKkyD8LQmQSjL3ZmWaFAhgkt-LcRbCscRVZK5YjN3aD1h09XHjuhIMC8MxEJT_qcY36L6meZWDz2XjbfhUG/w300-h400/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.15.jpeg" width="300" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw2y48m7qbZ2ZQZ8RXxV_ExavxZvWdK-IHabF7PAq1xNqmqSqRevdHPymfxtOim_V6VNErfmEAvqqTpaghxetqG-i9L78C0h1CjTDuDqlk4qv00cbxGZbwnY4wvytTRUmWaJewpQRJZtj01fTnHRStlPrHcuddveF3rkOVuLed3k3j-nn2ufNn5uAp/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2003.07.49.jpeg" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1068" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw2y48m7qbZ2ZQZ8RXxV_ExavxZvWdK-IHabF7PAq1xNqmqSqRevdHPymfxtOim_V6VNErfmEAvqqTpaghxetqG-i9L78C0h1CjTDuDqlk4qv00cbxGZbwnY4wvytTRUmWaJewpQRJZtj01fTnHRStlPrHcuddveF3rkOVuLed3k3j-nn2ufNn5uAp/w302-h400/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2003.07.49.jpeg" width="302" /></a></div><div><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><div><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><div><span style="text-align: justify;">Oke, balik lagi ke perjalanan Desember, gue memutuskan menyewa unit Chendela di Airbnb selama kurang lebih 4 malam karena 1) Lokasinya di Kraton, 2) Kamarnya lucu banget, 3) Rumah tua (required), 4) Di depannya ada kafe. Gue sampai di Chendela siang menjelang sore dan langsung disambut yang punya homestay (pasangan fotografer yang memang sudah lama resides di Yogya), ngobrol, dan juga diurusin sama yang ngurus homestay. Di homestay-nya ada kucing (poin plus banget buat gue) dan ada kafe yang gak gitu besar, tapi agak Bali style. Sore itu kafe belum terlalu rame. Tamu homestay saat itu cuma gue dan sepasang bule yang </span><i style="text-align: justify;">sadly</i><span style="text-align: justify;"> sedang rehat </span><i style="text-align: justify;">traveling</i><span style="text-align: justify;"> post kecelakaan motor. Untuk kamar bisa dilihat sendiri ya, lucu banget beneran, kalo ada budget gue pengen banget renov kamar jadi kayak gini tapi karena gue orangnya berantakan jadi gak guna juga, mungkin akan </span><i style="text-align: justify;">end up</i><span style="text-align: justify;"> barang gue berserakan dimana-mana.</span></div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBPr2s5aoE4EM1Wtrp62n270ZBY1rJPuN6aFre5B-DmmdtrQlkBYN64_0dtCQqm3K1y5q5Y83LTf2F8UZuewM_eccHNzpZ3qkwU4IjzmtyB1V745dceDO8F14CK8DI-WZsQGCUQR2zekCIOLyiGRoNX_4KuG--dDdfFSRd2Oe_ggDukBmNzdvYKm5i/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.11.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBPr2s5aoE4EM1Wtrp62n270ZBY1rJPuN6aFre5B-DmmdtrQlkBYN64_0dtCQqm3K1y5q5Y83LTf2F8UZuewM_eccHNzpZ3qkwU4IjzmtyB1V745dceDO8F14CK8DI-WZsQGCUQR2zekCIOLyiGRoNX_4KuG--dDdfFSRd2Oe_ggDukBmNzdvYKm5i/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.11.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: left;"><i style="text-align: justify;">I think I only talk about the pros of staying in </i><span style="text-align: justify;">Kraton, cons-nya mungkin adalah sulit kalo mobilitas lo bawa mobil. Lahan parkir terbatas dan harus parkir di bahu jalan. Gue gak tau kebijakannya gimana kalo lo sewa mobil terus mau parkir di depan homestay lo di Kraton, tapi kalo bawa motor so far aman. Rata-rata homestay bisa </span><i style="text-align: justify;">afford</i><span style="text-align: justify;"> parkir motor dan di Chendela parkiran motor memang terbuka tapi setiap malam ada yang jagain. Bahkan gue sering banget kelupaan gak ngangkut helm ke kamar dan disimpenin sama yang jaga. Gue dengan jam pergi gue yang aneh banget selama 4-5 hari di Yogya jadi ledekan sama si keeper homestaynya katanya "Saya baru kali ini nemu tamu pergi jam 4-5 pagi buat beli tahu Walik terus motret subuh di Malioboro", ya emang gue se-</span><i style="text-align: justify;">random</i><span style="text-align: justify;"> itu! Nanti jam 7-an gue balik ke homestay, mandi, </span><i style="text-align: justify;">breakfast</i><span style="text-align: justify;">, tidur sebentar, terus pergi lagi. Jam 8-9 malam pasti udah di homestay lagi dan udah mau bobo. Selama di Yogya belum berani yang keluar malem banget karena takut klitih. Oh ya berikut gue kasih juga foto </span><i style="text-align: justify;">typical breakfast </i><span style="text-align: justify;">gue selama di Chendela. Tehnya enak.</span></div><div><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3KnB4F-XumLidhsSjWpZjRQQvtE1BQUjTnQIDFagT2oV4uQ17qYJ7pS6Egg1ORbTRj8AXcJkPB32dvvfhv7forE8v2vRhvvIBoKwtsS_I_857xXw4r5YsI7BRMlhMo-2Jcc46MePFCMZAT2DakhhH3upZsyai-0O6ggqJzToCd1xxS06rdZP47y15/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.21.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3KnB4F-XumLidhsSjWpZjRQQvtE1BQUjTnQIDFagT2oV4uQ17qYJ7pS6Egg1ORbTRj8AXcJkPB32dvvfhv7forE8v2vRhvvIBoKwtsS_I_857xXw4r5YsI7BRMlhMo-2Jcc46MePFCMZAT2DakhhH3upZsyai-0O6ggqJzToCd1xxS06rdZP47y15/w300-h400/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.21.jpeg" width="300" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRnmLI0kKL6Dnam4pl2G8i8Or-V9OIwSFrt2BlSykpOP0Bx1H5icupj0F0wIDHBPeYua0F7CFtkcsY93LMoDJi7HI9kGv6TiGn0G5Ypc2YI7xQLnL08d5eouP1MsEADh1cfhk2-tuYZIImAI8uyUyndsJF3qZgN90IHjwd0L4ODNUVCREnroJ-tA1-/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.26.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRnmLI0kKL6Dnam4pl2G8i8Or-V9OIwSFrt2BlSykpOP0Bx1H5icupj0F0wIDHBPeYua0F7CFtkcsY93LMoDJi7HI9kGv6TiGn0G5Ypc2YI7xQLnL08d5eouP1MsEADh1cfhk2-tuYZIImAI8uyUyndsJF3qZgN90IHjwd0L4ODNUVCREnroJ-tA1-/w300-h400/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.26.jpeg" width="300" /></a></div><br /><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><b>Kafe dengan kearifan lokal</b></div><div style="text-align: justify;">Landing di Yogya, gue langsung ke homestay, ke rental motor, terus keliling cari kafe karena masih ada kerjaan. Seperti yang sering diomongin di Twitter, kafe di Yogya tuh banyaaaaaak banget alias pin lokasi di Google tuh penuh sama kafe. Karena gue di Yogya, gue pikir gue gak mau ke kafe yang biasa, it was either gue di kafe yang lokasinya di rumah tua (doain gue bisa punya rumah tua deh soalnya rumah tua is definitely my fetish) atau tempatnya etnik. Akhirnya gue search di Google dan ketemu kafe di pedaleman gang gitu, di dalem kompleks pendopo. Nama kafenya <i>de Ngokow Coffee Roastery and Tea Club</i> di Pendopo Ndalem Pujokusuman. Selain kafenya ada di rumah tua dan penuh perabot tua, di depan kafenya ada pendopo dengan banyak gamelan dan sanggar tari, pas itu kebeneran banget perempuan-perempuan segala usia lagi latihan tari. Gue ambil tempat yang pemandangannya langsung ke arah latihan tari, jadi bonus banget sambil buka laptop, sambil liat orang nari, dan dari kafe sama sekali gak ada musik karena sanggar tari lagi mainin musik gamelan. Menurut gue, <i>gamelan is very relaxing and awesome</i>, kecuali lo dengernya pas lo di tengah hutan apalagi pas naik gunung...</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcWCdAMK1BcLMgT-ZFjnFVdYJqE5acSXEpI00b0N7R__phpj1HIEKXDxo3gIjtTyhx0yaSzsVwlgg4Az_Eekk7P2vzE3B52oCRpbvESLm1Iuw_REkHsfaQcjaYsEO1QcrytYHDRwQj_NArYfxgIcxvdo1S_-Cr7b3qIfjl0y4Ym9YTLtPNqP9v30sG/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.38.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcWCdAMK1BcLMgT-ZFjnFVdYJqE5acSXEpI00b0N7R__phpj1HIEKXDxo3gIjtTyhx0yaSzsVwlgg4Az_Eekk7P2vzE3B52oCRpbvESLm1Iuw_REkHsfaQcjaYsEO1QcrytYHDRwQj_NArYfxgIcxvdo1S_-Cr7b3qIfjl0y4Ym9YTLtPNqP9v30sG/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.38.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRf1MYi7eZnkD14aDbX-HxabWPiPHtgf0FLdOLOaIA0kQwOW6ack6-GbHsZ-WChgw6a5U3hv6-ySMfqRZj9Ije1II7mr6-p5aWnHCelESmjqfTYFIiA4ixoW1QWRYoD_MrX4u0G0eg32qOTuOOdP7ryRnflxQ4K_DyQbgF2zX2MUG6eF9sFSbEw94X/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.03.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRf1MYi7eZnkD14aDbX-HxabWPiPHtgf0FLdOLOaIA0kQwOW6ack6-GbHsZ-WChgw6a5U3hv6-ySMfqRZj9Ije1II7mr6-p5aWnHCelESmjqfTYFIiA4ixoW1QWRYoD_MrX4u0G0eg32qOTuOOdP7ryRnflxQ4K_DyQbgF2zX2MUG6eF9sFSbEw94X/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.03.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiBl952KajbziViphC47G7FUwGnLWi29sk0deCgWx0VPm0X4zlS1ooiwa_MCn94y3QNBAVeV2A3auZG5TUcPm7sXACKGLQexzxSNm1Y4Lq3JEbr1U8eiam8zX0-nT68ppkYQdJ9YU-9IpcEgPFsRjDYU8VkEUYWmBcZrkegowEsG63Qpv4QxvEbMGo/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.04.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiBl952KajbziViphC47G7FUwGnLWi29sk0deCgWx0VPm0X4zlS1ooiwa_MCn94y3QNBAVeV2A3auZG5TUcPm7sXACKGLQexzxSNm1Y4Lq3JEbr1U8eiam8zX0-nT68ppkYQdJ9YU-9IpcEgPFsRjDYU8VkEUYWmBcZrkegowEsG63Qpv4QxvEbMGo/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.04.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jujur ini pengalaman baru di Yogya dan gue sebelumnya tidak pernah menyangka akan rilek maksimal memilih kafe yang etnik di Yogya. <i>Definitely will come back for this kind of moment in the future</i>.</div><div style="text-align: justify;">Pulangnya, gue laper dan pengen makan tempe mendoan, akhirnya gue cari tempe mendoan sampe perbatasan Bantul (!!!), abangnya jualan di pinggir jalan tapi rame banget dan jam setengah 8 malem udah mau <i>sold out – </i>ya emang saya orangnya se-<i>random</i> itu aja sih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kafe di tengah hutan</b></div><div style="text-align: justify;">Hari kedua di Yogya, rencananya adalah menelusuri Bantul karena kunjungan ke Yogya kali ini pengen panas-panasan aja sih sebenernya setelah Oktober kemarin lebih banyak ke gunung dan hujan-hujanan pula. Sebelum ke Bantul, gue tanya dulu rekomendasi baiknya makan/minum di mana di Yogya sama temen gue, Nuy. Nuy adalah orang Tangerang yang separuh napasnya ketinggalan di Yogya bersama dengan kenangannya masa kuliah. Nuy juga seorang jiwa yang artistik dan suka bikin kerajinan kulit, foto prewed, serta strolling hunting foto. Kalau mau tau profilnya Nuy, bisa klik di <a href="http://instagram.com/nuyree" target="_blank">sini</a> ya, orangnya baik banget dan salah satu temen multitalenta yang udah bisa bikin produk kerajinan kulit, bisa motret mulai dari wisuda, <i>prewedding</i>, sampe foto produk. Salah satu tempat ngopi yang direkomen Nuy sebenernya jauh sebelum gue berangkat ke Yogya adalah Kopi Tempuran. "Tapi emang rada ngumpet gitu, agak di hutan-hutan, cuma bagus deh mepet kali," begitu kata Nuy waktu kita lagi ngopi di suatu coffeeshop di Tangerang Kota habis hunting foto di Pecinan Tangerang. Sambil nunggu sore dan suasana sejuk buat memantai, akhirnya gue memutuskan untuk ke kopi Tempuran dulu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kopi Tempuran gak gitu jauh dari pusat kota, gak jauh dari ringroad sih sebenernya (gak tau deh ringroad yang mana, tapi gue tau sih kalo itu adalah <i>ringroad</i>), tapi emang lokasinya agak blusuk. Harus ngelewatin hutan bambu dulu lurus terus dengan jalanan yang agak bopak sampe akhirnya ketemu deh bangunan bentuk segitiga berkaca besar. Kafe ini terletak di riverside alias pemandangan outdoor langsung menghadap sungai dan berhubung sore itu cerah dan tempat duduknya sejuk karena banyaknya pohon, gue memilih kursi outdoor yang langsung menghadap sungai. Ada sih kursi indoor tapi gak banyak, lebih banyak outdoor. Untuk menu, gue gak pesen <i>signature</i>-nya; cukup minuman awam sejuta orang kalo mau bingung minum apa yang <i>non-coffee</i> alias <i>green tea latte</i>, gue juga gak pesen makanan karena menimbang bakal perjalanan jauh ke Bantul pantai, takutnya nanti pengen buang hajat di jalan <i>– </i>maaf ya gue gak bisa kasih banyak review makanan, tapi kalo soal suasana outdoor, emang juara sih, bisa planga-plongo di pinggir kali, di bawah teduhnya pohon, sambil main kucing (kucing di sini banyak banget dan udah di steril rata-rata <i>– </i>bisa gak sih gue bersikap objektif menilai tempat yang ada kucingnya???). Cocok lah kalo lagi pengen ke tengah hutan tapi gak gitu jauh-jauh banget dari kota, asal ke sininya mungkin siang jelang sore atau sore, karena kalo malem ya serem bos jalannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI0MM-W_hgkC7kfFHSURL0YtfPSbNFs1vkX1xaBcAMHcymsXKwLDeuV5G5e1oz3j_2ZL-N_qH9BwiB1g4ZHPzWVqhiypBPUAHasShkQCLwNBmkP6WKJ3rfXmtwv4b_ZrAR-t8hP_OWk-Rt1q4xwJin5RuEztU6vg5IvD7yIbQVVjGfQYXKbgQHEMCn/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.20.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI0MM-W_hgkC7kfFHSURL0YtfPSbNFs1vkX1xaBcAMHcymsXKwLDeuV5G5e1oz3j_2ZL-N_qH9BwiB1g4ZHPzWVqhiypBPUAHasShkQCLwNBmkP6WKJ3rfXmtwv4b_ZrAR-t8hP_OWk-Rt1q4xwJin5RuEztU6vg5IvD7yIbQVVjGfQYXKbgQHEMCn/w300-h400/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.20.jpeg" width="300" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEpASY4EQeI2SgPQTU9g3OjCSkcM85l_7sGQSIAdXa_j5_VZVx0nqvemwg1mQNxuMThwrpXR1LEpxiAuxLjc9gYyok9yn2ev7FjXS_YhgQ9KtShdRaW6C03LH6zXagsLF6WK13gLg2NdmL9HO8gmMe2W_0Za2BWW_Is1pVJlmtyFioObyVECVja0nT/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.19%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEpASY4EQeI2SgPQTU9g3OjCSkcM85l_7sGQSIAdXa_j5_VZVx0nqvemwg1mQNxuMThwrpXR1LEpxiAuxLjc9gYyok9yn2ev7FjXS_YhgQ9KtShdRaW6C03LH6zXagsLF6WK13gLg2NdmL9HO8gmMe2W_0Za2BWW_Is1pVJlmtyFioObyVECVja0nT/w300-h400/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.19%20(1).jpeg" width="300" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIJHB07-KlfTpXeCEcooQXa6R3ipHI6MXv8VhpvB6qT2G0LOENfxWEuEN2AWcZ2Rpp_nrMRBjdW-cSrHHbL-F-KTTUGBM_uKfnJ51879z85082_7d_huzKjyBI4FPUvtUeIGpaixZYBImE8WAXIIabv_eBGgPKyTTQcmCdejbUm58CYYGF2yuRAI-D/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.19.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIJHB07-KlfTpXeCEcooQXa6R3ipHI6MXv8VhpvB6qT2G0LOENfxWEuEN2AWcZ2Rpp_nrMRBjdW-cSrHHbL-F-KTTUGBM_uKfnJ51879z85082_7d_huzKjyBI4FPUvtUeIGpaixZYBImE8WAXIIabv_eBGgPKyTTQcmCdejbUm58CYYGF2yuRAI-D/w300-h400/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.19.jpeg" width="300" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwndiXrDNYvValoJBd6EGsAFTRC4Y1JOrTFjb2hFUvMB8KeroZ_5UXXd9jGx-bD4NDDZUQLiw5h_ZN02Qrh1ARppxX0fXP6C2BgQ4SiZvos7Ub2vdG5xfqA8d2FdGrUTNSzmbvdjjYW4YZeT_XPlyM5i6MSRMO5TvfO6NuaUZXEcVPOoASuZzTclsR/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.20%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwndiXrDNYvValoJBd6EGsAFTRC4Y1JOrTFjb2hFUvMB8KeroZ_5UXXd9jGx-bD4NDDZUQLiw5h_ZN02Qrh1ARppxX0fXP6C2BgQ4SiZvos7Ub2vdG5xfqA8d2FdGrUTNSzmbvdjjYW4YZeT_XPlyM5i6MSRMO5TvfO6NuaUZXEcVPOoASuZzTclsR/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.20%20(1).jpeg" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Bantul's Beaches! Goa Cemara dan Pandansari</b></div><div style="text-align: justify;">Setelah kenyang dengan green tea latte, gue meregangkan otot, peretekin leher, tangan, dan jari tangan untuk long riding ke pantai-pantai Bantul. Gue start jalan dari Kopi Tempuran jam setengah 4 sore. Perjalanan ke Bantul panjang melewati jalan yang lurusssssssss terussssss saja sampai ngantuk dan jengah, oleh karena itu gue berhenti di beberapa tempat sembari foto-foto menggunakan kamera analog yang kubawa pada saat itu: Kodak I60. Yuhu, gue udah terjun ke analog beberapa bulan terakhir, masih sangat jauh dari kata berbakat, hasil foto gue jelek dan sering blank/kebakar/underexposed berat tapi ke sanalah uangku berlari belakangan ini. Mungkin <i>next time</i> gue bakal cerita kenapa gue memutuskan bermain analog (yang sangat menghabiskan uangku tapi aku ketagihan).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gue mulai mencium aroma laut sekitar jam 5 kurang, saat mulai masuk ke jalanan Bantul yang lurus dan sepi. Sekilas, jadi inget pembicaraan terakhir sama Nuy, kalo sekarang ada tur sepeda di Bantul, terus jadi mikir dengan kondisi jalanan Bantul <i>weekdays</i> yang sepi, lurus, dan bagus ini nampaknya sangat <i>worth</i> untuk bersepeda di Bantul suatu saat nanti. Nuy merekomendasikan pantai Goa Cemara sebagai pantai yang sepi dan bagus buat planga-plongo daripada ke Parangtritis atau ke Gunung Kidul (asli gue pengen banget ke Gunung Kidul tapi rasanya mustahil deh pada solo trip ini). Kayaknya emang tujuan tur gue bulan Desember ini adalah planga-plongo maksimal dan get lost in the moment deh. Pantai Goa Cemara sendiri adalah sebuah pantai yang dipenuhi banyak pohon cemara udang yang saling berdekatan, membentuk atap, jadi seperti goa <i>(or at least that's what I read from internet, thank you Google</i>). Pasirnya putih, cukup bersih, tidak hitam seperti Parangtritis. Gue duduk dan memotret sambil denger lagu di pinggir pantai, selfie, dan memperhatikan orang sekitar yang tidak terlalu ramai. Karena gue kesusahan hidupnya selfie-selfie sendiri, akhirnya segerombol mahasiswi nawarin untuk bantu motretin gue dan akhirnya kenalan. Mereka mahasiswi fakultas kedokteran hewan UGM yang kelasnya lagi cancel terus karena gabut, mereka iring-iringan naik motor ke pantai. Gue pikir mungkin akan menyenangkan sekali kuliah di daerah yang banyak wisata alamnya, mungkin kalo <i>dulu</i> gue kuliah di Yogya, tiap ada kelas cancel atau tiap males kuliah gue mungkin udah kesana-kemari menelusuri Yogya dan sekitarnya. Tidak menutup kemungkinan gue akan ke Solo setiap minggu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia7xmt0DfWIljU5UCWv8DISSv0py5GfDvbdaf1H9wy2dMJj5Sn7kDbLf9OaiG0KvNewaCmu15PdZv-lRj1GVKF4D1xgGW3hd_tJ1fvSPKqcS3UKolWGl3gkAqy_d6a-zzXW4jnWFsnn9LzbIIal3trjufSNbky9YB0pYZjkzQF0IYPXqIvvSlNPWQS/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.37.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia7xmt0DfWIljU5UCWv8DISSv0py5GfDvbdaf1H9wy2dMJj5Sn7kDbLf9OaiG0KvNewaCmu15PdZv-lRj1GVKF4D1xgGW3hd_tJ1fvSPKqcS3UKolWGl3gkAqy_d6a-zzXW4jnWFsnn9LzbIIal3trjufSNbky9YB0pYZjkzQF0IYPXqIvvSlNPWQS/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.37.jpeg" width="480" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6KLI-yaxqsv4ciYiObi5vnOMRzov783Y0IT3C335jI5ZCYAp3rUkI8MxCi8EApOFjvpmXnIKrk5Z_uhSScxZD6RO3kpEV4k9yKXWkUWq7itxyOk3E4F9dofavsPBxKTg9flMzsYE8q_rzK9QbkohO8NqkWu_XffPjyn_mHVhg9V4hhxxpPLjTQWdV/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.16.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6KLI-yaxqsv4ciYiObi5vnOMRzov783Y0IT3C335jI5ZCYAp3rUkI8MxCi8EApOFjvpmXnIKrk5Z_uhSScxZD6RO3kpEV4k9yKXWkUWq7itxyOk3E4F9dofavsPBxKTg9flMzsYE8q_rzK9QbkohO8NqkWu_XffPjyn_mHVhg9V4hhxxpPLjTQWdV/w640-h480/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.16.jpeg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBaViHGl5fO9ck8r--UOc4Z1SF54qcNZtOU61EoUJEr18M7RDjiVnaMqc2vUL0x2r-FWnT_S1oQEXckEs6QVoQqDL1zMk69zv6QkHLbHYPETJe-FsNvoh5NnsOYdFr0l4CzHfPBL51XzcI_lV-1a_w9zdhOStc0xSYXH9mQ5Ehqsr8WBHFDkscLHIa/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.17.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1198" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBaViHGl5fO9ck8r--UOc4Z1SF54qcNZtOU61EoUJEr18M7RDjiVnaMqc2vUL0x2r-FWnT_S1oQEXckEs6QVoQqDL1zMk69zv6QkHLbHYPETJe-FsNvoh5NnsOYdFr0l4CzHfPBL51XzcI_lV-1a_w9zdhOStc0xSYXH9mQ5Ehqsr8WBHFDkscLHIa/w640-h480/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.17.jpeg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Senja makin tenggelam, gue diajak segerombol mahasiswi ini untuk ke pantai sebelah Goa Cemara, namanya Pantai Pandansari. "Mbak, kita ke pantai sebelah yuk, lihat dan naik mercusuar," kata Yasmin, salah seorang mahasiswi yang menginisiasi kenalan hari itu. Gue dengan senang hati mengikuti ketika diajak. Sayang seribu sayang, ternyata mercusuar Sambas itu gak bisa dinaiki lagi. "Yah Mbak, dulu mantanku pernah update foto dari atas sana lho padahal," kata Yasmin. Dalam hati gue bilang memang harusnya mantan itu gak perlu jadi referensi hehe. Akhirnya gue bersama keempat mahasiswi FKH itu planga-plongo dan ngobrol aja di tepi pantai Pandansari, ngomongin adulting dan gimana rasanya kerja. "Aku gak sabar mau kerja biar kayak Mbaknya bisa pergi kemana-mana kayak <i>girlboss</i>", kata mereka. "Ya, tapi jadi dewasa tuh sepi ya, sekarang aku mau ajak temenku pergi tapi cutinya gak bisa samaan, kalo nunggu-nunggu terus gak akan jadi, makanya aku pergi sendiri. Pada akhirnya, ketika punya uang dan punya waktu, kita mungkin gak punya temen buat berbagi," kata gue asal (gak tau sih sebenernya asal atau beneran dari hati,<i> I felt so genuine telling them that</i>).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMyEOokh3UW7YRMbmBVd85srgJTrxPgCb-EPzDp3odFAaY_D8NuMHMs-pDZpNfH70dmjFFOgDDc70fOAh0r8Xhl2OWzdAAU_WkLlDOBYtQMQcqKO8XdPwT3cvOW539dUJ_9EY1MZ-hTacdvH_rrjdiHRNglplT17Tx94ODbOJtI_eaPSRK7u-FDYpR/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.35.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMyEOokh3UW7YRMbmBVd85srgJTrxPgCb-EPzDp3odFAaY_D8NuMHMs-pDZpNfH70dmjFFOgDDc70fOAh0r8Xhl2OWzdAAU_WkLlDOBYtQMQcqKO8XdPwT3cvOW539dUJ_9EY1MZ-hTacdvH_rrjdiHRNglplT17Tx94ODbOJtI_eaPSRK7u-FDYpR/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.35.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrYGjfXf1d0cR1lvcs7I-9k7E07xwSjFYFwzOZ009NfvlJaOYgeUvvjfSrVOkNXUjlgyi8WNj3BMmpCwlJ-9z2sw7-4CksoW6ONH7v7wM-_fDTEl_vCetghXxrOSvY6REtZLYyUEMTosvPQMwIeAmXjL2bdiVTOoJ4JJPx28GEuRiH0KzRSc3jMV-q/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.24.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrYGjfXf1d0cR1lvcs7I-9k7E07xwSjFYFwzOZ009NfvlJaOYgeUvvjfSrVOkNXUjlgyi8WNj3BMmpCwlJ-9z2sw7-4CksoW6ONH7v7wM-_fDTEl_vCetghXxrOSvY6REtZLYyUEMTosvPQMwIeAmXjL2bdiVTOoJ4JJPx28GEuRiH0KzRSc3jMV-q/w640-h480/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.24.jpeg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Intinya, hari itu cuaca cerah, gue banyak berfoto dengan menggunakan kamera dan analog, selfie gue bagus-bagus, gue planga-plongo denger musik di pinggir pantai, gue kenalan dan ngobrol sama orang, pulangnya dapet temen, mana hasil foto yang difotoin mereka juga bagus-bagus <i>– </i>wah gue merasa komplit sekali, hati gue beneran sejuk.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Bakmi Jawa Mbah Gito</b></div><div style="text-align: justify;">Pulang dari memantai di Bantul, gue laper banget. Tapi namanya juga gue, selalu tiba-tiba punya keinginan kuat, impuls meledak, yang harus diwujudkan <i>– </i>nyaris mirip orang ngidam. Malam itu, gue pengen makan bakmi Jawa. Sebenernya gue punya preferensi Bakmi Jawa sejak Oktober kemarin, yaitu Bakmi Jawa Gunung Kidul yang jualan di pinggir jalan Sultan Agung deket Pizza Hut, tapi karena gue sudah mendengar Bakmi Jawa Mbah Gito yang mahsyur namanya, jadilah gue berpikir untuk nyoba.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agak jauh sih dari Bantul ke Mbah Gito, tapi nggak papa, gue kan impulsif orangnya. Gue sampe Mbah Gito kira-kira jam setengah 8 malam dan karena sendirian, bisa langsung masuk walaupun agak nyampur duduknya sama orang lain. Tempatnya agak unik ya, gubukan, banyak wayang, dengan nuansa kayu. Secara personal gue selalu suka dengan tempat yang punya <i>ethnic vibe</i>. Di Mbah Gito gue pesan sepiring Bakmi Jawa Rebus (<i>personal favorite</i>) dan tentu saja teh poci dalam ketel tanah liat pake gula batu. Beuh, wajib kudu harus mesti kalo ke Yogya makan bakmi-bakmian minumnya teh poci pake ketel tanah liat dan gula batu <i>– </i>kurang afdol rasanya kalo gak minum pake itu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzydxfNxfGPWmEctOFpUfszXWnXq62KsehfQBDtyorVbdCRbmumShjzLM5UuUMRwfwye8T6RXeS2naZoyxVLIhxxF8htf8cZv3H8Ef43BO3udC5ZbeIvvD-XVwGMbRmmXJieTB9ZW7jDrvvD_GYZN9YmJAKt18zZ7zxCgnInQMwcKZsl0cBfDhg7zA/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.36%20(2).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzydxfNxfGPWmEctOFpUfszXWnXq62KsehfQBDtyorVbdCRbmumShjzLM5UuUMRwfwye8T6RXeS2naZoyxVLIhxxF8htf8cZv3H8Ef43BO3udC5ZbeIvvD-XVwGMbRmmXJieTB9ZW7jDrvvD_GYZN9YmJAKt18zZ7zxCgnInQMwcKZsl0cBfDhg7zA/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.36%20(2).jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZnCae-91P_q-HNA_IZ_v2_QsjNTZ6yHZCQwsYxPm9HIpvRe8z3yDRTxzYYMncGzeV6FC6uVXuUsUqgiEjkuGUI5JfzrhHiCuX5gFIdq9xzJdkAe7dTj9_u1aI0ZJRXszDv2-ej278_NsfDlLxwz_JwXs2Va7kw9yokEL6kSGw5mLDFwEm61l3tOok/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.08.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZnCae-91P_q-HNA_IZ_v2_QsjNTZ6yHZCQwsYxPm9HIpvRe8z3yDRTxzYYMncGzeV6FC6uVXuUsUqgiEjkuGUI5JfzrhHiCuX5gFIdq9xzJdkAe7dTj9_u1aI0ZJRXszDv2-ej278_NsfDlLxwz_JwXs2Va7kw9yokEL6kSGw5mLDFwEm61l3tOok/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.08.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><i>Honest review, I don't have Godly tastebuds</i> dan gue gak bisa masak (kalau kredibilitas komentar soal makanan juga tergantung dari kemampuan memasak si pengkritik, berarti gue sangat tidak kredibel sehingga semua komen gue soal rasa makanan invalid), Mbah Gito cukup bisa dinikmati, secara <i>ambience</i> tempatnya-pun menyenangkan, tapi bukan yang sangat wah. <i>But since my tastebuds is very very extraordinary </i>dan faktor yang mempengaruhi makanan bukan cuma perihal rasa, mungkin wajar Mbah Gito punya tempat spesial di hati beberapa atau banyak orang yang membuat kunjungan ke sana menjadi wajib setiap sowan ke Yogya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Soto Bathok Mbah Katro Sambisari</b></div><div style="text-align: justify;">Setelah Bantul Beach Day yang diakhiri makan bakmi Jawa, gue cuma pengen males-malesan rasanya. Akhirnya keesokan harinya gue menghabiskan sepagian cuma ada di Chendela sambil males-malesan, tentu saja masih dengan breakfast yang sederhana tapi menggoda. Mulai agak siangan, gue tanya sama Nuy lagi kira-kira bisa kemana ya hari ini. Nuy kasih ide makan Soto Bathok Mbah Katro di Sambisari terus sorean ke Candi Sambisari, lanjut sunset-an di Tebing Breksi. Wah ide yang sangat bagus untuk aku yang tidak punya ide sama sekali. Kalo dipikir-dipikir, selama di Yogya gue gak pernah begitu eksplor daerah menuju Prambanan sana karena tiap ke Yogya gue cuma pikir <i>it's either mountain or beach</i> (sebenernya gue ke semua tempatpun seperti itu <i>– it's better </i>alam-alam <i>or nothing at all</i>).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gue akhirnya berangkat ke Soto Bathok siang menjelang sore tanpa melihat dan membaca Google review dan pas sampe sana ternyata 5 menit lagi tutup. Soto ini ternyata buka dari pagi (mungkin sekitar jam 6 atau 7 pagi) dan tutup jam 16-an. Gue melas-melas sama abangnya supaya boleh pesen, janji gue gak bakal nyusahin atau bikin telat tutup karena gue makannya cepet. Gue pun menyanggupi makan soto panas-panas dengan cepat. Akhirnya, kemelasan gue membuahkan hasil dan gue jadi customer terakhir di hari itu. Soto Bathok, sesuai namanya, disajikan di dalam batok kelapa yang dibakar bersama sotonya untuk menghangatkan soto. Tipe sotonya bening, dengan <i>condiments</i> berupa tauge, seledri, nasinya dicampur sama soto. Biar afdol, pesen juga menu gorengannya seperti tempe dan sate-satean (sate telur puyuh, usus, ya gitulah biasa). Yang mau gue puji dari tempat ini adalah sambelnya seger dan tempenya <i>in between</i> tipis dan agak tebel tapi garing (dan asin). Wah sebagai si pecinta asin dan tempe yang <i>in between</i> tebel dan tipis, mencampur tempe dengan sambel lalu memasukannya ke mulutku sambil menyeruput kuah soto adalah sebuah <i>movement</i> yang sangat menyentuh hati. Ditambah suasana tempat makan yang dikelilingi sawah ijo, udah ngunyahnya dapet, matanya juga dimanja. Balik lagi, sama seperti belajar harus melibatkan semakin banyak modalitas sensorik, makan juga paling enak kalau 5 semua indra terpuaskan. Buat gue, makanan bisa rasanya so-so atau moderately good tapi jika <i>ambience, scenery,</i> serta <i>mood</i> dan momennya tepat, <i>I would reminisce the food forever</i> ^_^</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp9kxN8C9nf5BzpkjD0d-ssHtvrqezoH2k4cyeOaGqa6ZNa2e7VEVDffXPIubCsndtv3C9PoUcwamm44JPvEqkiCzjRI9CkWO4wh5mcXjbbnfaqPmGHhGrcwlB5iYk5nR6W6WT3AGVknikUVH4V_CZTm7JDa5B-1olGFEv5RYhEdJY-Ku1Bcq4D04E/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.05%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp9kxN8C9nf5BzpkjD0d-ssHtvrqezoH2k4cyeOaGqa6ZNa2e7VEVDffXPIubCsndtv3C9PoUcwamm44JPvEqkiCzjRI9CkWO4wh5mcXjbbnfaqPmGHhGrcwlB5iYk5nR6W6WT3AGVknikUVH4V_CZTm7JDa5B-1olGFEv5RYhEdJY-Ku1Bcq4D04E/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.05%20(1).jpeg" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Wisata Candi-Candian</b></div><div style="text-align: justify;">Berkunjung ke Jawa tidak lengkap kalau belum ke candi, alias candi bener-bener ada dimana-dimana di Jawa. Selama ini gue selalu gemar berwisata candi karena gue suka menebak-nebak apakah candi yang gue lihat adalah, 1) Candi Buddha atau Hindu, 2) Candi yang pernah gue pelajari di pelajaran sejarah waktu SMA (<i>I was quite a history head back then in high school. I loved social subjects </i>kecuali ekonomi. Of kors karena ekonomi melibatkan angka), 3) Kalau ini candi yang pernah gue pelajari, <i>I would love to recall in whose era it was built.</i> Gue suka mengamati relief di dinding candi dan menginterpretasikannya secara bebas (kalo sangat tertarik ya gue <i>search</i>) dan umumnya pemandangan sekitar candi pasti juga bagus. Gue rasa orang dulu sudah tau tempat mana-mana yang <i>scenic</i> untuk bikin tempat peribadatan. Selain itu wisata candi juga murah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gue selalu pengen nonton Sedratari Ramayana di Candi Prambanan tapi di hari yang outdoor, dimana latar belakang panggungnya adalah Candi Prambanan itu sendiri. Selama ini Sedratari Ramayana outdoor show dilakukan di weekend dan umumnya bentrok dengan jadwal gue. Rasa-rasanya Candi Prambanan dan Candi Borobudur gak akan gue kunjungi kali ini. Jadi, gue tanya ke Nuy destinasi wisata yang gue sambangi tipis-tipis, kata Nuy kalo gue keburu makan soto bathok, di deketnya ada Candi Sambisari, Candi yang didirikan lebih rendah dari tanah sekitarnya. Awalnya gak kebayang gimana maksudnya, tapi karena kompleks Candi Sambisari tinggal ngesot dari Soto Bathok, akhirnya gue paham juga maksudnya Nuy; candinya ngebelesek di bawah permukaan tanah seperti gambar ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi19Vk09foltGdV7OJvXiWPUrS9XqSTLailDbEkh6jf56VICo9eVzGha7DRkAoB59KuPR6oRKnN4Vd-kqhMGnXI7daa8BersM9RGUrT7pNFNi5u8Y_Akb9YGVuOWDm9opktgTDFVrHMJwkVFhnEkrhOmykD1IcyitdNnALi8V_v-he67aXhCpnz5u2R/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.14.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi19Vk09foltGdV7OJvXiWPUrS9XqSTLailDbEkh6jf56VICo9eVzGha7DRkAoB59KuPR6oRKnN4Vd-kqhMGnXI7daa8BersM9RGUrT7pNFNi5u8Y_Akb9YGVuOWDm9opktgTDFVrHMJwkVFhnEkrhOmykD1IcyitdNnALi8V_v-he67aXhCpnz5u2R/w640-h480/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.14.jpeg" width="640" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena kompleks percandian sudah mau tutup (gue datang 15 menit sebelum tutup) akhirnya gue cuma sebentar di sana. Last men standing di kompleks candi itu adalah gue dan rombongan ibu-ibu yang masih asik banget selfie dengan berbagai posisi di tangga candi, di sebelah patung, senderan di dinding candi. Gak lama, gue pergi dari sana dan bingung mau kemana. Akhirnya karena tiba-tiba gue pengen menikmati angin sepoi sore karena cuaca sedang indah-indahnya dan pengen sunset-an dari ketinggian (karena kemarin gue ke arah pantai), gue pikir gue mau ke arah Tebing Breksi karena udah kepalang nanggung. Di perjalanan menuju Breksi, gue yang lagi planga-plongo nyetir tiba-tiba melihat candi di pinggir jalan alias Candi Kalasan. Di sini bener-bener meleng dikit langsung liat candi, begitu pikir gue. Akhirnya gue menepi di depan warteg untuk ngeliat Candi Kalasan. Asli, gue rasanya mau ralat pernyataan gue "Kayaknya tempat candi selalu pemandangannya indah deh" karena pemandangan dari Candi Kalasan adalah warteg dan rumah warga. Yah, yaudahlah ya. Tapi sekali liat Candi Kalasan ini mirip candi Hindu tapi ternyata candinya corak Buddha (oke terus kenapa).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCu2MYdMwSFTthWySkQsFA8PTjaaVh9sVOzRZtdxuJEMnK5t2jNtQ815Tw9Q094CH6azBc14AXNjSD7mwMFhgOVITQPeg7cGMgMBrSgnNpQUV_FVGTV8Qr2KA6jZkhpoWLYG_UjCU3jKffvaZm2J-ORJowEFe2P0L3f49o0GtZKXUw8OvOEDueJ-33/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.40%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCu2MYdMwSFTthWySkQsFA8PTjaaVh9sVOzRZtdxuJEMnK5t2jNtQ815Tw9Q094CH6azBc14AXNjSD7mwMFhgOVITQPeg7cGMgMBrSgnNpQUV_FVGTV8Qr2KA6jZkhpoWLYG_UjCU3jKffvaZm2J-ORJowEFe2P0L3f49o0GtZKXUw8OvOEDueJ-33/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.40%20(1).jpeg" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena gue tiba-tiba kepingin ke ketinggian untuk menikmati sore dan senja, gue searching di deket Tebing Breksi ternyata ada candi juga, <i>way upper than</i> Tebing Breksi, namanya Candi Ijo. Akhirnya setelah menemukan tujuan, gue gas ke Candi Ijo yang bener-bener masih di atasnya Tebing Breksi. Gue terus ngegas tanpa mikir dengan motor beat rental gue yang gak tau deh terakhir di servis kapan. Gue emang selalu gak mikir sih kalo nanjak, baik naik motor atau kalo jalan kaki summit di gunung. Pokoknya gas terus <i>no looking back</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jalanan lengang karena <i>weekdays</i>, gue sampe di Candi Ijo di momen yang pas. Matahari bersinar terik tapi terhalang awan, sehingga teduh dan suasana jadi syahdu banget. Suhu dingin ditambah dengan angin sore semilir. Gue parkir di warung yang lokasinya di semi-tebing (atau lereng) yang menyediakan banyak kursi untuk duduk dengan pemadangan yang breathtaking. Mas yang punya warung bilang, "Bagus ya mbak pemandangannya? Hari ini cuacanya lagi bagus. Mending mbak ke candi dulu, nanti pulangnya baru duduk-duduk di sini. Di atas lebih bagus lagi kalau cuacanya begini. Takut sebentar lagi loket tiket tutup.". Jam menunjukan pukul 16.30 sih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gue beli tiket masuk yang sama sekali tidak mahal (wisata candi mana pernah mahal kecuali kelas Borobudur atau Prambanan, mungkin bisa agak mahal). Untuk ke candi, masih harus naik undakan tangga dulu yang agak curam karena candinya letaknya tinggi. Sampe ke candi wah emang pemandangannya bagus sih, bisa liat Jogja dari ketinggian, siluet bukit-bukit sekitar, sawah penduduk, bahkan bisa liat tebing breksi dari kejauhan. Bisa menikmati pesawat-pesawat lalu lalang, mengecil, lalu menghilang karena lokasi yang masih relatif dekat dengan bandara Adi Sutjipto. Candinya sendiri terdiri dari 3 candi kecil dan 1 candi besar. Candi besar bisa dimasuki sekitar 4-5 orang tapi di dalemnya damp, super lembab dan gelap. Gue menghabiskan sore dengan duduk di pinggiran kompleks candi sambil menikmati matahari senja. <i>This place is definitely lovely to spend sunset time, of course in weekdays. Not too crowded, plus when the weather is fine, it feels so great.</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQK0kCMog7kE60Jp3To-lRJsAYFeWj156GLxAxve3piwGKITaYjQ2Pn7DgQiEOPPP_4Cr1JOPuR6VO5nQ3nYiNOg1Gx2W7rPk6mBJs2x_mR6Dc2JsrBU6DDBD85nmljirwzY8LXZSGcc_iAsVEFPvbwJ70akUv-jMrB282dF5TRB5xtlYdZVdiBLWh/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.33.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQK0kCMog7kE60Jp3To-lRJsAYFeWj156GLxAxve3piwGKITaYjQ2Pn7DgQiEOPPP_4Cr1JOPuR6VO5nQ3nYiNOg1Gx2W7rPk6mBJs2x_mR6Dc2JsrBU6DDBD85nmljirwzY8LXZSGcc_iAsVEFPvbwJ70akUv-jMrB282dF5TRB5xtlYdZVdiBLWh/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.33.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkf6CXLUoYO4dG6gLYfKMuO3UhgszkaToqw8eyxcc4vrHvhm1oATzuFT4D180I-VNjpwOVliWcJ4WFXTWjmB1W_DgkhxtAPeEncQ2ILa2TcWt_FATrNs80zRpEAv7qBjwf3VDY0QFdVZol9vftMWripOkrelBRzKJYjSFNnlOI8KiYmsCJ5DAJqdJI/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.34%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkf6CXLUoYO4dG6gLYfKMuO3UhgszkaToqw8eyxcc4vrHvhm1oATzuFT4D180I-VNjpwOVliWcJ4WFXTWjmB1W_DgkhxtAPeEncQ2ILa2TcWt_FATrNs80zRpEAv7qBjwf3VDY0QFdVZol9vftMWripOkrelBRzKJYjSFNnlOI8KiYmsCJ5DAJqdJI/w640-h480/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.34%20(1).jpeg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho6SGDUfUSskl-g-BMdLb-WfNsgJRtRNMDm1fMq_qvCbl6ysn3P8rkNae0NmO1J70yWBr4a9WbnSVkirT46S5WU6SDB_2rZ5bFI3aDazHhiPh1i0ApjO8oBUjF_pnwaaxS0widoSO70wo1HdQo_64ngw3EkJCy4LSVxm7hrvB4O4FbX1S4XxEonSBh/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.31.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEho6SGDUfUSskl-g-BMdLb-WfNsgJRtRNMDm1fMq_qvCbl6ysn3P8rkNae0NmO1J70yWBr4a9WbnSVkirT46S5WU6SDB_2rZ5bFI3aDazHhiPh1i0ApjO8oBUjF_pnwaaxS0widoSO70wo1HdQo_64ngw3EkJCy4LSVxm7hrvB4O4FbX1S4XxEonSBh/w640-h480/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.31.jpeg" width="640" /></a></div><br /><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;">Setelah kenyang menikmati senja dan menanggalkan semua kedukaan yang gue bawa dari Jakarta untuk sementara, gue kok laper ya. Akhirnya gue memutuskan untuk balik ke warung dan menikmati pemandangan lereng bukit dari kursi di warung. Warung ini jual makanan juga yang berbau cemilan Jawa (?), di antaranya ada tempe mendoan dan tahu walik. Karena gue udah sering makan tempe mendoan dimana-mana (bahkan landing di Yogya pun malam pertama gue langsung ngidam dan nyari tempe mendoan sampe ke arah Bantul <i>– which I didn't spesifically tell you here</i>), gue mencoba tahu walik. Tahu walik pada dasarnya adalah tahu pong atau tahu Sumedang yang isinya dikerok terus bagian dalemnya dibalik jadi di luar dan kemudian bagian dalemnya ini disumpel adonan daging dan aci (lebih banyak acinya), penyajiannya dibarengi sama sambel kecap komplit dengan cabe merah-cabe ijo-bawang merah di kecapnya. Mungkin karena saat itu gue laper, pemandangannya indah, dan suasananya enak, tahu walik yang gue makan jadi enaaaak banget dan jadi salah satu makanan yang sekarang punya tempat spesial di hati gue. Terbukti sampai akhir perjalanan Yogya gue kali ini, gue kerap kali beli tahu walik di waktu senggang (favorit gue jualan di Jl. Kapten Laut Samadikun Yogyakarta dimana tukang tahu walik itu buka 24 jam dan gue sering beli jam 4/jam 5 pagi sampe di notice penjualnya. <i>For me food experience is not just about taste, it also includes the feelings and memories that you come to remember in each bite.</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3c2j1UMUXX0b9ecO--mqOOQaLxD6d_nviRsjpRC5o_jgWx4IoT9fEJSmxDyG0sSbhuNecWyHjD1NDQAxtDRVl4scdkMFOWulZIH5QpM3-qpQMudEBlYdjsy4BIThUGVDj7dCBpnpQ76td-K8SKrJ6Axs5yrEFop4gjwlie1WNXbH2NgAOm959M9JP/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.37%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3c2j1UMUXX0b9ecO--mqOOQaLxD6d_nviRsjpRC5o_jgWx4IoT9fEJSmxDyG0sSbhuNecWyHjD1NDQAxtDRVl4scdkMFOWulZIH5QpM3-qpQMudEBlYdjsy4BIThUGVDj7dCBpnpQ76td-K8SKrJ6Axs5yrEFop4gjwlie1WNXbH2NgAOm959M9JP/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.37%20(1).jpeg" width="480" /></a></div><br /><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><b>Sepedaan di Kotagede</b></div><div style="text-align: justify;"><i>Highlight</i> dan kegiatan favorit gue di Yogya belakangan ini selalu soal bersepeda. Oktober kemarin, gue ke Yogya buat sepedaan bersama Moana Bike Tour di Nanggulan dengan <i>view</i> bukit dan persawahan, sekarang pengen coba pemandangan lain nih. Moana menyediakan beberapa spot sepedaan, di antaranya Nanggulan, Royal Route Kraton, Kotagede, dan Borobudur. Berhubung gue belum pernah jalan-jalan ke Kotagede dan sedang mood bersepeda di perkotaan dengan trek yang cukup panjang dibanding trek lainnya, gue memilih rute Kotagede. Gue selalu tertarik ikut acara yang sifatnya <i>open</i> karena selain lebih murah, bisa kenal dengan orang baru (walaupun udah gak segetol dulu ikut-ikut open trip atau open nanjak bareng karena semakin tua energi kita makin dikit buat basa-basi dan haha-hihi sama orang yang baru dikenal). Seperti biasa, gue pilih hari <i>weekdays</i>, pagi hari, dan niatnya mau pilih sepeda lipet, tapi ternyata kalo medan perkotaan adanya model sepeda MTB. Di hari-H, gue akhirnya jadi private tour karena emang adanya gue sendiri sih di hari itu berhubung weekdays dan bukan holiday season. Oh ya, salah satu yang gue seneng dari iklim Yogya ini banyak mahasiswa kerja sambilan. Gue selalu seneng dengan sejenis jasa tour dan travel yang mempekerjakan mahasiswa dan selalu seneng liat mahasiswa kerja sambilan, karena itu hal yang dulu gak bisa gue alami seberusaha apapun gue memperjuangkannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perjalanan di mulai dengan masuk ke gang-gang kecil menuju Kotagede serta susur sungai. Gue baru menyadari di Yogya banyak gang-gang kecil di sisi sungai yang bisa kita susuri naik sepeda/jalan kaki. Di sepanjang sungai, rumah-rumah hampir semua menghadap ke sungai (beneran terasnya ngadep ke sungai). Di ceritain pula sama mahasiswa guide kalo, "Pemerintah Yogya sekarang punya ketentuan Mbak, kalo rumah yang di bantaran sungai harus menghadap sungai. Supaya ada kesadaran kalau sungai di depan rumah harus selalu bersih, supaya bisa lihat setiap hari kondisi sungainya gimana." Not a bad idea tho sepanjang sungainya tidak rawan banjir dan tanah sekitarnya tidak rawan longsor. Tapi memang pinggiran sungai yang gue susuri relatif rapi, bersih, terawat, dengan kondisi sungai yang tidak banyak sampah. Diceritain juga waktu Merapi sempet meletus dahsyat tahun 2010, aliran lava dan material muntahan gunung sampe mengalir ke sungai-sungai yang bentarannya sedang gue jajaki.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_2b9XPs77ZkFzPskArW-N23ZhkLnQ1BdMaPPgpolWYTHkw4MM8xRVK1lJBO6Iixp2AAPcAx4Sa7BLs1EqYQdy77sngyw_XZaA7Bo_QUSgcoUFLnoMyAM2XwK4PERyD-o2ULAedShLUTz_l9fVNwnYK_683CbRu4tK4YVgZH6pkzjHDgFZD_HNmgim/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.23.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_2b9XPs77ZkFzPskArW-N23ZhkLnQ1BdMaPPgpolWYTHkw4MM8xRVK1lJBO6Iixp2AAPcAx4Sa7BLs1EqYQdy77sngyw_XZaA7Bo_QUSgcoUFLnoMyAM2XwK4PERyD-o2ULAedShLUTz_l9fVNwnYK_683CbRu4tK4YVgZH6pkzjHDgFZD_HNmgim/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.23.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kita sepedaan terus keluar-masuk jalan kecil, sampe akhirnya sampe ke daerah Kotagede. Daerah Kotagede ini adalah bekas ibukota kerajaan Mataram Islam, yang nantinya terpecah jadi separuh bagian kesultanan Yogyakarta dan sebagian lagi Kasunanan Surakarta. Di ceritakan juga konsep-konsep tata ruang di Kotagede pakai konsep Catur Gatra; yang pertama dibikin adalah rumah raja, kemudian alun-alun (tempat raja berinteraksi dengan rakyatnya), pasar (pasar yang paling terkenal di Kotagede ya Pasar Legi; fenomena pasar yang jualan setiap kalender Legi), dan rumah ibadah (karena basicnya adalah kerajaan Mataram Islam dengan sedikit ke-Hinduan, pengaruh Islam-nya kuat, jadi rumah ibadah yang mencolok adalah Masjid Agung Kotagede, perpaduan antara bangunan fungsional Islam dengan corak Hindu). Sistem tatanan kompleks rumah di Kotagede unik. Satu rumah yang terlihat besar ternyata kalau dibuka pintunya isinya rumah-rumah dengan jalanan kecil di depannya. Di satu kompleks rumah umumnya ada kayak pendopo 1 buah (kadang bernuansa joglo atau <i>European-style</i> kolonial) dan rumah-rumah lainnya umumnya masih joglo. Diterangin juga sama <i>guide</i>-nya kalo pintu masuk si empunya rumah beda dengan pekerja rumah tangga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPET0w0-m7UCN7F2seSCRGpxzqGZcLBnCQzwKIocD1HMqzcXIl_QWlg6V6ZdzbJkVuVCItxV05SDgg90FgJwvkwE43lJd7Kox_ghTkFCLYs8sPITGxWQExLoaqD64PaSoPIPwVEzF4Xm2bWrVn1KgSTPHZ6GnG75Wy9u1cMzTtoO1KqI-9l-V9D4mb/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.21%20(2).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPET0w0-m7UCN7F2seSCRGpxzqGZcLBnCQzwKIocD1HMqzcXIl_QWlg6V6ZdzbJkVuVCItxV05SDgg90FgJwvkwE43lJd7Kox_ghTkFCLYs8sPITGxWQExLoaqD64PaSoPIPwVEzF4Xm2bWrVn1KgSTPHZ6GnG75Wy9u1cMzTtoO1KqI-9l-V9D4mb/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.21%20(2).jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3QA26GnxW0QtSzmx2n8KYJx-JRytua0Y8Mii6Ns1zQLMj83cQ1kAVZT6BPuC0fUaAKMMUPl1pKhi5jRDGcAQ9cgobGEfbx2-S1W_oewCY3BpV2MMp-xvIWUGWRF_opkBtiBpssVKq9hjVee0HFcPMv4nc1qnmsA4Hn__Psq9G8M9Gq6JhaE396pQO/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.22.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3QA26GnxW0QtSzmx2n8KYJx-JRytua0Y8Mii6Ns1zQLMj83cQ1kAVZT6BPuC0fUaAKMMUPl1pKhi5jRDGcAQ9cgobGEfbx2-S1W_oewCY3BpV2MMp-xvIWUGWRF_opkBtiBpssVKq9hjVee0HFcPMv4nc1qnmsA4Hn__Psq9G8M9Gq6JhaE396pQO/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.22.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAbISxNBAkNoc61PAgx_qTp6kOaJxVzZEQLtYJrM8NDnDSoTJKCN_yRXg5_oFebAqKNinc7i8DAzQYtLKv7fyUWkDyPJiqnxHfiOmGxJS5GJTASypNBgFe1s2VLruxm-X7IawviXyT0fnD23ufEkMwrCmHMZpT7o9lyOw34olwJ3H8P79mORALYmr5/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.23%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAbISxNBAkNoc61PAgx_qTp6kOaJxVzZEQLtYJrM8NDnDSoTJKCN_yRXg5_oFebAqKNinc7i8DAzQYtLKv7fyUWkDyPJiqnxHfiOmGxJS5GJTASypNBgFe1s2VLruxm-X7IawviXyT0fnD23ufEkMwrCmHMZpT7o9lyOw34olwJ3H8P79mORALYmr5/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.23%20(1).jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRkDdkMstNgyv6sPDYOgjw0rxCCKoRCyJoqleCcoZATzWDYN3E4_0wtTv9qwU9v11Y_rtpcdblGBLAfGtDcjcSEh0udsPOVWxsQhAm02mKWuBNL1lvMqINmeryJyYFOsyrEz16mcMit37BvoCnSd67N9ez3oGnZ71gYDuYCYpJO1ZkSkZ6J03bUzRR/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.11%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRkDdkMstNgyv6sPDYOgjw0rxCCKoRCyJoqleCcoZATzWDYN3E4_0wtTv9qwU9v11Y_rtpcdblGBLAfGtDcjcSEh0udsPOVWxsQhAm02mKWuBNL1lvMqINmeryJyYFOsyrEz16mcMit37BvoCnSd67N9ez3oGnZ71gYDuYCYpJO1ZkSkZ6J03bUzRR/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.11%20(1).jpeg" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perjalanan 11-12 km dengan bersepeda cukup menyenangkan tapi cukup menguras tenaga karena medan ke arah dan pulang dari Kotagede cukup nanjak dan nurun. Cuaca sangat cerah (wah kebalikan dari hari bersepeda di Nanggulan yang ujan-ujanan Oktober lalu) dan banyak kendaraan bermotor seliweran. Bersepeda kali ini bener-bener beda dari pas di Nanggulan, tapi <i>I guess it's the perks of cycling in the city. The traffic, the vehicles, and also the chance of getting hit by motor vehicles</i>... Hahaha. <i>Overall, it was satisfying and full of historic info</i> (termasuk detail-detail Panembahan Senopati kemungkinan memperistri Nyi Roro Kidul <i>just blew up my mind</i>). Next kalo bisa sepedahan di Yogya lagi mungkin mau ikut Basikal With View sepedaan di Bantul (<i>okay, throw it into your wishlist, darling</i>).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">T<i>he rest of Yogya days were well-spent around</i> Chendela dan komplek Kraton. Sebutlah Taman Sari dan Malioboro. Been years since my last visit to Tamansari, gue menyempatkan ke sana karena terakhir ke sana ya sekitar 2017. Tiket masuk sudah keren pakai QRIS (<i>I guess we all have to use QRIS even in simplest task, don't we?</i>) dan untuk kamera gue rasa ada biaya tambahan saat bayar tiket masuk (or not, gue lupa). Sedikit berekspektasi Tamansari akan sepi di saat weekdays, tapi ternyata rame-rame juga dengan orang berselfie di setiap sudut dan mengantri untuk berfoto di spot-spot tertentu (<i>let people enjoy their happiness</i>, Dina). Ada beberapa kawasan yang ditutup sejak pandemi seperti Sumur Gumuling, tapi sekarang menjelajah Tamansari = berpetualang menyusuri kawasan perkampungannya secara meluas. Jadi, sesuatu yang baru yang gue <i>notice</i> dari Tamansari adalah mereka develop site atraksi baru seperti Istana Air (Water Castle) yang jaraknya beberapa puluh/ratus (?) meter dari Umbul Binangun yang notabene adalah trademark-nya Tamansari. Gue gak tau apa ini bener-bener baru, tapi yang jelas gue baru tau sekarang ada Istana Air. Afdolnya, pergi ke Tamansari <i>– </i>sama seperti ke atraksi turis bersejarah lainnya <i>– </i>ya didampingi dengan <i>tour guide</i> agar dapat semaksimal-maksimalnya informasi dan ditunjukin daerah-daerah yang mungkin tidak diketahui orang awam, tapi berhubung kita cuma mau <i>sight-seeing</i> singkat (dan motret) dengan waktu yang serba sempit, akhirnya gue putuskan tidak dengan tour guide walaupun tour guide ada banyak dan terlihat mau mendampingi. Akhirnya gue mengikuti arah kemana orang pergi untuk menemukan Istana Air dan ya berhasil. Istana Air masih berupa puing-puing dengan dinding yang menjulang tinggi serta langit-langit yang bolong, lokasinya terletak lebih tinggi dibanding perkampungan sekitar. Dikatakan Istana Air karena letaknya yang tinggi, dari kejauhan bangunan ini (Gedhong Kenongo) seperti dikelilingi oleh air dulu. Sekarang masih tinggal puing dan katanya sedang menunggu waktu untuk restorasi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPKtnQX-SM6L9C4-UA04QLIGdZGQsrHi9WdLYRqIi1LjdzwSPez3coeBFglWFuX2B_XtrTTFjFxZAKnJQxpCLAlZEXW8jV547tJFUL1QuJ-1uBC84u5yq9HbpkydoD19Lq5hLBhpY6cERk4wzzwG3RbxadFaKGlmscNURyOXnITDgWX4lOZTO-6DC1/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.26%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPKtnQX-SM6L9C4-UA04QLIGdZGQsrHi9WdLYRqIi1LjdzwSPez3coeBFglWFuX2B_XtrTTFjFxZAKnJQxpCLAlZEXW8jV547tJFUL1QuJ-1uBC84u5yq9HbpkydoD19Lq5hLBhpY6cERk4wzzwG3RbxadFaKGlmscNURyOXnITDgWX4lOZTO-6DC1/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.26%20(1).jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDW5I6loFV1-dAlR6GtHqJf4Y7FloMouWmVoTUJl4oAMHZnjn4WeayRUMCdeI9p8PQBmoIArxyXex6jKJdxGIgU1MzIM46msrDj_58jM0GggDdWNCG3RDr9v8zKlchtTFP_C9Y_8gKI_4G-q-Khc1GMsSpRDHXqbxssiUGLCjxOKGQpdvU2Oy9ezQy/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.40.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDW5I6loFV1-dAlR6GtHqJf4Y7FloMouWmVoTUJl4oAMHZnjn4WeayRUMCdeI9p8PQBmoIArxyXex6jKJdxGIgU1MzIM46msrDj_58jM0GggDdWNCG3RDr9v8zKlchtTFP_C9Y_8gKI_4G-q-Khc1GMsSpRDHXqbxssiUGLCjxOKGQpdvU2Oy9ezQy/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.28.40.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0UJO8y1ZorAJ6YjEKGlRp5pB16iKPOL7W8TH-CX745p2dUpll8JBbxaDEHAiJrpXfz0Ss0iPLxFGbPFFLjYAD9eW9P5IAmdMIoQipHcKYCV-qyLNIVz1FeZumtYdr65CZ9ubdF1vHKQJZPyc7m0xBjJJPLT50ymD3_JJQE5lPih4Bbg_Ok6dgtePx/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.09.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0UJO8y1ZorAJ6YjEKGlRp5pB16iKPOL7W8TH-CX745p2dUpll8JBbxaDEHAiJrpXfz0Ss0iPLxFGbPFFLjYAD9eW9P5IAmdMIoQipHcKYCV-qyLNIVz1FeZumtYdr65CZ9ubdF1vHKQJZPyc7m0xBjJJPLT50ymD3_JJQE5lPih4Bbg_Ok6dgtePx/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.09.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ada ya orang yang jam 4 subuh kebangun dan gak bisa tidur lagi, akhirnya memutuskan untuk beli tahu walik dan subuh-subuh duduk di Alfamart deket RS PKU Muhammadiyah, sambil makan tahun walik dan nunggu matahari sedikit terbit. Jalan-jalan di Malioboro jam setengah 6 pagi saat langit masih gelap merupakan pengalaman yang cukup menarik. Melihat orang-orang berangsur menggelar lapak di pinggiran pasar Beringharjo sampai lapaknya jadi padat hiruk pikuk di jam 7 pagi. Hmmm, cukup lama juga gue planga-plongo di sana. Berbicara lagi soal Malioboro, malam terakhir di Yogya-pun gue habiskan di Malioboro. Saat inisiasi penulisan blogpost ini, gue duduk di sebuah kafe di kantor pos Yogya, membawa hanya 1 ransel berisi laptop dan kamera, sementara tas besar sudah gue titip di loker stasiun (<i>would love to recommend you</i> melancong di Yogya tanpa bawaan, titip aja di locker room (yang ada shower room-nya juga) dengan rate sekitar 90 ribu/12 jam) <i>– </i>kemudian jam 8 malam gue terbirit-birit mengarungi hiruk pikuk Malioboro menuju stasiun untuk kembali ke Jakarta.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWVbZXKuSpZobNjob8QTXvJmWLgU4TXvwsjBDVuKJjOsDAE-VQDKigj0w8tFxz-9WY8J3G-KENyC7VzfE3oRsqScFChsfymQDoZUrJV1xEi_3oWE5OT-ipMR0k5BIuRNBy-HimrhTNouIk2O9h1UWcut-fR1rhX3azOT0HDqOaD4AgsToziQDJmAB0/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.07.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWVbZXKuSpZobNjob8QTXvJmWLgU4TXvwsjBDVuKJjOsDAE-VQDKigj0w8tFxz-9WY8J3G-KENyC7VzfE3oRsqScFChsfymQDoZUrJV1xEi_3oWE5OT-ipMR0k5BIuRNBy-HimrhTNouIk2O9h1UWcut-fR1rhX3azOT0HDqOaD4AgsToziQDJmAB0/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.07.jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAq-4Odb6aYV8MztFRly-c3Yd1KHuiv-exhJidz1h3lxlRzzEGePO2pKoFsHpJ-j8nEr-vW8ZtkWu5DHX23u6oS63rLRhLVL6UfGEaYjBa6rf4vIqQOWojhfaYiv_xlsRE_zqEbSqDjOMu8-Szq8zu_hHSEVrSRKNk29MxSHtwCXk66DGcJ13CIC2s/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.10%20(1).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAq-4Odb6aYV8MztFRly-c3Yd1KHuiv-exhJidz1h3lxlRzzEGePO2pKoFsHpJ-j8nEr-vW8ZtkWu5DHX23u6oS63rLRhLVL6UfGEaYjBa6rf4vIqQOWojhfaYiv_xlsRE_zqEbSqDjOMu8-Szq8zu_hHSEVrSRKNk29MxSHtwCXk66DGcJ13CIC2s/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.10%20(1).jpeg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrkPKgE7uG9m3TOCzifB5S-BiB7vEJ598343UHbkwLSymjCzMrf4SyD78eXkTj2FzBFZbLegij4OPJ6I7dON-UtCyESLn0Vyr8V9WfKHhT9o8Mp1Fw0AMnemwRM8KKtXeDUYnlzwlC4JNstRSJHMiVwdGzyblzNzW79o-lcoDOuAWJPPmmP7YJw9JC/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.07%20(2).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrkPKgE7uG9m3TOCzifB5S-BiB7vEJ598343UHbkwLSymjCzMrf4SyD78eXkTj2FzBFZbLegij4OPJ6I7dON-UtCyESLn0Vyr8V9WfKHhT9o8Mp1Fw0AMnemwRM8KKtXeDUYnlzwlC4JNstRSJHMiVwdGzyblzNzW79o-lcoDOuAWJPPmmP7YJw9JC/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.30.07%20(2).jpeg" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Sebelum <i>landing</i> di stasiun juga gue masih sempat-sempatnya cari kartu pos di toko Ciamis (tempat kesenian dan souvenir) dan ngobrol sama yang punya toko ("Toko ini punya kakek saya, sekarang saya yang pegang. Sudah berdiri dari 1940-an Mbak. Namanya Ciamis, karena kakek saya dari Ciamis.") walaupun waktunya sempit. Akhir kata bisa landing tepat waktu (dan malah kecepetan sih, karena keretanya terlambat dari jadwal) serta balik ke Jakarta dengan sentosa dan sekaligus sedih karena harus menghadapi masalah-masalah lagi di ibukota.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi32zajo9W9zpPzKhf0w4n4T_5zyDhxr871M89C_bfXbUFFBDDX_G8ygiB71pM5_9ryH2_LXaibIbBlC1LuAhG0Ll0qCvNh4PIPULby1Apfglxn6OnWi9-HSKV-vWYKZrch6PUwZLCvLfN-_WFhD1JG4dADxuhd7oMZiUzPktpHhoHF9kWLNOn2jRgo/s1600/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.25%20(2).jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi32zajo9W9zpPzKhf0w4n4T_5zyDhxr871M89C_bfXbUFFBDDX_G8ygiB71pM5_9ryH2_LXaibIbBlC1LuAhG0Ll0qCvNh4PIPULby1Apfglxn6OnWi9-HSKV-vWYKZrch6PUwZLCvLfN-_WFhD1JG4dADxuhd7oMZiUzPktpHhoHF9kWLNOn2jRgo/w480-h640/WhatsApp%20Image%202023-05-19%20at%2002.27.25%20(2).jpeg" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><div><span style="text-align: left;"><span>--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span>-----------------------------</span><span style="text-align: left;">---------------</span></div><div><span style="text-align: left;"><br /></span></div></div><div style="text-align: justify;">Akhirnya post ini sampai pada penghujungnya (yang sebenernya belum ujung dari perjalanan sih karena <i>in between Yogya days</i> gue sempet ke Solo semalem, pas banget pas Kaesang lagi nikahan di Solo dan Pura Mangkunegaran rame banget, <i>well but maybe let's talk about it later</i>!). <i>I can say from this post I really enjoy being on trip alone – just me, myself, and I. </i>Rasanya sangat bebas menentukan mau makan apa, mau kemana, mau bangun jam berapa, dan mau naik apa tanpa memikirkan kemaslahatan bersama. Di sela-sela waktu bengong bisa mikirin hidup, chaosnya, serta kontemplasi apa yang salah dan harus dibenerin. <i>Would definitely go on another solo trip</i> <i>if I could</i>, tapi kalau kelak ada pasangan yang mau menemani melancong kemana-mana dan dengannya kebisuan juga bisa jadi momen manis (tidak usah memaksakan pembicaraan karena <i>sometime we need some silence and spaces between us</i>), gue bener-bener <i>all in</i>. Doain ya semoga gue selalu bisa menemukan cara untuk berkelana dan mengembara, serta selalu bisa afford it in a comfortable way, hehe.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga harimu (dan hidupmu <i>– serta hari dan hidupku juga</i>) menyenangkan dan <i>fulfilling</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Penuh sayang,</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBbOeBzw7VIy0ProghM6mf5aZvsD9ui9wW6jIKnGdREaQl6ZUe36P-xEe5taFnYEkObodvLG_inUtzJjwSXN8acYpL2V60chq6iHnEjnAjBR9XpOgYb0WCRFc41rkQ0e65mzEWLb80KNFsoO6B0zIxRyOPQoHTm4ANnTJSqtLyXXSzOd2Kk__JRqpl/s500/Sign.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="375" data-original-width="500" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBbOeBzw7VIy0ProghM6mf5aZvsD9ui9wW6jIKnGdREaQl6ZUe36P-xEe5taFnYEkObodvLG_inUtzJjwSXN8acYpL2V60chq6iHnEjnAjBR9XpOgYb0WCRFc41rkQ0e65mzEWLb80KNFsoO6B0zIxRyOPQoHTm4ANnTJSqtLyXXSzOd2Kk__JRqpl/w200-h150/Sign.png" width="200" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia-7.7955798 110.3694896-36.105813636178844 75.2132396 20.514654036178847 145.5257396tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-8677874432177900262022-09-21T06:10:00.121+07:002022-10-06T06:55:36.309+07:00Planning The Unplanned: Palabuhan Ratu<div class="separator"><span style="text-align: justify;">Hai semuanya.</span></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">(<i>I really should try to find another opening message rather than</i> "<i>It's been a long time</i>…" – hampir aja ketulis.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi? <i>It's September already</i>! Waktu sudah memasuki kuartal keempat dalam tahun 2022 dan cuaca panas non-stop yang kita alami selama Juni-Juli layaknya "Summer Days" sudah cukup memudar dan hari-hari hujan mulai menyeruak di antaranya. Cukup sedih gue harus merevisi paragraf ini dengan "bulan September" dan "hari-hari hujan" karena sebenarnya sebelumnya gue sudah menulis panjang lebar intro berisi "bulan Juni" dan "welcoming summer" yang artinya... Post ini ter-<i>delay </i>sudah 3 bulan. Sedih ya? (Iya udah gue aja yang sedih kalian jangan... Karena kalo gue yang gak nulis, ya gue yang rugi sebenernya). <i>Actually</i>, berbicara soal Juni tahun ini, gue merasa senang (atau sedih, atau inbetween keduanya, atau bingung) karena gue sudah resmi satu tahun bekerja di kantor yang sekarang. Untuk orang-orang terdekat yang kerap kali mendengar keluh kesah pekerjaan, mendengar sesi terapi, menemani beli obat, <i>I present you my gratitude</i> karena sudah menyelesaikan 1 tahun pertama bekerja yang tentu saja tidak mudah buat gue secara personal. Terima kasih ya untuk selalu ada dan mendengarkan sambat-sambat kerjaanku serta tidak memberi advis apapun karena pada dasarnya aku hanya ingin didengarkan saja. Karena sudah resmi satu tahun bekerja di bulan Juni ini, per Juli tahun ini gue mendapatkan sesuatu yang sudah lama gue mimpikan, alias hak cuti tahunan.</div><br /><div style="text-align: center;"><a href="https://media1.giphy.com/media/xT9IgDMmNmJ6HvzyFi/200.gif"><img border="0" src="https://media1.giphy.com/media/xT9IgDMmNmJ6HvzyFi/200.gif" /></a></div><br /><br /><div style="text-align: justify;">Berbicara lebih lanjut soal cuti dan perliburan duniawi, jadi, karena instansi tempat gue bekerja memberikan kemurahan hati (atau mungkin lebih tepat jika disebut sebagai hak), semua dokter umum boleh mengambil cuti 1-2 hari sesuai dengan ketentuan bekerja selama perayaan Idul Fitri kemarin. Sesuai dengan ketentuan, gue eligible untuk mendapatkan satu hari cuti. Tidak apa-apa, satu hari cuti saja sangat berarti dan karena gue sangat bodoh dalam mengatur tanggal jaga, cuti, dan libur, maka segenap rekan kerja membantu arrange tanggal untuk gue cuti dan akhirnya gue bisa mendapatkan jadwal manis di pertengahan Juni: Jaga malam - lepas jaga- libur- libur. Wow, total 2 setengah hari bisa libur; sebenernya kalo gak males dan ada budget bisa aja gue strolling dan duduk-duduk di kafe cantik di Malaka atau belajar sejarah yang dari dulu gue pengen di Museum Khmer Merah, Kamboja. Tapi, gue selamanya akan menjadi gue – dengan ke-Libra-an yang super debiliating dan cenderung mematikan, akhirnya sampe 1 hari sebelum jaga malem, gue masih gak tau mau kemana dan waktu bangun tidur pagi sebelum jaga malem, akhirnya tiba-tiba terbersit pikiran, " Gue mau ke laut, ke Palabuhan Ratu kali ya?"</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan itulah awal mula dari kisah Palabuhan Ratu super random di bulan Juni.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pagi itu, sebelum jaga malem, gue bangun tidur. Tiba-tiba gue kepikiran Palabuhan Ratu. Gue sudah berkali-kali mengalami episode impulsifitas dan <i>at first glance</i>, gue kira ini adalah salah satu episodenya. Gue terlatih menghadapi impulsifitas, jadi gue coba diem 10 menit, lalu gue coba bangun dan bikin kopi. Tapi setelah beberapa lama, rasanya Palabuhan Ratu makin dekat saja. Akhirnya 1 jam setelah bangun, gue sadar mungkin gue memang beneran pengen ke Palabuhan Ratu dan segera cek akomodasi di sana. Dengan rajin dan tak gentar, gue <i>scrolling feeds</i> Instagram beberapa orang teman yang sering ke Sukabumi untuk liat apakah mereka pernah review hotel/atraksi turis di Palabuhan Ratu, buka Google Maps bolak-balik untuk melihat jarak dan jarak tempuh, dan tentu saja memantau segala akomodasi lewat Traveloka. Bukannya menjalani pagi yang tenang sebelum jaga malam, gue malah sibuk scroll, berencana, pesan sana-sini, dan tanya ke semua orang yang tau soal Sukabumi dan Palabuhan Ratu. <i>I admit I can be quite obsessive when I am determined</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Berikut hal yang gue sort out sepagian sebelum gue jaga malam:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i><b>Sama siapa?</b></i></div><div style="text-align: justify;">Knowing who to go with is the most essential part in a journey – dan karakter orang yang pergi bareng sama lo juga tidak kalah pentingnya. Kali ini, seperti Pamungkas, I'm flying solo. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada budgeting, pilihan moda transportasi, dan tentunya risk dan safety measurement sebagai seorang pelancong perempuan yang pergi sendirian.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><i>Akses ke Palabuhan Ratu</i></b></div><div style="text-align: justify;">Ketika memetakan akses ke Pelabuhan Ratu, semua pemetaan gue berawal dari Bogor. Menuju ke Bogornya sudah pasti naik motor, karena gue gak bisa bayangin harus naik commuter line dengan posisi bawa ransel post jaga malam, mending gue naik motor aja deh – alon-alon asal kelakon, kalo ngantuk atau capek tinggal melipir. <i>Plus I have this strong desire</i> untuk muter-muter Bogor pake motor dan pengen mampir ke beberapa titik, <i>so I guess being on a motorcycle ride is a great idea.</i> Permasalahan selanjutnya adalah bagaimana membawa diri dari Bogor ke Palabuhan Ratu. Ada 2 opsi yang ditawarkan temen Palabuhan Ratu-ku, di antaranya:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div> <div style="text-align: justify;"><u>Naik kereta dari Stasiun Bogor ke Stasiun Cibadak, kemudian naik bis dari Cibadak ke Pelabuhan Ratu</u></div><div style="text-align: justify;">Pros: Naik kereta KA Pangrango dari Stasiun Bogor ke Cibadak pastinya tepat waktu, perjalanan hanya sekitar 1 - 1.5 jam. Keretanya nyaman, walaupun pesen gerbong ekonomipun tetep enak.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cons: Keberangkatannya sedikit. Kalo liat di Traveloka, keberangkatan cuma ada pagi (jam 8), siang (jam 14), malam (jam 8). Gue gak pede sih bisa mengejar keberangkatan jam 14 karena gue kayaknya harus tidur dulu setelah jaga dan makan dulu sebelum berangkat. So I go for another option.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><u>Naik bis aja dari Baranangsiang, Bogor sampe ke Terminal Palabuhan Ratu</u></div><div style="text-align: justify;">Pros: Sekali jalan doang dari Bogor, tinggal duduk manis sampe Palabuhan Ratu. Gak usah repot-repot ganti-ganti kendaraan. Bisnya juga ber-ac, relatif nyaman (berdasarkan review di internet ya).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cons: Waktu tempuh yang lama, bisa 3 jam kalo baca di Google Review.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena gue merasa <i>nothing to rush for</i>, akhirnya gue berpikir untuk jalan-jalan santai aja. Gak harus tenggo atau buru-buru, jadi gue pilih naik bus. Gue menghitung waktu juga sih, kalo 3 jam perjalanan, plus minus 1 jam, gue bisa jalan dari Bogor jam 15 sampe ke Palabuhan Ratu jam 18 atau 19. Masih ideal. Catching sunset masih bisa di hari berikutnya, tapi alangkah bagusnya kalo pas sunset udah sampe di hotel atau mungkin lagi naik ojol di tepi pantai (bahkan gue sampe search availabilitas ojol di sana dan ternyata ada kok). Wah sempurna deh pikiran gue.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><u>Naik motor aja terus sampe Palabuhan Ratu, visible kok.</u></div><div style="text-align: justify;">Pros: Mobilitas pasti tinggi karena punya kendaraan sendiri. Bisa susur pantai, kalo perlu cari makan tinggal gas keluar cari makan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cons: Capek, kalo lewat Cibadak macet, kalo lewat Cikidang pemandangannya bagus tapi medannya bahaya. Percaya atau gak, gue hampir memutuskan naik motor, cuma karena takut celaka post jaga, mending gak usah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><u>Mau nginep dimana?</u></div><div style="text-align: justify;"><i>So I've been hitting on my friends' instagram posts,</i> dari dulu selalu penasaran sama Karang Aji Beach Villa karena 1) Hotelnya ada di ketinggian (ya walaupun gue gak suka ketinggian, but I guess I am up to adventures), 2) Terbuat dari kayu, 3) Temanya messy artistic dengan ornamen Buddha/Hindu (??) dan interior kesannya beautifully weird (??), 4) Kamar superior-nya langsung menghadap laut, dengan bathtub dan WC yang terbuka menghadap laut juga (<i>wow I'm up for being totally open on the heights</i>). Plan gue nginep di sana. Jaraknya sekitar 20 km dari Terminal Pelabuhan Ratu, relatif jauh juga, tapi saat gue sudah klik ke Palabuhan Ratu, gue langsung book kamar disana supaya gak kehabisan dan juga supaya semangat menerjang medan jalanan karena sudah punya tujuan untuk nginep.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Temen gue bilang, "Nginep di hotel yang ada kamar Nyi Roro Kidul-nya aja.". Gue cuma bilang, "Kayaknya gak dulu".</div><br /><div style="text-align: center;"><a href="https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2016/12/08/cc29aeba-e9cb-41c8-b500-31670ba57052_169.jpg?w=780&q=90"><img border="0" height="360" src="https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2016/12/08/cc29aeba-e9cb-41c8-b500-31670ba57052_169.jpg?w=780&q=90" width="640" /></a></div><div style="text-align: center;">Gambar ilustrasi diambil dari <a href="https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2016/12/08/cc29aeba-e9cb-41c8-b500-31670ba57052_169.jpg?w=780&q=90">Detik</a>. Terima kasih.</div><br /><u>Tujuannya apa sih? Agar disesuaikan dengan itinerary-nya</u><br />Tujuannya ya apa lagi sih, selain <i>healing</i>? <i>Slow paced sea-side life</i>, bangun cari sunrise, setelahnya jalan di pinggir pantai, duduk di pasir sambil baca buku dan denger lagu, dengan background suara ombak, siangnya leyeh-leyeh bobo siang di kamar hotel yang nyaman, sorenya balik lagi menikmati hawa pantai sambil cari sunset. Sesimpel itu. Jadi ya gak ada itinerary gimana-gimana, <i>just take it slow.</i><br /><br /><u> Mau berapa lama staynya?</u><br />Preferably 2 malam, but <i>we'll see.</i><br /><br /><div style="text-align: justify;">Setelah menemukan jawaban-jawaban dari segala pertanyaan, akhirnya gue cao ke Bogor dengan sepeda motor, berangkat pun sebenernya udah agak telat dan pace berkendara cukup lambat karena banyak hambatan. Setelah 2.5 jam berkendara, akhirnya gue menyentuh Kota Bogor jam 2 siang lewat sedikit dan makan siang di Baked and Brewed sambil menikmati teduhnya Jl. Pangrango. Personally speaking sebagai orang yang jarang ke Bogor, bagian Bogor yang paling mudah dinikmati adalah jalan-jalan besar di sekitar Kebun Raya Bogor dan Istana Kepresidenan, lain dari itu rasanya Bogor masih sama tidak meratanya dengan kota-kota lain, seperti Jakarta atau Tangerang (yang elok cuma pusatnya aja, kepinggirnya masih underdeveloped bahkan beberapa poin terasa zonk). Setelah makan siang, gue melanjutkan perjalanan ke tempat penitipan motor sekitar Terminal Baranangsiang dan muter-muter goblok beberapa kali karena Google Maps menunjukan rute yang zonk ditambah dengan sistem one-way Bogor yang bikin gue sakit kepala dan kemacetan serta kesemrawutan. Udah belok ke Tugu Kujang, eh ternyata one-way dan belokan ke tempat penitipan motornya udah lewat. Begitu terus. Sampe akhirnya gue memutuskan untuk lurus aja masuk ke arah pintu tol Bogor, terus puter balik dan kembali menyusuri pinggiran jalan Baranangsiang sana untuk cari tempat penitipan motor. Sebenernya masalahnya mungkin ada di gue yang tidak mahir membaca peta tapi yaudahlah it's a good day to blame Bogor's one-way system dan kemacetannya yang tijel alias tidak jelas.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4T9c30mlr-_yO-EsYXm-93i7LcDFXxK6bTR4KzBmDpxLlcTIPmp4cp4lUKhVWZXHhD4UBMM3qUVTEA387MUxDNespN68q0y5tCXD3ny74h9V00YLJDRtRwBjS3Z0qT9NlgJfKUYdLgVLHuDx3BeOEXYYzlBC_Hpi_szUuBUZf3rAs10unf4OYA3NX/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.29%20AM%20(1).jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4T9c30mlr-_yO-EsYXm-93i7LcDFXxK6bTR4KzBmDpxLlcTIPmp4cp4lUKhVWZXHhD4UBMM3qUVTEA387MUxDNespN68q0y5tCXD3ny74h9V00YLJDRtRwBjS3Z0qT9NlgJfKUYdLgVLHuDx3BeOEXYYzlBC_Hpi_szUuBUZf3rAs10unf4OYA3NX/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.29%20AM%20(1).jpeg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Makan dulu biar gak pingsan</span></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah berhasil menitipkan motor, gue berjalan ke Terminal Baranangsiang dan mencari bis mini Bogor-Palabuhan Ratu. Ketemulah akhirnya bisnya, gue penumpang pertama yang ada di bis. Gue mulai masuk bis sekitar jam 15. Setelah 1 jam 15 menit ngetem dan bis terisi penumpang sekitar 3/4 kapasitas tempat duduk, bis mulai berjalan memasuki tol. Jujur, udah lama gak naik transportasi umum yang gak tenggo; bahkan di Jakarta, angkotpun jarang yang ngetem lama banget apalagi kalau pake angkot mikroTrans Jaklingko. Begitulah pemirsa, aku sudah gedeg sedari awal perjalanan. Bis melaju di dalam tol dan keluar gerbang Tol Ciawi, bisnya ngetem lagi. Ngetem lagi pemirsa, kurang lebih 45 menit. Jadilah gue dari jam 15 sampe 17.30 gak nyampe mana-mana alias Palabuhan Ratu terasa masih sangat jauh. Di gerbang tol Ciawi gue mulai menyesali kenapa gue gak naik kereta aja dari Bogor sampe Cibadak. Durasi tempuh kereta cuma 1 jam 30 menit, mungkin kalo naik kereta jam 14, sekarang gue udah mau sampe hotel dan check in.</div><br /><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCni3tanhAvTLcaQOkN0xc3IweWUDx_H7J07FrqTFZjgkz69P5RreimfD0sPPerCxAEwy--4BaJC7lUVHgXRKAm6mhVN5-PhEwwEbagvfA9DGkkI5i8n3dZ2opKAcHqosGSJeVBJ_AvF5pbUVQFn-v-Tbmjoseu1Mh9ao-t6EVVr1kHme9f1Qpqy-E/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.29%20AM.jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCni3tanhAvTLcaQOkN0xc3IweWUDx_H7J07FrqTFZjgkz69P5RreimfD0sPPerCxAEwy--4BaJC7lUVHgXRKAm6mhVN5-PhEwwEbagvfA9DGkkI5i8n3dZ2opKAcHqosGSJeVBJ_AvF5pbUVQFn-v-Tbmjoseu1Mh9ao-t6EVVr1kHme9f1Qpqy-E/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.29%20AM.jpeg" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Penderitaan belum selesai sampai sana, baru enak-enak jalan lancar, gak lama macet – dan macet berlangsung terus menerus dengan durasi yang sangat lama sampe Cibadak. Gue sendiri menjadi saksi mata hidup menyaksikan serabutan jalanan Ciawi-Cibadak yang penuh orang-orang pulang pabrik dengan populasi manusia + motor + mobil semuanya bisa bergerak ke arah yang berbeda-beda dan lawan arah. Super semrawut dan chaotic at its best. Sebagai orang yang gak pernah kesulitan tidur dimanapun kapanpun di situasi bagaimanapun, gue akhirnya menidurkan diri dan amazingly masih terbangun berkali-kali dan mendapati diri masih dalam kemacetan yang sama. Suasana di dalam bis sih biasa-biasa aja, gak panas juga dan masih cenderung nyaman – tentunya dengan remix Tiktok koplo karya DJ OPUS yang bergema-gema nonstop. Entah udah berapa kali remix lagu "Angel"-nya Troye Sivan ngulang-ngulang. Intinya, jam 20 gue baru berhasil sampe Cibadak. Menurut Google, masih 1 jam jarak tempuh dari Cibadak sampai Terminal Palabuhan Ratu dan masih 14 km dari Palabuhan Ratu ke hotel tujuan gue. Gila, mau nyampe jam berapa gue.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gue akhirnya landing ke Terminal Palabuhan Ratu sekitar jam 21 lewat, hampir setengah 10 malam. Posisinya gue menjadi last woman standing di dalem bus yang isinya semua laki-laki. Terminal Palabuhan Ratu jam 21 terlihat sepi, remang – cenderung gelap, dan penuh laki-laki. Been doing research selama di bus: 1) Masih ada ojek online di Palabuhan Ratu, 2) Jarak dari Terminal Palabuhan Ratu ke hotel yang sudah gue book (Karang Aji) itu sekitar 17 km, wow fantastis bund. Gue gak berani sih naik gocar/grab car at this rate, 3) I should prepare for plan B.</div><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUFQZDntLzzDcqomtm7l0iB0DpPNsl0giQkIuVfOcFr55sSukNav6Pi7g0rnsrC1ipdp2vmmPBDZBdaPUICn8Tapkyuc8Jo8YMAL1bFN_4WXs5eBD4hi5YoyfEO7C5bnr_fknozPa-HEOwLLUfOlgDJUuu1i_vkV6mjmdQc0z61imK7wYkyhnD1qq3/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.46.27%20AM.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUFQZDntLzzDcqomtm7l0iB0DpPNsl0giQkIuVfOcFr55sSukNav6Pi7g0rnsrC1ipdp2vmmPBDZBdaPUICn8Tapkyuc8Jo8YMAL1bFN_4WXs5eBD4hi5YoyfEO7C5bnr_fknozPa-HEOwLLUfOlgDJUuu1i_vkV6mjmdQc0z61imK7wYkyhnD1qq3/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.46.27%20AM.jpeg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Mana hujan, mana sendiri, mana asing</span></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Akhirnya dengan mengetahui, menstratifikasi risiko, dan menimbang, gue book hotel yang lain selama menit-menit terakhir di bus. Akhirnya setelah tau dan berpasrah kalo kayaknya gue gak akan nyampe Karang Aji, gue book hotel di tempat yang ada kamar Nyi Roro Kidul-nya. Ya sob, tempat yang di rekomendasikan salah satu sobat Sukabumi-ku, yang awalnya aku bilang "Gak dulu deh" karena gak mau liburan mistis, akhirnya menjadi tempat tujuan boboku malam itu. Jarak dari terminal Palabuhan Ratu ke hotel Nyi Roro Kidul kurang lebih 10 km. <i>Still a long way to go, but seemed more visible</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gue keluar dari bis dan unggah-ungguh ke beberapa laki-laki yang menawari ojek dan mengikuti. Gue udah pesen ojek online dari pas sebelum turun bis. Gue jalan kaki selama 10 menit menjauhi terminal, numpang duduk di tangga depan salon, bersembunyi di belakang mobil dari laki-laki yang masih banyak berkerumun, sampe akhirnya ojek online dateng dan bilang, "Mbak berani banget jam segini masih di luar dan mesen ojek online deket terminal."</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>I thought I was brave enough </i>sampe akhirnya gue sadar gue masih takut jalan-jalan di luar sendiri, gelap, di daerah yang gue gak tau, dan dikelilingi banyak lelaki. Alasan gue memilih ojek online dibandingkan mobil juga adalah karena main reason: Kalo abangnya macem-macem dan gue dibawa ke daerah gak jelas, gue bisa lompat anytime dan lari dari ojek. Gue rasa itu tidak visible dilakukan jika gue naik mobil.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Perjalanan dari terminal ke hotel berlangsung damai dan tentram. Gue dapet abang yang gak banyak nanya, terus melintasi jalanan besar yang berliku di pinggir pantai. Suara ombak, angin sumuk, dan keremangan jalan semuanya gue cerna baik-baik. Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang sangat irrationally boros waktu, gue sampai ke Palabuhan Ratu; The home of the Queen – dan akan bermalam di hotel dengan room of the Queen.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jam 22 kurang gue sampe di hotel dan berhasil checkin karena batas checkin jam 10 malam dari Traveloka (?) – well idk, gue gak sengaja pilih bayar cash di resepsionis. Wow sungguh liburan yang boros waktu dan boros duit yang agaknya tidak worth it. Gue melintas dari lobby yang sepi ke lift, papasan dengan karyawan hotel yang mau nganter room service ke lantai gue, sambil basa basih tanya, "Lagi rame Mbak hotelnya?" dan dijawab Mbaknya, "Oh nggak, lagi sepi, Mbak."</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gue berhasil landing di kasur hotel jam 22 malam dengan kamar yang terbilang sangat besar untuk harga yang diberikan. <i>Here I get you the verbal pic</i>: Kamar hotel dengan king-sized bed dan 6 buah bantal, rak televisi beserta televisi dengan siaran lokal (apa itu Netflix? apa itu Indihome?), dengan sofa, ketel elektrik, cangkir, serta komplimen standar hotel (kopi-teh-krimer-gula-air putih), dilengkapi dengan sliding door dan balkon dengan dua bangku yang langsung menghadap ke laut selatan. Also worth mentioning, kamar mandi dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi ada bathtub. <i>This is</i> <i>literally my basic requirement for the holiday </i>walaupun tidak yang seindah gue bayangkan apabila gue sampai ke Karang Aji.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Baru bebersih, pesen makanan dari <i>room service</i>, dan berusaha menikmati waktu, tiba-tiba mati listrik, gak lama nyala lagi. Abis itu, listrik mati lagi, dan nyala lagi. Gue rasa gue lagi terbawa pikiran aneh-aneh karena 1) Ini hotel yang udah berdiri dari tahun 1960-an alias hotel tertua di Palabuhan Ratu, 2) 3 lantai di bawah kamar gue adalah kamar pemujaan Nyi Roro Kidul, 3) Hotel ini pengunjungnya lagi sedikit – gue agak panic attack terus nelpon front desk karena lampu terus-terusan mati dan nyala di jam 22.30 malem dan gak diangkat, sampe akhirnya lampu beneran mati total dan gak nyala-nyala lagi. Gue, di dalam keheningan dan kegelapan, cuma bisa melek dengerin suara ombak di kejauhan setelah berusaha call admin dan DM instagram hotel terkait tapi gak ada respon. Di kamar sebesar ini sendiri, di pinggir laut, di hotel tua, I was uneasy. Seluruh perjalanan ini gue rasa mencapai satu konklusi bahwa <i>I still have a lot of fear. I am fearful. </i>Untuk bisa traveling sendiri butuh banyak keberanian dan <i>I am nothing close to it.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gue akhirnya memutuskan menaruh barang-barang di dekat kasur dan membuka lebar-lebar pintu kamar, kalau-kalau saja ada orang lewat yang bisa gue tanya. Akhirnya setelah nongkrong di depan pintu beberapa saat, ada satpam yang lewat. Satpamnya juga mungkin kaget liat siluet perempuan bogel pake daster berdiri dalam diam di ujung lorong. Akhirnya gue dikasih tau kalo listrik hotel lagi down, sialnya ya hotel ini doang, dan gue dibekelin lilin 2 biji sambil ditenangkan kalo karyawan hotel lagi berusaha cari solusi. <i>Wow what a very thrilling night,</i> setelah menghidupkan lilin dan menutup pintu, gue memandangi lautan yang hitam gelap sambil denger suara ombak, di langit bulan purnama bulat penuh. Mau gak mau, sedikit banyak jadi mikir apakah malam ini ada selebrasi khusus demit dan pengunjung hotel bakal dijadikan seserahan buat Ratu Kidul? Wah kalo misal pikiran liar gue malam itu bisa direkam dan dibukukan, mungkin gue bakal beralih jadi penulis cermis aja deh. Jujur di dalem pikiran gue yang terdalam, gue takut tidur karena takut pas bangun gue udah gak tau ada di alam yang mana.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxX9rR1V2nifGOX1MG7uost14WTccFnBZ5infUoxAv30d5FIujjyHAwsBdbUrkcaDW3V4z6Ps_KmL4t4RmKLkXChXGHEM1ggV77Po3Mg_yrNGUYr1QZuB5CBtwsmJF5u8rniGaN5aGlMiVhmW_T5xqE4m8VqUyUTqkIHb1-l1Z23R6NNb1JMMnUQdf/s963/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.25%20AM%20(2).jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxX9rR1V2nifGOX1MG7uost14WTccFnBZ5infUoxAv30d5FIujjyHAwsBdbUrkcaDW3V4z6Ps_KmL4t4RmKLkXChXGHEM1ggV77Po3Mg_yrNGUYr1QZuB5CBtwsmJF5u8rniGaN5aGlMiVhmW_T5xqE4m8VqUyUTqkIHb1-l1Z23R6NNb1JMMnUQdf/w478-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.25%20AM%20(2).jpeg" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Akhirnya kantuk gue mengalahkan segala ide-ide cerita misteri dan gue bisa tidur walau bangun setiap 2 jam sekali. Terakhir, akhirnya gue bangun jam setengah 6 pagi dan mendapati semburat oranye mulai mewarnai langit. Laut mulai terlihat birunya, siluet bukit-bukit Palabuhan Ratu mulai terbentuk. Gue memutuskan tidak tidur lagi dan duduk saja sambil ngabisin makanan room service yang belum habis semalem karena pikiran-pikiran cermis gue. Ada rasa syukur gue masih bangun pagi ini di dalam kamar hotel yang sama, tidak kurang sesuatu apapun. Akhirnya matahari terbit dan kamar gue terang, gue meniup lilin sambil mengucapkan hamdallah telah selesai malam yang menegangkan di kamar hotel ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Gue mandi, lalu mendapat kabar berita kucing-kucing gue sakit dan tidak mau makan. Menghela napas, gue kembali pasrah kalo kayaknya I can't stand another night di Palabuhan Ratu. Tadinya, gue pikir gue mau checkout jam 12 siang, lanjut susur pantai, ke beach club (merasa wow bisa menemukan beach club relatif baru dengan review dan visual per Google yang cukup oke di Palabuhan Ratu), lanjut check in ke Karang Aji (ya masih segitu penasarannya sama Karang Aji), sore ke pantai lagi baca buku sambil rebahan di pasir, malamnya istirahat sambil bathtub-an dengan ocean view. Setelah dikabarin harus balik, gue kembali cek jadwal kereta dari Cibadak ke Bogor (yes, sekapok itu naik bus Sukabumi-Bogor) ternyata semua tiket kereta hari ini jam 18 udah ludes dan tiket jam 12 serta jam 18 buat hari besok juga udah ludes. Wah memang gak diberkati untuk pulang besok sih, pikir gue. Tiket yang available adalah untuk kepulangan hari ini jam 12 dari stasiun Cibadak. Dengan sedih, gue packing tas (yang sama sekali gak ribet karena gue gak ngapa-ngapain juga di hotel) lalu turun breakfast untuk kemudian siap-siap checkout dan leha-leha di pantai.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoY2izsbV1zROnYQvQNnxSyMlnyA0CqWFMTFYZZWIRfWqePcEoZ2ZOs_10Dn56jUJdB_tpHZeLPDwyH07qqPkqcep7h1blfixrsS9-1bzjx_qbvaF0k1z-LpbsA4VE5R0VYH1IlWt5xTAAEPYZfSWK9y1yCmRLkun3SKKwhvvhjXJKYVkpq82fbyIQ/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.24%20AM%20(1).jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoY2izsbV1zROnYQvQNnxSyMlnyA0CqWFMTFYZZWIRfWqePcEoZ2ZOs_10Dn56jUJdB_tpHZeLPDwyH07qqPkqcep7h1blfixrsS9-1bzjx_qbvaF0k1z-LpbsA4VE5R0VYH1IlWt5xTAAEPYZfSWK9y1yCmRLkun3SKKwhvvhjXJKYVkpq82fbyIQ/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.24%20AM%20(1).jpeg" /></a></div><br /><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyxaDTHkh38zqOpa7JfQ80newZE_cyxQ7cIgkzpjjeYOq_miUY7i-fSQq4katyOQ2xHikkuMl0uwUsULKQV903ftCBVHj-W7Vz6hVhzB-TVw9fNyACbq-zZMGkmphuq749Pb_OUNSWWakHV2-4uEhJOQPNsufqcDMmupzt8qcdq4q8n_wd8SbxLfDW/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.27%20AM%20(1).jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyxaDTHkh38zqOpa7JfQ80newZE_cyxQ7cIgkzpjjeYOq_miUY7i-fSQq4katyOQ2xHikkuMl0uwUsULKQV903ftCBVHj-W7Vz6hVhzB-TVw9fNyACbq-zZMGkmphuq749Pb_OUNSWWakHV2-4uEhJOQPNsufqcDMmupzt8qcdq4q8n_wd8SbxLfDW/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.27%20AM%20(1).jpeg" /></a></div><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRzHHeLTwxFTrLooXQaqQQdKq_EK6ji1PUckw9LSByOmMNWfNRBWMlBGY99RulQfxc88xW6A5lmjFs_-nVfB49Ecx0B8lsouzEQasVEBMj4IUJaMg1IXHcL5JqOxO3YjBJyDd1gCLgMS2WNVfNq4iyKqzG8b7253PPFQsOUPT0uCMe-iQZ0ctjt684/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.28%20AM.jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRzHHeLTwxFTrLooXQaqQQdKq_EK6ji1PUckw9LSByOmMNWfNRBWMlBGY99RulQfxc88xW6A5lmjFs_-nVfB49Ecx0B8lsouzEQasVEBMj4IUJaMg1IXHcL5JqOxO3YjBJyDd1gCLgMS2WNVfNq4iyKqzG8b7253PPFQsOUPT0uCMe-iQZ0ctjt684/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.28%20AM.jpeg" /></a></div><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Di restoran hotel, ternyata hotel ini tidak sesepi itu. Jumlah pengunjung gak terlalu sepi tapi juga gak terlalu rame. Demografi pengunjung kebanyakan traveling sendiri atau berdua, dengan rata-rata usia 38 ke atas (<i>and so far I looked like I was the youngest</i>?). Breakfast di hotel tidak mengecewakan; gue breakfast di outdoor seating, tepatnya di balkon yang lagi-lagi menghadap laut. Sinar matahari pagi jam 7 tidak terlalu menyilaukan, suara ombak ramah dan enak didengar, burung-burung berkicau, dan makanannya banyak jenis mulai dari makanan keSunda-Sundaan sampe makanan Western dan rasanya enak. Agak sedikit feeling surreal, gue yang kayak ABG planga-plongo ini makan sendirian di restoran hotel kayak orang kelaperan (<i>I was amazingly hungry</i>; mungkin karena malemnya ketakutan setengah mati), membawa tas jansport satu buah dan tas tenteng (gue membawa semua harta benda gue ke restoran dan ke pantai karena kamar masih mati lampu, gak bisa dikunci, dan gue mau langsung checkout dibandingkan harus bolak-balik kamar lewat tangga darurat). Setelahnya gue duduk di pantai sambil liat laut, liat orang berkuda, dan foto-foto gak jelas. Btw, hotel ini kayak punya private beach (?) jadi memang sangat nyaman untuk planga-plongo sendirian. Akhirnya gue bayar fotografer pinggir pantai untuk motretin dan videoin gue pake kamera dan hp gue, walaupun hasilnya mengsedih tapi ya gapapa gue senang-senang aja jadi ada temen ngobrol dan temen ngonten. Seenggaknya gue punya potret diri dari perjalanan solo ini yang bukan merupakan selfie.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah berlari-larian menyusuri bibir pantai selama kurang lebih 1 jam setengah, gue akhirnya bersiap pulang di jam 9 pagi. I didn't even spend 12 hours in this hotel, agak mengsedih sih kayak udah capek-capek menahan amarah dengan full irama dangdut koplo di bus Bogor-Sukabumi dan sampe mengubah semua itinerary karena molor (cih, padahal itinerary juga gak punya), akhirnya gue harus pulang dan meninggalkan keinginan gue untuk 1) <i>Beach strolling</i>, 2) Mandi di bathtub dengan ocean view dari ketinggian, 3) Baca buku di tepi pantai sore-sore, dan tidak lupa 4) Mencicipi beach club Palabuhan Ratu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sampai gue check-out, listrik hotel masih belum menyala dan gue check-out bersama dengan pelanggan-pelanggan lain yang sepertinya kecewa dan memutuskan pindah hotel aja (sekaligus misuh-misuh minta refund). Gue? Jangan ditanya, gue udah kepalang capek dan sedih dengan vakansi ini, gue memutuskan untuk keluar dengan damai. Ngapain juga ribut-ribut nanti repot kalo telat terus ketinggalan kereta. Pagi itu mencari ojek online di sekitar hotel jadi peer banget dan lama, tapi gue berhasil menemukan abang-abang ojol yang baik dan bersedia mengantarkan gue sampe pemberhentian bis kesekian (bukannya di terminal, walaupun gue set distance-nya cuma sampe terminal) – katanya "Supaya si teteh gak stress nungguin ngetem bisnya, bisi ketinggalan kereta.". Terhura. Walaupun nunggu bis ngetem masih cukup lama, tapi setidaknya pemberhentian bis jauh lebih sedikit dan kubisa sampe stasiun Cibadak tepat waktu (bahkan kecepetan sedikit sampe sempet minum es teler dulu).</div><br /><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguP4dxonZuB_SakD20GuCx9iIPl45JYB72cE9azd8DR0Su79aVwlPl7X7DCiG5IXhjyVDbhTTVxl-rkATsY-cNeT6F4RkAMXJkervvmmIHWgniBYAPJvQa9y4ltIUIfcGDPcuxFSilYdSNGW7wYixlAOVonGLyHcwJijq-ZIWySx-ye0BxNdG1IVM2/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.27%20AM.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguP4dxonZuB_SakD20GuCx9iIPl45JYB72cE9azd8DR0Su79aVwlPl7X7DCiG5IXhjyVDbhTTVxl-rkATsY-cNeT6F4RkAMXJkervvmmIHWgniBYAPJvQa9y4ltIUIfcGDPcuxFSilYdSNGW7wYixlAOVonGLyHcwJijq-ZIWySx-ye0BxNdG1IVM2/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.27%20AM.jpeg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">A little hint: Hotel ini didirikan circa 1960-an oleh eks-presiden Soekarno</span></td></tr></tbody></table><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVUypFHAJpEQsjZsBdluEYG2DjMT5r73UNTNIbjzQrFVdiK97XBQ7Oth40DQFP1MeNvtW3h8CDFqu8stBIX9n-JMS783AFDzITyEjkkiSRh7ugsvHX-VNWEWZmNfNQi3EF8vesXszuGH8toc6W0AapTV6VP0AmyZTpDSDHsNZaiFVtXgHSQpmIJq7i/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.20%20AM.jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVUypFHAJpEQsjZsBdluEYG2DjMT5r73UNTNIbjzQrFVdiK97XBQ7Oth40DQFP1MeNvtW3h8CDFqu8stBIX9n-JMS783AFDzITyEjkkiSRh7ugsvHX-VNWEWZmNfNQi3EF8vesXszuGH8toc6W0AapTV6VP0AmyZTpDSDHsNZaiFVtXgHSQpmIJq7i/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.20%20AM.jpeg" /></a></div><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVvoA3fjuPFL5a1yiElgENYRV44BVUtTkWfXYBLB0isHUmW6VE0QpK7UV4KGm1Y79-KctA8Viiip9K6SQqLiy7K9v46fuvnXZjlRRps3Zc6HO_M8FuwgPKo24THeBcxqhoepda9w8-rJi81Iktw5YLGGIdRdUgPXvrTdJvo8nxYzsNvCnf4kqaM5nB/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.26%20AM.jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVvoA3fjuPFL5a1yiElgENYRV44BVUtTkWfXYBLB0isHUmW6VE0QpK7UV4KGm1Y79-KctA8Viiip9K6SQqLiy7K9v46fuvnXZjlRRps3Zc6HO_M8FuwgPKo24THeBcxqhoepda9w8-rJi81Iktw5YLGGIdRdUgPXvrTdJvo8nxYzsNvCnf4kqaM5nB/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.26%20AM.jpeg" /></a></div><div style="text-align: center;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6aI2ht8Zq0f7ShDo6QRBWGlQIYpQEm4Wl46qrHb0E6lw14QcwU1_o0QFkb8FNjH-ed4uhMH3Ef4PintlBPeSztcBAoLldbucccF4rm9gEKLwp6ZL51mRc_qIOTfnJKTcVwJslNr1WwhGt7Rwsq6ERZ_53KrtShJ0p2UcTBRGYnLCyFzJ6Y-iGeYMu/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.18%20AM.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6aI2ht8Zq0f7ShDo6QRBWGlQIYpQEm4Wl46qrHb0E6lw14QcwU1_o0QFkb8FNjH-ed4uhMH3Ef4PintlBPeSztcBAoLldbucccF4rm9gEKLwp6ZL51mRc_qIOTfnJKTcVwJslNr1WwhGt7Rwsq6ERZ_53KrtShJ0p2UcTBRGYnLCyFzJ6Y-iGeYMu/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.18%20AM.jpeg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><i>Personally speaking this hotel was really decent, </i>sayang aja mati lampu.</span></td></tr></tbody></table><div style="text-align: center;"><br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Perjalanan pulang berlangsung aman, damai, tentram, dan sejahtera. Tanpa banyak ba bi bu, langsung scan tiket dari Traveloka, tiket kereta langsung ke print dan otomatis check-in. Naik kereta dengan tentram, keretanya bagus banget dan dingin; sepertinya gerbong model baru karena terakhir kali naik kereta ke Sukabumi buat ke Situ Gunung, gerbongnya masih gerbong lama dengan kursi hadap-hadapan yang super keras. Sekarang kursinya satu arah semua. Waktu tempuh Sukabumi-Bogor cuma 1 jam dengan kereta dan itu bikin gue sedih banget karena menyadari betapa buang-buang waktunya hidup gue kemaren berusaha naik bis dari Bogor sampe Palabuhan Ratu; harusnya kemaren gue udah bisa leyeh-leyeh di Karang Aji sambil melihat matahari tenggelam di bathtub. Tapi yaudahlah, lessons learned. Traveling sendirian berarti adalah merencanakan hal-hal sendiri, merasakan dan menelan semua sendiri.<i> It's a good way for reflecting and meditating, but I admit it was lonely at some points (and I feel scared some times).</i> Tapi seperti pada umumnya dan yang biasa terjadi sebelumnya, <i>what I like the most about traveling is the excitement</i>, terutama sebelum perjalanan di mulai – kayak,<i> you really nervous about switching your usual setting of work to vacay, the feeling is amazing</i>. Dan setelah perjalanan selesai, mungkin tidak semua perjalanan menyenangkan dan memorable, tapi seenggaknya setelah traveling, gue selalu merasa gue jadi tambah kenal diri sendiri, kadar ekspektasi, termasuk tingkat keberanian.<i> I think a journey doesn't always have to be beautiful, it's okay just to learn more about ourselves a bit from it.</i></div><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEismmLX4XxXok51VA4QN4IwAr__XLTxFEp0ivahq_wCe1vLXrBCULBoXmFOsIDFMx5emLm4GLbAhxbpl-TBzNF6ShzN_dkRsSG0dausqdRTfqPprujOgdskP8L8KoizpKyCk6LIHG5mXs_11Hw8k6XNyeGZs97Zilt_djA6bmTLZwZKUc9y5HrPqv-k/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.21%20AM.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEismmLX4XxXok51VA4QN4IwAr__XLTxFEp0ivahq_wCe1vLXrBCULBoXmFOsIDFMx5emLm4GLbAhxbpl-TBzNF6ShzN_dkRsSG0dausqdRTfqPprujOgdskP8L8KoizpKyCk6LIHG5mXs_11Hw8k6XNyeGZs97Zilt_djA6bmTLZwZKUc9y5HrPqv-k/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.21%20AM.jpeg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Featuring abang ojol baik</span></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxvipaF0qFD5HaIUMswmEHWs3Do6uBvQ3F5zmeyMdTbPsWWxl1MiJvDWq35OwcWTohqa_yqaxrwuUTAvCq44qCYXqNytsM483K6Xxsu0A7vlwDy8m_bAwB_ptLXJjbx4Tkw8Z8h6kBigohw8Y0F7chbxuEuRPsfa2M0bXdPGnf7RSwnlSMsSFzNkpE/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.22%20AM%20(1).jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxvipaF0qFD5HaIUMswmEHWs3Do6uBvQ3F5zmeyMdTbPsWWxl1MiJvDWq35OwcWTohqa_yqaxrwuUTAvCq44qCYXqNytsM483K6Xxsu0A7vlwDy8m_bAwB_ptLXJjbx4Tkw8Z8h6kBigohw8Y0F7chbxuEuRPsfa2M0bXdPGnf7RSwnlSMsSFzNkpE/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.22%20AM%20(1).jpeg" /></a></div><br /><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYLZbmouO4e1CW_Um9gSMal7qIvnonxJOLacAfXlumeNQRWoQi6Go-775o0NRociSONbg1lxmKzQ_qGCmYg5S481fS_Kj5OL-AEj3HiY-1fhpiB7RH1w33xhEGJvW3tm-6DrRh0ujbSQ8vnMcGG3SrhYqR_rTOWY4tw58ImlSQ6EOB0_skWGvWm2d0/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.22%20AM.jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYLZbmouO4e1CW_Um9gSMal7qIvnonxJOLacAfXlumeNQRWoQi6Go-775o0NRociSONbg1lxmKzQ_qGCmYg5S481fS_Kj5OL-AEj3HiY-1fhpiB7RH1w33xhEGJvW3tm-6DrRh0ujbSQ8vnMcGG3SrhYqR_rTOWY4tw58ImlSQ6EOB0_skWGvWm2d0/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.22%20AM.jpeg" /></a></div><br /><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjkn_PDuDNlBsaw8GxmSjMpGk16hMiuyGHNB6x5qKhC2c80G--sh992cimQ0fnKoF2UM8ejpfjVn5HHI1FLtNkGWPZ-hnplb918Cpr_xVNj5YrTUAID5Pc7ZEeNhrhBsBrbC6nZ2risZt2tLYiIxx42lRlP2tpmHiqcjCyfMA5dJnrIXhVq5SEpEkZ/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.23%20AM.jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjkn_PDuDNlBsaw8GxmSjMpGk16hMiuyGHNB6x5qKhC2c80G--sh992cimQ0fnKoF2UM8ejpfjVn5HHI1FLtNkGWPZ-hnplb918Cpr_xVNj5YrTUAID5Pc7ZEeNhrhBsBrbC6nZ2risZt2tLYiIxx42lRlP2tpmHiqcjCyfMA5dJnrIXhVq5SEpEkZ/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.23%20AM.jpeg" /></a></div><br /><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6NBoDBCr3lriaux2CwMgShIJlxxXcoU0A5ZYOfkIB0X3PK2-Cv3JiueoSp5aZDtM9W5xeKBUBV1iQpX67zRoU_8wdA9kQ1P5cWIQ8nxDJJCvW3FfqiY0tvWZb5aWd4A0TYA1xyIzRZdjlDLwvCGl9jOK9giKJN4iEsbZ0r9B-PJvOpRJrdzYvFTnS/s1600/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.24%20AM.jpeg"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6NBoDBCr3lriaux2CwMgShIJlxxXcoU0A5ZYOfkIB0X3PK2-Cv3JiueoSp5aZDtM9W5xeKBUBV1iQpX67zRoU_8wdA9kQ1P5cWIQ8nxDJJCvW3FfqiY0tvWZb5aWd4A0TYA1xyIzRZdjlDLwvCGl9jOK9giKJN4iEsbZ0r9B-PJvOpRJrdzYvFTnS/w480-h640/WhatsApp%20Image%202022-10-06%20at%205.28.24%20AM.jpeg" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Wah sungguh post yang sangat aneh, menurut gue, karena selain terbitnya udah basi, gue bisa merasakan <i>mood </i>gue berganti-ganti dalam tulisan ini mulai dari <i>mood </i>1) males dan bodoh dalam merancang perjalan, 2) jengah dan mengutuk musik koplo remix DJ Opus sekaligus kesialan-kesialan lainnya yang terus terjadi bertubi-tubi, 3) legowo dan mengambil hikmah dari segala perjalanan kemarin. Tapi gapapa, seenggaknya gue sudah tulis semuanya dan semoga kelak kalo lagi bosen dan butuh penghiburan, post ini bisa menghibur gue.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terima kasih sebelumnya untuk semua yang sudah coping dengan gue dan post yang panjang dan terlalu spill out termasuk hal-hal yang gak penting ini. Semoga semuanya sehat dan bahagia selalu. Semoga yang lagi punya masalah, masalahnya cepet selesai. Semoga yang punya salah, kesalahannya dimaafkan. Semoga yang sedang membenci, bisa segera memaafkan. Semoga yang menumpuk rindu, rindunya bisa dibayar tuntas tanpa kasbon. Semoga yang putus dan pingin balikan, bisa ada jalan kembali.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekian dan terima gaji. (Asyik akhir bulan!)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Salam sayang,</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixSbJEUq3zCVDWn3tbkG0UDETByQzzlI8z2lQvQTc5kEJqo_v-1gk59AMaJa1NKSyF4GrLvo5F8atOhe5Cf6XA6qQG8G5sev_oBKUXpezMkUO16teSl6VP6N3jAmocx_FvayBGStwueN4oQ7o0P01uv-G4dqohQp3anMiJ_3lL6zLancXyXwK_yeGK/s500/Sign.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="375" data-original-width="500" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixSbJEUq3zCVDWn3tbkG0UDETByQzzlI8z2lQvQTc5kEJqo_v-1gk59AMaJa1NKSyF4GrLvo5F8atOhe5Cf6XA6qQG8G5sev_oBKUXpezMkUO16teSl6VP6N3jAmocx_FvayBGStwueN4oQ7o0P01uv-G4dqohQp3anMiJ_3lL6zLancXyXwK_yeGK/w200-h150/Sign.png" width="200" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-27391499511176795612022-06-01T19:29:00.002+07:002022-06-01T19:29:36.532+07:00Thousand Reasons To Keep Writing:<p>Mei-Juni 2022;</p><p style="text-align: justify;">Akhirnya sampai juga di pertengahan tahun 2022 setelah dar-der dar-der kembang api dan haha hihi malam tahun baru, menjalani hari-hari puasa dan menjalani tradisi lebaran (yang alhamdulillah sudah mulai terasa seperti tradisi sedia kala dengan angka kasus COVID-19 yang semakin minimal), dan <i>name it</i> <span style="text-align: justify;">– </span>serangkaian hari-hari besar dan berarti lainnya, yang mungkin luput di ingatan karena begitu cepatnya waktu berlari.<i> I know for some people New Year's resolution is not more than an annual bullshit</i>, tapi untuk gue yang setiap tahun selalu membuat mini (atau mikro, saking kecilnya) rasanya pertengahan tahun adalah waktu yang cocok untuk re-kontemplasi semua <i>to-do</i> dan <i>bucket list</i> yang sudah dibuat di awal tahun.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://c.tenor.com/u3UdjNCbjF8AAAAC/new-years-happy-new-year.gif" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="371" data-original-width="498" height="371" src="https://c.tenor.com/u3UdjNCbjF8AAAAC/new-years-happy-new-year.gif" width="498" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;">After all, we're all Squidward as we grow older.</span></i></td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ada satu poin dari <i>bucket list</i> gue yang merupakan poin yang sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan <span>– tapi tetap diabaikan walaupun masuk list setiap tahunnya. Poin itu adalah sesederhana <i>merutinkan kembali menulis</i>; di sini, atau dimanapun </span><span>– asal akhirnya dipublikasikan</span><span>. Awalnya, gue <i>aim </i>untuk menulis setidaknya 2 minggu sekali, tapi sadar bahwa ada blok-blok dalam otak yang membuat menulis kini jauh lebih sulit dibanding sebelumnya. Gue mengecilkan standar menjadi menulis sebulan sekali, yang akhirnya berakhir dengan <i>post </i>yang menumpuk di <i>draft </i>dan tidak terselesaikan. Ya, gue mencoba menulis setidaknya sekali sebulan sementara ide-ide menulis muncul nyaris 1-2x/minggu; tapi semua tulisan berakhir di <i>draft </i>dan baru terselesaikan setidaknya 1/3 bagian atau 1/2. Akhirnya gue berpendapat, bahwa dibandingkan ketidakbisaan menginisiasi sesuatu, sebenarnya yang gue alami adalah ketidakbisaan melanjutkan komitmen dan menyelesaikan sesuatu.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="text-align: justify;">Dan sekarang, <i>I feel like I am all talking to myself through this post </i></span>– karena <i>talking to oneself on reality setting, in daily basis can be considered as mentally awful</i>. </p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Annisa Dina, <i>these are the reasons why you need to keep writing</i>:</p><p style="text-align: justify;"><b>1. <i>It's the only thing you've been keeping to do after all those years</i></b></p><p style="text-align: justify;"><i>People have hobbies; before work life slaps them in the face, they usually had things they were crazy about. No matter how useless, lavish, or wasteful, hobbies are necessary to keep one's in right state of mind. </i>Orang boleh punya hobi memancing di pemancingan sambil bengong hanya untuk rileks lalu kembali ke realita setelahnya dan orang boleh hobi main game siang malem sampe jadi atlet e-sports. Beberapa orang beruntung bisa bekerja sesuai hobinya, sebagian besar orang tidak bisa melakoni hobinya sebagai pekerjaan; tapi itu tidak berarti banyak, karena yang penting adalah konsistensi. Hobi adalah sebuah kegiatan yang dijalankan penuh konsistensi walaupun tidak berguna sekalipun – <i>it gives you sparks and butterflies</i>.</p><p style="text-align: justify;">Dina, <i>you've been through many things you perceived as hobbies, but in the end they are all being neglected.</i> <i>Name it</i> – membaca, melukis, <i>digital drawing</i>, sepeda, memotret – tapi semuanya tidak konsisten. <i>You were equipped, but soon you either lost the time or just the interest</i>. <i>You've been seeing people addicted to things</i>; <i>bags, jewellery, singers and bands, music instruments</i>, melihat orang-orang menekuninya dengan sepenuh hati dari tahun ke tahun, dan <i>at the end you've been questioning how does it feel to be completely interested consistently with something because you never felt like it.</i></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY3bPKahlzvwWhoOYu_Tynk1S20CP7EYvs4LGYTqI4eGhmxLcpvyA4ET8AqAYKi_8f_DQrh6WyhzdhwDwenrV_4g9bAvXpYwM8gaB1zAmmPMLNVqeEd3rcSO43r_SbuTbdTYkwlobh_wGsdcntFwmrnoEHTEkHUjvjs-YSBXDl_yYOumNGKTjn4k5Y/s1280/WhatsApp%20Image%202022-06-01%20at%207.09.02%20PM.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="719" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY3bPKahlzvwWhoOYu_Tynk1S20CP7EYvs4LGYTqI4eGhmxLcpvyA4ET8AqAYKi_8f_DQrh6WyhzdhwDwenrV_4g9bAvXpYwM8gaB1zAmmPMLNVqeEd3rcSO43r_SbuTbdTYkwlobh_wGsdcntFwmrnoEHTEkHUjvjs-YSBXDl_yYOumNGKTjn4k5Y/w360-h640/WhatsApp%20Image%202022-06-01%20at%207.09.02%20PM.jpeg" width="360" /></a></div><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tapi menulis memberikan hal yang berbeda; <i>it keeps coming back to you or you keep yourself coming back to it.</i> Secara tidak sadar, menulis ada sebuah <i>sanctuary</i>; sebuah tempat aman yang akan selalu dicari ketika semua tidak terasa benar. <i>It's the way you talk, the way you spit out things that seem uncoordinated when you let it out from mouth. It's a matter of processing thoughts and emotions to be something more rational and discussable. It gives you peace, because it's the way you sort out the way you communicate.</i></p><p></p><p style="text-align: justify;"><b>2. <i>People have business to do, they don't have the ears all day.</i></b></p><p style="text-align: justify;"><i>Adulthood is a lonely journey after all. You lost your friends along the way and only few survived after years.</i> Tapi semua orang pada akhirnya akan punya urusan masing-masing, kepelikan hidupnya masing-masing, atau bahkan sesimpel waktunya sendiri. Lo gak bisa ekspektasi orang akan selalu ada di akhir hari lo dan memastikan lo baik-baik saja. Lo gak bisa berharap orang akan terus mendengarkan ketika mereka sudah capek mendengarkan kliennya ngoceh minta revisi atau sudah capek mendengar keluhan mereka sendiri yang hanya <i>audible</i> di dalem pikirannya. Ketika mereka ada waktu pun, a<i>s a 100% human being who have soul</i>, mereka juga ingin didengarkan dan lo harus belajar mendengarkan, <i>no matter how you want to spill every little detail of your life to them</i> (apalagi ketika lo adalah tipe orang yang menganggap setiap hal kecil itu relevan dan bisa dijadikan bahan cerita). Lo harus belajar untuk berbagi panggung, memanajemen mulut, mendayagunakan telinga – <i>cause everybody need ears to listen and shoulders to lean on </i> dan dunia tidak hanya berpusat di lo aja.</p><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOHswNEKKK06XLUbcgBAeC53g3GJuZlCABV7-mRwemEGug1wxdLiWXEwioxC55slqsBJwF6jn32GEZDwmEvopk34hKLBZ7oTNmAqtjpDORcEi1eWCfM-QNAFS4OaHQYd3ELdacC3cWBJjzOUTDeqixjl4PXcff2Cj8x4JXkkHQA6IvrfO2LGaH3-7q/s3307/2020-08-17%2011.01.57%201.jpg" imageanchor="1"><img border="0" data-original-height="3307" data-original-width="2481" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOHswNEKKK06XLUbcgBAeC53g3GJuZlCABV7-mRwemEGug1wxdLiWXEwioxC55slqsBJwF6jn32GEZDwmEvopk34hKLBZ7oTNmAqtjpDORcEi1eWCfM-QNAFS4OaHQYd3ELdacC3cWBJjzOUTDeqixjl4PXcff2Cj8x4JXkkHQA6IvrfO2LGaH3-7q/w480-h640/2020-08-17%2011.01.57%201.jpg" width="480" /></a></div><p style="text-align: justify;">Menulis memperbolehkan lo cerita apa saja – mulai dari hal-hal kecil sesimpel hari ini langit cerah dan lo jadi pengen <i>road trip</i> walaupun hal itu mustahil karena masa kerja lo masih kurang dari satu tahun dan gak mungkin ambil cuti sampai hal-hal yang sekretif, sakral, dan tidak patut diceritakan seperti kenapa orang yang berhasil bunuh diri adalah orang yang paling <i>determined</i> se-alam semesta. <i>You can always run to alphabets and words – you can talk about anything, you can completely be yourself, or not.</i> <i>You don't need others' ears to listen or someone's willingness to reply – you shout to yourself through words and you hear them through the echoes as you read them back.</i></p><p style="text-align: justify;">Mandiri dalam sepi.</p><p style="text-align: justify;"><b>3. <i>It's an (almost) complete monolog here, darling</i></b></p><p style="text-align: justify;">Beberapa orang menganggap mereka harus merespon orang lain saat diceritakan sesuatu, merasa dituntut memberikan solusi ketika ada orang yang ngobrol tentang masalah hidupnya. Padahal, banyak yang merasa mereka bercerita hanya untuk didengarkan; gak perlu pusing-pusing dibales saran apalagi nasihat yang terkesan menggurui (<i>or worse</i>, dibanding-bandingkan seolah ajang kompetisi hidup paling sedih dan nelangsa). Berapa jumlah orang yang menggunakan Twitter hanya untuk sambat? Banyak. Berapa jumlah orang yang menyadari bahwa banyak orang yang menggunakan Twitter hanya untuk sambat? Tidak terlalu banyak.</p><p style="text-align: justify;">Banyak orang berpikir bahwa kebebasan berpendapat harus ditimpali dengan kebebasan membalas pendapat, padahal orang hanya butuh sebuah <i>space</i> untuk mengeluarkan unek-uneknya. Ada yang bilang: <i>people have the rights to throw reactions to what you share</i>, padahal kita semua juga punya kapasitas untuk tidak bereaksi terhadap orang lain, apalagi ketika yang kita punya hanya reaksi buruk. Lo bisa menggunakan pikiran ini ketika lo mau berargumen terhadap hal-hal yang cuma kebetulan muncul di timeline Twitter, b<i>ut to do this everytime you open Twitter is kinda tiring.</i></p><p style="text-align: justify;"><i>It was really convenient to write in your sealed, private diary you used to hide under your bed or a secret space in your locker </i>– <i>but it's way better to talk over a blog. I have tons of stupid personal reasons to my likings about writing in blog. </i>Blog adalah tempat yang bagus untuk menulis secara digital, bisa ditambah gambar (bisa pake GIF bodoh beranekarupa juga – asal tidak lupa creditsnya), desainnya bisa diatur sedemikian rupa dibandingkan <i>platform</i> sebelah (dengan catatan jago utak-atik CSS dan ngoding halaman). <i>You can tell things in a long, long writings and just disable the comments, forget the world and do a complete monolog</i>. Secara personal, gue sangat menyukai kegigihan diri sendiri dalam menyajikan (<i>diri sendiri</i>) sebuah monolog yang baik – mulai dari memilih mau nulis apa, menyusun kalimat-kalimat, memilih dan mengedit foto (yang mungkin saja harus <i>hunting</i> dulu, supaya cocok dengan tema yang ditulis), mengedit lagi kalimat-kalimat yang sudah ditulis (bahkan kadang mengedit huruf kapital dan tanda baca), dan segelintir prosesnya yang njelimet dan bisa dipermudah dengan mikroblogging seperti Twitter. <i>I know writing a blog post is planned, organized, and less-spontaneous (Twitter? It's often spontaneous and raw), but it's just amazing that a person like me going through process of picking and selecting what to say; because in life, you often need to make careful decisions too, right?</i></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhb3doNfG_MQ-JMfZjJClDkaXJkfqBm5aWGc7cATgFF5p7P8kAY8bc7bXQgj4WaGiTG6lW5WvNX4G3GajPv0JMIMlCo6yhYAQdi-MqYr9pQQJlTmpxecpqsZngrxiRXWr-rRiZs-0HXP98GuiOngam-5H-b6s1kib0jCpn9ZEMTBnxpPTbeDEvWYt6p/s4000/2020-08-13%2011.02.54%201.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4000" data-original-width="3000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhb3doNfG_MQ-JMfZjJClDkaXJkfqBm5aWGc7cATgFF5p7P8kAY8bc7bXQgj4WaGiTG6lW5WvNX4G3GajPv0JMIMlCo6yhYAQdi-MqYr9pQQJlTmpxecpqsZngrxiRXWr-rRiZs-0HXP98GuiOngam-5H-b6s1kib0jCpn9ZEMTBnxpPTbeDEvWYt6p/w480-h640/2020-08-13%2011.02.54%201.jpg" width="480" /></a></div><i><br /></i><p></p><p style="text-align: justify;"><b>4. <i>Remember, your end goal</i></b></p><p style="text-align: justify;">Setiap orang pasti punya <i>golden day goal </i>dalam hidupnya. <i>Some want to be financially independent in the later phase of life, some want to have dozens of rent houses</i> alias jadi juragan kos/kontrakan, <i>some want to retire and reside with their loved ones </i>dengan anak-cucu-cicit, <i>some want to grow old in their native town or in countryside, some want to own his/her farm</i>, <i>but I would love to retire and write</i>. Mungkin dalam fase hidup yang ini, <i>I have to do my own job for a living, but one day I would love to write all day in my life</i> – kalo bisa hidup darinya itu bonus, <i>I just want to live and write someday; not much worrying about patients complain, my financial health, and other pressures I live with today </i>– dan untuk hal itu, dan untuk semua alasan yang ada – <i><b>Dina, kamu harus tetap menulis.</b></i></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZnsEo1dJK7fT32ttvsFuQdP7m-nV8YMYPx5wa2N65sHmiY6T2EHM_T1iJsKo-fH6ZfpfckTQzLyi6JwTQ3xBcXb6-vhMHk7SJg_gb0IUsSl1GihLCgCEsenw4KfMYpw6RgT52gT3BIflltNSdjkp1hZDyzdykq2JHK7eMZSJNvAL2EXTeELbicKS7/s195/Blog%20Sign%20Baru.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" height="137" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZnsEo1dJK7fT32ttvsFuQdP7m-nV8YMYPx5wa2N65sHmiY6T2EHM_T1iJsKo-fH6ZfpfckTQzLyi6JwTQ3xBcXb6-vhMHk7SJg_gb0IUsSl1GihLCgCEsenw4KfMYpw6RgT52gT3BIflltNSdjkp1hZDyzdykq2JHK7eMZSJNvAL2EXTeELbicKS7/s1600/Blog%20Sign%20Baru.jpg" width="195" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-35854882527172452072022-01-16T22:52:00.014+07:002022-01-16T23:23:19.302+07:00From Izakaya to Izakaya<p style="text-align: justify;">Hello,</p><p style="text-align: justify;"><i>It's another year passed! Another collections of happiness, sadness, and other things in a bundle that we collect in an annual folder, is finally ready to be stored in a huge locker called "Lifetime". First of all, I'd like to "Happy New Year"-ing all of you (tho maybe it doesn't really matter for some people) and I hope all kinds of the well-beings are on your side this year.</i></p><p style="text-align: justify;">Buat gue, <i>new year is not a new me</i>, tapi pada akhirnya setelah satu tahun terlewati pasti ada hal-hal baru yang kita jalani/rasakan/tekuni di tahun itu – jadi ya kurang lebih ada benernya juga istilah <i>new year new me </i>– hanya saja maknanya lebih retrospektif untuk gue, dibandingkan prospektif-determinatif. Beberapa teman di usia gue menandai tahun 2021-nya dengan menekuni berbagai jenis komitmen; mulai dari komitmen ke pekerjaan sebagai pegawai tetap, komitmen ke pasangan dalam bentuk pernikahan, atau berkomitmen membesarkan anak dalam bentuk hamil dan melahirkan (dan juga merawat anak). Beberapa teman merasakan disorientasi dan krisis identitas yang akhirnya terobati dengan penerimaan dan aksi <i>coming out</i> ke orang-orang terdekat. Beberapa teman banting setir dari profesi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan mencoba mencari uang dari hal-hal yang mereka gak pernah duga akan tekuni. <i>It really feels like a great leap when I talk about someone else's life compared to mine, but well maybe 2021 for me is about accepting my process and not comparing </i><span style="text-align: left;">– <i>cause you know, we all walk in the different pace.</i></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://c.tenor.com/XuFbJA0l6GsAAAAC/adulting-adult.gif" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="243" data-original-width="498" height="243" src="https://c.tenor.com/XuFbJA0l6GsAAAAC/adulting-adult.gif" width="498" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Tahun 2021, mungkin gue masih menjadi seorang Annisa Dina; a<i> top tier procrastinator, a terrible decision maker</i> (bukan karena keputusan yang diambil selalu jelek, tapi emang gak bisa banget ambil keputusan), <i>a professional overthinker (meh it's sounds generic) </i>tapi tahun 2021 gue punya banyak sekali <i>lessons</i> (<i>or hard pills</i>) <i>to swallow </i>– mulai dari membungkus semua ekspektasi dan rencana untuk menetap di sekitar Bandung, lompat dari satu orang ke orang lain, satu HRD ke HRD lain, satu rekrutmen ke rekrutmen lain, merasakan loyalitas yang cukup buat sesuatu tapi outputnya gak setimpal, menelan malu dan gengsi bulat-bulat untuk mundur dari sebuah proses karena memang tidak menyehatkan, dan pada akhirnya merasakan kerja; kerja, dengan name tag, barcode, absen fingerprint, drama <i>co-workers</i>, serta tuntutan loyalitas terhadap tempat kerja. Kerja; yang beberapa teman sudah rasakan bertahun-tahun bahkan sampe jadi pegawai tetap, <i>but it's a whole new thing for me.</i></p><p style="text-align: justify;">-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------</p><p style="text-align: justify;">Dua tahun lalu saat gue belum <i>internship</i>, seorang teman yang usianya lebih tua beberapa tahun dari gue pernah bilang, katanya kerja itu melelahkan. Secara fisik capek, <i>but even more emotionally draining</i>, katanya. "Nanti lo coba rasain sendiri. Makanya, hebat banget orang yang punya kerja sampingan sana-sini dan <i>hustling</i> banget dalam <i>worklife</i>, karena gue merasa kerja, walau cuma satu, itu <i>draining</i> banget dari segala aspek," begitu katanya. "Dan makanya juga, hobi itu penting. Y<i>ou should have at least one thing that will keeps you sane</i>," tambahnya, "Makanya, sehabis kerja rodi ada orang yang suka <i>shopping</i> bahkan jadi <i>shopaholic</i> yang kalap abis gajian, pelihara monstera atau bercocok tanam apalah itu, beli game dan game dan game lagi terus ngansos buat <i>gaming</i> tiap ada hari libur atau cuti, atau bahkan mabok setiap Jumat malem atau <i>weekend</i> – <i>they choose the most comforting way to keep themselves sane</i>, walau menurut kita caranya gak banget."</p><p style="text-align: justify;">Beberapa bulan setelah itu, gue masuk <i>internship</i> dan belum merasakan perasaan <i>emotionally drained</i> seperti yang dia bilang dan masih sibuk <i>hustling</i> sana-sini karena selain butuh uang, gue juga butuh kesibukan. Beberapa bulan setelah lulus <i>internship</i> dan kerja di klinik, gue belum juga merasakan capek bekerja seperti yang dijabarkan dan lagi-lagi masih kerja serabutan sana-sini karena memang suka. Tahun 2021, gue kembali ke Jakarta sebagai dokter <i>volunteer</i> di sebuah rumah sakit jiwa waktu COVID-19 mulai beranjak naik dan sekali lagi, masih merasa belum <i>emotionally drained</i> dari kerjaan dan masih sibuk <i>hustling</i> sana-sini, hingga akhirnya di pertengahan tahun, gue pindah kerja ke tempat gue yang sekarang dan <i>I guess, I feel something that is related to being emotionally drained.</i></p><p style="text-align: justify;">Yang dapat gue simpulkan dari pengalaman berpindah-pindah lokasi dan instansi kerja adalah <i>the more you think you commit, the more draining it will be</i>. Komitmen, terhadap apa pun itu, adalah sesuatu yang melelahkan. Komitmen terhadap pasangan, komitmen terhadap suatu proses, termasuk komitmen dalam pekerjaan adalah sesuatu yang melelahkan – karena perasaan ingin <i>commit</i> ini menjadikan seseorang <i>all-out</i> untuk dapet hasil yang paling baik. Gue belum pernah merasakan capek emosional dalam bekerja karena tidak merasa <i>commit </i>dengan tempat kerja: waktu gue <i>internship</i>, gue tau masa kerja gue cuma setahun dan setelahnya gue pasti akan diterminasi. Waktu gue di klinik, gue tau itu bukan sesuatu yang gue akan jalani untuk waktu yang lama karena gue <i>aim </i>untuk cari kerja di puskesmas/di RS pada saat itu. Waktu gue jadi dokter <i>volunteer</i>, gue tau pekerjaan itu tidak akan abadi dan pada akhirnya ketika angka pandemi turun gue akan di <i>cut</i>. Komitmen yang kurang ini menjadi cikal bakal <i>emotional dullness</i> gue dalam bekerja – berimbas ke <i>yaudah kerjain abis itu cari sambilan lain.</i></p><p style="text-align: justify;"></p><p style="text-align: left;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj1kgADL6V-J8_yy00UwWvFT2f3r3hqSm-hrBZVkb_arNP_oUjCKQATgTrGq9xuiFVua8sLC_dFEJQus8E3dR41lKGLSf_8-bksDzkPZaUUhlrGNNOk8HTP_lCVQuqtrsOHo0GfjTNl-Y8wkOwcvsPgPnjxjXFAPzL08S_S2C26k-6LGKkBq9du0ItP=s2680" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2680" data-original-width="2009" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj1kgADL6V-J8_yy00UwWvFT2f3r3hqSm-hrBZVkb_arNP_oUjCKQATgTrGq9xuiFVua8sLC_dFEJQus8E3dR41lKGLSf_8-bksDzkPZaUUhlrGNNOk8HTP_lCVQuqtrsOHo0GfjTNl-Y8wkOwcvsPgPnjxjXFAPzL08S_S2C26k-6LGKkBq9du0ItP=w480-h640" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;">This suit trapped me for at least first 7 months in 2021.</span></i></td></tr></tbody></table><p></p><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Gue gak bisa bilang gue </span><i style="text-align: left;">commit</i><span style="text-align: left;"> 100% dengan penuh kekhusyukan, keseriusan, dan kecintaan pada profesi di tempat kerja gue sekarang, </span><i style="text-align: left;">but all I could say it's draining enough to work. I don't know if I am unconsciously being all out, or it's just me finally stressing about my career path</i><span style="text-align: left;">, tapi gue mulai merasa harus punya suatu kegemaran yang membuat gue bisa menikmati hidup. Dari dulu, gue selalu suka menulis tapi sejak kerja, gue merasa sulit untuk menulis sesuatu yang bahkan gue anggap bagus untuk dibaca secara pribadi. Gue juga suka motret tapi kadang kalo udah capek secara emosional ya cuma mau duduk diem di kamar aja sambil minum kopi liat jalan terus abis itu tidur sambil nyalain lampu sadgirl tumblr. Akhirnya karena satu dan berbagai hal, gue yang sebelumnya tidak pernah suka berlangganan aplikasi terjebak dalam subscription Netflix (untungnya bukan subscription website judi).</span></div><p></p><p style="text-align: justify;">Jadilah sejak gue berlangganan Netflix, gue jadi terjerumus ke dalam pergaulan kuliner Jepang. Semua berawal dari Midnight Diner – awalnya gue nonton Midnight Diner Tokyo Stories keluaran 2019, gue lanjutin ke Midnight Diner series yang tahun 2015. Ceritanya tentang kedai makan Jepang (Izakaya) yang bukanya tengah malem sampe pagi, yang menampung pelanggan dari segala macam latar belakang mulai dari Yakuza, karyawan, sampe stripper – dan di sana, sambil makan, setiap orang berbagi cerita hidup. Karena latarnya adalah izakaya, yang secara definisi adalah "toko makanan/snack murah yang juga menyajikan alkohol", maka makanan yang tersaji di layar adalah makanan Jepang non-fancy. Walau gue yakin kalo makanan itu gak akan ketelen sama gue <i>in real life </i>(gue bahkan gak bisa makan seafood, kalo gue tinggal di Jepang kayak gue udah mati malnutrisi) tapi melihat makanan-makanan itu sangat <i>appetizing</i> – ditambah <i>background stories</i> dari masing-masing tokoh yang sangat menghangatkan hati.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://m.media-amazon.com/images/M/MV5BOGM2ZGQ1YjItNzVkMS00MjM3LWFkY2QtNTRmNzQyNWM5MWE2XkEyXkFqcGdeQXVyMTg1NzQxOTg@._V1_.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="566" height="402" src="https://m.media-amazon.com/images/M/MV5BOGM2ZGQ1YjItNzVkMS00MjM3LWFkY2QtNTRmNzQyNWM5MWE2XkEyXkFqcGdeQXVyMTg1NzQxOTg@._V1_.jpg" width="286" /></a></div><a href="https://pics.filmaffinity.com/shin_ya_shokudou_tokyo_stories-221129157-large.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="540" height="402" src="https://pics.filmaffinity.com/shin_ya_shokudou_tokyo_stories-221129157-large.jpg" width="271" /></a> </div><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://www.justonecookbook.com/wp-content/uploads/2018/09/Netflix-Midnight-Diner-Tokyo-Stories-Season-1-Recipes-w722.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="481" data-original-width="722" height="426" src="https://www.justonecookbook.com/wp-content/uploads/2018/09/Netflix-Midnight-Diner-Tokyo-Stories-Season-1-Recipes-w722.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Picture taken from:</span> <a href="https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fmerahhaticintaku.blogspot.com%2F2018%2F11%2Fnetflix-midnight-diner-tokyo-stories.html&psig=AOvVaw0JOI1FsVwkllyjmseS8NzC&ust=1641518798271000&source=images&cd=vfe&ved=0CAwQjhxqFwoTCLDQq6f8m_UCFQAAAAAdAAAAABAY" target="_blank">Blog Merah Hati Cintaku</a></td></tr></tbody></table><br /><div style="text-align: justify;">Setelahnya pun, gue masih sibuk cari-cari <i>series</i> bertemakan sama dan akhirnya <i>landing</i> di serial adaptasi dari manga, yang judulnya Izakaya Bottakuri. Ceritanya mirip-mirip sama Midnight Diner (sama-sama tentang orang-orang dengan latar belakang berbeda mampir ke Izakaya, menceritakan kisah hidup sambil makan) tapi untuk sinematografi dan <i>overall ambience</i> masih lebih bagus Midnight Diner. Ceritanya bisa dinikmati juga dan <i>heart-warming</i>. Bedanya mungkin tukang masak di Midnight Diner adalah bapak-bapak <i>cool</i> minim identitas yang dinamakan Master dan tukang masak di Izakaya Bottakuri adalah kaka beradik perempuan bernama Mine dan Kaoru yang diwariskan usaha Izakaya <i>legend</i> sama bapak ibunya yang udah meninggal.</div><div style="text-align: justify;"><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://pbs.twimg.com/media/EulJTFwU4AUG3j-.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="544" height="640" src="https://pbs.twimg.com/media/EulJTFwU4AUG3j-.jpg" width="435" /></a></div><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah menamatkan Izakaya Bottakuri yang endingnya sama seperti Midnight Diner, alias gak ada endingnya (as expected dari serial <i>Slice of Life</i> yang setiap episodenya menceritakan kehidupan orang yang berbeda-beda), gue kembali mencari-cari series kuliner Jepang mana lagi yang sanggup mengubah menu indomie gue hari itu menjadi lebih enak dan akhirnya gue nonton The Road To Red Restaurants List uang ceritanya tentang bapak-bapak budak korporat yang tiap weekend ditinggal anak dan istrinya fangirling ke konser-konser band dan akhirnya memutuskan untuk roadtrip naik mobil tiap weekend ke daerah-daerah tertentu dan makan di restoran yang hampir tutup/bangkrut/otw punah di daerah tersebut. Gue liat bapak-bapak yang namanya Suda ini rasanya kayak berkaca karena si Suda juga budak korporat yang hidupnya lelah banget sama kerjaan, butuh hobi, ditambah lagi sering diasingkan anak-istri karena orangnya <i>boring</i> dan <i>lifeless </i>– dan wham! Hidupnya berubah sejak <i>car camping</i> tiap <i>weekend</i> dan makan di berbagai restoran yang diujung tanduk dan otw tutup. Walaupun jokesnya series ini kadang gak masuk di gue dan Suda ini gesturnya beneran kayak bapak-bapak kaku banget, tapi selain dimanjakan dengan wujud makanan dan ekspresi Suda pas makan, menonton serial ini menyenangkan karena kita juga dikasih liat pemandangan yang indah-indah selama Suda <i>traveling</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://m.media-amazon.com/images/M/MV5BMjE4NWM1ZmYtYTBjNC00Mzk3LWE2MWMtNjQ5Yjg5YzFkOTEyXkEyXkFqcGdeQXVyNjE4OTY3NTg@._V1_FMjpg_UX640_.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="452" data-original-width="640" height="452" src="https://m.media-amazon.com/images/M/MV5BMjE4NWM1ZmYtYTBjNC00Mzk3LWE2MWMtNjQ5Yjg5YzFkOTEyXkEyXkFqcGdeQXVyNjE4OTY3NTg@._V1_FMjpg_UX640_.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://jurnalapps.co.id/assets/img/content/1632996883_i001476303.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="357" data-original-width="635" height="360" src="https://jurnalapps.co.id/assets/img/content/1632996883_i001476303.jpg" width="640" /></a></div><div><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setelah menyelesaikan The Trip to Red Restaurants List (dengan agak susah payah karena kadang gue kurang pas dengan jokesnya yang bapak-bapak Jepang banget), gue berpindah ke serial selanjutnya yaitu The Way of The Hot and Spicy (Gekikaradou). Ceritanya tentang seorang sales minuman dari Kyoto (Kenta Sarukawa) yang dimutasi ke Tokyo lalu punya bos dan <i>co-workers</i> yang sukanya makan makanan pedes. Series ini <i>overall</i> menceritakan lika-liku pekerjaan sebagai sales dan sedikit aspek personal life dari masing-masing tokoh dan prinsip mereka dalam hidup yaitu "<i>Just like spicy food which is very delicious, a spicy life itself would bring ultimate happiness</i>" alias hidup itu kayak makanan pedes; walaupun menyakitkan tapi pada akhirnya akan membawa sensasi senang dan nagih. Sepanjang series banyak quote-quote bijaksana yang lagi-lagi nyambung ke persoalan makanan pedes dan juga keringet serta huh-hah-huh-hah pemain saat lagi <i>scene</i> makan makanan pedes.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.themoviedb.org/t/p/w500/9nVAQj6KNyWBQrWZZqVRUOsY2d9.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="736" data-original-width="500" height="736" src="https://www.themoviedb.org/t/p/w500/9nVAQj6KNyWBQrWZZqVRUOsY2d9.jpg" width="500" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masih ada beberapa list series yang belum gue rampungkan di Netflix (<i>Samurai Gourmet</i>) dan belum gue tonton sama sekali (<i>What Did You Eat Yesterday?</i>) tapi akhirnya kumpulan series yang gue tonton berhasil menggiring kaki-kaki mager gue untuk makan di beberapa Izakaya di Jakarta. Tentu saja saya mencari-cari izakaya yang tidak fish-based karena riwayat alergi seafood yang bisa membuat bibir kayak pake <i>filler</i> dan mencari izakaya yang tidak terlalu menguras dompet tapi pada akhirnya pencarian izakaya yang hemat rasanya mustahil dan sia-sia.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tentu saja Izakaya terbaik masih jatuh pada Izakaya favorit Tiktoker masa kini: Izakaya Kashiwa di Blok M. Gue mulai pergi ke izakaya ini karena diajak temen sekitar tahun 2018 <i>and it becomes my favorite izakaya ever since</i>. Dulu, per plate hanya sekitar 28-29 ribu untuk hampir semua dish <span>– sekarang rasanya dibanderol sekitar 30-33 ribu/plate. <i>Dish</i> bervariasi mulai dari daging-dagingan (try my ace cards: gyuniku enokimaki dan gyutan), ayam (chicken nanban, tori karaage), ikan (kepala salmon yang entahlah itu namanya apa, sashimi), sampe sate-satean (yakitori berbagai ragam), sushi-sushian (kashiwa roll dan volcano roll masuk ke dalam sajian rutinku), termasuk makanan langganan izakaya Jepang kayak ramen, soba, agedashi tofu, yakisoba, yakimeshi, semuanya ada. Untuk <i>ambience-</i>nya Jepang sekali tapi sumpek dan harus rela bersumpelan di dalem, apalagi <i>weekend</i>. <i>Waiting list</i> bisa mengular dan bikin uring-uringan apalagi kalo pengen makan rame-rame sama temen. Pernah makan di area tatami, area bar, dan area biasa <i>but I think the best way to enjoy Japanese dish (and Japanese ambience) is when you're at bar area. Pardon for the lack of ambience potraiture</i> karena sebagian besar foto sudah hilang akibat hp lama yang hilang. Kelebihan Izakaya Kashiwa ada di makanannya yang variatif, Jepang banget, harga murah, rasa enak (walau cenderung kurang stabil; dimaafkan karena kadang mungkin terhimpit banyaknya orderan pelanggan yang bisa tumpah ruah dalam satu waktu), kekurangannya adalah <i>space</i> kecil dan antrean yang kadang cuma bisa bikin misuh-misuh.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><div class="separator" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjUPFbTCjkeSNSxpYY613PRHvd3CaTBN4KW4yn197UGw76xSEYwn2dL5AtqudJQiXyVcxolEli54JIkglC1HhUIfTTmfx2kAy-mVsZsVMMftFYQLeuRCEKqhcrsbxbf8ymsJwxe2Zx7LaJd_H2vr0LdFo2BdknScT8jv1LMDiRzO5r5gckF98YrsCbw=s4160" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: left;"></a><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjUPFbTCjkeSNSxpYY613PRHvd3CaTBN4KW4yn197UGw76xSEYwn2dL5AtqudJQiXyVcxolEli54JIkglC1HhUIfTTmfx2kAy-mVsZsVMMftFYQLeuRCEKqhcrsbxbf8ymsJwxe2Zx7LaJd_H2vr0LdFo2BdknScT8jv1LMDiRzO5r5gckF98YrsCbw=s4160" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: left;"></a><div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgPZvF4Opu6vbpYMgyvjgvd4rWJxQ9AZm5-G-5uHQwYSkT-DgDNJvmpVApWwEq54sXrnexfqSaZUK_aYBRhaw2x0hFPiVGfrXT9y4ViSU3J2L89Zv1WPlkeegMgMehhbt9EliJ9h--RGZIST2KT2Sz7FFUcYC7vdup-IFdTS3QCPmDkJM03vtVTwrzT=s4160" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: right;"></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgPZvF4Opu6vbpYMgyvjgvd4rWJxQ9AZm5-G-5uHQwYSkT-DgDNJvmpVApWwEq54sXrnexfqSaZUK_aYBRhaw2x0hFPiVGfrXT9y4ViSU3J2L89Zv1WPlkeegMgMehhbt9EliJ9h--RGZIST2KT2Sz7FFUcYC7vdup-IFdTS3QCPmDkJM03vtVTwrzT=s4160" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4160" data-original-width="3120" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgPZvF4Opu6vbpYMgyvjgvd4rWJxQ9AZm5-G-5uHQwYSkT-DgDNJvmpVApWwEq54sXrnexfqSaZUK_aYBRhaw2x0hFPiVGfrXT9y4ViSU3J2L89Zv1WPlkeegMgMehhbt9EliJ9h--RGZIST2KT2Sz7FFUcYC7vdup-IFdTS3QCPmDkJM03vtVTwrzT=w480-h640" width="480" /></a></div><div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><br /></div></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiU-5uSKa7uQ_eBJJsVva2cd3-YT19yvwB1O_0e-kqQCSfXoNdFzcV9kT32GKhR_vDLARWCA4dfkQXeNoSJ4XaM-ghEnpkqKhpAF2rQQYrOnapT66kn8dOloQ4nopulzEMJIXRzkcBSWsvZCP3JGpmJGRIZK0nHDRY3Bm7PvI-77Tah-TVwjk06xH7C=s4160" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="4160" data-original-width="3120" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiU-5uSKa7uQ_eBJJsVva2cd3-YT19yvwB1O_0e-kqQCSfXoNdFzcV9kT32GKhR_vDLARWCA4dfkQXeNoSJ4XaM-ghEnpkqKhpAF2rQQYrOnapT66kn8dOloQ4nopulzEMJIXRzkcBSWsvZCP3JGpmJGRIZK0nHDRY3Bm7PvI-77Tah-TVwjk06xH7C=w300-h400" width="300" /></a></div><img border="0" data-original-height="4160" data-original-width="3120" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjUPFbTCjkeSNSxpYY613PRHvd3CaTBN4KW4yn197UGw76xSEYwn2dL5AtqudJQiXyVcxolEli54JIkglC1HhUIfTTmfx2kAy-mVsZsVMMftFYQLeuRCEKqhcrsbxbf8ymsJwxe2Zx7LaJd_H2vr0LdFo2BdknScT8jv1LMDiRzO5r5gckF98YrsCbw=w300-h400" width="300" /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjX4XBoOTMdO1kPitkpZ3VTHCr--CbOWz7vD08j9GE51uJEf-ZomVlVcVek71YWMej3q9KknveDarFQB5b4602wUkNOXyk93yIDjOsLqVodstgmCyH1Fte-ehyX9Bv4XmIjiXeiM5hnocHq-nOukjptxGjAgTU0Kz7GB2HIuyl8MSqBxfljhGlufypS=s4160" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: right;"><img border="0" data-original-height="4160" data-original-width="3120" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjX4XBoOTMdO1kPitkpZ3VTHCr--CbOWz7vD08j9GE51uJEf-ZomVlVcVek71YWMej3q9KknveDarFQB5b4602wUkNOXyk93yIDjOsLqVodstgmCyH1Fte-ehyX9Bv4XmIjiXeiM5hnocHq-nOukjptxGjAgTU0Kz7GB2HIuyl8MSqBxfljhGlufypS=w480-h640" width="480" /></a></div></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">Izakaya lain yang pernah gue coba adalah Izakaya Sore di daerah H. Nawi, Jakarta Selatan. Terletak di Cipete, di samping jalan utama, seharusnya izakaya ini cukup mencolok karena rooftopnya. Pertama kali gue <i>sensing</i> keberadaan izakaya ini adalah ketika gue lewat sekitaran H. Nawi habis pulang kerja dan melihat rooftopnya banyak lampu-lampu gantung. Akhirnya, berhasil juga eksekusi keinginan mau cicip izakaya ini, walaupun baru aja duduk 20 menit di <i>rooftop</i> kemudian hujan turun dan terpaksa ngungsi ke lantai 2. Soal <i>ambience</i>, izakaya ini juara banget karena <i>rooftop</i>nya cakep dengan lampu-lampu gantung dan lampion Jepang, ditambah pemandangannya langsung ke rel MRT. Untuk makanan, izakaya ini lebih ke <i>genre</i> campursari alias gak Jepang-Jepang amat. Menu yakitori-yakitorian sih ada, chicken nanban dan karaage juga ada, tapi sisanya menu <i>fusion</i> yang sesuai dengan lidah Indonesia (katsudon, gyutandon, ditambah dengan makanan lain yang punya varian saus mentai), jadi soal authenticity izakaya ini tidak seunggul Kashiwa. Intinya, kalau mau makan dengan <i>ambience</i> kota Jakarta sambil menikmati sepoi-sepoi angin <i>rooftop</i> sekaligus <i>craving</i> makan-makanan Jepang gak yang Jepang banget, Sore Izakaya tempatnya.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi6or-htcsohYWUrSxIBrqh90X9dCvWIBEYr408nKuS-yf5NtZsE1vRT24Ql5QlZ1WNKqRRUBWDzF4XX9RHg-tQS6HwrvbZMDYlc_EVsvjyHpPfHGnRjiWH-091sgvQJQsFqvZpngaVXTiHnJqGm6TjXaKXFzvZJ47wJNjNR2UfoNtmGCNuXHX-xrcA=s2998" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="2998" data-original-width="2249" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi6or-htcsohYWUrSxIBrqh90X9dCvWIBEYr408nKuS-yf5NtZsE1vRT24Ql5QlZ1WNKqRRUBWDzF4XX9RHg-tQS6HwrvbZMDYlc_EVsvjyHpPfHGnRjiWH-091sgvQJQsFqvZpngaVXTiHnJqGm6TjXaKXFzvZJ47wJNjNR2UfoNtmGCNuXHX-xrcA=w300-h400" width="300" /></a><br /><span style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj9L7dCmigx4uchfP4f0_adpetBI-PyjBiG9u5PptmuFUa4h7rjo518xhHmKmaUrgH5wQ1lmTVV2YSS1m59uSZ-P1nsimJo2fdLOyst0JbB0-ZXHui1X50K-24Eyc0xubHuYcsQoi1uu0YvN-SV2JQqnCZg4wwT1dsPSMxa8d6NO88g_Uwpj6DrSmYH=s2997" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2997" data-original-width="2250" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj9L7dCmigx4uchfP4f0_adpetBI-PyjBiG9u5PptmuFUa4h7rjo518xhHmKmaUrgH5wQ1lmTVV2YSS1m59uSZ-P1nsimJo2fdLOyst0JbB0-ZXHui1X50K-24Eyc0xubHuYcsQoi1uu0YvN-SV2JQqnCZg4wwT1dsPSMxa8d6NO88g_Uwpj6DrSmYH=w480-h640" width="480" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhXzMPbUAawjY8viuHuZBcYj9iNT8bSoy-zaJtUS3uPgP1L1ECPMu_x5ve83PZMSO0SyIleCN0OBZw4I0rrud4ahXjtWc7dJLYqdr2drf6DzQ-yvjfsyeESMKEHWZfOU0lY_QaOvRaQFrmuri-18jHnoHObnZ8zTz0kH_RJCnMeBAhsl_v2LWbEhijH=s2998" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2998" data-original-width="2248" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhXzMPbUAawjY8viuHuZBcYj9iNT8bSoy-zaJtUS3uPgP1L1ECPMu_x5ve83PZMSO0SyIleCN0OBZw4I0rrud4ahXjtWc7dJLYqdr2drf6DzQ-yvjfsyeESMKEHWZfOU0lY_QaOvRaQFrmuri-18jHnoHObnZ8zTz0kH_RJCnMeBAhsl_v2LWbEhijH=w300-h400" width="300" /></a></div></span><span style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="2578" data-original-width="1933" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiUcVgteh-OoIgkAqiEHx2WOlLc6FPNzj4evAmtilywlgPvR2yoOm-Ya3-OXKJwCAZLuK4Svy-sIfois5LsR_KNwKwS22p8olO6DmLl-G_hZ0gZExgyyRxC583GtquY3d1jYAP5rVpoMF7XFT5rwY78VOfFPXBFtq-ZEcMux41XWPvQYiXCEo5MzlaX=w480-h640" width="480" /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhIpaofJ8-5XrCxea2Abq77gLCrysC45jlsmw5uRQHXNbjTRfxLTYW-8PwgcQKKkIpd3mvCFcOfa6zKOzgTJoiw4Eq6PrPC98ykD66_85lRvGsOlSq2b9LsKS-3qnUwgXJnqYE22hfZbVT9gY_K1IyJIIkhk8sWI-YsooiTWlvcmXVdR8hh-tJq8ttz=s2190" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2190" data-original-width="1642" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhIpaofJ8-5XrCxea2Abq77gLCrysC45jlsmw5uRQHXNbjTRfxLTYW-8PwgcQKKkIpd3mvCFcOfa6zKOzgTJoiw4Eq6PrPC98ykD66_85lRvGsOlSq2b9LsKS-3qnUwgXJnqYE22hfZbVT9gY_K1IyJIIkhk8sWI-YsooiTWlvcmXVdR8hh-tJq8ttz=w300-h400" width="300" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhndVoMr6u0iMM03lI_Wiz9f26_BMj4v3u85RUNr5usWA7zhudL82TMxv8az0omnnP07dO1QyH_THQ7eKKcIyGoW71HIVde-ahhag80CIA7KzK2wYIIU4_1w5j6YaUvlN8kwpL_4mPGbQLCS4qquPJIVrRea7nxDZBdBBHl2V19lDLmE1JuwO3aBB7H=s2907" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: right;"><img border="0" data-original-height="2907" data-original-width="2180" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhndVoMr6u0iMM03lI_Wiz9f26_BMj4v3u85RUNr5usWA7zhudL82TMxv8az0omnnP07dO1QyH_THQ7eKKcIyGoW71HIVde-ahhag80CIA7KzK2wYIIU4_1w5j6YaUvlN8kwpL_4mPGbQLCS4qquPJIVrRea7nxDZBdBBHl2V19lDLmE1JuwO3aBB7H=w300-h400" width="300" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">Izakaya selanjutnya yang terakhir gue coba adalah Izakaya Tokyo di sekitar Mangga Besar, deket Bakso Akiaw. Izakayanya ada di ruko dan tidak seperti izakaya-izakaya sebelumnya, izakaya ini punya dua lantai (lantai dasar, lantai dua) <span style="text-align: justify;">– dimana izakaya sebelumnya rata-rata ada di lantai 2 dengan tangga kecil dan sempit menuju izakayanya. Izakaya Tokyo punya area <i>outdoor</i> kecil yang merangkap <i>open kitchen</i> (? atau apa ya namanya dalam konteks per-Jepangan?) dikelilingi dengan <i>bar seats</i>. Area <i>indoor</i> lantai 1-nya standar ruko, area <i>indoor</i> lantai 2-nya bagus bernuansa Jejepangan tapi lagi gak dibuka. Chef izakaya ini asli orang Jepang dan bisa ditemui sedang memasak di <i>open kitchen</i>. Gue duduk di <i>bar seats</i> sambil ngeliat <i>chef</i>nya ngerebus ramen. Dish pakem izakaya ini sepertinya ramen, karena ketika buka buku menu, ramen-ramen mendominasi halaman-halaman pertama </span><span style="text-align: justify;">– mulai dari shoyu, shio, toripaitan, miso, dan lainnya, kemudian baru makanan lain seperti gyoza, chicken nanban, karaage. Untuk ukuran izakaya, makanan izakayanya masih kurang variatif dibanding di Kashiwa, tapi ramennya cukup bisa dinikmati <i>with the hint of Japanese original taste</i> karena yang masak orang Jepang asli di depan mata gue sendiri. Untuk <i>ambience</i>, skornya lebih kecil dari yang lain, tapi gue rasa indoor area lantai 2-nya cukup <i>instagrammable.</i></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: justify;"><i><br /></i></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><img border="0" data-original-height="2998" data-original-width="2249" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjc4A49Mt9uZqlXrCo7vWzsMZeIaEv1ys5osxD9oYPwYrW5bb_BkKS_hWyFfpKw5R8sRhyLU26n74BL0pBvEzUn0kU3ll-8U1xWd3YqtyTgbDU6cf0nO3k8hfd2uagyMNSamzUHMdcNqjZcodV9KrT69LV5DmeqhJXEx4U08cJjv0kOtOV08biq4CR5=w300-h400" width="300" /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgWwkup49s64yJUJ-aqGlsPzwEM-3d1F8BtV2o9oIHf9PwBi9ihWCBJXKEAIulRrD-mVafaNyLgO3Z12XcpLu3BLjIQSG-3z6gyb7cG0-PIIH9bMI0aIyzudgIFpf8jOQTb_CCvaUH5Atrq5knNsG0bB-udzpAuCPV_wh-GXljlm183MS96BPh6KwSg=s2719" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2719" data-original-width="2039" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgWwkup49s64yJUJ-aqGlsPzwEM-3d1F8BtV2o9oIHf9PwBi9ihWCBJXKEAIulRrD-mVafaNyLgO3Z12XcpLu3BLjIQSG-3z6gyb7cG0-PIIH9bMI0aIyzudgIFpf8jOQTb_CCvaUH5Atrq5knNsG0bB-udzpAuCPV_wh-GXljlm183MS96BPh6KwSg=w480-h640" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhPzMOBsLLDdIVPV8CGFNxBWo-FImg4eSKVHsfWbaAJmGjfP3VEzUcXmqTQNamZ-3SL9GQDXuTgqKjmeyA4gwk42jv_3WvfzJNT8AMkVvmvUtIsT1oQOtOQR4J3oUuq_WECmPwR1n3OlIXhPGNuaPMQfl1niKYsqtmLtmaxTnea9uzOWEQHmAdONOF_=s2997" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2997" data-original-width="2249" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhPzMOBsLLDdIVPV8CGFNxBWo-FImg4eSKVHsfWbaAJmGjfP3VEzUcXmqTQNamZ-3SL9GQDXuTgqKjmeyA4gwk42jv_3WvfzJNT8AMkVvmvUtIsT1oQOtOQR4J3oUuq_WECmPwR1n3OlIXhPGNuaPMQfl1niKYsqtmLtmaxTnea9uzOWEQHmAdONOF_=w480-h640" width="480" /></a></div><br /><div style="text-align: right;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjqCdaCCGSlgDiFPcpehFAhU2jbGe3T7wrxW7ceFTYdL9gvJGxZk7E3C3VnNGw0kBNFPSRhhB_HXE6Ot8pNiZ9GOYSQDejYzbibAYRK_I5nNgRJYTLtTysSuJyknnILace9hA3wWnNjfd3Gk2NPuuyJa3JZugqemlUDac1mvxFZtw07uio7sN2yX1JM=s2998" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="2998" data-original-width="2248" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjqCdaCCGSlgDiFPcpehFAhU2jbGe3T7wrxW7ceFTYdL9gvJGxZk7E3C3VnNGw0kBNFPSRhhB_HXE6Ot8pNiZ9GOYSQDejYzbibAYRK_I5nNgRJYTLtTysSuJyknnILace9hA3wWnNjfd3Gk2NPuuyJa3JZugqemlUDac1mvxFZtw07uio7sN2yX1JM=w300-h400" width="300" /></a></div><div style="text-align: left;"><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: left;"><span style="text-align: justify;">-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada akhirnya, gue menghela napas me-<i>review</i> seluruh <i>posting</i> ini – <i>in the end</i>, yang terlintas dipikiran gue hanya "waduh kenapa sepanjang ini dan ngalor-ngidul ke sana kemari" tapi akhirnya di-yaudahlah-in aja karena berbicara panjang lebar melalui tulisan ternyata sangat menyenangkan, terutama setelah lama <i>idle</i> dari menulis. <i>I know sometime resolutions are just bullshits, but my 2022 resolutions should include</i> "menulis setidaknya satu <i>post</i> dalam 1 bulan, sehingga minimal bisa menghasilkan 12 <i>post</i> per tahun". Sekali lagi, terima kasih untuk semua yang sudah terpancing link ataupun yang sudah berhasil menyelesaikan satu <i>post</i>. Semoga bisa istiqomah menghasilkan satu <i>post</i> per bulan terhitung sejak Januari ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Salam sayang,</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhHzw_HPzL5RR0O2ZUZxfqYI-GyWEEgl0MIqlNFzfgmW6Fn-Njs1dxY5Loiap5gLbAxk_XhtvQIurAAdIEU5Ik1RDS7-Pswil3oupSnS-BPmkWprsP_qPlnOFI4aI6Q_4zLv_CYWp--6YGY3-Xvh-csmvyAZLe-Fk9CxHx109UuY8y4yBo3VkVsNVpw=s195" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhHzw_HPzL5RR0O2ZUZxfqYI-GyWEEgl0MIqlNFzfgmW6Fn-Njs1dxY5Loiap5gLbAxk_XhtvQIurAAdIEU5Ik1RDS7-Pswil3oupSnS-BPmkWprsP_qPlnOFI4aI6Q_4zLv_CYWp--6YGY3-Xvh-csmvyAZLe-Fk9CxHx109UuY8y4yBo3VkVsNVpw=s16000" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;"><br /></div></span></div></span></div>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-78183068575332186982021-10-10T19:09:00.000+07:002021-12-07T20:29:24.729+07:00Kompilasi Malam-Malam Super Powerful Dina<p>Halo, selamat siang semuanya.</p><p style="text-align: justify;">Tahun 2021 akhirnya menginjakan kaki di tiga perempat rotasi mataharinya. Di tiga perempat rotasi mataharinya, kita sudah melalui cukup banyak hal. Di bulan Mei-Agustus, kita seolah dipaksa <i>flashback</i> ke hari-hari gelap di 2020; kembali <i>social distancing</i>, kembali PPKM (yang dulunya dibilang PSBB), kembali menyendiri dan membusuk di kamar (apalagi buat mereka-mereka yang tinggal sendiri, <i>me too, me too</i>), usaha-usaha mulai <i>no dine-in, take away only</i> setelah sebelumnya mulai merangkak lagi (yang semoga kali ini tidak berimbas banyak kebangkrutan dan insiden PHK), UGD dan rawat inap penuh, rumah sakit besar tempat gue biasa merujuk pasien akhirnya mengeksklusifkan perawatan COVID-19 <i>only</i> dalam layanannya. Kita dipaksa lagi menghadapi situasi sulit untuk semua pihak; untuk nakes dengan lonjakan pasiennya, untuk pengusaha dengan penurunan penjualannya, untuk pelajar dan mahasiswa yang harus meneruskan kembali hari-hari <i>school from home</i>. Agustus-September, dengan target vaksinasi yang bikin semua pihak letih, akhirnya angka COVID-19 berangsur-angsur turun. Di bulan Oktober, akhirnya orang-orang mulai berpergian lagi <span style="text-align: justify;">–</span><span style="text-align: justify;"> bandara mulai disibukkan flights, kendaraan umum mulai padat penumpang, temen-temen kantor mulai misuh karena harus beranjak meninggalkan WFH. <i>We face this with super mixed feelings</i> </span><span style="text-align: justify;">–</span><span style="text-align: justify;"> tapi yang bisa gue bilang cuma satu kata kutipan dari Ahmad Dhani ini untuk negara yang pernah kena tulah karena nyepelein COVID-19:</span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" class="BLOG_video_class" height="266" src="https://www.youtube.com/embed/9rHU4OTIV4U" width="320" youtube-src-id="9rHU4OTIV4U"></iframe></div><br /><p style="text-align: justify;">Kemarin-kemarin waktu lagi agak stress kerja, sebelum PPKM diberlakukan, gue akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan keluar naik motor. Muter aja di atas motor sambil denger lagu. Sedikit banyak setelah melakukan hal tersebut, gue jatuh ke dalam kesimpulan bahwa selain menulis blog dan fotografi, <i>self healing</i> gue juga berupa naik motor malem-malem sambil dengerin lagu <span style="text-align: justify;">– atau mungkin simply <i>strolling</i> jalan kaki (tapi tidak gue lakukan karena gue lagi capek </span><span style="text-align: justify;">– maaf ya kalo tidak <i>eco-friendly</i> alias menyebabkan polusi). Atas dasar tersebut, gue sedikit memahami kenapa gue tetap bisa <i>mentally survived</i> walau mungkin tempat kerja gue yang dulu-dulu jauh dari rumah, karena mungkin dalam jarak, gue bisa banyak merenung, melepas penat, dan juga mengulur waktu sebelum sampai tempat kerja atau rumah. Gue merasa dengan tempat kerja yang terlalu deket dari rumah, gue lebih <i>slacking off</i>, lebih stress (karena baru jalan dikit udah sampe ke tempat kerja, yang mungkin penuh dengan <i>pressure</i> dan ekpektasi yang gue konversikan sendiri maknanya), dan lebih gak produktif. Gue gak sangka juga, gue yang dulu selalu ngeluh karena rumah gue jauh banget dari mana-mana dan harus naik bis jauh-jauh, malah sekarang berharap punya tempat kerja yang agak sedikit lebih jauh dari tempat tinggal. Ets, cangkemmu nanti dikeplak </span>– gue bersyukur masih dapat pekerjaan yang bisa menghidupi, terlepas dari segala sulit dan duka, yang lebih baik tidak usah banyak dijabarkan.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvtW-AwhtZFjBxThwmR8nW94Y7KhLTcLS3aey3Ox4Ue7cb8lG2xnkwIHNPc-K1lKdoCDUhzZAD3VwlxheQzzaFyc0OCxy18zB8F2r41O4zPORP5DiYwZ_i1k0PXZB8gs1qaJ8t4y8j1IA/s2048/2021-07-26-064214838c.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvtW-AwhtZFjBxThwmR8nW94Y7KhLTcLS3aey3Ox4Ue7cb8lG2xnkwIHNPc-K1lKdoCDUhzZAD3VwlxheQzzaFyc0OCxy18zB8F2r41O4zPORP5DiYwZ_i1k0PXZB8gs1qaJ8t4y8j1IA/w480-h640/2021-07-26-064214838c.jpg" width="480" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Balik lagi ke malam sebelum PPKM dilakukan, gue merasakan rileks yang begitu <i>rileksnya</i> ketika naik motor di atas flyover Tanah Abang dan gue pun jadi inget ada beberapa momen malam hari dalam hidup gue dimana gue merasa sangat <i>powerful, infinite, limitless</i>, dan bersyukur diberikan hidup. Tapi memang malam hari sepertinya penting dalam banyak sejarah dan kebudayaan. Misalnya, dalam budaya Jawa, malam satu suro adalah malam yang disucikan dalam budaya Jawa-Islam. Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah solat 5 waktu juga di malam hari, ketika terjadinya Isra Miraj – sebenernya gue pengen ngomongin sejarah dan kebudayaan lain to <i>a wonderful extent</i> tapi entar dulu karena gue lagi males melakukan riset – intinya gue merasa <i>"the most unexpected and thrilling moments in my life happened in the absence of the sun".</i></p><p style="text-align: justify;">Jadi berdasarkan perasaan yang super rileks dan menenangkan yang gue dapatkan setelah berkendara malem-malem di <i>flyover</i> Tanah Abang kemarin, gue merasa mungkin gue harus menulis dan <i>recall</i> kembali malam-malam terhebat gue selama ini, <i>just to remind me that I have experienced good times</i>, walaupun sekarang gue juga sedang tidak merasa baik-baik saja, dan mungkin saja gue bisa mengalami <i>good times</i> itu lagi di waktu mendatang. <i>Well, who knows?</i></p><p style="text-align: justify;">-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------</p><p style="text-align: justify;"><b>2013, Malam Foto Buku Tahunan SMA</b></p><p style="text-align: justify;">Masa SMA gue memang standar aja: Pacaran sama kakak kelas selama 3 tahun <i>full coverage</i>, pulang sekolah langsung bimbel untuk mengejar PTN, ikut ekskul cuma fotografi dengan gear seadanya, suka bolos latihan, tidak terlibat aktif dalam keorganisasian – <i>shortly said, my high school life has nothing to be proud of.</i> Tapi di akhir SMA, gue merasa lebih dekat dan akrab sama temen-temen dan mulai merasa <i>sense of belonging</i> di dalam lingkungan sekolah (akhirnya, setelah 3 tahun sekolah baru merasa menjadi bagian dari sekolah di bulan-bulan terakhir sekolah).</p><p style="text-align: justify;">Selain UN dan PTN, tentunya yang menjadi masalah untuk anak kelas 3 SMA adalah konsep foto Buku Tahunan Sekolah. Tiap kelas berlomba untuk foto dengan tema yang paling bagus – ada bagian kelas yang bakal berjuang super keras supaya foto kelasnya punya tema dan eksekusi paling oke, sebagian cuma pengen foto gak mau pake ribet, apalagi sampe harus sewa kostum dan keluar duit. Gue adalah tipe yang males ribet tapi akan berbuat sebaik-baiknya untuk kemaslahatan kelas dan akhirnya setelah berunding, tema foto kelas gue waktu itu adalah anak <i>riding </i>mobil dan motor dengan lokasi pemotretan di daerah Lenteng Agung, tepatnya di tempat mobil-mobil bekas gitu.</p><p style="text-align: justify;">Saat itu, beberapa temen gue yang sudah menginjak usia 17 tahun udah pada punya SIM ditunjuk jadi seksi transportasi dan masyarakat kelas dibagi ke dalam beberapa mobil. Gue sendiri ditempatkan di satu mobil Innova bareng 3 sahabat perempuan dan 2 orang sahabat laki-laki, jadilah dalam mobil itu total ada 6 orang. Gak ada kejadian yang spesial dari pagi sampe sore, tapi setelah selesai pemotretan BTS, di perjalanan pulang kita main <i>truth or dare</i> di mobil dan <i>dare</i>-nya cukup malu-maluin, misalnya manggil orang atau ajak orang kenalan pas lampu merah. Gue juga gak tau kenapa, tapi mungkin ketika muda kita cenderung <i>reckless </i>dan gak tau malu, yang jelas kalo disuruh kayak gitu sekarang gue pasti gak bakal mau.</p><p style="text-align: justify;">Tibalah akhirnya momen dimana kita capek setelah super cekikikan sepanjang jalan tol dalam kota dari Lenteng Agung, kita tiba-tiba terdiam mulai dari Semanggi. Sekitar jam setengah 10 malam, mobil melintas di Slipi dan kita mulai ngomongin, "Abis UN, hidup kita bakal kayak gimana ya?". Pertanyaan itu terus bergema di dalem pikiran gue sampe sekarang dan menjadi pertanyaan <i>adulting </i>pertama di dalam hidup gue. Pertanyaan itu rata-rata di jawab dengan jawaban yang sama dari mulut 6 orang yang ada di dalam mobil: "Gue harap sih gue masuk PTN, gue mau kuliah di jurusan dan PTN favorit". Di tahun 2013, generasi gue cuma mikir mau masuk PTN tok dan gak revolusioner atau ambisius – sesuatu yang melegakan sekaligus meresahkan, karena kalo dipikir-pikir hidup kok pasrah banget dan minim rencana jangka panjang ya, apalagi kalo dibandingkan generasi sekarang-sekarang ini.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhKy8-vDeFvMbHkpVw-h9AmT0Ld7OqsX8WNrmwC1btEY1j-2AE0yTcqlNsT43p50k8GM23P9iEyR4pvy_kI-FizsWvscE0L0uVz01Z7sxOGLTIIRstOEMwDIhG0xYfYI79bt_6ROGOZafJjqCcRtjzW5CIDipo3-m-GPaW7lBJEp3-hPkEEUZRWXXus=s2048" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2044" data-original-width="2048" height="638" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhKy8-vDeFvMbHkpVw-h9AmT0Ld7OqsX8WNrmwC1btEY1j-2AE0yTcqlNsT43p50k8GM23P9iEyR4pvy_kI-FizsWvscE0L0uVz01Z7sxOGLTIIRstOEMwDIhG0xYfYI79bt_6ROGOZafJjqCcRtjzW5CIDipo3-m-GPaW7lBJEp3-hPkEEUZRWXXus=w640-h638" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Kita akhirnya sampe di Tomang dan mobil melintasi flyover depan Taman Anggrek. Malam itu, <i>banner</i> elektronik raksasa di depan Taman Anggrek berkilauan, bertuliskan I <b style="background-color: white; color: #202124; font-family: arial, sans-serif; font-size: 14px;">♥</b> JKT. Di momen itu, gue berpikir Dina dewasa cuma mau bertahan hidup dan jadi seseorang di Jakarta <span>– kalo bisa kerja di gedung-gedung tinggi di Jakarta, jadi mbak-mbak kantoran yang masuk pake kartu akses di perusahaan multinasional, karena gue suka sekali pada ibukota yang kejam sekaligus terasa sangat familiar dan hangat, yang serba cepat, serba bersinar (<i>later I recognize its huge amount of light pollution</i>), serba kejutan, dan menyimpan banyak kemungkinan.</span></p><p style="text-align: justify;">Walaupun beberapa tahun kemudian gue tidak masuk PTN, masuk dan lulus dari jurusan yang tidak membuat gue bekerja di gedung tinggi Jakarta sebagai pegawai kantoran (selamat tinggal cita-cita jadi mbak kantoran SCBD glamor), akhirnya memiliki pikiran bahwa "Gue terlalu renta dan capek untuk ada di Jakarta", dan bahkan punya sejuta pikiran untuk pindah jadi warga Bandung atau Sumedang, malam itu terasa sangat <i>surreal</i> dan sangat dewasa dalam hidup gue, <i>and definitely, one of those nights I will gladly tell my children as I grow older.</i></p><p style="text-align: left;"><span style="text-align: justify;">-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></p><p style="text-align: justify;"><b>2019, Malam di Selat Lampa, Natuna</b></p><p style="text-align: justify;">Seumur hidup gue, gue gak pernah kepikiran kalo salah satu kenangan yang sangat gue <i>cherish </i>dalam hidup akan mentok di salah satu pulau perbatasan terjauh dan terluar, yakni Natuna. Gue sebelumnya pernah denger daerah Natuna tapi sama sekali nggak cari tau lebih jauh tentang apa, dimana, dan bagaimana pulau itu. Tahun 2019 adalah salah satu tahun teranomali dan tahun paling penuh kejutan dalam 25 tahun hidup gue, it's both <i>thrilling </i>and <i>depressing </i>– tapi gue berkesempatan menjelajah banyak tempat yang belum pernah gue kunjungi dan melakukan banyak hal yang belum pernah gue lakukan, beberapa di antaranya adalah pergi ikut program kemasyarakatan di daerah 3T, naik kapal Pelni besar berhari-hari, terombang-ambing di Laut Cina Selatan yang ternyata gelombangnya bukan isapan jempol belaka.</p><div style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_vll_qSgm62xMXCgCkO01D409b8OpXGcjy37wnu0XUOjDJajSy1tPf8EKqizAlqLoUDYSJOFl1oahc8hXopsHPLHsj4VfEQvhFcnH9irGFoKliL-yUYubLBKGPypjZ-oG-eimeePpPj8/s2048/2019-07-16+07.44.44+1.jpg"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_vll_qSgm62xMXCgCkO01D409b8OpXGcjy37wnu0XUOjDJajSy1tPf8EKqizAlqLoUDYSJOFl1oahc8hXopsHPLHsj4VfEQvhFcnH9irGFoKliL-yUYubLBKGPypjZ-oG-eimeePpPj8/w480-h640/2019-07-16+07.44.44+1.jpg" width="480" /></a></div><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">2 hari penuh gue berlayar menggunakan kapal dari Tanjung Pinang ke Natuna, lengkap dengan gelombang pasang Laut Cina Selatan, angin kencang, dan siklus purnama. Walaupun ngeri-ngeri sedap, gue tetap banyak menghabiskan waktu di luar dek untuk cari udara segar, sekaligus menghindari melihat gestur mual-muntah orang lain, serta melihat hasil produksi lambung orang lain yang cukup berserakan di mana-mana karena stok air yang kian menipis. Suatu senja di bulan Juli 2019, akhirnya gue mendarat di Pelabuhan Selat Lampa, Natuna. Senja waktu itu oranye sekali dengan <i>hint </i>biru tua yang cantik, lengkap dengan purnama dan gelombang pasang, serta angin kencang. Dingin tapi hangat.</p><p style="text-align: justify;">Setelah beberapa saat istirahat, gue akhirnya berangkat dari Selat Lampa menuju Ranai, untuk lanjut terus ke Tanjung. Perjalanan dari Selat Lampa ke Tanjung kira-kira 1.5-2 jam dan gue duduk di bagian bak terbuka mobil pickup bersama barang-barang logistik dan laki-laki. Jalanan keluar dari Pelabuhan Selat Lampa menanjak berliku, dengan pemandangan kiri kanan perbukitan batu. Seorang teman asli Natuna yang juga duduk di bak bilang, "Jalanan ini relatif baru loh Dok, sebelumnya di sini penuh bukit batu, cuma diledakan untuk dibuat jalan di antaranya.". Di tengah gelapnya jalanan, gue dengan posisi setengah rebahan di atas barang logistik melihat ke atas – kanan kiri penuh bukit batu, dan jauh di atasnya lagi langit penuh bintang dan bulan purnama. Angin sepoi-sepoi bertiup, suara sekitar sunyi senyap – hanya ada suara kendaraan kita yang memecah kesunyian, tanpa ada kendaraan lainnya. Bahkan tidak ada suara binatang, suara ombak laut lama-lama memudar, digantikan dengan kesunyian dan kegelapan panjang yang rasanya luar bisa nyaman.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXFBpXeZMEq8_mWm0H2hiOcDBGiAXn6-gZyGkzEyxy8u4s8sc_owd2WH0GcZzSLecmXro53KW43yBsz7zb3cyfns5oDJleeX013wSYf3VVgXMBW6samXJKkmKSlM3Cgd0BxzUEaaDifOY/s700/selat+lampa+1.jpeg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="411" data-original-width="700" height="376" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXFBpXeZMEq8_mWm0H2hiOcDBGiAXn6-gZyGkzEyxy8u4s8sc_owd2WH0GcZzSLecmXro53KW43yBsz7zb3cyfns5oDJleeX013wSYf3VVgXMBW6samXJKkmKSlM3Cgd0BxzUEaaDifOY/w640-h376/selat+lampa+1.jpeg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Sebagai referensi pemandangan jalan di sekitar Selat Lampa. Gambar diambil dari <a href="https://finance.detik.com/foto-bisnis/d-4761289/menjajal-mulusnya-jalan-di-perbatasan-indonesia" target="_blank">Detik</a></span>.</td></tr></tbody></table><br /><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-y_3XNu8OPYUKm_850yYqVDXMNnQe8nAyOb-TzVg2xWJGRXTTA4ESSCAjYXDv7jIwCRlBj6ncC7RP8O6ZQAEtHuX6avruy5JSTxRcUaw-BqNFMHxnDn70z4DQ5lWYvXOfcEBmJyIFp9g/s400/selat+lampa+2.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="354" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-y_3XNu8OPYUKm_850yYqVDXMNnQe8nAyOb-TzVg2xWJGRXTTA4ESSCAjYXDv7jIwCRlBj6ncC7RP8O6ZQAEtHuX6avruy5JSTxRcUaw-BqNFMHxnDn70z4DQ5lWYvXOfcEBmJyIFp9g/w566-h640/selat+lampa+2.jpg" width="566" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><i>Another reference for Selat Lampa, a very nice picture indeed from <a href="https://www.perjalanandiaz.com/2018/11/susur-nusantara-explore-pulau-natuna.html" target="_blank">Mas Diaz</a>.</i></span></td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;"><i>Life is indeed funny</i>, pikir gue waktu itu, <i>and sometimes are delightfully surprising</i>. Sebelum gue lulus dokter, gue sama sekali gak ada bayangan gue akan dapet kesempatan untuk bertualang. Gue cuma pikir, gue akan menjalani hari-hari kelulusan dengan <i>plain </i>dan hibernasi di rumah, menggantikan jadwal tidur yang kepalang kacau karena belajar untuk ujian nasional dokter umum. Tapi <i>there I was</i>, pergi jauh dari rumah bersama sekelompok <i>strangers </i>yang akhirnya menjadi teman, beberapa malah menjadi tambah lekat di hati (dan sampe sekarang masih nelfon dan ajak ketemu!). Mungkin gue telah banyak berubah pikiran soal <i>volunteering</i> dan kegiatan yang berbau <i>community empowerment </i>serta mungkin akan berpikir sejuta kali untuk menceburkan diri lagi ke dalamnya, tapi <i>what I already felt </i><i>–</i><i> the sensations, the thrills – stayed quite the same</i> dan sepertinya tidak akan pernah berubah.</p><p style="text-align: justify;">Malam di Selat Lampa selalu membuat gue bertanya, kira-kira kapan dan dimana lagi kelak gue akan menghabiskan malam yang <i>unexpected </i>dan membuat gue bersyukur atas kejutan hidup?</p><p style="text-align: justify;">-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------</p><p style="text-align: justify;"><b>2020, setiap malam Dina <i>pulang</i></b></p><p style="text-align: justify;">2020 adalah tahun yang akan selalu gue inget sekalipun kepala gue kebentur keras dan gue lupa semua hal penting lainnya, karena <i>there's no other year like 2020. 2020 is the most unexpected, most experimental, where I found enjoyment the most and the unbelievable amount of pitfalls. </i>2020, selain tentang pandemi, adalah sebuah perubahan definisi kata <i>rumah</i> dari waktu ke waktu untuk diri gue sendiri. 2020 adalah jalan Jakarta-Merak yang disambung dengan Tol Dalam Kota atau Jakarta Outer Ring Road, berlanjut ke Jalan Layang Cikampek, terus ke Cipularang hingga tol Cileunyi yang diwarnai lagu-lagu Niall Horan dalam album "Heartbreak Weather" atau lagu-lagu Harry Styles dalam album "Fine Line"-nya.</p><p style="text-align: justify;">Beberapa malam di tahun 2020 mengajarkan gue bahwa terminologi "rumah" sangat <i>fluid</i> <i>– </i>sangat tergantung dengan suasana hati kita dan persepsi kita mengenai sesuatu yang kita anggap asing atau familiar. Yang familiar adalah rumah, sementara yang asing ya bukan rumah. Tapi masalahnya, ada beberapa waktu dalam kehidupan ini (setidaknya terjadi sama gue, gak tau kalo ke orang lain), gue merasa kefamiliaran dan keasingan itu berubah-ubah posisinya.</p><p style="text-align: justify;">Ada suatu momen dimana gue <i>homesick </i>setengah mati karena dirundung pandemi di awal 2020, maka suatu malem akhirnya gue <i>recklessly</i> beli tiket travel pulang ke rumah. Ketika gue lewat gerbang tol Cileunyi, rasanya gue lega selangkah meninggalkan segala kesepian yang ada di Jatinangor yang waktu itu kayak kota mati. Ketika gue akhirnya masuk ke jalan Tol Dalam Kota dengan segala gedung tinggi di kanan-kirinya, gue merasa <i>there's nothing more familiar than this scenery – than this shitty crowd and traffic. This is my home, all I ever know.</i></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjw2RY1SWP70CdS34FlgUVaQpZzF5Kq-URqylQTCK1g5moA4kJ5PhTK4Hyz4TxpvUuUDuv_npHvttIsA81VYQOc4BIK3vX-gmaqupOyKT5zFcqxPwtiFNgitVUqR56z6PIkuUPxgYn_cB25-hNoNdR75RnugB_WExngCWwYyQJPbYUzplkvuH2iO6EL=s2048" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjw2RY1SWP70CdS34FlgUVaQpZzF5Kq-URqylQTCK1g5moA4kJ5PhTK4Hyz4TxpvUuUDuv_npHvttIsA81VYQOc4BIK3vX-gmaqupOyKT5zFcqxPwtiFNgitVUqR56z6PIkuUPxgYn_cB25-hNoNdR75RnugB_WExngCWwYyQJPbYUzplkvuH2iO6EL=w480-h640" width="480" /></a></div><p style="text-align: justify;"><br /></p>Tapi ada kalanya gue merasa panasnya Jabodetabek, <i>traffic</i>nya, keramaiannya, <i>pace</i>-nya yang membuat jiwa manapun terbirit-birit bikin gue pengen 'pulang' ke Sumedang <i>– </i>walau sebenernya kadang gak tau juga gue pulang untuk apa atau untuk siapa karena toh gue gak punya relasi yang begitu dekat di perantauan. Tidak ada yang lebih melegakan dibanding melesakkan diri sendiri di jok belakang mobil <i>travel</i> sambil denger lagu (yang tentu saja seringkali <i>stuck</i> antara dua album Niall Horan dan Harry Styles seperti yang sebelumnya sudah dibahas), melihat Jalan Layang Cikampek dari kejauhan, dan mengamati bukit-bukit atau bayangan hitamnya di kanan-kiri jalan tol Cipularang saat mobil travel membawa kita, penumpangnya, dengan kebut-kebutan tentu saja di tengah malam (<i>I usually bought midnight tickets</i>). Puncak kelegaan dan segala perasaan haru 'pulang' itu nantinya akan tumpah ruah ketika gue lewat Pasupati atau ketika liat gerbang Wilujeng Sumping di Sumedang Puser Budaya Sunda yang berdiri tegak di perbatasan antara Cileunyi dan Jatinangor. Setelah turun dari travel dan jalan kaki sampe kos, gue akan melesakkan diri ke kasur dan berpikir <i>"Oh how I miss this room and the feeling of quiet place and loneliness"</i> (<i>or independency</i> <i>– sometime I can't seem to differ them both).</i><p></p><p style="text-align: justify;">Perubahan definisi rumah itu terus menerus terjadi sampai setidaknya 3 bulan lalu. Di akhir fase Jatinangor, gue cukup kewalahan perihal mencari kerja di rumah sakit. <i>Never have I felt that way; being in a place I used to know but feeling so estranged and so alone.</i> Jatinangor pelan-pelan jadi asing dan dingin, tapi gue juga gak merasa bisa 'pulang' ke Jakarta karena berbagai hal di akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021. Gue masih bersikeras mau hidup dari raganya Bandung dan sekitarnya, tapi semakin lama <i>it felt too meaningless and too tiresome to hop from a place to another, meeting various kinds of strangers, jumping on questions</i> "Kenapa kamu mau tinggal di sini tanpa sanak saudara?", "Kenapa gak cari kerja balik di Jakarta?" hingga pada akhirnya, Jakarta memanggil di tengah pandemi dan dengan cepatnya gue pergi dari Jatinangor <i>– </i>rasanya kayak dipaksa "pulang" ke Jakarta, dipaksa menerima bahwa mungkin belum bisa lanjut <i>slow living </i>di Bandung dan sekitarnya, dipaksa mulai semuanya dari nol lagi. Dalam prosesnya pun tiap hari selama awal sampe pertengahan tahun, tiap pusing di Jakarta bawaannya pengen pulang ke Bandung, tapi gak lama sadar bahwa ada hal-hal yang harus tetep di-<i>survive</i>-in di Jakarta. Di bulan ke sepuluh di tahun 2021, akhirnya gue mulai bisa menerima kalau definisi rumah gue adalah Jakarta; di kamar kecil dengan balkon kecil menghadap sungai dan jalan raya, yang waktu lagi COVID-19 <i>second wave</i> selalu kebagian bunyi sirine ambulans lalu lalang 10 menit sekali; menerima bahwa saat ini, Bandung dan Jatinangor bukanlah rumah <i>– </i>gak tau juga kalo suatu saat nanti bakal jadi rumah. 10 bulan untuk melepaskan Bandung dan Jatinangor dengan segala upaya, <i>can't say I'm proud of myself but thank God I'm learning how to let go of things.</i></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhAy50NIFtcDVgMtzjV9Yk3ETu0-Y7Q9JXOZtzS_ERpggQDUIJRtFZQzEDpuPlUVsKupBILaLVlP9n68ZwB16a_0UC7XFFLQYr2D7gergU3wAf_6EufTS8-i3Lwzjs5D7iHR9tST6yxtNB0DwKl_rZeb8sXHhSqiVyTfBmu2-rHOx-zHs8AczyXAGUs=s2048" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhAy50NIFtcDVgMtzjV9Yk3ETu0-Y7Q9JXOZtzS_ERpggQDUIJRtFZQzEDpuPlUVsKupBILaLVlP9n68ZwB16a_0UC7XFFLQYr2D7gergU3wAf_6EufTS8-i3Lwzjs5D7iHR9tST6yxtNB0DwKl_rZeb8sXHhSqiVyTfBmu2-rHOx-zHs8AczyXAGUs=w480-h640" width="480" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><p></p><p style="text-align: justify;">-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------</p><p style="text-align: justify;">Pada akhirnya di usia 26 tahun, semua malam super powerful gue berputar-putar pada <i>inner thoughts</i> gue dan masih pure tentang hal-hal yang mungkin sepele dan gak <i>growing up-growing up</i> banget.<i> I am not yet experiencing the night of finally commiting to the love of my life nor experiencing near-death experience like giving birth to the tiny little thing inside my womb, when most of my friends already collect such experiences and are fully adulting.</i> Tapi gapapa, <i>I promise to take everything slowly by my pace </i>– semoga selalu diberikan ke-istiqomahan untuk menjalani semuanya tanpa membandingkan progres hidup sendiri dengan progres hidup orang lain;<i> and I hope you do, too.</i></p><p style="text-align: justify;">Sekian dan terima kasih sudah <i>scroll</i> sampai akhir post ini –<i> thank you for keeping up with my writings</i> yang makin lama makin abstrak gak ada temanya. Sampai jumpa lain waktu.</p><p style="text-align: justify;">Penuh sayang,</p><p style="text-align: justify;"><i>Your writer</i></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1k4bahJhs8i_XDCWycsLBnfGGSyJa27JKwBNrrFccoegp8UTsxA4rwuGB-6Q1E-3co6TnZi-3bwL0bnzQmF-vQ6Eb6UVY9XeD-s_36HCSNhAyJXBoAC3pZCO08QC-64oqHsnzmum9fe8/s195/Blog+Sign+Baru.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" height="137" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1k4bahJhs8i_XDCWycsLBnfGGSyJa27JKwBNrrFccoegp8UTsxA4rwuGB-6Q1E-3co6TnZi-3bwL0bnzQmF-vQ6Eb6UVY9XeD-s_36HCSNhAyJXBoAC3pZCO08QC-64oqHsnzmum9fe8/s0/Blog+Sign+Baru.jpg" width="195" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-65877966066085371562021-05-11T13:20:00.007+07:002021-05-11T14:44:37.491+07:00Lampu Merah di Jakarta<p style="text-align: justify;">Halo!</p><p style="text-align: justify;"><i>It is 2021 already and it's already the middle of May</i>. Rasanya baru kemarin gue menulis panjang lebar tentang epilog 2021 yang berujung tidak dipublish karena terlalu emo (dan sangat, sangat depresif), dan sekarang udah masuk bulan kelima dan bulan <span style="text-align: justify;">puasa yang udah mau selesai. Senang rasanya menyambut bulan puasa kembali, walaupun masih dalam <i>setting</i> pandemi (mungkin akan lebih longgar karena angka kasus sudah menurun, perasaan jenuh terus menerus karantina, dan perasaan jumawa karena banyak yang sudah vaksin).</span></p><p style="text-align: left;"><span style="text-align: justify;">Jadi, <i>back to the most basic question I always throw earliest: "How's life?" </i></span><span style="text-align: justify;"><i>– I hope life treats you kind</i>, terutama untuk kalangan 24 ke atas yang lagi dalam kondisi mental senggol-bacok atau <i>worse</i>, senggol-ke psikiater. <i>Not that I joke about mental health, I am being blunt about it</i>. Dulu, di saat semua orang moaning tentang <i>quarter life crisis</i>, gue pikir krisis tersebut adalah sesuatu yang <i>personal</i> alias bisa dialami atau bisa tidak dialami. Gue berpikir, dengan jenis profesi yang gue ambil dan dengan karakter gue yang <i>seperti ini</i>, krisis 1/4 abad itu tidak akan terjadi atau setidaknya tidak akan menampar dengan keras </span><span style="text-align: justify;">– tapi ternyata seperti manusia lain, gue lebih banyak salahnya dibanding benernya. Ternyata dengan karakter gue yang <i>seperti ini</i>, gue justru rentan terhadap krisis 1/4 abad ini dan seiring gue bergelut dengan profesi ini, ada banyak sekali kekhawatiran-kekhawatiran yang makin membuat krisis ini berkembang menjadi krisis eksistensial yang berlarut-larut. <i>In the end, I know how it feels to question everything that happens to you and why aren't you growing well </i></span><i><span style="text-align: justify;">–</span><span style="text-align: justify;"> and I hope you can control that voice in your head so they don't scream so loudly and make you feel worthless.</span></i></p><p style="text-align: left;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeMp2QWBs1EWLQZvgyG2AhZIta8iACN5eKQSQdNGaBm7c1idetwjhLicRhkv2SjGUtadpG1C0ClWZH6FQ9k5nNo_CwpcljzFI3HzotX6hPtlaDzmSGny56Rd1xZyFacbBKJHmz7lm5DII/s2048/2020-10-18-111737463x.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeMp2QWBs1EWLQZvgyG2AhZIta8iACN5eKQSQdNGaBm7c1idetwjhLicRhkv2SjGUtadpG1C0ClWZH6FQ9k5nNo_CwpcljzFI3HzotX6hPtlaDzmSGny56Rd1xZyFacbBKJHmz7lm5DII/w480-h640/2020-10-18-111737463x.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #666666; font-size: x-small;">Sebuah ilustrasi yang bagus tentang <i>quarter life crisis</i></span></td></tr></tbody></table><span style="text-align: justify;"><br /></span><div><div style="text-align: start;"><span style="text-align: justify;">Jadi, akhirnya gue angkat kaki dari Bandung dan sekitarnya. </span><span style="text-align: justify;">Semua terjadi dengan sangat cepatnya </span><span style="text-align: justify;">– gue tahun baruan di Bandung setelah jaga 3 hari 3 malam berurut-turut, makan Justus dan Eatalia, kerja lagi di klinik sambil lamar-lamar kerja, bersepeda di jalanan Rancaekek yang penuh truk, makan di McDonald's Cibiru dan Soekarno-Hatta, <i>interview</i>, kadang pulang pergi Jakarta-Bandung, dan kemudian menetap sementara di Jakarta karena <i> </i>respon rekrutmen di Jakarta sangat cepat dibanding di tempat lainnya. Akhirnya, di pertengahan Januari, gue pulang dengan gontai dan sedih ke kamar kos gue di Jatinangor, melihat sekeliling </span><span style="text-align: justify;">– siluet gunung Manglayang, gunung Geulis, apartemen Easton Park, bahkan Jam Loji di kejauhan, sambil berpikir gak percaya gue akan meninggalkan kecamatan yang sudah terasa seperti rumah sendiri selama 1 tahun lebih. Gue minta 3 hari <i>off</i> dari orientasi tempat kerja yang baru untuk <i>packing</i> barang dan <i>appreciate </i>momen terakhir di Jatinangor dan di 3 hari terakhir di Jatinangor itu, gue beberes barang, main sepeda untuk terakhir kalinya di Jatinangor dan Rancaekek, main kucing, dan malamnya menangis.</span></div><p></p><p style="text-align: left;"><span style="text-align: justify;"><i>I am a sucker for goodbye.</i> Selalu. </span><i style="text-align: justify;">No matter how lonely and quiet my life was in Jatinangor (and maybe some people know more devastating details about it), I would always end up crying loud cherishing even my saddest memory in any place.</i></p><p style="text-align: left;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRE54joI4iiwFACFbuQ_EkHVj7p6EwoM4MV0e5lcsuiFSws1d4-DvkpS6_tKRhoDXplcNi5D177AYehPracABHMYJFBd7tgBB2Uamf5XwGkBYENXN3czZdL8nPEHEBNrVuktrFHAKytxk/s2048/2020-12-19-081819388x.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1535" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRE54joI4iiwFACFbuQ_EkHVj7p6EwoM4MV0e5lcsuiFSws1d4-DvkpS6_tKRhoDXplcNi5D177AYehPracABHMYJFBd7tgBB2Uamf5XwGkBYENXN3czZdL8nPEHEBNrVuktrFHAKytxk/w480-h640/2020-12-19-081819388x.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #666666; font-size: x-small;">Berat untuk ninggalin view kamar yang kayak gini.</span></td></tr></tbody></table><span style="text-align: justify;"><br /></span><div><div style="text-align: start;"><span style="text-align: justify;">Hari Minggu malam di sekitar tanggal 20-an Januari, gue akhirnya meninggalkan Jatinangor dan seluruh keramahan Bandung yang telah membuat gue 1) Kenal banyak orang, 2) Makan kenyang, 3) Bisa menabung, 4) Tidur dengan selimut dan kaos kaki tanpa AC. Banyak banget rezeki yang mengalir di sana, walaupun juga banyak momen sepi dan sedih. </span><i style="text-align: justify;">But that's life and it's like a yogurt</i><span style="text-align: justify;"> – </span><i style="text-align: justify;">you can't get the sweet without the hint of sour</i><span style="text-align: justify;">. Hari Senin pagi, gue kembali menjalani kehidupan ibukota – berlari-lari ke Gojek yang udah nunggu di depan apartemen, dengan rambut yang masih basah dan tas yang belum diresleting, melaju penuh kecepatan ke tempat kerja baru yang jaraknya 8 km dari apartemen tempat berdomisili saat ini. Jakarta hari Senin di era pandemi tidak semenyebalkan sebelumnya (sebelum pandemi), tapi tetap membuat jiwa Sumedang gue tercengang dan gugup karena takut sulit beradaptasi lagi. Semua orang bergerak dengan </span><i style="text-align: justify;">pace</i><span style="text-align: justify;">-nya, yang menurut gue masih sangat terburu-buru, klakson protes terdengar di sana-sini ketika terjadi sedikit perlambatan, motor-motor menghindari kemacetan dengan beramai-ramai naik ke trotoar, angkot berjalan lawan arah di perempatan besar Grogol-Citraland, dan lagi-lagi klakson protes ramai saat lampu kuning bahkan belum berganti jadi hijau.</span></div><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhto_qiZ7-9xXWIEYLpzdqAwGdZF4FD2wNBaCmFR-hqVs-JnuqL8H5qpjtoZ1X_wLQFqUgjdZswvRriSV56i1ffG0hUxxVgAa3mvsds7vttZ2vymMHokzatDGyU72dxtZwGcRqqXF3HvYY/s2048/2021-05-11-125023797.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhto_qiZ7-9xXWIEYLpzdqAwGdZF4FD2wNBaCmFR-hqVs-JnuqL8H5qpjtoZ1X_wLQFqUgjdZswvRriSV56i1ffG0hUxxVgAa3mvsds7vttZ2vymMHokzatDGyU72dxtZwGcRqqXF3HvYY/w480-h640/2021-05-11-125023797.jpg" width="480" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="text-align: justify;">Hari-hari berikutnya terasa seperti bermain </span><i style="text-align: justify;">view-master</i><span style="text-align: justify;"> – semua pemandangan adalah kumpulan gambar yang tersusun melingkar, hari-hari berlalu seperti tombol yang ditekan berulang-ulang dan menyebabkan gambar pemandangan itu bergeser, untuk kemudian berulang lagi. Gue terus melihat ke dalam </span><i style="text-align: justify;">view-master</i><span style="text-align: justify;"> dan memencet tombol mengulang pemandangan-pemandangan yang ada hingga akhirnya hampir 3 bulan berlalu. Pagi-pagi, gue akan bangun, menyeduh kopi, sambil merendam dan menjemur baju, dan melihat jalan tol dari balkon sambil menyeruput kopi. Setelahnya gue akan mandi dan mengerjakan hal-hal lain sampai siang, kemudian berangkat bekerja – berkutat lagi dengan dinamika jalanan Jakarta; dengan mereka yang </span><i style="text-align: justify;">terburu-buru entah untuk apa</i><span style="text-align: justify;">, dengan mereka yang terlalu santai hingga membuat yang lain kesal, dengan mereka yang berhenti mendadak, atau tiba-tiba memotong jalur. Gue akan kerja dari sore hari sampai pagi hari besoknya dan di pagi hari esoknya, gue akan berusaha menyeberang jalan yang macet supaya bisa putar balik, naik </span><i style="text-align: justify;">fly-over</i><span style="text-align: justify;">, beradu dengan mobil dan truk yang mengantri masuk tol dan menyebabkan semua terkena macet lalu beradu dengan kendaraan-kendaraan segala jenis yang tentunya </span><i style="text-align: justify;">terburu-buru entah untuk apa</i><span style="text-align: justify;">, makan mie ayam gerobakan di dekat tempat tinggal, kemudian pulang.</span></div><p style="text-align: justify;">Semua hal diterima, diproses, dan dilaporkan secara cepat di kota ini. Kota yang tidak pernah tidur – <i>tidak ada matinya</i>. Semua orang sepertinya berharap bisa sampai secepat mungkin (dalam konteks apa saja) dan menerima timbal balik secepat mungkin; bahkan dalam beberapa kasus, orang juga cepat marah dan mengeluh (khususnya dalam hal layanan) sehingga kita harus berpikir cepat solusi agar hal yang tidak diinginkan tidak perlu terjadi. Gue merasa lebih dari berlari di kota ini; gue terbirit-birit. Terbirit-birit entah untuk apa – mungkin untuk tidak terseok, jatuh, kemudian terinjak-injak oleh langkah-langkah yang lain.</p><p style="text-align: justify;">4 bulan terakhir gue di Jakarta dengan jiwa yang terus menerus berlari <i>entah untuk apa</i>, rasanya ada banyak perubahan dalam cara gue mempersepsikan Jakarta. Hal-hal yang sebelumnya gue suka, kayak hingar-bingar Jakarta, kemungkinan untuk ketemu orang-orang baru yang pikirannya menakjubkan dan terbuka, <i>critism</i> dari orang-orang di dalamnya, <i>no longer have a reserved place in my heart</i>; dan hal-hal yang sebelumnya gue gak suka justru sekarang gue nikmati dengan sebaik-baiknya – salah satunya adalah lampu merah.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgurrApb7snHgLDLCIFQIids-RP3go7PKJaoAcfvuuzp0qsaAGvH6lBLe5B4puVYRJlNnKUwvRoh21gpGGAmmPgGThcsMb97KRgKNVW7oElv2nTtW0W0xk1zpM27h14vjKcoDka7dFO3Tg/s2048/2021-05-11-124534913.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgurrApb7snHgLDLCIFQIids-RP3go7PKJaoAcfvuuzp0qsaAGvH6lBLe5B4puVYRJlNnKUwvRoh21gpGGAmmPgGThcsMb97KRgKNVW7oElv2nTtW0W0xk1zpM27h14vjKcoDka7dFO3Tg/w480-h640/2021-05-11-124534913.jpg" width="480" /></a></div><p style="text-align: justify;">Siapa yang suka lampu merah? Lampu merah menambah waktu perjalanan dan bikin macet, apalagi lampu merah di persimpangan-persimpangan besar Jakarta – banyak yang yang bilang di lampu merah Jakarta, perempuan bisa menuntaskan setengah <i>full make-up look</i>, atau menyelesaikan seluruh rangkaian <i>make up-look</i> sederhana. Waktu di Bandung, gue benci lampu merah Kiaracondong dan Buahbatu di Jalan Raya Soekarno-Hatta, karena durasinya yang begitu lama, jalanan yang panas, dan penuh dengan truk-truk yang melintas dari Sumedang/Garut, tapi begitu balik Jakarta, <i>I guess red lights are those stopping me from running continuously in my current daily life.</i></p><p style="text-align: justify;">Di lampu merah, khususnya di jalan besar yang lajurnya teratur, akhirnya semua orang bisa berhenti dan menunggu. Semua orang bisa diam saja di atas/di dalam kendaraannya, tidak berpikir apa-apa, dan hanya menunggu. Kalau tidak suka melamun, orang bisa melirik langit, bangunan, atau bahkan manusia silver yang mematung di atas zebra cross, dan ondel-ondel sepasang yang sedang adu berjoget dengan latar belakang musik Betawi. Kalo lebih <i>observant</i> dan memungkinkan, orang bisa melirik mbak-mbak atau mas-mas berpakaian formal yang sedang menyebrang di zebra cross untuk bekerja lembur hari ini di gedung-gedung perkantoran bergengsi (dan <i>surprisingly</i> mungkin umur mas-mas dan mbak-mbak ini lebih muda dibanding gue). Tidak perlu melakukan apa-apa, hanya menikmati diam dalam 60 detik hingga 180 detik sampai lampu hijau menyala. Menyenangkan. Ketika lampu hijau menyala (atau lampu kuning), semua akan kembali semerawut dan berpacu <i>entah untuk apa</i>.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjST-vWdQBt_sZI5ZbeMyvcCU3svU00fXJ9VyomBHTAjmyaw8r5yg-z_Sa7Too42V77RPopPfFZa1Tpbeck6VccbR8JNl4P6b6Ftch7XpBMhi5ZJpsgp9QuQHr21EgSCqurBmcyyfklcPk/s2048/2021-03-25-115639063.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjST-vWdQBt_sZI5ZbeMyvcCU3svU00fXJ9VyomBHTAjmyaw8r5yg-z_Sa7Too42V77RPopPfFZa1Tpbeck6VccbR8JNl4P6b6Ftch7XpBMhi5ZJpsgp9QuQHr21EgSCqurBmcyyfklcPk/w480-h640/2021-03-25-115639063.jpg" width="480" /></a></div><p style="text-align: justify;">Seiring bertambahnya umur (<i>well I thought I am not <b>that</b> old</i>, <i>but I do feeling <b>that old</b></i>), mungkin memiliki waktu luang dan waktu yang dapat 'dilambatkan' adalah sebuah keistimewaan. <i>Privilege</i>, kata orang zaman sekarang. "Tiap orang pasti punya waktu luang kok, tinggal gimana mengusahakannya dan atur waktunya," ucap beberapa orang teman – menyanggah bahwa hal-hal tersebut bukan sesuatu yang mewah. Gue mau percaya, tapi melihat banyak teman dengan latar belakang profesi yang berbeda, semakin gue percaya bahwa tidak semua orang dapat mengatur waktunya sedemikian rupa bukan karena mereka tidak mau, tapi karena mereka <i>tidak bisa</i>.</p><p style="text-align: justify;"><i>Tidak bisa</i> – </p></div></div><span style="text-align: justify;">karena hierarki jabatannya masih di bawah (bos bisa rutin olahraga dari jam 6-8, jam 9 atau 10 baru mendarat di </span><i style="text-align: justify;">office</i><span style="text-align: justify;">, sementara pegawai bawah </span><i style="text-align: justify;">standby</i><span style="text-align: justify;"> terus dan lemburan),</span><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><span style="text-align: justify;">karena sibuk nambel penghasilan dengan kerja di sana-sini bahkan bisa lintas profesi dan kompetensi,</span></div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><span style="text-align: justify;">karena punya tempat kerja yang jauh dari rumah dan bergantung pada kendaraan umum (yang butuh perjuangan untuk menaikinya apalagi di masa pandemi),</span><br /><div style="text-align: left;"><p style="text-align: justify;">atau karena punya <i>someone to look after</i> (seperti istri, anak, atau orang tua yang ingin sekali anaknya selalu dekat dan peduli, untuk yang masih <i>single</i>).</p></div><div><p style="text-align: justify;">Tidak semua orang punya waktu bahkan hanya untuk merenung – dan <i>I am against those who said privilege doesn't count for a better time management.</i></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQV6zCBzxpIUV24PE3_suGjM1NG-kz392mC9u0vsojCr-4ggbRxLzaf9rMg_fsyT9ehW_a-1YZ2vWNXgXtILMnREpkhef1CL6i_kCXMCmqFLcLiLbjVEoFE6L-dc0PUSJMhPW48IlDB1o/s1965/2021-05-11-123731540.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1965" data-original-width="1474" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQV6zCBzxpIUV24PE3_suGjM1NG-kz392mC9u0vsojCr-4ggbRxLzaf9rMg_fsyT9ehW_a-1YZ2vWNXgXtILMnREpkhef1CL6i_kCXMCmqFLcLiLbjVEoFE6L-dc0PUSJMhPW48IlDB1o/w480-h640/2021-05-11-123731540.jpg" width="480" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><i style="text-align: justify;"><br /></i></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><i style="text-align: justify;">I have a lot of things going on in mind, yet I choose to talk about traffic lights in my post – that just means I really appreciate how a traffic light not only could prevent accidents on chaotic streets, but also to pause someone's life for a while. </i><span style="text-align: justify;">Menyenangkan sekali untuk bisa berhenti sejenak di antara semua yang terasa cepat. Menyenangkan sekali untuk</span><span style="text-align: justify;"> </span><i style="text-align: justify;">being existed for only ourselves</i><i style="text-align: justify;">, with our personal pace</i><i style="text-align: justify;">, </i><span style="text-align: justify;">tanpa harus berlomba dengan orang lain</span><i style="text-align: justify;">.</i></div><p></p><p style="text-align: justify;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</p><p style="text-align: justify;">Lama gak nulis, sekalinya nulis tentang lampu merah diselipin sama <i>random deepest rants</i> tentang kehidupan sebagai seseorang yang sedang menuju 26 tahun.</p><p style="text-align: justify;">Tapi, menulis selalu sama rasanya – selalu melegakan dan menyenangkan, <i>and after I finished with one, the idea of the next one would always pop out,</i> tinggal masalah eksekusinya jadi ketikan. Ada banyak hal-hal lainnya yang terjadi selama 4 bulan balik dan hidup di Jakarta, baik secara fisik maupun rohani, dan gue harap dapat gue konversikan menjadi tulisan. Doa gue selalu sama, semoga di sisa tahun 2021 ini, gue bisa semakin banyak menulis (dan tentunya memotret dan memindahkan data-data penting ke tempat yang aman), <i>just to make my soul live immortally in this irrelevant side of internet</i>.</p><p style="text-align: justify;">Di akhir kata, terima kasih bagi yang sudah membaca sampai titik ini, dan terima kasih untuk beberapa yang menanyakan "kok gak pernah nulis lagi?" di dunia nyata. Semoga semuanya semakin baik dari hari ke hari, waktu ke waktu.</p><p style="text-align: justify;">Penuh sayang dan motivasi,</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/s195/Blog+Sign+Baru.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" height="141" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/w200-h141/Blog+Sign+Baru.jpg" width="200" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p></div></div>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-63384382316152237542020-11-21T16:00:00.005+07:002020-11-21T20:13:11.964+07:00Pancang Bumi Pasundan: Gunung Artapela, 2194 mdpl<p class="MsoNormal"><span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">Selamat sore!</span></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Sulit dipercaya (dan
tentunya diterima) bahwa sekarang kita sudah mendekati pertengahan bulan
November 2020. </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">Where all the time spent, where all the plans went – we really
do not know, all we know in the blink of an eye, 2020 will end.</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"> Ada yang
berencana berpergian, ujungnya cuma bisa ngomel-ngomel di Instagram karena gagal
menggunakan tiket diskonan yang udah diperjuangin susah payah di tahun lalu.
Ada yang berencana </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">resign</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"> dari tempat kerjanya yang toksik, ujungnya cuma
bisa update di tempat yang berbeda alias di rumah karena WFH; kerjaan yang
toksik tetep dilakonin karena nggak berani untuk terombang-ambing hidup </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">jobless</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">
dan berisiko menghabiskan seluruh dana darurat yang sudah dikumpulkan di era pandemi.
Ada yang berencana mengembangkan bisnis, tapi bisnisnya udah koyak disapu
bersih di awal pandemi karena kebijakan pembatasan sosial skala besar yang (secara
pribadi untuk gue) </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">both medically and economically reckeless</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"> (dan makin
kesini makin terkesan bercanda).</span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Rasanya, sisi menyebalkan pandemi ini tidak
akan habis dibahas dalam satu </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">post full</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">, tapi ternyata banyak juga yang
menemukan hal-hal baik dari pandemi. Beberapa teman yang gak kelar mengumpulkan
dana untuk menikah akhirnya bisa menyelenggarakan pernikahan yang sederhana
(all thanks to “KUA aja!” dan resepsi via Zoom Meeting), beberapa teman yang
kesulitan nemu kekasih sebelum pandemi akhirnya gak tau gimana bisa ketemu
jodohnya melalui mekanisme yang sebelumnya selalu gagal (tidak bisa dipungkiri,
per-</span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">dating app</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">-an waktu lagi kenceng-kencengnya PSBB dan WFH juga dahsyat
stoknya), dan beberapa teman belakangan </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">update</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"> lahiran dengan </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">caption </i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">“Alhamdulillah,
dapet rezeki Corona”. </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">I guess there are always two sides of even in the
shittiest thing happened.</i></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"></span></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUzelbeiVynbbJS5NKdlNgQdjtY2eiQqJ_NTvIYkqXnJklzdMRl28ZZgKvplZCLBSns1mABwzpYCcvuvbz3ubtN1TNmVrQ06Zwt8UnOiPZEmZ-A_EjNTQEtTyLlLJoX4wFleDd6NcEKso/s2048/2020-08-20+05.39.01+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUzelbeiVynbbJS5NKdlNgQdjtY2eiQqJ_NTvIYkqXnJklzdMRl28ZZgKvplZCLBSns1mABwzpYCcvuvbz3ubtN1TNmVrQ06Zwt8UnOiPZEmZ-A_EjNTQEtTyLlLJoX4wFleDd6NcEKso/w480-h640/2020-08-20+05.39.01+1.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Salah satu berkah Corona: Liat jalanan Jakarta lengang (awalnya).<br /></span></td></tr></tbody></table><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></span><div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Sebenernya, sejak
pertengahan tahun ini, gue niat untuk menulis konten yang lebih dewasa. Konten
yang lebih dewasa, </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">by means</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">, konten yang lebih jujur, lebih membahas
masalah-masalah kehidupan di sekitaran umur 20 (dan solusinya, jika ada – jadi gak
keliatan ngeluh-ngeluh banget tanpa juntrungan), dengan konten motivasional,
yang dibungkus dengan narasi yang memikat. Tapi namanya juga Annisa Dina – </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">it
was all in her head – In her head, without even reaching her hands. </i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Ujung-ujungnya
konten Dina ya melancong dan melancong lagi yang ditulis secara kurang
konsisten. </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">But yeah, maybe, I found traveling (or simply strolling) as my
pain reliever beside of writing – so I could not help but to write my journeys
over and over again when I was in emotional crisis. </i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Jadinya mentok nulis
konten </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">journey</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"> lagi dan </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">journey</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"> lagi, karena menggerakan kaki
adalah passionku (asal jangan banyak-banyak juga, soalnya pegel).</span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">----------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Sudah genap 1 tahun gue
berdomisili di Jawa Barat; di Bumi Pasundan dan sekitarnya. Setiap hari,
kerjaan gue setiap pagi adalah ngeliat gunung dimana-mana sambil jemur pakaian
(apalagi setelah pindah ke kos baru yang pemandangan dari </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">rooftop</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">-nya super
pecah. Sayangnya aku tidak memiliki teman untuk berbagi keindahan ini.) Sayang
sekali, entah manajemen waktu atau manajemen </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">mood</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"> yang jelek, gue belum
sempat bertandang ke banyak gunung di sekitar Bumi Pasundan, seperti Gunung
Geulis, Gunung Manglayang, Gunung Wayang, Gunung Puntang, Gunung Putri, Gunung
Guntur, Gunung Cikuray, Gunung Galunggung, dan lainnya – padahal </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">I’m literally
living surrounded by mountains</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">.</span></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8g3-4QABFVE_LdpBV8jTLAT_wqk7nedv0jE4JpELKzAjKE1N4TDR54gGcdwfN2-wo87Fc2_6Jb9-ERQdZamTah06o5bBhdaEirTsZHv1wkKptSxHsG2rQkA7x1L6Xh_bQowlCQP5kkh8/s2048/2020-10-07-084939774.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1537" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8g3-4QABFVE_LdpBV8jTLAT_wqk7nedv0jE4JpELKzAjKE1N4TDR54gGcdwfN2-wo87Fc2_6Jb9-ERQdZamTah06o5bBhdaEirTsZHv1wkKptSxHsG2rQkA7x1L6Xh_bQowlCQP5kkh8/w480-h640/2020-10-07-084939774.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Pemandangan dari jendela kamar baru</span><br /></td></tr></tbody></table><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></span></div><div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Akhirnya, gue
berkesempatan mengeksekusi angan naik gunung yang sudah setahun lebih vakum gue
lakukan. Bersamaan dengan kedatangan teman kuliahku x dokter </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">internship</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">
yang baru selesai </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">internship</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">, Ayla, akhirnya tanpa banyak berencana kita
berhasil menjajakan kaki di Gunung Artapela, gunung yang direkomendasikan salah
satu temen </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">internship</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"> yang berdomisili di sekitar Pengalengan, yang
katanya </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">“Ini mah gunungnya bisa tektok”.</i></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Gunung Artapela adalah
gunung yang relatif baru dibuka untuk pendakian di daerah Kertasari, Kabupaten
Bandung, mulai dibuka sejak 2017 </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">if I traced back to internet</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">. Beberapa
referensi mengatakan:</span></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p><ol><li><span style="font-family: inherit; line-height: 107%; text-indent: -18pt;">Ketinggian gunung 2000-an mdpl</span></li><li><i style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;"><span style="line-height: 107%;">Basecamp</span></i><span style="font-family: inherit; line-height: 107%; text-indent: -18pt;">
awal mudah dijangkau</span></li><li><span style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;">Trek </span><i style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;">visible</i><span style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;"> untuk tektok dan tidak
harus menangis bercucuran air mata</span></li><li><span style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;">Trek bukan hutan alias kebun</span></li></ol>Cukup segitu saja
informasi yang gue sempat korek (karena sambil jaga-jaga-jaga) dan sebenernya
tolong jangan ditiru karena kadang kita harus mencari sedetil mungkin agar bisa
persiapan matang (bukannya malah gak jadi naik karena jadi banyak pikiran). Agar
lebih rapi dan ringkas, mungkin akan gue buat per-poin ya.</div><div><b style="text-align: justify;"><i><span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></span></i></b></div><div><b style="text-align: justify;"><i><span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: medium;">How To Get There</span></span></span></i></b></div><div><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></span></div><div><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Mendaki Gunung Artapela
bisa dari Kertasari maupun Pengalengan. Gue naik motor dengan rute Jatinangor –
Rancaekek – Solokan Jeruk – Ciparay – Pedaleman Kertasari entah dimana. Google
Map cukup membantu hal ini, tapi tolong set Google Map dengan memilih moda
transportasi mobil saja, karena kalau di set ke moda motor, niscaya </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">sport</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">
jantung sama jalanan yang dipilihin sama Google Map. Di perjalanan menuju ke </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">basecamp</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">,
gue dikasih arah ke jalanan yang rusak, sempit, dengan tanjakan dan turunan
curam di sisi jurang – dengan kita hampir jatuh ke jurang karena ada mobil elf dari
arah berlawanan, tidak terlihat, yang maksa ngebut di tikungan menanjak. Pulangnya,
perjalanan </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">smooth</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"> sekali lewat rute Jalan Pacet Kertasari. Pilihan rute pulang-pergi
untuk yang dari Bandung Kota mungkin bisa lewat:</span><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p><ol><li><span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;">Soekarno-Hatta –
Bojongsoang/Dayeuhkolot – Baleendah – Ciparay – Pacet Kertasari</span></span></li><li>Soekarno-Hatta – Gedebage
– Sapan – Ciparay – Pacet Kertasari</li></ol><p></p>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 107%;"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlEvNAxf1rVn68TwWgBHC8Ipx9zRFxzbsFohp3-CXaMPI4aficnHTNtQoEQ2YEVO-t-gCaX7uls2QBqvjIke32vT3-FxoWE9mczfaEezG47hZVtNpFepwATfSSI_cC5DMuMV-zoHEXWHs/s2048/2020-11-17-035305509.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1537" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlEvNAxf1rVn68TwWgBHC8Ipx9zRFxzbsFohp3-CXaMPI4aficnHTNtQoEQ2YEVO-t-gCaX7uls2QBqvjIke32vT3-FxoWE9mczfaEezG47hZVtNpFepwATfSSI_cC5DMuMV-zoHEXWHs/w480-h640/2020-11-17-035305509.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Pemandangan di sepanjang Jl. Sapan</span><br /></td></tr></tbody></table><p></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 107%;"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_PfoUR44SjLU9pQGl_0tWKnoYd0DsG3PUD4BNWTvkxz6qaRPo4m6OKHnw0_P06S7gEWAoawgzwqpVXyfZwliQW6qdENeXAsNCF210g2WFu9wCaLVFQ_qRht-odSZJ-Zp7oj9QnGKyy4g/s2048/2020-11-17-043720258.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_PfoUR44SjLU9pQGl_0tWKnoYd0DsG3PUD4BNWTvkxz6qaRPo4m6OKHnw0_P06S7gEWAoawgzwqpVXyfZwliQW6qdENeXAsNCF210g2WFu9wCaLVFQ_qRht-odSZJ-Zp7oj9QnGKyy4g/w480-h640/2020-11-17-043720258.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Pemandangan Jl. Pacet</span><br /></td></tr></tbody></table><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></span></div><div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Kalau untuk kendaraan
umum, bisa dicoba naik angkot jurusan Tegallega-Ciparay atau Kalapa-Majalaya, kemudian
disambung lagi dangan angkot jurusan Ciparay-Cibereum yang banyak tersebar di
sepanjang jalan. Untuk ongkos transportasi hapunten pisan, saya belum pernah
menjajaki secara langsung perangkotan Kabupaten Bandung, khususnya daerah
Majalaya-Ciparay-Kertasari. Orang-orang sekitar </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">basecamp</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"> cukup familiar
dengan nama basecamp, jadi seharusnya ketika bilang mau berhenti di </span><b style="font-family: inherit; text-align: justify;">“Basecamp
Artapela Cirawa”</b><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"> harusnya angkotpun berhenti tepat di sekitar area </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">basecamp</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">.
Basecamp ini juga cukup dekat dengan SDN 01 Cirawa sebagai patokan.</span></div><div style="text-align: start;"><b style="text-align: justify;"><i><span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></span></i></b></div><div style="text-align: start;"><b style="text-align: justify;"><i><span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: medium;">When You Get There</span></span></span></i></b></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Area </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">basecamp</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"> agak
masuk ke dalam gang, bisa bermodal tanya-tanya ke penduduk sekitar. Setelah ketemu
gerbang basecamp, pendaki akan diminta mengisi daftar pengunjung lengkap dengan
nomer </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">handphone</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">, membayar retribusi plus parkir, dan mencatat kontak </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">emergency</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">.</span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Biaya retribusi: Rp 15.000,00
per orang</span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Biaya parkir motor: Rp 10.000,00
per motor</span></div>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 107%;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTV8aLluI6xJSephMXWjrZd2f5sz0BNvops6EfxgbAjrRbhz7l15kVNnUDad0SX0xO3K7fi_JVq4zLx-Newt0NPROwlhHwpkur2sfG8oVNFL7eZMGZl1-lV1XIAauIkr3fIqiqAqfrzRw/s2048/2020-11-17-035432737.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1537" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTV8aLluI6xJSephMXWjrZd2f5sz0BNvops6EfxgbAjrRbhz7l15kVNnUDad0SX0xO3K7fi_JVq4zLx-Newt0NPROwlhHwpkur2sfG8oVNFL7eZMGZl1-lV1XIAauIkr3fIqiqAqfrzRw/w480-h640/2020-11-17-035432737.jpg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTMa69TygXvjxlZBEwE9bs0bjOY1ujZSEnogFtsY4bHtlLx8s0iUe0tn1pfmCVuBqcseZdc5SkHnwsIxTj4Tie_R40v2gJ_UOQJvq2PVRApYCRtu1nZldHuYxOfDVWsb8V1ewxEFowk0M/s2048/2020-11-17-040233277.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTMa69TygXvjxlZBEwE9bs0bjOY1ujZSEnogFtsY4bHtlLx8s0iUe0tn1pfmCVuBqcseZdc5SkHnwsIxTj4Tie_R40v2gJ_UOQJvq2PVRApYCRtu1nZldHuYxOfDVWsb8V1ewxEFowk0M/w480-h640/2020-11-17-040233277.jpg" width="480" /></a></div><span style="font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit; text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit; text-align: left;">Maaf, lupa nanya berapa
parkir mobil, tapi beneran tidak se-</span><i style="font-family: inherit; text-align: left;">visible</i><span style="font-family: inherit; text-align: left;"> itu untuk nitip mobil karena
</span><i style="font-family: inherit; text-align: left;">basecamp</i><span style="font-family: inherit; text-align: left;"> cenderung berlokasi di gang kecil. Dulu katanya pendaki bakal
dibekali peta dan naik ke atas bermodalkan peta tanpa ada penunjuk jalan, tapi
sekarang di setiap percabangan sudah diberi plang penunjuk arah. Dulu juga,
setiap pendaki diharuskan membawa satu bibit tanaman untuk ditanam di Gunung
Artapela, tapi sekarang tidak harus. Estimasi waktu mendaki sampai puncak adalah
3 jam dengan kecepatan santai dan estimasi waktu turun 2 jam, sehingga sangat
oke untuk tektok. Kalo ada yang wonder, jalur pendakian yang biasa digunakan
adalah jalur </span><b style="font-family: inherit; text-align: left;"><i>Seven Fields</i></b><span style="font-family: inherit; text-align: left;">. Oh ya, untuk yang mau berkemah, sepertinya
bisa sewa tenda Rp 45.000,00</span><b style="font-family: inherit; text-align: left;"><i>.</i></b></div><div style="text-align: justify;"><b><i><span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></span></i></b></div><div style="text-align: justify;"><b><i><span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: medium;">… And We Start.</span></span></span></i></b></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Pendakian dimulai dengan
menyusuri sedikit Jalan Raya Pacet, kemudian masuk ke gang rumah penduduk. Trek
awal langsung menanjak dengan tangga, di sekitar trek dipenuhi pohon pisang dan
kebun daun bawang. Sejak awal trek, memang sudah dibagi jalur pejalan kaki
dengan jalur motor, karena Gunung Artapela basisnya adalah perkebunan, sehingga
banyak motor modif lalu lalang untuk membawa hasil perkebunan. Trek awal terus
menanjak dengan tangga dan pelan-pelan bertransisi jadi tanah, sampe rasanya
ngos-ngosan banget.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Setelah tanjakan tanpa belas
kasih, akhirnya kita masuk ke daerah yang cukup rata, di kanan kiri penuh ladang
bunga kol, kentang, daun bawang, dan jagung. Beberapa petani menggarap kebun,
banyak anjing lalu lalang. Keliatan dari jauh rumah-rumah dan hamparan
perbukitan di sekitar Kertasari, yang beberapa masih hijau dan beberapa sudah
agak plontos karena diseling dengan perkebunan di sana-sini. Nggak heran orang
meng-klaim Artapela sebagai “Gunung yang cukup bagus kalau mau lihat </span><i style="font-family: inherit;">city
lights</i><span style="font-family: inherit;"> dari kemah di malam hari”.</span></div></span><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 107%;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWJoHgQueBvGoW-dcheOHBQbLCjupSW0Vx2DFPQesT2mEPOhfWaQ0XvcGfyMrXBITWOZRmr5ca16FfvRLv6gvqCgfGofikNl6qLs9CtpReOBE4q95v_6kdt2RLVBbM9iEWS3GnD18LyxM/s2048/2020-11-17-040211072.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWJoHgQueBvGoW-dcheOHBQbLCjupSW0Vx2DFPQesT2mEPOhfWaQ0XvcGfyMrXBITWOZRmr5ca16FfvRLv6gvqCgfGofikNl6qLs9CtpReOBE4q95v_6kdt2RLVBbM9iEWS3GnD18LyxM/w480-h640/2020-11-17-040211072.jpg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeXa8z5Sx7GS4FhMfjMh7835lVCa3TprGKU4UQietO74WFKsvq98R4M_Nq3DZ5RGQugNHXoy1N9NHIeD5k_a7osMRNE1MyIrx_UrWKXG97twOUalLyBaIXyRb11SopxcmrIZjHeQnO3sE/s2048/2020-11-17-040834115.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1540" data-original-width="2048" height="482" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeXa8z5Sx7GS4FhMfjMh7835lVCa3TprGKU4UQietO74WFKsvq98R4M_Nq3DZ5RGQugNHXoy1N9NHIeD5k_a7osMRNE1MyIrx_UrWKXG97twOUalLyBaIXyRb11SopxcmrIZjHeQnO3sE/w640-h482/2020-11-17-040834115.jpg" width="640" /></a></div><span style="font-family: inherit;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit; text-align: left;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit; text-align: left;">Landai tidak berlangsung
lama, jalanan kembali menanjak dan menanjak lagi. Sekarang jalanan motor dan
jalanan orang tidak dipisah, jadi kita harus berkutat dengan jejak motor yang
tentunya bikin kontur jalan lebih licin dan menyebalkan. Kadang, kalo kita udah
capek nanjak, bawaannya pengen ngedumel, “Mana sih puncaknya?”. Puncak
kelihatan sih dari jauh, jadi semangat cukup semangat. Oh ya, selama
perjalanan, gue nggak banyak papasan sama pendaki lainnya, kalaupun papasan,
pendakinya kebanyakan umur belasan sampai </span><i style="font-family: inherit; text-align: left;">early 20 </i><span style="font-family: inherit; text-align: left;">yang bahkan cuma pakai
sendal atau sepatu kets biasa, kemeja, celana jeans, dan ransel berpergian
biasa…</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Jalanan terus menanjak
dengan kontur tanah yang rusak sampai ke pos 2. Di pos 2 ini ada warung, mushala,
dan toilet. Toiletnya seperti gubuk kecil dengan satu kloset jongkok.
Kondisinya bersih, kloset terlihat masih baru, air banyak, jernih, dan segar –
hanya saja ruangan toilet super sempit dan pendek, sehingga gue yang tingginya
153 cm ini tetap harus agak merunduk ketika masuk ke dalam toilet. Mushalanya
juga seperti gubuk kecil. Untuk orang-orang yang </span><i style="font-family: inherit;">attach</i><span style="font-family: inherit;"> banget sama sinyal,
internet, dan kehidupan sosial, di pos 2 ini sinyal masih kenceng kok (walau
gue gak pake </span><i style="font-family: inherit;">provider </i><span style="font-family: inherit;">terkuat dan terdahsyat se-Indonesia pun).</span></div></span>
<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 107%;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFhWp48_zbiiKeNafI-RAMx1qxvGO_YbtJ1AfitL0RtDih1sEy3jZXgfHYw9yu1cRWK4yt1jVCfxtHDxzaZF082tF9wXQIhGQrbSG34-AAdkgdNLuQV6PlSPoPAhnSQN7bbVgyQXMrL18/s2048/2020-11-17-041300362.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFhWp48_zbiiKeNafI-RAMx1qxvGO_YbtJ1AfitL0RtDih1sEy3jZXgfHYw9yu1cRWK4yt1jVCfxtHDxzaZF082tF9wXQIhGQrbSG34-AAdkgdNLuQV6PlSPoPAhnSQN7bbVgyQXMrL18/w480-h640/2020-11-17-041300362.jpg" width="480" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: inherit; text-align: left;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit; text-align: left;">Setelah pos dua, jalanan
terbilang ngeri-ngeri sedap karena selain berupa tanah basah dan jelek (karena
dilalui motor petani juga, yang rodanya dipasang rantai agar tidak selip),
jalanannya juga mepet lereng gunung yang cukup curam sehingga harus ekstra
hati-hati. Berjalanlah merapat dengan dinding gunung karena jalan cenderung
licin dan sulit ditebak, selain itu tanjakan yang harus dilalui juga cukup
curam. Setelah lewat bagian tepi lereng, kita kembali masuk ke perkebunan yang
masih juga menanjak. Setelah ditelusuri, memang Artapela adalah jenis gunung nyebelin
yang bikin kita menerka-nerka dari jauh “Kayaknya itu puncaknya deh” tapi ternyata
puncaknya masih jauh di belakang bukit-bukit yang berbaris. Yes, jalur
pendakian gue ini katanya memiliki 4 tanjakan heboh karena ada 4 bukit, tapi
perasaan gue kayaknya kita nanjak terus, </span><i style="font-family: inherit; text-align: left;">euweuh </i><span style="font-family: inherit; text-align: left;">turunan.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Banyak yang bilang, katanya
akan ada 3 pos dan 3 </span><i style="font-family: inherit;">checkpoint</i><span style="font-family: inherit;">, tapi gue cuma ketemu Pos 2 aja selama
perjalanan. Selanjutnya, jalanan terus menanjak (tidak henti-hentinya mengulang
kalimat ini) dan gue cuma sekali ketemu orang yang mengecek tiket retribusi,
itupun kayak papasan pas orangnya naik motor. Setelah berkali-kali ngedumel dan
ditipu berulang kali oleh bukit, akhirnya ada penunjuk arah “Puncak Artapela ke
Kiri” dan keliatan dong bendera merah putih dari kejauhan.</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizZ40XmTGx-G5RdRTDSuYKYm-oY3pAGcqxemKZeFM9CvylQZ0CXs2nXGRvXN-erFXsGR6FpQ3X2BtuEVMH89NO7bQrclIO7XUcrpa_zXTayIfWpMlt4K5kTJTLkIIFKwpkCxWC-RUfOb8/s2048/2020-11-17-041450329.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizZ40XmTGx-G5RdRTDSuYKYm-oY3pAGcqxemKZeFM9CvylQZ0CXs2nXGRvXN-erFXsGR6FpQ3X2BtuEVMH89NO7bQrclIO7XUcrpa_zXTayIfWpMlt4K5kTJTLkIIFKwpkCxWC-RUfOb8/w480-h640/2020-11-17-041450329.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Trek di tepi lereng.</span><br /></td></tr></tbody></table><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 107%;"></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 107%;"></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSO7U8lSqHx-OWtbR7a5mIHj_oaNHnXRkIjdVCCGMLvYYoZReoRwu_QpR5AGWapKoFm-YxQdvukvzxQBnW2Cgv91TwsWiFSBEBoEzcZO2NXtiZQZwAnSU-QqeTCeY6DmiZi6l3JN3jsSA/s2048/2020-11-15-043402289cr.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1539" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSO7U8lSqHx-OWtbR7a5mIHj_oaNHnXRkIjdVCCGMLvYYoZReoRwu_QpR5AGWapKoFm-YxQdvukvzxQBnW2Cgv91TwsWiFSBEBoEzcZO2NXtiZQZwAnSU-QqeTCeY6DmiZi6l3JN3jsSA/w480-h640/2020-11-15-043402289cr.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Trek menanjak, yang trek manusianya terletak di pinggir lereng.</span></td></tr></tbody></table><span style="line-height: 107%;"><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbERuV70G1P0m0YOIq42wXxgO6_xhPx4pbR4lnZdu7sfSXDlXECuDyUgOKyBWEY7qL3Xbg-6zx1k9_k2hkFy4ZnaAUKGiwqu-_axpwldMM-EM99MO27qAkmdT9Z9629Bwr7_72DnSJrAU/s2048/2020-11-17-041738444.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbERuV70G1P0m0YOIq42wXxgO6_xhPx4pbR4lnZdu7sfSXDlXECuDyUgOKyBWEY7qL3Xbg-6zx1k9_k2hkFy4ZnaAUKGiwqu-_axpwldMM-EM99MO27qAkmdT9Z9629Bwr7_72DnSJrAU/w480-h640/2020-11-17-041738444.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Tujuan ke gunung: Agar semakin merunduk (<i>literally </i>merunduk).</span><br /></td></tr></tbody></table></span><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVdnx7K6TE62NcAMKAiJCP2ssooPLo5vRV0r0_myU_N2M9hubEBtm5RcXO1geErjpHLhLB1DJzFZ_7FTIo3_lvenxr4rqFYOqCq_Mtr39V09mNI77v2gPEX1_BNaW7_tdxEOdYjLGGVWA/s2048/2020-11-15-043838036cr.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVdnx7K6TE62NcAMKAiJCP2ssooPLo5vRV0r0_myU_N2M9hubEBtm5RcXO1geErjpHLhLB1DJzFZ_7FTIo3_lvenxr4rqFYOqCq_Mtr39V09mNI77v2gPEX1_BNaW7_tdxEOdYjLGGVWA/w480-h640/2020-11-15-043838036cr.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Kalo udah ketemu pemandangan kayak gini, asli puncaknya udah deket.</span><br /></td></tr></tbody></table><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Puncak Artapela adalah
puncak yang botak (tidak banyak pohon) dan merupakan tanah rata dan luas
dihampari rumput hijau. Di sana ada tiang bendera dan bendera merah putih,
dengan plang Puncak Sulibra Gunung Artapela 2194 mdpl. Pemandangan yang bisa
dilihat dari puncaknya adalah bangunan-bangunan penduduk dari ketinggian dan
juga gunung lain yang jaraknya dekat dan lebih rimbun. Kondisi puncak cukup
bersih karena ada beberapa orang (sepertinya penduduk lokal) yang membersihkan
daerah sekitar (ayolah pendaki jangan ninggal sampah di atas, bawa lagi turun
sampahnya!).</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Ada 1 warung di atas dan satu semak Edelweiss yang bunganya baru
tumbuh. Gue gak begitu lama di puncak, cuma menikmati angin sepoi-sepoi sambil
selonjoran, lalu awan hujan mulai mendekat dan gue bergegas turun sebelum
hujan. Perjalanan turun memakan waktu 1,5 jam dan gue sempet nyasar – walaupun ada
petani di sekitar yang bisa ditanyai, tapi tetep aja deg-degan, mana langit
mendung banget. Ujungnya, gue </span><i style="font-family: inherit;">exit </i><span style="font-family: inherit;">pendakian di tempat yang berbeda dengan </span><i style="font-family: inherit;">starting
point</i><span style="font-family: inherit;">. Walaupun sama-sama muncul di tepi Jalan Raya Pacet, tetep sih itungannya
nyasar dan bikin sport jantung.</span></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="line-height: 107%;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZsQ3WTtAPMAjD6R7N6a4KbnjgQl7qs4dWmiXzaqLTBqZrifuct68H2Pv8B2TF6P0z07Uqn6OgKx4LmfoPbIfBYY8Mxzi_3jTZElq62CVqQ-pBhAZRlqVtYt-PwL3Ay_canIcdDvc1_p4/s2048/2020-11-17-041925256.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZsQ3WTtAPMAjD6R7N6a4KbnjgQl7qs4dWmiXzaqLTBqZrifuct68H2Pv8B2TF6P0z07Uqn6OgKx4LmfoPbIfBYY8Mxzi_3jTZElq62CVqQ-pBhAZRlqVtYt-PwL3Ay_canIcdDvc1_p4/w480-h640/2020-11-17-041925256.jpg" width="480" /></a></div><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-j80dFI1eqELOIcSy41hdNpAnJCoMM8PUUoe4LUOx12lm5TVEMybs3UKWYv8WtYbnR85vFoD3VCNztqQYbcXvZqV4thEPSl7eiVYvVhEKdWYSaCnI24GoIfz3BQgsEZ0ROWmoVqzRBDQ/s2048/2020-11-17-042201596.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-j80dFI1eqELOIcSy41hdNpAnJCoMM8PUUoe4LUOx12lm5TVEMybs3UKWYv8WtYbnR85vFoD3VCNztqQYbcXvZqV4thEPSl7eiVYvVhEKdWYSaCnI24GoIfz3BQgsEZ0ROWmoVqzRBDQ/w480-h640/2020-11-17-042201596.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Sekarang paham kenapa Artapela bagus untuk liat <i>city view</i> malam hari?</span><br /></td></tr></tbody></table><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0fGcpJA1Ji-e6umW6QZ0tFVfQnTJ4mbu3S91IRlYQ6zNMJP1XJJfRfrDZT4PS8HLoJLCbu1eCuAtih3ygWDLtc9uH2aDX5JBHh-RLDuY1LDUDlIgni32WkEhGMb7lAtGTaD5hVzzCEaM/s2048/2020-11-17-043004196.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0fGcpJA1Ji-e6umW6QZ0tFVfQnTJ4mbu3S91IRlYQ6zNMJP1XJJfRfrDZT4PS8HLoJLCbu1eCuAtih3ygWDLtc9uH2aDX5JBHh-RLDuY1LDUDlIgni32WkEhGMb7lAtGTaD5hVzzCEaM/w480-h640/2020-11-17-043004196.jpg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsZg02BwNJ-Mr4F3VIk05dRvbeq7JUPhfj96VlbUSGkBfurKgu2RLHnmsTMJxoFobzF7XLHSmM9tU149hu1jLB_dsYG7bFXz8zsBjzzu27eW8zzZe7CcQLFjaG-Xhyphenhyphen-CyNsBow4YoC-LI/s2048/2020-11-17-043118038.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsZg02BwNJ-Mr4F3VIk05dRvbeq7JUPhfj96VlbUSGkBfurKgu2RLHnmsTMJxoFobzF7XLHSmM9tU149hu1jLB_dsYG7bFXz8zsBjzzu27eW8zzZe7CcQLFjaG-Xhyphenhyphen-CyNsBow4YoC-LI/w480-h640/2020-11-17-043118038.jpg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxP9Aj3LxkgvRdYeR39Y2pzuwZEASY7NynDtTQBgzHFukrm1o0mPGEmUbY-TqwDhQ4QUyPI_9TO-_UmcO8pSWKlBcd3BcVZfAd8wf4IDURAPCCeQwJzuz35fh_aij88WQQpgsjaBG2q58/s2048/2020-11-17-043252551.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxP9Aj3LxkgvRdYeR39Y2pzuwZEASY7NynDtTQBgzHFukrm1o0mPGEmUbY-TqwDhQ4QUyPI_9TO-_UmcO8pSWKlBcd3BcVZfAd8wf4IDURAPCCeQwJzuz35fh_aij88WQQpgsjaBG2q58/w480-h640/2020-11-17-043252551.jpg" width="480" /></a></div><div><b style="text-align: justify;"><span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: medium;"><br /></span></span></span></b></div><div><b style="text-align: justify;"><span style="line-height: 107%;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: medium;">Jadi…</span></span></span></b></div><div><i style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></i></div><div><i style="font-family: inherit; text-align: justify;">So I would sum up everything
I consider as important about Artapela in numbers:</i></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></p><ol><li><span style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;">Trek kebanyakan tanah licin, <i>please
consider a comfortable pair of hiking shoes</i>. Gak hujan aja cukup licin, gimana
kalau hujan.</span></li><li>Trek perkebunan terbuka, usahakan memakai
baju tipis tapi lengan panjang. Pastikan pakai <i>sunblock </i>juga ya.</li><li>Trek menanjak dengan kesan “ditipu” oleh
puncak. Walaupun tanjakan nggak ekstrem-ekstrem banget sudutnya, tapi tetep
nyebelin karena nanjak terus. Bawa <i style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;">trekking pole</i><span style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;"> ya biar aman.</span></li><li>Puncak merupakan dataran terbuka minim
pohon. Walaupun Artapela terkesan seperti gunung cetek, banyak info katanya
angin cukup kencang di Puncak Sulibra. Pastikan tendamu cakep, kuat, dan
terpasang <i>flysheet </i>supaya bisa tidur nyaman.</li><li>Dari <i style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;">basecamp</i><span style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;"> kami diwanti-wanti
untuk jaga semua barang yang dibawa dengan baik karena ada cukup banyak laporan
kehilangan barang, bahkan ketika mampir cari info di blog orang, ternyata ada pemilik
blog yang kehilangan barang saat berkemah di Puncak Sulibra.</span></li><li>Tidak semua jalan motor adalah jalan
pendaki, jadi selalu perhatikan plang dan penunjuk jalan yang ada – walaupun kadang
gak keliatan, kehalangan rumput.</li><li>Sepanjang trek <b>banyak banget lalet</b>. Gue kira
gue doang yang dikerumunin lalet karena mungkin hatinya busuk apa gimana, tapi
ternyata semua pendaki juga ditemplokin lalet. Bahkan di puncak-pun gue masih
dilaletin. Kapan lagi dikerumunin lalet di 2000-an mdpl?</li><li><i style="font-family: inherit; text-indent: -18pt;"><span style="line-height: 107%;">Never
underestimate a mountain, even when it seems like the easiest one.</span></i><span style="font-family: inherit; line-height: 107%; text-indent: -18pt;">
Biar kata orang ke atas pake sandal jepit, celana jeans, kemeja, sama ransel
sekolah, <i>safety is number one</i>. Terserah orang lain mau kayak gimana,
yang penting kamu bawa amunisi yang membuat kamu aman dan nyaman selama
mendaki. <i>You never know what’s coming up there.</i></span></li></ol><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkCAN11X7WqHYWbis8narQw6uJfxiuC1TyRAelUBXvCRv-QPva0tf2t_ALQQP6n5MSNqRLdewarqFk1kUu5-xZChSz6ELyj5HSORnzlVXuUkz0OxIeJTLtC1fCfOLJe4X0gVTXJMX1IO8/s2048/2020-11-17-040307954.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkCAN11X7WqHYWbis8narQw6uJfxiuC1TyRAelUBXvCRv-QPva0tf2t_ALQQP6n5MSNqRLdewarqFk1kUu5-xZChSz6ELyj5HSORnzlVXuUkz0OxIeJTLtC1fCfOLJe4X0gVTXJMX1IO8/w480-h640/2020-11-17-040307954.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Spot the sign.</span></td></tr></tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgR3tcDEQQ5i8Wz5HPb-cH1hNb9RN5XpoU7Zaau05399XnDCv1QA_44uFBf4yboQMo9wm6jtlBHNzRSi_Bd9AhRuiae8XEI5hGlm9I03hLMq-XYCyejrPrznwvIwYrmnsZOr5fs2HBlbHE/s2048/2020-11-17-043352070.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a><br /><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1537" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgR3tcDEQQ5i8Wz5HPb-cH1hNb9RN5XpoU7Zaau05399XnDCv1QA_44uFBf4yboQMo9wm6jtlBHNzRSi_Bd9AhRuiae8XEI5hGlm9I03hLMq-XYCyejrPrznwvIwYrmnsZOr5fs2HBlbHE/w480-h640/2020-11-17-043352070.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="480" /></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Hati-hati dengan motor yang melintas, bekas jalanannya juga licin.</span><br /></td></tr></tbody></table></div><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg57hpFeYeBII0W_9l7IA1wWi4FWNymUJYVEh0aAlmFfchnoqayLVLVXvt9sZ9dxmGLLuisCVsHJW_Et8REjMz9WmHkH-7eHXErP4k9WEtmjJizs_bBATqO2iHwf5mFQ2VvCyun-HRBYX0/s2048/2020-11-17-041216570.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1538" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg57hpFeYeBII0W_9l7IA1wWi4FWNymUJYVEh0aAlmFfchnoqayLVLVXvt9sZ9dxmGLLuisCVsHJW_Et8REjMz9WmHkH-7eHXErP4k9WEtmjJizs_bBATqO2iHwf5mFQ2VvCyun-HRBYX0/w480-h640/2020-11-17-041216570.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Ditipu puncak. Dikirain ujung yang ketutup kabut itu puncaknya, taunya...<br /></span></td></tr></tbody></table><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><div><div style="text-align: start;"><span style="text-align: justify;">----------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br /></span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Wah, ternyata </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;">post</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
ini sudah menjadi sangat panjang ya tanpa disadari.</span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br /></span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Semoga semua kalimat-kalimat
rumpang yang ditulis di sini bisa menyentil pembacanya untuk bertamu ke Gunung
Artapela di Kertasari dan cukup membantu untuk memperkirakan seperti apa sih kondisi
di atas sana. Semoga gue juga lebih bersemangat untuk </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;">explore</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
gunung-gunung di Kabupaten Bandung dan sekitarnya lagi, kalo perlu dengan </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;">spirit</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
tektok dan jumlah kawanan yang sedikit saja karena suka nggak suka </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;">I am
adulting and I need to look for prosperity in daily basis</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;"> – setidaknya naik
gunung sebentar supaya bisa </span><i style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;">refresh</i><span style="font-family: inherit; text-align: justify; text-indent: -18pt;"> jiwa-jiwa yang capek untuk kemudian
bekerja lagi memutar roda finansial.</span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Di akhir kata, terima
kasih sudah membaca dan selamat menjalani sisa-sisa bulan November! Semoga
keberuntungan selalu datang pada kita dalam berbagai bentuk – dan semoga
keberuntungan dalam bentuk yang kita inginkan tidak segan bertamu dalam waktu
dekat ke dalam hidup kita.</span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: start;"><span style="font-family: inherit; text-align: justify;">Penuh sayang,</span></div>
<p><span style="font-family: inherit;"></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-family: inherit;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/s195/Blog+Sign+Baru.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/s16000/Blog+Sign+Baru.jpg" /></a></span></div></div>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-39794194171584844962020-08-30T15:23:00.005+07:002020-08-31T08:06:57.079+07:00 Terombak dan Tergulung: Pantai Santolo, Garut<p style="text-align: justify;">Selamat sore, semuanya.</p><p style="text-align: justify;">Kemunculan <i>blog post</i> yang cukup berdempetan ini mengejutkan saya (bahkan sebagai penulis blog ini sendiri), karena tidak setiap hari (bahkan tidak setiap minggu atau bulan) impuls menulis ini menyetrum jiwa pemalas, mengalahkan hasrat ingin rebahan saja meratapi hidup, sambil bertanya apa yang saya inginkan dalam hidup. Oke, <i>emo enough</i> –intinya alhamdulillah Dina sudah kembali di titik dia ingin menulis, menulis, dan menulis lagi; karena dari semua hobi yang berusaha dilakonin sebisa-bisanya, tetep menulis yang paling awet dia lakonin. Main gitar, stop karena capek (gak tau capek apaan padahal cuma metik aja). Menggambar, stop karena nggak kunjung bisa gambar jari (iya aku tahu itu alasan yang menyedihkan). Bersepeda, stop karena sepeda ganti-ganti terus karena rusak – capek maintenance-nya. <i>It's hard to initiate writing, like damn, it totally hurts and stressing, tapi once I start to write, it's hard to do other jobs.</i> Pantang mengerjakan yang lain sebelum puas menulis. <i>I guess that's my problem; when I get too attached at something, others became irrelevant.</i></p><p style="text-align: justify;"><i></i></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://media.giphy.com/media/A7rTdPxXP9fqM/giphy.gif" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="268" data-original-width="500" src="https://media.giphy.com/media/A7rTdPxXP9fqM/giphy.gif" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Gue kalo lagi enak nulis, <i>otw neglecting all jobs</i>. Thanks <a href="http://coschedule.com">coschedule.com</a>!</span></td></tr></tbody></table><p></p><p style="text-align: justify;"><i></i></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr></tbody></table>Selain hobi menulis, mungkin melancong dan foto juga termasuk hobi, tapi sayangnya melancong tidak bisa bebas dilakukan di era pandemi ini (<i>hell yeah, <b>new normal!</b></i>) dan foto juga tidak bisa banyak dilakukan jika tidak melancong (karena seringnya Dina memotret saat dia melancong). Semua hobi-hobi ini dilandaskan pada satu akar, yakni kemampuan finansial. Kalau finansial gonjang-ganjing, otomatis semua hobi yang tertera di sini akan sulit dilakukan.<i> Oh, I love how things are interconnected!</i> <p></p><p style="text-align: justify;">Oke, mari kita bicara hal lain selain kemampuan finansial, bicara soal melancong saja. Tahun ini cukup sedih bahwa sampai Agustus 2020, belum ada gunung yang gue daki – baik hiking <i>softcore</i> maupun <i>hardcore</i>. Rencana tahun ini mau ke Gunung Lawu (beneran mau ke Lawu banget), menyelesaikan Gunung Geulis yang tertunda, dan mencoba naik Gunung Manglayang yang selama ini selalu gue liat tiap berangkat kos; semua batal karena COVID-19 tiba-tiba menjadi isu nasional dan global. Kemauan banyak, eksekusi nol besar – sudah biasa, yang tidak biasa adalah alasan pandemi-nya. Jangankan melancong, pulang ke rumahpun tidak berani. Makan di tempat yang sedikit ramepun mundur. Liat minimarket yang banyak orang, langsung jalan lagi cari minimarket lain.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEZPflEQOR3dE0-i_Wa9QRxj5tZPywHXjtFD_z-tYey6g3DYFrbCTvv2msS1yhRzF9A5KiGpK7Nl3f7W_AYLR6GuB3vA2fypCnualEafcOGgHIJ9nTy6ogmlGhaSKeoJhzdX3VEK9trYA/s2048/2020-05-16+06.16.04+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEZPflEQOR3dE0-i_Wa9QRxj5tZPywHXjtFD_z-tYey6g3DYFrbCTvv2msS1yhRzF9A5KiGpK7Nl3f7W_AYLR6GuB3vA2fypCnualEafcOGgHIJ9nTy6ogmlGhaSKeoJhzdX3VEK9trYA/s640/2020-05-16+06.16.04+1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Waktu jalan-jalan sedikit ke Bukit Candi, Cicalengka.<i> I miss hiking.</i></span><br /></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Akan tetapi, pada akhirnya gue menyerah. Mungkin melancong sedikit dengan mengidahkan protokol kesehatan bisa dilakukan. <i>Kemana ya</i> – yang jelas ke alam terbuka. Ke alam terbuka yang kemungkinan sepi. <i>"Dimana ya," </i>kata gue bergumam – sampai satu siang tiba-tiba gue sudah ada di jalan raya Kabupaten Garut naik motor sendiri, karena tiba-tiba terpikir, <i>"Ke pantai, oke juga".</i> </p><p style="text-align: justify;">Gue selalu mendengar orang-orang di sekitar gue berkata, <i>"Ke Santolo Din, di Garut, atau ke Pangandaran," </i>ketika bertanya soal pantai yang biasa dikunjungi orang Bandung dan sekitarnya. Untuk orang yang suka sekali dengan pegunungan, tinggal di Kabupaten Bandung cukup bisa dibilang anugerah, tapi untuk orang yang suka sekali dengan laut, bau asin dan lembab, tinggal di Kabupaten Bandung mungkin secara halus adalah sebuah kutukan.</p><p style="text-align: justify;">Siang itu, tiba-tiba gue ngegas mau ke Santolo, tapi di luar dugaan, gue punya rasa takut. Jam tiga sore, gue mendapati diri gue ada di tengah pegunungan di Kabupaten Garut dan menurut Google Map, gue akan sampai pantai Santolo dalam jarak 15 km lagi. 15 km dengan kondisi jalanan gunung meliuk di sisi tebing, dengan langit jam 3 sore yang muram dan berkabut, dengan motor Supra yang rasanya jika ia hidup pasti dia akan minta <i>resign </i>melayani gue. Akhirnya, gue memutuskan puter balik di jalanan gunung itu dan pulang ke kos.</p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBpBsxuIhx6rOkSD_qhyphenhyphenptV_BhRQ-u2psXUtiSFXCPUf_fZDQSm6JMDSrwEr4qpEGdOTGx56taMq4BQXwQjApldGX4bJUAAE8SzneASmnWuba3h2nxVTKqhwzjudFvTcJ8UoV_nmjrJic/s2048/PicsArt_08-08-10.08.12.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1152" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBpBsxuIhx6rOkSD_qhyphenhyphenptV_BhRQ-u2psXUtiSFXCPUf_fZDQSm6JMDSrwEr4qpEGdOTGx56taMq4BQXwQjApldGX4bJUAAE8SzneASmnWuba3h2nxVTKqhwzjudFvTcJ8UoV_nmjrJic/s640/PicsArt_08-08-10.08.12.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Rekapitulasi foto trip dadakan (dan) gagal ke Garut.</span><br /></td></tr></tbody></table><p></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Pulang dari sana, rasanya gue begitu terhipnotis oleh ide-ide ke pantai dan akhirnya membuka pertanyaan di <i>story </i>Instagram, apakah recommended berkemah di tepi pantai di Garut, bagaimana kondisinya apakah ramai atau berombak hebat, atau berangin, dan minta rekomendasi soal retribusi dan lain-lainnya. Respon kebanyakan orang:<br /></p><ol style="text-align: justify;"><li>Apakah anda serius? Kenapa sih lo suka ada aja idenya?</li><li>Jangan berkemah di Santolo lah. Santolo mah rame. Di pantai lain aja, kayak Sayang Heulang, Rancabuaya, atau di Bukit Guha.</li><li>Nanti bayar retribusi masuk aja, kok. Untuk kemah gitu-gitu kayaknya bebas deh kalo udah bayar retribusi. Kalo soal digerebek, gak tahu ya.</li><li>Bukit Guha aja, itu tapi bukit bukan langsung ke laut lepas. Lagian jangan di tepi pantai banget lah, anginnya lagi kencang, takutnya lagi pasang juga. Nanti keseret ombak.</li><li>Bisa berkemah di Santolo, tapi di pulau kecilnya aja.</li></ol><p style="text-align: justify;">Setelah mengumpulkan informasi (termasuk informasi <i>homestay just in case</i> tidak boleh nginep di tenda – w<i>hich is a bit disappointing </i>karena kebanyakan belum <i>well-developed</i>), akhirnya gue cao ke Garut menggunakan motor. Rencana berangkat Subuh tapi karena kesiangan, jadi berangkat jam setengah 8 pagi setelah makan nasi kuning dan gorengan. Amunisi cukup lengkap mulai dari <i>hand-sanitizer</i>, masker, air minum, gorengan (iya bakwan goreng enak banget), bucket hat, sarung bantal (akan difungsikan sebagai tiker di pantai, maklum anak kos ke pantai naik motor gak bakal bawa tiker lah) – semuanya ada kecuali <i>sunblock </i>(jangan ditiru ya).</p><p style="text-align: justify;">Perjalanan berlangsung sangat <i>smooth</i>, kira-kira sampai daerah Samarang, Kabupaten Garut. Pas udah lewat spanduk Kawasan Wisata Papandayan, jalanan sudah mulai berliku dan dingin. Lama-lama hanya ada jalan berkelok, dinding tebing yang penuh rumput atau batu, dan beberapa warung di tepi jalan. Jalanan gunung di siang hari cukup menyenangkan dan memanjakan mata; sinar matahari menembus masuk dari sela-sela daun pepohonan, kendaraan tidak terlalu banyak. Berhenti untuk istirahat dan foto-foto tebing dan lembah juga masih cukup menyenangkan.</p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghsxeqEJiFTwfo4mDm6dG2wDuSaN3qd10sNohdZ09_Sm-IPo5ypVHTO0XxUa9j_yfdVGthb4HJAp1cEvoGv8rfwHf4gYLzIjCZC6ViHLKjOsqnZNcxy-J5Eu4dzBxOQe641TYqEeuEXhY/s2048/2020-08-29-022710479.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghsxeqEJiFTwfo4mDm6dG2wDuSaN3qd10sNohdZ09_Sm-IPo5ypVHTO0XxUa9j_yfdVGthb4HJAp1cEvoGv8rfwHf4gYLzIjCZC6ViHLKjOsqnZNcxy-J5Eu4dzBxOQe641TYqEeuEXhY/s640/2020-08-29-022710479.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUEb_8xHo2vedSNubndWNsx5h0znZgQ_ZQUSfnxrTJK4LjdQUqIsqVFWTNW4btqANbO3xJtfXBI0EXr8kS4e1RpAb-B2Q-Cv_BCQhoMdFaf7YxitSGNCSMqwezS9PFirqPQvxmhYSz7cg/s2048/2020-08-29-022910348.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUEb_8xHo2vedSNubndWNsx5h0znZgQ_ZQUSfnxrTJK4LjdQUqIsqVFWTNW4btqANbO3xJtfXBI0EXr8kS4e1RpAb-B2Q-Cv_BCQhoMdFaf7YxitSGNCSMqwezS9PFirqPQvxmhYSz7cg/s640/2020-08-29-022910348.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQTJx269ePUMjjD5zs3fY-qs5Zy544XYNYFKyAz_ktMaAeVmXCY0ZY5EqIcQcoWvqSEamli0Md-uT7-f956MxaljdE4c1e0ay72pAei13Z1s7_nwju8Eh5s3QDwlSCinOgjN6ExkZCGug/s2048/2020-08-29-023007392.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQTJx269ePUMjjD5zs3fY-qs5Zy544XYNYFKyAz_ktMaAeVmXCY0ZY5EqIcQcoWvqSEamli0Md-uT7-f956MxaljdE4c1e0ay72pAei13Z1s7_nwju8Eh5s3QDwlSCinOgjN6ExkZCGug/s640/2020-08-29-023007392.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV1lHWJYPsf8yv-VFGTXUOpD9345M586F5SbmyxEIUg2Ynsg5oX4BaR0JSQJ7LHzLbx4gMbQ0WvpoNGGBqPuCzAr68HX-QQYT66wAnspXRA2tjECb9lgKf7Cj_cYyH-HLsGbrLcypRDA8/s2048/2020-08-29-023223793.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1537" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV1lHWJYPsf8yv-VFGTXUOpD9345M586F5SbmyxEIUg2Ynsg5oX4BaR0JSQJ7LHzLbx4gMbQ0WvpoNGGBqPuCzAr68HX-QQYT66wAnspXRA2tjECb9lgKf7Cj_cYyH-HLsGbrLcypRDA8/s640/2020-08-29-023223793.jpg" /></a></div> <p></p><p style="text-align: justify;">Lama-lama muak juga tapi menekuni jalan berkelok. Untung naik motor dan harus konsen, kalo naik mobil gue bisa mabok. Setelah lika-liku entah keberapa puluh atau keberapa ratus, keluar masuk daerah dengan intensitas kerimbunan pohon yang berbeda-beda, rasanya mulai capek. <i>"Ini perasaan dari tadi jalan gunung terus ya, kayak impossible ada pantai deh di ujung sana. Ini tuh kayak bukan jalan ke pantai banget," </i>adalah hal yang kita gumamkan terus-terusan, padahal kemungkinan nyasar nyaris 0 karena emang jalannya cuma 1.</p><p style="text-align: justify;">Setelah berkali-kali mengulang kalimat yang sama, akhirnya kita masuk ke peradaban – ke daerah Pameungpeuk dan deretan minimarket di kanan kiri jalan. Teduhnya pohon-pohon dan jalan berliku, berganti dengan pemandangan sawah di kiri kanan jalan dan jalan lurus datar, dan <i>the greatest is </i>hawa lembab pantai dan wangi air asin. Sulit dipercaya setelah menembus hutan akhirnya kita bisa mencium hawa-hawa laut.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1Un92ouUW_C1RQ_-7_NHBHdkPGxUBneV8lCd0MMeT5JUvxuBJh5VBljIsMhklX_0pLw3XvVGbKUiE2U4Ktoq1Z-aLySU5WgSXN4J1abkBdcuNaozJ0zIzM9nyIUoW2vgZWSo_4xjL20I/s2048/2020-08-29-033754139.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1Un92ouUW_C1RQ_-7_NHBHdkPGxUBneV8lCd0MMeT5JUvxuBJh5VBljIsMhklX_0pLw3XvVGbKUiE2U4Ktoq1Z-aLySU5WgSXN4J1abkBdcuNaozJ0zIzM9nyIUoW2vgZWSo_4xjL20I/s640/2020-08-29-033754139.jpg" /></a></div><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsHz74R-h2zMYAWSdV-Uub9kH1uL79OL9xcbhwu-wG51e8nM4d-OXJrTYNm7b-LYRtiGH4xO66inrGuStoeKwlzRdWCw2KVRuu_ij3OXfJtqliTsT1zVPSUoSFgnT8vPUxWNSGu-NgmiM/s2048/2020-08-29-033933236.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsHz74R-h2zMYAWSdV-Uub9kH1uL79OL9xcbhwu-wG51e8nM4d-OXJrTYNm7b-LYRtiGH4xO66inrGuStoeKwlzRdWCw2KVRuu_ij3OXfJtqliTsT1zVPSUoSFgnT8vPUxWNSGu-NgmiM/s640/2020-08-29-033933236.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Dina's dummy argument: Kalo udah ada pohon kelapa, udah deket pantai.</span><br /></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Tidak lama setelah bersikap norak mencium air laut, kita dihadapkan oleh persimpangan menuju pantai Sayang Heulang dan memutuskan untuk lurus saja ke Pantai Santolo; padahal mayoritas temen-temen gue gak menyarankan ke Pantai Santolo karena alasan "ramai" dan lebih menyarankan ke Sayang Heulang. <i>"Nanti pulang dari Santolo, kita mampir ke Sayang Heulang aja. Paling juga nggak lama kan di Santolo"</i>. Saat itu, waktu menunjukan pukul 12.00 tengah hari. Emang bener-bener agak gesrek aja ke pantai tengah hari dengan amunisi minim, seolah pulang-pulang siap sunburn atau kanker kulit. Kita lewat gerbang pemeriksaan (periksa penggunaan masker bagi pengunjung) dan bayar retribusi masuk Santolo seharga Rp 10000/orang dan motor tidak ditagih retribusi. Setelah gerbang, kita menelusuri jalanan di tepi pantai Santolo dan ternyata ada kantor LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional – <i>National Institute of Aeronautics and Space</i>) posisinya menghadap pantai. <i>What a melancholic life of </i>pegawai LAPAN; seharian memeras otak mencari formulasi roket dan bahan bakarnya yang tepat, kemudian melepas penat melihat laut. Tidak jauh dari sana, terlihat banyak homestay. Saran, jangan parkir di dekat-dekat <i>homestay</i>, terlalu ramai. Parkirlah di sekitar LAPAN, supaya lebih sepi.</p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVfebO33__mwiVOOnRbk6kUtszvV8KY0naV4oZD97dMyRFI0q-yvFJwpx1I25wvmcA1d1HB6lRxSk4FecoV_XFm9X1tg9zRaikl7LCF5fJmAx08_nG9xndfRCUMwZslXOD4F-prd6mVr0/s2048/2020-08-29-034046719.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1537" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVfebO33__mwiVOOnRbk6kUtszvV8KY0naV4oZD97dMyRFI0q-yvFJwpx1I25wvmcA1d1HB6lRxSk4FecoV_XFm9X1tg9zRaikl7LCF5fJmAx08_nG9xndfRCUMwZslXOD4F-prd6mVr0/s640/2020-08-29-034046719.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Kantor LAPAN, tempat peluncuran roket, amazed!</span><br /></td></tr></tbody></table> <p></p><p style="text-align: justify;">Hari itu, Pantai Santolo adalah perwujudan mimpi mantai-ku yang sangat sempurna dan gue nggak nyesel lebih milih ke Pantai Santolo. Siang itu, karena cuaca cukup terik, kondisi pantai tidak terlalu ramai (padahal <i>weekend</i>). Pantai Santolo adalah pantai pasir putih and <i>I always have a thing for white-sand beach.</i> Lansekap Pantai Santolo siang itu dreamy sekali, pasir pantai putih, lautan biru bergradasi, ombak tidak begitu besar, dan di kejauhan terlihat mercusuar putih.</p><p style="text-align: justify;">Gue berjalan ke arah mercusuar hanya untuk mendapati bahwa mercusuar ada di 'pulau' tersendiri dan untuk sampai sana, harus nyebrang pakai perahu atau berenang. Karena nggak bisa berenang (dan ngapain juga gue berenang...), gue naik perahu, bayar Rp 5000 ke akangnya. Naik perahu nggak sampai 3 menit juga udah nyampe (maka dari itu sebenarnya visible saja kalau mau berenang), dan cukup sedih lihat tepian pantainya ada sampah berserakan. Mau di gunung, di pantai, sama aja – orang kalau tamasya emang susah banget buat bawa sampahnya pulang.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-dvykGWXPUFF4bCCLDev9VwY_bG0WIijrXyQvrsH0IEOBbqhQE57BPXm3fyj3hPvEHmBBYlLjy7SYi8eDbo2WyJ6z8Y7CeWf0r2xp0_PtAG_APJR6kmB2JsPlVFHMkzXqViXRPx9kxgo/s2048/2020-08-29-034436486.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-dvykGWXPUFF4bCCLDev9VwY_bG0WIijrXyQvrsH0IEOBbqhQE57BPXm3fyj3hPvEHmBBYlLjy7SYi8eDbo2WyJ6z8Y7CeWf0r2xp0_PtAG_APJR6kmB2JsPlVFHMkzXqViXRPx9kxgo/s640/2020-08-29-034436486.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Ini kapal yang dipake nyebrang ke pulau kecil, biaya Rp 5000/orang.</span><br /></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXIg0YTHjVqL2r9cWVhKfEv6QGHjYGRQ71pgFhPEd5X4dJxnvG1mYGzwu81vpCzHSCI3hkhTmlF-mhtnrOaSVbIkjnYNxTAibtUYHS43-TvuOk1KEbSQ6UYotxZCgYLp2P9JF4BsQDSZg/s2048/2020-08-29-034226152.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXIg0YTHjVqL2r9cWVhKfEv6QGHjYGRQ71pgFhPEd5X4dJxnvG1mYGzwu81vpCzHSCI3hkhTmlF-mhtnrOaSVbIkjnYNxTAibtUYHS43-TvuOk1KEbSQ6UYotxZCgYLp2P9JF4BsQDSZg/s640/2020-08-29-034226152.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYq_7lAGFz6cpd8qMO6HuxVw07L9JIQK8WofDzxFA00cE0SfNGW0LJqO1HEKzSaGBJgAKOd0P3H6FyG-P2dO0JPizZJROdc-rwiNzIxh28QllaNXb5PPQsRWBB2ADSFkCa-hQeCWntKm8/s2048/2020-08-29-034557377.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYq_7lAGFz6cpd8qMO6HuxVw07L9JIQK8WofDzxFA00cE0SfNGW0LJqO1HEKzSaGBJgAKOd0P3H6FyG-P2dO0JPizZJROdc-rwiNzIxh28QllaNXb5PPQsRWBB2ADSFkCa-hQeCWntKm8/s640/2020-08-29-034557377.jpg" /></a></div><br /><p></p><p style="text-align: justify;">Tapi <i>otherwise</i>, pulau kecil Santolo terasa sempurna, bahkan lebih sempurna dari pasir putih yang pertama gue injek hari itu. Sepi, tenang, damai, gue menggelar sarung bantal di atas pasir. Duduk di bawah rimbun pohon sambil ngeliat laut biru bergradasi. Lautnya beneran bergradasi – bisa dilihat dari foto; walau foto ini edited untuk mempercantik, tapi birunya memang kaya, bahkan ketika dilihat secara langsung. Di kejauhan terlihat siluet gunung-gunung berbaris – ah, gunung yang membuat akses ke sini menjadi lebih sulit tapi<i> so far, worthy</i>. Pasir pulau kecil Santolo mengandung banyak pecahan cangkang kerang, moluska lainnya, dan karang – cantik untuk dikumpulkan dan dibawa pulang. Tepian pantainya ada yang langsung menjorok ke laut dan ada juga yang diselimuti karang berlumut yang nampak karena air sedang surut. Tidak terlalu jauh, ada tanggul tua yang sudah reyot dan beberapa orang berfoto di atasnya. Mercusuar menyembul di balik rimbun pepohonan.</p><p style="text-align: justify;">Santolo adalah pengalaman pertama gue males-malesan berjam-jam di pantai doing <i>nothing purposeful</i> – hanya sebatas duduk liat laut, denger lagu, sambil sesekali ngobrol, sisanya liat laut lagi atau mikirin hal-hal. Ketika di laut, pikiran-pikiran sulit menjadi irelevan dan rasanya tidak perlu dipikirkan sekarang. Tiduran di atas pasir, di bawah rindang pohon, rasanya nyaman walaupun matahari jam 1-2 siang sedang terik-teriknya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEKnp8fLxK-6WHW_C4MEghHRuz6hyphenhyphenBTzo4Tge_NAo13PwwJ97LBlOmAFg5dOO4ZAY2PtzkytC15QYwO4sEmn1vX5G5h_N-kcUydLZs9E1Z6Kop58gy0bvTaQr2NfzuAAeY5zyX6Qp_qqE/s2048/2020-08-23+08.48.22+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEKnp8fLxK-6WHW_C4MEghHRuz6hyphenhyphenBTzo4Tge_NAo13PwwJ97LBlOmAFg5dOO4ZAY2PtzkytC15QYwO4sEmn1vX5G5h_N-kcUydLZs9E1Z6Kop58gy0bvTaQr2NfzuAAeY5zyX6Qp_qqE/s640/2020-08-23+08.48.22+1.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY-SCaOxG8Oio8QqxqsFK45hPtkPi6yUj-3wCun4g84izqjDw4IwlurbZpameAdETdhZdoS4_jVK_LwR7LFx_GmDBDEOfsrh1DS-fJyAW7BPZ4vvKP4j2lBtDfWGyA0Vduna6d5W7kxk4/s2048/2020-08-29-041752184.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY-SCaOxG8Oio8QqxqsFK45hPtkPi6yUj-3wCun4g84izqjDw4IwlurbZpameAdETdhZdoS4_jVK_LwR7LFx_GmDBDEOfsrh1DS-fJyAW7BPZ4vvKP4j2lBtDfWGyA0Vduna6d5W7kxk4/s640/2020-08-29-041752184.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5yTu0e6RKAdnIVOgsynwYcOtRlXK53bQmk8HO8QQzi2Hky0LOqIMGacLF1FIY6MZVNCAIwD6Or-6JFFDtNjdBUP0XjBbx5MFVu2TbctWida4mTY8RVpGwdIWspBYET5XCPsPpqD2I4HA/s2048/2020-08-29-041911834.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5yTu0e6RKAdnIVOgsynwYcOtRlXK53bQmk8HO8QQzi2Hky0LOqIMGacLF1FIY6MZVNCAIwD6Or-6JFFDtNjdBUP0XjBbx5MFVu2TbctWida4mTY8RVpGwdIWspBYET5XCPsPpqD2I4HA/s640/2020-08-29-041911834.jpg" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaPBGMeh0bjEUoaWpp1dOCTcG36zeCDJvdfeJu8vCDpokLXP0gOgJ2ftr_ZZp3YGBcI9LIJRnDyVWApXiwkDLSZIlSy9n8q4JG7m7gE0-egvx467CAAjqQxpr4DbjTsKSlcwNSEOF9JuA/s2048/2020-08-29-043339439.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaPBGMeh0bjEUoaWpp1dOCTcG36zeCDJvdfeJu8vCDpokLXP0gOgJ2ftr_ZZp3YGBcI9LIJRnDyVWApXiwkDLSZIlSy9n8q4JG7m7gE0-egvx467CAAjqQxpr4DbjTsKSlcwNSEOF9JuA/s640/2020-08-29-043339439.jpg" /></a></div><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Setelah 3 jam melihat laut (beneran melihat laut saja) dan mengobservasi lingkungan dari bawah pohon, akhirnya gue berkeliling. Mercusuar putih yang <i>dreamy</i> itu ternyata dinamakan mercusuar Pameungpeuk, sesuai lokasi pantai, bisa berfoto dan pegang pintu depan mercusuar tapi nggak bisa masuk. Di depan mercusuar, ada reruntuhan dermaga yang membentuk pintu air peninggalan masa kolonial – ada yang masih utuh, ada yang setengah hancur tapi masih bisa dinaiki. Dulu, Santolo adalah dermaga untuk kapal angkut rempah. Dermaganya bagus dan bisa menampung sekitar 50 perahu kapasitas 5 ton, ada kran besi besar untuk mengatur buka-tutup pintu air dermaga, dan ada rel besi di sekeliling dermaga untuk angkut-angkut muatan kapal – sekarang yang ada cuma sisa-sisa dermaganya aja. Air di sekitar dermaga tenang dan jernih. Anak-anak kecil penduduk sekitar beberapa berenang di sana dengan santainya waktu gue jalan pelan-pelan di atas puing dermaga.</p><p style="text-align: justify;">Jam 4 sore, langit mulai teduh dan semakin banyak orang yang datang, mungkin mau liat sunset juga. Terlihat beberapa orang mulai mendirikan tenda di pulau kecil Santolo. <i>"I should have camp too"</i>, <i>I think</i>, tapi yaudahlah mungkin disuruh mampir lagi ke Santolo next time. Sepertinya menyenangkan kemah di tepi pantai sambil denger deburan ombak dan melihat <i>sunset </i>dan bintang – <i>sounds really tempting.</i> Untuk kembali ke tempat parkir motor, gue naik perahu lagi dan bayar Rp 5000. Menyenangkan sekali hari ini berjemur di pulau kecil Santolo serasa liburan di <i>private island.</i></p><p style="text-align: justify;"><i></i></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><i><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWNkOIJKbTWLVDvs2XpLUaS2-34cuXLMUmLMkBJMrdSjjLaq1os8AK4WecUqW0z9GxNBJFKFc925qX7oUJG5yJrW1xpoqjgQXQkngMohR4c5pm9IlogyLsrVREJb9tMzcDOl7kdYKc_YM/s2048/2020-08-23+08.29.20+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWNkOIJKbTWLVDvs2XpLUaS2-34cuXLMUmLMkBJMrdSjjLaq1os8AK4WecUqW0z9GxNBJFKFc925qX7oUJG5yJrW1xpoqjgQXQkngMohR4c5pm9IlogyLsrVREJb9tMzcDOl7kdYKc_YM/s640/2020-08-23+08.29.20+1.jpg" /></a></i></div><p><i><br /></i></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0-Pq6-LFbgAX6UohuvJ2Svl1W42UfXT1CIuOBOwTErNZJZXQLu7aaWZgb29LvtLbq0yeeN0KTvZIZ78LyAHnS4_tOCwpnbRYkASY616IOj_tI8OqhNdm3wJNZZH9jInge_8uMouNaWrw/s2048/2020-08-29-055619612.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0-Pq6-LFbgAX6UohuvJ2Svl1W42UfXT1CIuOBOwTErNZJZXQLu7aaWZgb29LvtLbq0yeeN0KTvZIZ78LyAHnS4_tOCwpnbRYkASY616IOj_tI8OqhNdm3wJNZZH9jInge_8uMouNaWrw/s640/2020-08-29-055619612.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Reruntuhan dermaga</span><br /></td></tr></tbody></table><i><br /></i><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><i><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPHhyphenhyphenJwA_60hZl-vJfdqG3U08-f3YqbWk46dbSeK1Xx3m4yv28GTK32isuYH35tPrcyfQjwCk0QUbNTqQcI1fcx6ZdQg3dF0DF9cTWj1rosYJgwuFsXKJlFGhj7Hx4YHV2z34yGGAz7oo/s2048/2020-08-29-060431633.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPHhyphenhyphenJwA_60hZl-vJfdqG3U08-f3YqbWk46dbSeK1Xx3m4yv28GTK32isuYH35tPrcyfQjwCk0QUbNTqQcI1fcx6ZdQg3dF0DF9cTWj1rosYJgwuFsXKJlFGhj7Hx4YHV2z34yGGAz7oo/s640/2020-08-29-060431633.jpg" /></a></i></div><i><br /></i><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhygYWY2KDyO6KYklzGylipGRC5q2i2_YTGeoI9aGdT-aKNShKLITslkq1WPFHad3fpSTWcBXkzDJew-VH1AnOn4EbShh_kdgJCF7bZckgqwhRT6jTpRnIylDcHwRgAVsQ8U3M600sDyI4/s2048/2020-08-23+08.27.01+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhygYWY2KDyO6KYklzGylipGRC5q2i2_YTGeoI9aGdT-aKNShKLITslkq1WPFHad3fpSTWcBXkzDJew-VH1AnOn4EbShh_kdgJCF7bZckgqwhRT6jTpRnIylDcHwRgAVsQ8U3M600sDyI4/s640/2020-08-23+08.27.01+1.jpg" /></a></div> <p></p><p>Membayangkan rute pulang membuat dengkul lemes tapi gimana, ya namanya harus pulang. Sore itu, gue menyaksikan sawah-sawah di pinggir jalan Pameungpeuk kuning tertimpa sinar matahari senja. Indah, mungkin gue harus sering ke pantai, pikir gue. Setelah pemandangan Pameungpeuk terlewati, lama-lama jalan menjadi sepi dan berliku lagi, menembus hutan-hutan Garut. <i>Surprisingly </i>tepat saat magrib gue udah hampir keluar hutan Garut dan istirahat sebentar di cafe (ini beneran cafe – bukan warteg gitu) di pinggir tebing, namanya Diagonal Cafe, kalau nggak salah dan akhirnya memilih kursi <i>outdoor </i>yang sama sekali nggak ada orang lain (di <i>rooftop</i>nya rame pisan, agak ngeri juga) untuk kemudian makan, karena laper berat seharian nggak makan, makan terakhir tapi pagi pake nasi kuning sama gorengan. Menu yang disajikan <i>pocket-friendly</i>, kisaran harga Rp 10000 - 20000, menu <i>small bites</i> mulai dari roti bakar, jamur goreng, tahu goreng, dan seblak, <i>main course</i>-nya limited hanya mie goreng dan nasi goreng a<i>s long as I could remember</i>. Karena mengusung tema cafe, pilihan minumannya lebih banyak, terutama kopi berbagai varian.</p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgypGL4OP27Ygq4yw-ofongRf3XRFsYoaxpo0LEtn_pt_m4RQm1e_4Mc2yo6MEVkKrQLKIU8YIjTTZiOdizTXPFWgRW-vSE9BsjoC-bZHc_dnCaW4ihVODLFH4ZhYkPwm3oLkSN6m7XK2k/s2048/2020-08-30-104904740.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgypGL4OP27Ygq4yw-ofongRf3XRFsYoaxpo0LEtn_pt_m4RQm1e_4Mc2yo6MEVkKrQLKIU8YIjTTZiOdizTXPFWgRW-vSE9BsjoC-bZHc_dnCaW4ihVODLFH4ZhYkPwm3oLkSN6m7XK2k/s640/2020-08-30-104904740.jpg" /></a></div><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitzxnhweUsjvbORB9I7aXZ0pJrAGQTB7IIBf12u7gNqReeypFk19nAAYxgJQ1vIescoIVGgu6M1bTRAbdLN4C4iURgc0LBWrFY__MPdrdQ0zLgobvqyNw5dZgxBTtJklQ4GQC3H0kk_Qc/s2048/2020-08-30-105001929.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitzxnhweUsjvbORB9I7aXZ0pJrAGQTB7IIBf12u7gNqReeypFk19nAAYxgJQ1vIescoIVGgu6M1bTRAbdLN4C4iURgc0LBWrFY__MPdrdQ0zLgobvqyNw5dZgxBTtJklQ4GQC3H0kk_Qc/s640/2020-08-30-105001929.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Diagonal Cafe. Mudah dikenali karena satu-satunya yang estetik.</span><br /></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Intinya, dengan selamat sentausa akhirnya kita sampai di Nagreg sekitar jam 9 malam, masih dirundung drama akibat hampir nabrak segerombol orang yang naik sepeda lawan arah tanpa penerangan, tentu saja di jalan raya Rancaekek-Cicalengka (<i>I explained the details on <a href="http://fragilemelancholy.blogspot.com/2020/08/tentang-bandung-dan-sekitarnya.html" target="_blank">previous post</a></i>!). Hari ini pengen <i>beach-hopping</i> ke Rancabuaya dan Sayang Heulang tapi gagal karena Santolo luar biasa menyenangkan dan gagal berfoto di sekitar lingkar Nagreg karena sudah terlalu malam. Memotret lingkar Nagreg (termasuk jembatannya, tanjakannya, bukitnya, terowongannya, rel kereta apinya) adalah bucket list gue dari dulu karena menurut gue lingkar Nagreg benar-benar indah dan <i>visually pleasing</i>. Semoga dan semoga, masih ada lain kali.<br /><br />Wah, selalu ya setiap Dina nulis blog pasti banyak <i>commentatory</i> yang perlu-gakperlu dan panjang lebar bicaranya, tapi ya sudahlah toh ini blog rekreasional, tidak harus optimisasi SEO supaya keluar di halaman pertama <i>search engine</i>. <i>I am really thankful </i>untuk semua yang bisa baca dan menikmati tulisan ini sampai akhir; pastilah kalian adalah orang yang tahan dengan <i>bullshits dan tons of craps – you're great! </i>Untuk yang males baca dan hanya ke sini untuk intinya saja, oke gue rangkumin ya kesimpulannya...</p><ol style="text-align: left;"><li>Pantai yang direkomendasikan di Garut ada beberapa, di antaranya Santolo, Sayang Heulang, dan Rancabuaya. Punten bilih aya rekomendasi deui, mangga ditambih ka komen abdi yah <i>(Maaf, takut ada rekomendasi lagi, silakan ditambah ke komen saya, ya)</i>.</li><li>Untuk <i>camping site</i>, paling banyak merekomendasikan Bukit Guha, dengan catatan camping dilakukan di bukit, bukan di pesisir pantai.</li><li>Harus siap mental berkendara ke Garut, karena kontur jalanan pegunungan yang berliku dan berbatasan dengan jurang di banyak titik. Perjalanan berkisar 4-5 jam dengan kecepatan santai dari Kabupaten Bandung sampai sekitar Pameungpeuk, Kabupaten Garut.</li><li>Mask on! Sudah mulai dicek-cek penggunaan maskernya saat masuk kawasan pantai, walaupun protokol lain masih longgar (mobil bak isi sekeluarga besar duduk dempetan di bak aja boleh masuk, asal semua pake masker. Poin <i>social distancing</i> 0). Sampai sana kesadaran diri aja jangan deket-deket orang lain.</li><li>Retribusi masuk ke kawasan pantai Santolo (gerbang utama) adalah Rp 10000/orang. Motor tidak dikenakan biaya, untuk mobil gue kurang tau. Retribusi masuk ke pulau kecil Santolo adalah Rp 8000/orang. Untuk mencapai pulau kecil Santolo, naik kapal biayanya Rp 5000/orang/kali angkut, kalau bolak-balik Rp 10000/orang jadinya. Untuk WC tarif buang air kecil Rp 2000, buang air besar Rp 3000, mandi Rp 5000. Parkir motor gue tidak dikenakan biaya lagi, gak tau lagi gak ada yang nagihin atau emang gak harus bayar.</li><li>Parkir dekat gerbang LAPAN aja, jangan ke arah <i>homestay</i>. Terlalu ramai.</li><li>Waktu terbaik mengunjungi Pantai Santolo adalah jam 4 sore ke atas, dengan catatan suasana romantis tapi ramai. Kalau mau sepi, kayak gue aja pas tengah hari.</li><li>Bisa camping, disarankan di pulau kecil Santolo. Setahu gue tidak dikenakan biaya lagi.</li><li>Homestay ada banyak tapi masih rumahan sekali. Belum ada <i>homestay</i> atau <i>cottage</i> <i>semi-fancy</i> seperti di Pelabuhan Ratu.</li><li>Kalau mau PP jangan terlalu sore pulangnya, apalagi kalau nggak biasa nyetir di jalan gunung. Jalanannya berkelok, minim penerangan, dan bisa aja kita dibutakan lampu jauh kendaraan yang melaju dari arah berlawanan. Kalau kemalaman, mending nginep aja, jalan lagi pas ada matahari.</li></ol><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGQvbnn583PIOFP39W8L84s3rwGKDcjzgCN0tkKgSXqStMlBezczfRqEB9yMEyqaApUV4oS6zBQndM9bqE7tgtV4skl9bIxZ2-fmJhWfPz9GGfXvm5jcVrE-sFq0G0l4EEIV8ShYFMDSc/s2048/2020-08-22+11.46.58+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGQvbnn583PIOFP39W8L84s3rwGKDcjzgCN0tkKgSXqStMlBezczfRqEB9yMEyqaApUV4oS6zBQndM9bqE7tgtV4skl9bIxZ2-fmJhWfPz9GGfXvm5jcVrE-sFq0G0l4EEIV8ShYFMDSc/s640/2020-08-22+11.46.58+1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Bonus foto terowongan Lingkar Nagreg yang estetik.</span><br /></td></tr></tbody></table> <p></p><p style="text-align: justify;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</p><p style="text-align: justify;">Di akhir kata, semoga hidup akan baik-baik saja ke depannya. Semoga yang sedang mencari akhirnya menemukan. Semoga yang terombang ambing akhirnya berlabuh. Semoga yang layu bisa berseri kembali.</p><p style="text-align: justify;"><br />Semoga yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita,<br />semoga yang terbaik untuk kita akan menjadi milik kita di waktu yang tepat.<br /><br />Terima kasih sudah membaca, semoga sehat selalu.</p><p style="text-align: justify;"><br />Penuh sayang,</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/s0/Blog+Sign+Baru.jpg" /></div><p style="text-align: justify;">Dina<i><br /></i></p>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-12357350412162120772020-08-28T10:06:00.048+07:002020-08-29T09:27:51.952+07:00Tentang Bandung dan Sekitarnya<p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang=""><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Halo, selamat siang.<br /><i>First, I want to do a normal warming up intro. </i>Jadi gimana kabarnya? Apakah baik? <i>Is everything going smooth, going as planned? How's your current state of physical, mental, and also intrapersonal and interpersonal relationships? </i>Gue harap semua yang sudah membaca (dan tentu saja, yang membuat) intro ini berada dalam sebuah<i> state of equilibrium </i>dalam semua aspek ya.</span></span></span></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang=""><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /><i>So, 2020 had already passed its middle, right?</i><br /><i>We're currently sitting in the eighth month of the year, 4 months to go till <b>"New Year, New Me, But Nope Maybe It's New Bullshit Added Again!"</b> is all over us again. I was this type of person who</i> "oke aku mau ini itu ini itu di tahun ini dan targetku adalah seperti ini, aku harap output-ku di tanggal 31 Desember duaribu-sekian adalah ini dan itu" before; tapi semakin tahun semakin sulit rasanya berpacu dengan resolusi-resolusi dan mengusahakan ekspektasi-ekspektasi agar setidaknya bisa berjalan selaras dengan realita; jika tidak bisa masuk ke dalamnya. Sama halnya seperti blog ini – gue inget banget tanggal 31 Desember 2019 sore hari, gue sedang dalam perjalanan ke kota Bandung dan berpikir bahwa "Tahun 2020 gue harus menulis lebih banyak, bikin puisi lebih banyak, fokus dalam pengembangan pikiran yang tersambung ke jari-jemari!" tapi akhirnya seorang Dina tetaplah menjadi Dina; habis jaga kapanpun – baik jaga siang maupun jaga malem, tetep aja harus tidur sesudahnya untuk charge energi, setelah bangun tidur, dia akan bermalasan atau mengerjakan pekerjaan lain tipikal anak kos; mencuci baju, membersihkan cucian piring yang sudah menumpuk (dia harus cuci atau dia nggak punya wadah lagi buat makan dan minum), atau simply mencari uang tambahan dengan bekerja sambilan. <i>I call it an adult life; but I will also call it <b>"A productive life at a very superficial sight yet a very unproductive and very unamusing life when it comes to deep thought".</b></i><b><br /></b></span></span></span></span></span></p><div style="direction: ltr;"><div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;"><div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;"><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang=""><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></span></span></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKOyVS132_tJ8S2YNaAxdyyaFAXpv4WwheMxdyzAKVWBXj_pWafda0abGbF7QLXiprJxdiz6yZNWl4-K9-tz5YEXEN1wMlFa01ccgFXF_uhFmPc_iqU9MbPF3iN62yAH6OpT-W5M8rZlQ/s2048/2020-05-05+07.53.09+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKOyVS132_tJ8S2YNaAxdyyaFAXpv4WwheMxdyzAKVWBXj_pWafda0abGbF7QLXiprJxdiz6yZNWl4-K9-tz5YEXEN1wMlFa01ccgFXF_uhFmPc_iqU9MbPF3iN62yAH6OpT-W5M8rZlQ/s640/2020-05-05+07.53.09+1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><span style="font-size: x-small;">Apakah tolak ukur produktif itu? Apakah outputnya harus selalu visible dan measurable?</span></span><br /></td></tr></tbody></table><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang=""><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></span></span></span><p></p><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">----------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div><div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; width: 7.6041in;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Jadi, setelah intro penuh curhat colongan yang sangat lekat dengan keluhan khas Dina, <i>I guess I planned to tell you how gorgeous my living place right now. </i>Dari awal tinggal di sini, gue sering banget ngomong sama diri sendiri, "Gue harus tulis satu post tentang tempat ini, saat ini, momen ini – sehingga nanti ketika gue bertambah dewasa dan mulai hilang arah, <i>at least I remember about this.</i>"</span></span></div><div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><i>Well, some write to be remembered, but I am one of those who write to remember.</i></span></span><br /><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Jadi, sudah hampir 11 bulan gue tinggal di Kabupaten Bandung.</span></span><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Kabupaten ya, bukan kota.</span></span><br /><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Gak pernah dalam 1 hari pun sebelum bulan Agustus tahun 2019, gue kepikiran bakal tinggal di Jawa Barat, apalagi di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Orang cenderung memahsyurkan Kota Bandung lewat tulisan Pidi Baiq – meromantisasi Kota Bandung dengan kalimatnya, <i>"Dan bagiku Bandung bukan sekedar masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi."</i> atau tulisan lainnya di terowongan sekitar Alun-Alun Bandung, quote dari MAW Brouwer,<i> "Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum"</i>. Sebelum Agustus 2019, Bandung punya track record buruk dalam hidup gue atau track record hidup yang cukup buruk dalam hidup gue terjadi di Bandung. <i>It could go both ways, but the point is Bandung and I are not friends.</i></span></span><br /></div><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;"> </span></span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;"></span></span></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiHydpzLyCA2MTKHBXrxmncuXwugfp9ygdYdiTeOi3ik3IgBhsH3QxxK37auNxeEo8Fvs7TbofRgfqcfzJXcHTf32dUGg5THDj-IpZIV4A_FfOSwt_8WsL06mrwgq_0qRsNQ-Ic1R4tgU/w480-h640/2017-08-13+02.14.07+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="480" /></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Waktu belum temenan sama Bandung</span><br /></td></tr></tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><span style="font-size: small;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Tapi semuanya berubah ketika gue memilih penempatan kerja untuk internship dan tiba-tiba Bandung ada di pikiran gue. Tiba-tiba gue memilih dan <i>effortlessly</i> masuk ke wilayah Kabupaten Bandung untuk kerja, padahal orang lain bilang "Gue gak bisa milih Bandung dan sekitarnya, semuanya tiba-tiba penuh", "Tiba-tiba gue ke re-direct ke halaman sebelumnya, padahal udah bisa masuk tadi". Hari itu, gue tercengang karena bisa masuk ke penempatan di Bandung dan sekitarnya, walau agak lesu juga setelah searching di internet bahwa tempat gue bekerja akan dekat dengan jalur mudik, rawan kecelakaan, dan imajinasi-imajinasi liar bahwa kalo gue jaga di sana di hari lebaran atau hari libur nasional lainnya bisa jadi ada sesuatu yang menghebohkan – <i>given my workplace would be general hospital </i>atau istilah lokalnya adalah rumah sakit umum daerah (RSUD).</span></span><br /><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Semua terjadi begitu tiba-tiba dan mendadak; rasanya bener-bener <i>overwhelming</i>. Tiba-tiba gue pergi ke Bandung, tinggal sendiri tanpa sanak saudara, keluar dari rumah dan <i>adulting</i>. Tiba-tiba gue packing barang-barang gue. Tiba-tiba gue cari kos. Tiba-tiba gue dapet kos dan <i>drop</i> barang-barang sendirian di kos, dan cari perabot kamar sampe ke daerah Parakanmuncang, daerah yang sebelumnya sama sekali nggak gue kenal. Tiba-tiba semua yang seolah asing dan menakutkan, jadi sangat menyenangkan dan penuh <i>excitement</i>. </span></span><br /><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Mulai Oktober 2019, gue secara resmi hidup berbagi oksigen dengan warga Jatinangor. Lucu, Jatinangor ada di Kabupaten Sumedang, sementara tempat kerja gue di Kabupaten Bandung; setiap berangkat dan pulang kerja harus lintas kabupaten, ikut berdesak bersama truk-truk segala ukuran mulai dari bak terbuka hingga trailer besar, bis segala ukuran, dan mobil elf yang kecil tapi ngebut menantang maut dengan musik koplo super bass yang bergema sampai ke warung sekitar. Itu romantisme kedua dari tempat gue tinggal; romantisme pertama tentu saja tiap pagi keluar kos dengan menghirup udara super sejuk dan disuguhkan pemandangan gunung di segala arah.</span></span><br /></div><p style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW6gh8EwO36QEN58j-qoTRcKy-QOJBLRRFO7Qx82sCB_VpE75DTO2Xou0dPW0FZ3HaM8_NuMknPbKsNgzMHYDO_TJgQ8zoiQQzcra5jkuEvtLVBIuGBVqbOI00rHldypBgjl1x15GZMKM/s2048/2020-05-25+03.38.43+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1151" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW6gh8EwO36QEN58j-qoTRcKy-QOJBLRRFO7Qx82sCB_VpE75DTO2Xou0dPW0FZ3HaM8_NuMknPbKsNgzMHYDO_TJgQ8zoiQQzcra5jkuEvtLVBIuGBVqbOI00rHldypBgjl1x15GZMKM/s640/2020-05-25+03.38.43+1.jpg" /></a></div><p style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pekerjaan
gue pertama kali jadi dokter Puskesmas, di Puskesmas yang letaknya hanya 4 km
dari kos. Absen jam setengah 8 pagi, masuk buka poli jam 8 pagi, makan siang
jika pasien sudah habis dan pendaftaran tutup, pulang jam 2 siang.<i> La dolce
vita</i>, tapi tidak se-<span style="font-style: italic;">dolce</span> itu. Di balik
semua perpindahan pasti ada kendala adaptasi – dan dalam hal ini, gue sempet
pingin nangis karena nggak bisa Bahasa Sunda. Pas SD, gue ada mata pelajaran
bahasa Sunda dan gue benci banget bahasa Sunda karena susah, dibuktikan dengan
nilai ulangan gue rata-rata 25-50.</span></span></p><p style="margin: 0in; text-align: justify;"></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Kebanyakan
pasien puskesmas masih menggunakan Bahasa Sunda halus dan di penugasan pertama
gue, gue harus ke rumah warga desa buat cek kesehatan sama penyuluhan.
Kebanyakan dari mereka gak fasih berbahasa Indonesia dan untuk pertama kalinya
gue penyuluhan nggak ada yang dengerin, sehingga gue minta tolong temen gue aja
yang nerusin penyuluhannya.</span></span></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Besokannya, gue dijadwalkan ngisi poli lansia dan
lagi-lagi kebanyakan dari mereka gak fasih berbahasa Indonesia sehingga gue
mempraktekan bahasa tarzan. Akhirnya, sebulan pertama, gue banyakin baca-baca
kamus bahasa Sunda, bahkan gue punya list kata dan kalimat Sunda yang biasa
dipake dalam setting Puskesmas. Syukur, gue punya temen-temen Sunda tulen,
putra-putri daerah Tanah Pasundan, yang setiap hari ngajarin Bahasa Sunda dan
bahkan cariin soal latihan. Kalau dinilai, awalnya bahasa Sunda gue nilainya
25, setelah 1 bulan belajar mungkin bisa dapet nilai 70.<span style="font-style: italic;"> </span></span></span></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;"> </span></span></span></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">But otherwise, I think I had no problem at all.</span>
Jadwal kerja menyenangkan walaupun pasien seabrek (sebelum COVID-19 menyerang,
tentu saja), <span style="font-style: italic;">staff-staff</span> dan teman-teman
sangat membantu dan berasa 'orang asing yang menjadi keluarga', belum lagi
tugas-tugas luar yang memungkinkan menghirup udara segar – imunisasi massal,
posyandu, penyuluhan luar, pemeriksaan kesehatan rumah,<span style="font-style: italic;"> home visit</span> pasien, program Puskesmas Pembantu – semuanya
bener-bener nyegerin. Pagi-pagi bisa makan bubur ayam/ketoprak/kupat
tahu/lontong kari dulu sebelum bertugas, di jalan menuju lokasi kanan kiri
banyak sawah, di segala penjuru arah ada siluet gunung-gunung, dan <span style="font-style: italic;">clear blue sky</span>. Paling menyenangkan ketika
pergi ke desa yang paling pelosok, kayak Sukamanah dan Tegal Sumedang, karena
pemandangannya super bagus walaupun perjalanan jauh. Setiap disuruh pilih
penugasan, gue pasti pilih antara 2 desa itu kalau bisa.</span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM5G5dgXcVas7vBtQ64uTe0D2zmPX_q_BOvyXhuKp17mXnrZ3PlFo-DEOg9JE95-ajHVBHmLajIZEbTVdT3qNe9ILCWGdlbjmdyvgUlsGA7kXOO44sEQIJFWM-B3ebabA11vjnOWsW7LY/s2048/2020-06-09+03.30.12+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM5G5dgXcVas7vBtQ64uTe0D2zmPX_q_BOvyXhuKp17mXnrZ3PlFo-DEOg9JE95-ajHVBHmLajIZEbTVdT3qNe9ILCWGdlbjmdyvgUlsGA7kXOO44sEQIJFWM-B3ebabA11vjnOWsW7LY/s640/2020-06-09+03.30.12+1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Paling seneng kalo liat momen panen, padi kuning meraya.</span><br /></td></tr></tbody></table><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj_jn7xDiyPzztQKgfu0GBh2ExakXQtK7zuRwLkWNTiZvVaa4AlFTIKDHhbhKEWkeJ0FMQCAuxu_-FMskNPKUoAkCe74bd2ZndCT0l9JDDCYrQt5_NV8FMkO4Gy7__LXMQbNrVjWc16mk/s2048/2020-06-09+03.32.48+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj_jn7xDiyPzztQKgfu0GBh2ExakXQtK7zuRwLkWNTiZvVaa4AlFTIKDHhbhKEWkeJ0FMQCAuxu_-FMskNPKUoAkCe74bd2ZndCT0l9JDDCYrQt5_NV8FMkO4Gy7__LXMQbNrVjWc16mk/s640/2020-06-09+03.32.48+1.jpg" /></a></span></div><span style="font-size: small;"> </span><p></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeqC3svUTgZBFeDsoR3wNV56ZXvSN2UyALfWnAwrewEZkF2Oz_9Uif1xMp2jAblVZeXCxGVeqH68uuKEUVVsNF-8XC5evdKj7eKV36aL6d1fBUnwRzI4hd10EgHOLgaTd5LlTLK7-EvaY/s2048/2020-06-09+03.19.33+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeqC3svUTgZBFeDsoR3wNV56ZXvSN2UyALfWnAwrewEZkF2Oz_9Uif1xMp2jAblVZeXCxGVeqH68uuKEUVVsNF-8XC5evdKj7eKV36aL6d1fBUnwRzI4hd10EgHOLgaTd5LlTLK7-EvaY/s640/2020-06-09+03.19.33+1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Kalo malem keliatan lampu-lampu rumah di gunung.</span><br /></td></tr></tbody></table><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjDiy1uA5IH0ulFbMbv8KQxNIYcSJNQcPn9_mpUenb1qvR4HdiU8n5vCZMnoXFgrWOuwCGHIySakSH9e5t6HoO222UPGAng5uAXiRtQjuVFnKRh-AUbEeIzUs6cm3E5Q2alCU_zJ507ZU/s2048/2020-05-15+06.52.56+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjDiy1uA5IH0ulFbMbv8KQxNIYcSJNQcPn9_mpUenb1qvR4HdiU8n5vCZMnoXFgrWOuwCGHIySakSH9e5t6HoO222UPGAng5uAXiRtQjuVFnKRh-AUbEeIzUs6cm3E5Q2alCU_zJ507ZU/s640/2020-05-15+06.52.56+1.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Beneran ada bintang, no edit.</span><br /></td></tr></tbody></table> </span></span><p></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selain
menyenangkan, hidup gue juga mendebarkan. Paling deg-degan kalo hujan deres –
deg-degan banjir dan nggak bisa pulang. Beberapa kali gue harus nunggu banjir
surut supaya bisa pulang. Besoknya, pasti ada kegiatan puskesmas keliling ke
daerah banjir, dan selama gue jadi dokter internship di Puskesmas, 2 kali
banjir bandang dan 2 kali puskesmas pembantu, yang selalu kebagian bertugas
adalah gue. Gak nolak, gue suka ikut berenang dalam air banjir setinggi paha.</span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwMJZ6KUskJCNaKz1-UlhDt5G7zygL2X0KLPlseHDBeBXDYL2AePfins5-FXKspcr41K2faKPQ8tbcFTqQxwPxgDMhDDDNGlbC8yAZqrcQGW-bf77A6N-Po5wp-ln2CzYPhD9N2G4H4Gw/s2048/2020-01-24+06.32.46+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1537" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwMJZ6KUskJCNaKz1-UlhDt5G7zygL2X0KLPlseHDBeBXDYL2AePfins5-FXKspcr41K2faKPQ8tbcFTqQxwPxgDMhDDDNGlbC8yAZqrcQGW-bf77A6N-Po5wp-ln2CzYPhD9N2G4H4Gw/s640/2020-01-24+06.32.46+1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Di tempat ini selutut anak kecil, di depannya lagi sepaha orang dewasa.</span><br /></td></tr></tbody></table><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtkXqOOHn84bGoQ9PK_Qd2q_A1ynfeFVkR9BIF8yj62i3UpH6lziyp2a9sulsapyxTeqbmYmk7vpGN3_qxbkO1TOLZVsbmNFn_oaojss6HcbuLlbr73dPgW3AIGSqCDUZfJ5mmz-932lE/s2048/2020-01-24+06.32.57+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtkXqOOHn84bGoQ9PK_Qd2q_A1ynfeFVkR9BIF8yj62i3UpH6lziyp2a9sulsapyxTeqbmYmk7vpGN3_qxbkO1TOLZVsbmNFn_oaojss6HcbuLlbr73dPgW3AIGSqCDUZfJ5mmz-932lE/s640/2020-01-24+06.32.57+1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Ini bukan kolam bebek ya, ini fix banjir dan entok ini naik ke atas daun.</span><br /></td></tr></tbody></table> </span></span><p></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Setelah 4
bulan di Puskesmas, menjalani kehidupan nyaman, menyenangkan, dan menyuburkan
(naik 2-3 kilo di Puskesmas, <span style="font-style: italic;">grazie a la dolce
vita</span>), gue dipindahtugaskan ke RSUD yang letaknya sekitar 11 km dari
kos. Setelah nangis bombay meninggalkan seisi puskesmas yang rasanya seperti
rumah sendiri (termasuk kucing yang sering gue kasih makan), life must go on
dan akhirnya gue berpindah ke RSUD.</span></span></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Kabupaten
Bandung tempat gue bertugas tidak henti-hentinya memberikan gue pemandangan
yang indah. Jalanan menuju ke RS gue udah setengah jalanan gunung yang menanjak
dan berliku; dari sana bisa terlihat pemandangan dari ketinggian. Di tepi
jalannya cukup banyak pohon rindang dan hal paling favorit yang selamanya gue
bakal inget dari jalanan ke RS adalah kanan kirinya banyak <span style="font-style: italic;">Mexican Sunflower</span> yang tumbuh liar, mekar
bergerombol. Cantik – seringkali gue berhenti dulu ngeliatin bunga-bunga itu
sambil ganti lagu di Spotify, berpikir apakah kalau gue ambil beberapa bisa gue
tanem di pot kosan (yang sampai sekarang belum terealisasi).</span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3mV-yLFfwp-gCrRXyJWvqyBfuIjKi5GnNqyKhsQTPx5oYk25ZzJvb74Imbggy4iAGDTfLd6cUkcOVHs2_ZIBb5O7Inpph6XFigFXCVj0-KxBpZtiebbTijoiCiKwf0ilMmivR-nwm6co/s2048/2020-05-05+08.26.02+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3mV-yLFfwp-gCrRXyJWvqyBfuIjKi5GnNqyKhsQTPx5oYk25ZzJvb74Imbggy4iAGDTfLd6cUkcOVHs2_ZIBb5O7Inpph6XFigFXCVj0-KxBpZtiebbTijoiCiKwf0ilMmivR-nwm6co/s640/2020-05-05+08.26.02+1.jpg" /></a></span></div><span style="font-size: small;"><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhILktUBmJgzRQ95EJL9Ff_yi1c6DAwqjIJC0MJ-XPFtMsyywB8haDo5FGQh-AHWlTe96Vh3esGoebs5gTVwH7LBhwyBzFWS8fFlcQy49aAZqf7muPW3HMDGxsT2gxTJ34S1z0pLsXm1HA/s2048/2020-05-16+06.14.50+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhILktUBmJgzRQ95EJL9Ff_yi1c6DAwqjIJC0MJ-XPFtMsyywB8haDo5FGQh-AHWlTe96Vh3esGoebs5gTVwH7LBhwyBzFWS8fFlcQy49aAZqf7muPW3HMDGxsT2gxTJ34S1z0pLsXm1HA/s640/2020-05-16+06.14.50+1.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Cicalengka, dari spot yang cukup tinggi; Bukit Candi.</span><br /></td></tr></tbody></table> <span style="font-style: italic;"> </span></span><p></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">At times</span>, gue merasa <span style="font-style: italic;">maximum chillness</span> ketika nyetir ke rumah sakit sambil denger
musik. Tapi <span style="font-style: italic;">sometimes</span>, gue merasa
dengerin musik, walau dengan volume sekecil apapun, berbahaya di sepanjang
jalan raya Rancaekek-Cicalengka, karena berpotensi nggak sengaja budek dan
eyegasmic, kemudian terserempet elf Garut, truk, atau <span style="font-style: italic;">you might not think about it</span> tapi bisa juga keserempet motor
atau kendaraan lain yang <span style="font-weight: bold;">lawan arah</span> (<span style="font-style: italic;">in my worst case</span>, pernah ketemu mobil lawan
arah). Ngomongin soal lawan arah, malam-malam nyetir di jalanan
Rancaekek-Cicalengka ini emang tricky, karena bisa aja ada kendaraan lawan arah
tapi paling sering sih sepeda. Dalam jumlah besar, berbondong-bondong lawan
arah. <span style="font-style: italic;">Yes, one of the perks (or curse?) living
here is so many factories!</span> Banyak pabrik, dan salah satu pabrik terbesar
dengan jumlah karyawan di sini memfasilitasi karyawannya dengan sepeda dan
mereka pergi ke tempat kerja naik sepeda, tapi sayangnya suka jalan lawan arah
aja dan tiba-tiba nyebrang jalan di kegelapan malam.<span style="font-style: italic;"> Another point,</span> lo bisa berhenti mendadak terkaget-kaget saat
berkendara karena ada orang tiba-tiba lari nyebrang dalam keadaan jalan
remang-remang. Tidak heran angka lakalantas di sekitar sini tinggi.</span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUJ2Nj49Z_z54azC3jAe-NTA38bz4la8kRlnmoc3ZE-t4YIVVvr5OCY5Joy4TCy1Ffr14nw_XXR5pdpEVm7kAOlXn_iz6gRfdd2lQoEJ5Y2FBqQAW8t_B2tc8Cr9sAQvAuoLaXXbH9CaI/s2048/2020-07-30+09.56.17+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1152" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUJ2Nj49Z_z54azC3jAe-NTA38bz4la8kRlnmoc3ZE-t4YIVVvr5OCY5Joy4TCy1Ffr14nw_XXR5pdpEVm7kAOlXn_iz6gRfdd2lQoEJ5Y2FBqQAW8t_B2tc8Cr9sAQvAuoLaXXbH9CaI/s640/2020-07-30+09.56.17+1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Dokumentasi bis parkir</span><br /></td></tr></tbody></table><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4DtFvzaU7bBVc5ukU_H1yyeaN9fFPRjwiREMPulg5Kcqv2Qtgg1zFZuDGOz22z4iKbgpEWMIJ5EmUVQWB-5AvATuYuTcN7Y9Sv-ezZ963KR5yAk7ZTOiCTVz5cudhCd3guWQy4ZiobwM/s2048/2020-07-30+09.57.42+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1151" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4DtFvzaU7bBVc5ukU_H1yyeaN9fFPRjwiREMPulg5Kcqv2Qtgg1zFZuDGOz22z4iKbgpEWMIJ5EmUVQWB-5AvATuYuTcN7Y9Sv-ezZ963KR5yAk7ZTOiCTVz5cudhCd3guWQy4ZiobwM/s640/2020-07-30+09.57.42+1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Rimbun; kalau pagi di sini bisa 12-15 derajat celcius.</span><br /></td></tr></tbody></table> </span></span><p></p><p style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn2U3hdmi01r-X29MzFmn4T1MlHIH2Hsl1fUQ7ZfUo4UZMEKfh7bA1cgu3gT6oNQIKj4g6S6GDkfZNqASp9vn_B_f3kf5TDTkoMIl611CP1unS5JdQPj0jCKW_XwFzKHb0lMgUeVtAFQU/s2048/2020-05-16+06.13.45+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn2U3hdmi01r-X29MzFmn4T1MlHIH2Hsl1fUQ7ZfUo4UZMEKfh7bA1cgu3gT6oNQIKj4g6S6GDkfZNqASp9vn_B_f3kf5TDTkoMIl611CP1unS5JdQPj0jCKW_XwFzKHb0lMgUeVtAFQU/s640/2020-05-16+06.13.45+1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Beberapa kali pernah kebagian langit kayak gini.</span><br /></td></tr></tbody></table><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span><p></p><p style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selain
sering terjadi kecelakaan karena lawan arah, orang yang keserempet (atau bahkan
ketabrak) kendaraan super ngebut dengan ukuran bervariasi, sering juga kejadian
kecelakaan karena dibegal. Oke agak serem dan liar fatal brutal, tapi ya masih
ada beberapa kasus perbegalan yang mengkhawatirkan di sekitar tempat gue
bekerja (gak tau kalo di tempat lain di Kabupaten Bandung sih, tidak boleh
menggeneralisasi tanpa pernah mencicipi) dan premanisme <span style="font-style: italic;">in any form</span> (mulai dari yang <span style="font-style: italic;">softcore</span>
hingga <span style="font-style: italic;">hardcore</span>) masih bisa ditemukan.
Tapi satu dua premanisme (yang bahkan gue cicipi dan rasakan sendiri) yang
terjadi tidak bisa menjustifikasi seluruh masyarakat daerah setempat.</span></span></p><p style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Oke,
sudah mulai <span style="font-style: italic;">bring up</span> premanisme, mari
kita bicara tentang sosio-kultural.</span></span>
</p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Jika
berbicara tentang sosio-kultural masyarakat sekitar, selain berbahasa Sunda
halus, kebanyakan masih bersikap Sunda pisan. Cenderung lemah lembut,
haha-hihi, nggak enakan (beneran, nggak enakan ngomong ini dan itu, sampe gue
merasa terlalu<span style="font-style: italic;"> straight-forward</span>, jujur,
dan galak karena bersikap sebaliknya), dan <span style="font-style: italic;">alon-alon</span>
('<span style="font-style: italic;">alon-alon</span>' itu bahasa Jawa, kalo orang
Sunda ngomongnya <span style="font-style: italic;">'kalem</span>', alias gak
grasa-grusu atau gak sabaran kayak gue). Saking alon-alonnya kalo lampu merah
berubah jadi hijau, kebanyakan nggak langsung jalan; ada momen diam yang lama
sebelum jalan, dan jiwa Jakarta gue meronta-ronta pengen ngelakson.</span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzOIPP55FdcJH3Frg64-QFLUE5h4ZLiQRi89cpDX3M2nQ5nvYYGkI0bYPenxIMjeYPW-hcEl5OeLpRCqJlWWNeZJaZYUeo9AAgjS7n05RWxydMx7t3jddwX0WgJJWgXx19kLDbc_onBsA/s2048/2020-08-13+08.04.54+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzOIPP55FdcJH3Frg64-QFLUE5h4ZLiQRi89cpDX3M2nQ5nvYYGkI0bYPenxIMjeYPW-hcEl5OeLpRCqJlWWNeZJaZYUeo9AAgjS7n05RWxydMx7t3jddwX0WgJJWgXx19kLDbc_onBsA/s640/2020-08-13+08.04.54+1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Juara satu lampu merah paling gemes: Lampu Merah Sepanjang Jl. Soetta</span><br /></td></tr></tbody></table><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span><p></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selain
itu, salah satu budaya yang paling nggak gue paham dan sulit gue ikuti adalah <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">nyisain makanan kalo dikasih orang</span>.
Misal, gue dan temen-temen gue patungan martabak buat dimakan bareng-bareng.
Ketika tersisa satu potong lagi, mereka yang orang Sunda asli nggak akan
ngambil potongan terakhirnya walau dipaksa, karena "mengambil potongan
terakhir itu tidak sopan dan terkesan rakus", sementara kalo gue yang
ditawarin, awalnya gue pasti malu-malu, lama-lama gue abisin juga. Oke, sedikit
nggak tau diri tapi aku tidak suka menyisakan makanan. Itu aja yang paling gue <span style="font-style: italic;">highlight</span> soal keseruan sosial-kulturalnya,
dan sekali lagi, nggak bisa digeneralisasi karena banyak masyarakat yang
kiblatnya udah agak ke-Bandung Kota-an sehingga lebih luwes dan <span style="font-style: italic;">open-minded</span> dan masih ada juga yang menganut
tradisi dan kepercayaan lokal (contohnya, terlalu percaya guna-guna tapi tetep <span style="font-style: italic;">seek medical help</span> dan anti-vaksin). <span style="font-style: italic;">This what concludes me that the area I'm living is
not that village-ish neither city-ish</span>; cocok untuk orang-orang abu-abu
yang ingin merasakan suasana desa dan kearifan lokal (baik yang positif maupun
yang negatif) tapi masih mau dirundung hingar bingar suasana (yang sedikit)
perkotaan.</span></span></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sekarang,
sudah 10 bulan lebih gue tinggal di Kabupaten Bandung dan masih sejatuh cinta
itu entah dengan ide mengenai kesendirian dan kebebasan, atau dengan alamnya,
atau dengan dinamika sosiokultural-nya, atau dengan kombinasi ketiganya.
Rasanya Jakarta terasa jauh, terburu-buru, dan menakutkan. Rasanya kesepian
dalam batas yang lebih tinggi akan bisa gue toleransi dan hingar bingar
keakraban justru terasa meletihkan. Rasanya yang asing beranjak menjadi rumah,
dan yang rumah bergeser jadi asing.</span></span></p><p lang="" style="margin: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_WGN1tRi3hThqWMaYuVOX8P5V7M2YikN-FGMkVtmxv-viSf3hOHGX60WjaaEA1mozMk7c7y_thAy-7_fpbLqVhJajOmjS_2c8KjPjmxk_9fiLO7RfEdv5_Q8aHSHCziY4AyJHIbVyFhs/s2048/2020-08-20+05.39.01+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1536" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_WGN1tRi3hThqWMaYuVOX8P5V7M2YikN-FGMkVtmxv-viSf3hOHGX60WjaaEA1mozMk7c7y_thAy-7_fpbLqVhJajOmjS_2c8KjPjmxk_9fiLO7RfEdv5_Q8aHSHCziY4AyJHIbVyFhs/s640/2020-08-20+05.39.01+1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><i>"Entah sejak kapan, rumah terasa begitu asing,"</i> gumamnya.</span><br /></td></tr></tbody></table><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> <span lang=""><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></span></span></span><p></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang=""><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></span></span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> Tapi
setiap perpindahan selalu memaksa kita berpikir kelak,</span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">"Apa
yang harus saya bisa lakukan agar bisa makan dan senang besok hari?"</span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKStoDM2fFnBXTcM38kmAOYbNQlMcJs__3ybzq2YXnFrb-uyYvfqt0o1Wv2kE_P9qr1kE5NS3vk7jr-UoLCynuPjotRxc952zNz7X9V6JLL3Uz_Nikbw-w3LoGt1OPVMy2YVt7Ovn-QpQ/s2048/2020-08-06+08.53.50+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="2047" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKStoDM2fFnBXTcM38kmAOYbNQlMcJs__3ybzq2YXnFrb-uyYvfqt0o1Wv2kE_P9qr1kE5NS3vk7jr-UoLCynuPjotRxc952zNz7X9V6JLL3Uz_Nikbw-w3LoGt1OPVMy2YVt7Ovn-QpQ/s640/2020-08-06+08.53.50+1.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Intinya, walau sedang kebingungan di rantau, tetap harus <i>hati-hati di jalan</i>, ya.</span><br /></td></tr></tbody></table><p></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Salam
hangat,</span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/s195/Blog+Sign+Baru.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/s0/Blog+Sign+Baru.jpg" /></a></div><br /><span style="font-family: inherit;"><br /></span><p></p><p lang="" style="margin: 0in;"></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span><i><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></i></p><p lang="" style="margin: 0in;"><i><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Dina,</span></span></i></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: inherit;">dokter
yang sedang mencari pekerjaan</span><span style="font-family: inherit;"> </span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: inherit;">dan masih
bersikukuh ingin hidup</span></span></p><p lang="" style="margin: 0in;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: inherit;">dari raga
Bandung dan sekitarnya</span></span></p>
</div>
</div>
</div><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-12564659641483574802020-06-02T00:18:00.002+07:002020-06-18T17:55:05.322+07:003 Saddest Circumstances in My Profession<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Selamat malam, semuanya.</span></span><br />
<div style="border-width: 100%; direction: ltr;">
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;">
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;">
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="en-ID">Selamat
malam, dari 7 hari setelah yang ditunggu umat Islam se-Indonesia, yakni hari idul
fitri (oke, ini nulisnya H+7 idul fitri). Akhirnya, setelah 1 bulan berpuasa
dengan situasi dan kondisi yang mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya,
kita bisa lebaran juga dengan situasi dan kondisi yang tidak kalah serunya. </span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">Yes, no one would imagine they would life
in such an era of pandemic, but it happens anyway.</span><span lang="en-ID">
Jadi, sudah hampir 2 bulan kita berjibaku dengan hampir semua hal-hal virtual;
mulai dari meeting dengan </span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">co-workers</span><span lang="en-ID"> dengan zoom, </span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">say
hi</span><span lang="en-ID"> dengan sahabat-sahabat yang biasanya ngumpul sampe
teler di hari </span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">weekend</span><span lang="en-ID"> melalui whatsapp voice/video call, belanja dan belanja dan belanja
online (</span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">in some cases</span><span lang="en-ID">, orang-orang bahkan belanja sayur segar online </span><span lang="en-US">– </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">which I couldn't
manage to stand at all, because I am not really interested in cooking, doing
groceries, and plus I couldn't seem to afford premium vegetables and I don't
have refrigerator</span><span lang="en-US">), dan saling berkirim
makanan/minuman/baju/make-up atau apapun ke orang-orang yang pemberiannya
dibeli secara <i>online</i>, dikirimkan melalui layanan kirim berbasis ojek online. </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">It all felt really weird and unimaginable</span><span lang="en-US">, </span><span lang="en-ID">tapi tetap saja saya merasakan urgensi
untuk mengucapkan selamat idul fitri, semoga kita masih dalam kapasitas
maksimal untuk memaafkan diri sendiri serta orang lain, ya (</span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">dan tentu saja mendapatkan maaf orang lain</span><span lang="en-ID">).</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://cdni0.trtworld.com/w1140/h490/q75/78796_AP_20133772183115_1589440500034.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="344" data-original-width="800" height="274" src="https://cdni0.trtworld.com/w1140/h490/q75/78796_AP_20133772183115_1589440500034.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Source from: <a href="https://www.trtworld.com/magazine/what-you-need-to-know-about-eid-al-fitr-2020-36301" target="_blank">trtworld.com "What You Need To Know About Eid Al Fitr 2020"</a>. All rights belong to respective owner.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;">Ramadan is always a thing for me.</span> Selalu ada
aja yang seru dan <span style="font-style: italic;">challenging</span> setiap
tahunnya, sampe suka keinget "Oh Ramadan tahun sekian gue ngerjain ini
ya/ngerasain ini ya". Gak semua keseruan menyenangkan tentu saja, ada juga
yang sedih, tapi <span style="font-style: italic;">as time passed, what's happy
and what's sad both left as memories – and at some points, memories get us
smirk or even laugh.</span> Salah satu Ramadan paling memorable adalah Ramadan
tahun 2017, dimana gue lagi stase emergensi syaraf; setiap hari hampir selalu
pulang malem dan merupakan salah satu stase yang diwajibkan jaga malam. Ramadan
2017 gue dipenuhi dengan kasus cedera kepala dimana satu bangsal hampir semua
cedera kepala, mulai dari yang ringan, sedang, hingga berat. Menjelang lebaran,
kasus cedera kepala bertambah banyak seiring dengan meningkatnya angka
kecelakaan lalu lintas dan waktu itu gue <span style="font-style: italic;">follow
up</span> bener-bener hanya ngecek pasiennya hidup atau enggak, karena nggak
ada yang respon sama sekali ketika diperiksa. Pada Ramadan yang sama, gue
merasa sangat happy karena sebagai satu-satunya umat muslim di kelompok, gue
sangat disejahterakan. Teman-teman yang lain sangat perhatian dan bawel
ngingetin sahur, buka puasa, ataupun ibadah lainnya; bahkan beliin takjil pas
kita semua terpaksa harus tunggu konsulen sampai malam.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0cj-PjAeIBPkYaNF-W0hnw9uGqyKdgyAr6Dx6lFzbZokv_t0Jpvp6U6HI7W7gm6WNRvq6LZrS8E3Camrofd3TFNQOWptgEyDR_Tesmhjx8lNt-3x6wD_2n734-IuD3WIeDHJ2-3S59Gw/s1600/2017-05-05+05.47.30+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0cj-PjAeIBPkYaNF-W0hnw9uGqyKdgyAr6Dx6lFzbZokv_t0Jpvp6U6HI7W7gm6WNRvq6LZrS8E3Camrofd3TFNQOWptgEyDR_Tesmhjx8lNt-3x6wD_2n734-IuD3WIeDHJ2-3S59Gw/s640/2017-05-05+05.47.30+1.jpg" width="638" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Lorong penyambung RS dan kampus. Pagi buta, tengah malem, siang bolong, pasti pernah melintas di sini.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;">Speaking about my clinical experience</span>, gue
jarang memposisikan diri sebagai tenaga kesehatan di blog ini,
kecuali mungkin tentang <span style="font-style: italic;">volunteering</span>
atau sekedar cerita sedikit kehidupan ko-as, tapi gue nggak pernah mengemukakan
pendapat <span style="font-style: italic;">personal</span> secara mendetail
tentang "menjadi seorang tenaga kesehatan" atau mengomentari isu-isu
terkini soal kesehatan. <span style="font-style: italic;">I think I am not
capable to do that, because I know my knowledge is still way too limited and I
have no strength to throw back arguments when there are counter-arguments.</span>
Tapi kali ini, izinkanlah gue sedikit bercerita pengalaman klinis,
kondisi-kondisi paling sedih yang gue pernah temui di sudut-sudut rumah sakit
selama 3 tahun belakangan – <span style="font-style: italic;">because these
circumstances not only stained my patients' hearts but also mine, and I am
really </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">in the mood</span><span style="font-style: italic;"> to write sad things</span>.</span></span></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Semua
cerita akan dituturkan dalam gaya bahasa orang pertama dengan nama karakter
fiksi, namun ceritanya tentu saja tidak fiksi. Selamat melanjutkan.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">----------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Circumstance
#1</span></span></i></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Pukul 7
malam, seperti biasa UGD penuh. UGD selalu penuh menjelang pergantian jaga.
Saya shift 12 jam sedari pagi dan berhasil berdiri hingga 11 jam kemudian. <span style="font-style: italic;">1 hour to go, let's finish it well.</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;"><br /></span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Setahu
saya (karena <span style="font-style: italic;">shift</span> saya 12 jam), hampir
semua ruang rawat inap terisi penuh, baik untuk pasien anak, dewasa laki-laki
atau perempuan, maupun ruangan bedah dan bersalin. Ketika ada pasien baru di
UGD dan nampak membutuhkan rawat inap, saya harus menjelaskan dari awal bahwa
ruangan penuh sehingga ada kemungkinan dialihkan ke rumah sakit lain.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Pasien
saya datang pukul 19.10, seorang anak remaja usia SMP kelas 2 atau 3, membawa
surat berisikan hasil laboratorium dengan trombosit yang rendah, menandakan
bahwa kemungkinan besar ia menderita <span style="font-style: italic;">Dengue
Hemorrhagic Fever</span> (DHF) atau biasa disebut Demam Berdarah Dengue (DBD).
Secara pemeriksaan pasien dalam kondisi baik dan stabil (tidak ada
kegawatdaruratan). Saya bertanya, "Kerasa apa?" yang dijawab dengan
"Pegal-pegal saja dok". Saya tanya gejala lain, katanya tidak ada.
Saya menanyakan siapa pengantar pasien yang kemudian dijawab, "Bibi dan
paman dok," ucap sepasang laki-laki dan perempuan yang dari tadi berdiri
di sebelah saya ketika saya memeriksa.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQk1cdoH5o_BZtP2IMOvNdMb5o18ZiranjI-fFokR0qaLTZYx2o5pb8sOsQNPWg5VnyzDIYGyurjwT9fy1vetWtF8xQyYGEOEIIPFiVR2Z9HVG7dMpJD0PaqgeJakIM9fJ6JRN4RHfB3E/s1600/2017-10-07+08.08.36+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQk1cdoH5o_BZtP2IMOvNdMb5o18ZiranjI-fFokR0qaLTZYx2o5pb8sOsQNPWg5VnyzDIYGyurjwT9fy1vetWtF8xQyYGEOEIIPFiVR2Z9HVG7dMpJD0PaqgeJakIM9fJ6JRN4RHfB3E/s640/2017-10-07+08.08.36+2.jpg" width="638" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Saya
menjelaskan berusaha sedetil mungkin bahwa dari pemeriksaan saya dan hasil
laboratorium menandakan pasien mungkin terkena DBD dan membutuhkan rawat inap
agar pasien tidak dehidrasi ketika fase kritis berlangsung, akan tetapi ruangan
sedang <span style="font-style: italic;">full</span> dan saya menyarankan agar
pasien dirujuk sekarang selagi kondisinya baik dan belum ada dehidrasi.
Pengantar pasien terlihat gelisah dengan pernyataan saya. "Apakah tidak
bisa diberikan penanganan di sini, dok? Kami tidak apa-apa menunggu ruangan berhari-hari
di UGD kok". Saya menjelaskan sedetil mungkin bahaya pasien menunggu
terlalu lama di UGD hingga menjelaskan dasar kepentingan kenapa pasien harus
diobservasi di ruangan (tentu saja saya bercerita tentang kemungkinan perdarahan, kekurangan cairan, hingga peradangan otak atau encephalitis yang mungkin terjadi), Bibi dan pamannya terlihat lebih gelisah dan mata
pasien yang saya periksa menjadi berkaca-kaca. "Dok, kami kan sudah ke
sini, masa dokter mau melempar kami lagi?". Saya tatap wajah wali pasien
dengan setegas mungkin, menjelaskan ulang bahwa secara prosedur (dan tentu saja
atas dasar kebaikan pasien), pasien tidak boleh dibiarkan tergeletak terlalu
lama di UGD. Selama saya menjelaskan, bergantian saya tatap wajah wali dan
pasien, mengamati wajah pasien bercampur aduk dalam kecewa dan sedih.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">"Dok,
anak ini yatim piatu, pembiayaan dibebankan pada saya. Kemana lagi saya bisa
membawa anak ini, jika tidak ke rumah sakit umum?," seru Bibi pasien
lantang. Orang di sekitar saya menengok semua ke arah kami. Sesaat ruangan hening. Pasien saya membuang muka.</span></span>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Paman pasien dengan suara sedikit menenangkan berkata lagi pada saya,</span></span></div>
</div>
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; width: 7.6041in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">"Dok, apakah bisa dibawa pulang saja, tidak usah dirawat?"</span></span></div>
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Saya bisa
merasakan kecewa dan sedih yang telah berputar di wajah pasien saya kini
menjadi hujan.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"> </span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">----------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span><br />
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br />
<i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Circumstance #2</span></span></i></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span></i><i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Bip bip</span></span></i><i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"> </span></span></i></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Bip bip</span></span></i><i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"> </span></span></i></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Bip bip</span></span></i></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Saya menengok ke
kanan.</span></span></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="en-ID">Di
sebelah kanan saya, terdapat ruang resusitasi. Resusitasi, dalam bahasa lebih
simpel, artinya adalah </span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">penyelamatan</span><span lang="en-ID">. Mereka yang masuk ke ruang resusitasi adalah orang yang </span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">butuh dan layak</span><span lang="en-ID">
diselamatkan </span><span lang="en-US">– hanya orang terpilih yang masuk ke sana.
Orang yang masuk ke ruang resusitasi adalah orang yang paling dekat dengan saya
dan segenap tim medis yang bertugas, karena kami harus mengawasi monitor yang
menempel pada orang tersebut untuk memastikan keberlangsungan hidupnya. Kadang
saya benci membayangkan bahwa mungkin saja malaikat maut sedang duduk tenang di
ujung ruangan itu, siap untuk melaksanakan tugasnya, ketika saya menghabiskan
waktu saya mencermati setiap tanda kehidupan pasien lewat monitor ataupun lewat
sentuhan.</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Bip bip
bip</span></span></i><i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"> </span></span></i></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Bip bip
bip</span></span></i></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Saya
berjalan ke ruang resusitasi, melihat pengukur kadar oksigen darah (oksimetri)
yang tersambung ke monitor lepas dari tangan pasien. "Wah, tangan kamu
kekecilan ya, jadi lepas terus," gumam saya pada pasien yang terbaring di
sana. Ia diam, megap-megap. Matanya tidak membuka, tapi mimiknya terusik
gerakan saya yang memasangkan kembali oksimetri ke tangannya. Lalu setelah saya
selesai memasang dan membenarkan sungkup oksigennya, ia kembali megap-megap
dalam keadaan damai. Tidak sepenuhnya damai, karena napasnya megap.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhRLCN_NLBV4DKdHVv_ANYzZX4Klr5JsRkxRN1o0KR_fv1TzyyuwVFWTUbcPks4m-ORV3D_pubB4MwgrkzjFXUpE-arTOSBN7ZxvZ277q9rk-GzcAKWmgtkHbu2rGGNdd1pzKEwbhODWI/s1600/10982.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhRLCN_NLBV4DKdHVv_ANYzZX4Klr5JsRkxRN1o0KR_fv1TzyyuwVFWTUbcPks4m-ORV3D_pubB4MwgrkzjFXUpE-arTOSBN7ZxvZ277q9rk-GzcAKWmgtkHbu2rGGNdd1pzKEwbhODWI/s640/10982.jpg" width="640" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Pasien
saya bayi berusia 11 bulan, dibawa ke rumah sakit oleh neneknya setelah 2 hari
tidak sadarkan diri dan 4 hari megap-megap serta demam. Diagnosis kami adalah
radang paru-paru dengan ancaman gagal napas, yang berarti pasien bisa meninggal
karena kegagalan bernapas. Pada suatu titik, paru-paru yang megap akan
menyebabkan otot pernapasan lelah, dan yang lelah akan melepaskan nyawa. Saya
dan dokter lain yang bertugas telah menjelaskan keadaan ini dan menyarankan
pasien dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap untuk
mendapatkan bantuan pernapasan dengan ventilator.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">"Dok,
mau bicara," ujar nenek pasien. Saya persilakan nenek itu duduk di depan meja saya.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">"Dok,
saya mau bawa pulang cucu saya," kata si nenek. Saya menatap nenek cukup
lama dengan keheranan, hingga akhirnya bangkit menanyakan alasannya. "Mau
dirawat di rumah saja," kata nenek. Saya menanyakan dimana orang tuanya,
apakah orang tuanya tahu kondisi anaknya. "Saya mau kok menjelaskan dari
awal jika orang tua pasien mau kesini, supaya bisa punya pikiran yang jernih
dan bisa menimbang ulang keputusan," saya berusaha bicara sepersuasif
mungkin, begitu persuasifnya hingga saya berpikir saya seperti setan yang
sedang membujuk manusia melakukan dosa, tapi jawaban selanjutnya menghancurkan
hati saya dan bisa jadi menghancurkan hati pasien apabila pasien saya bukan
anak 11 bulan yang belum bisa berbahasa.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">"Kata
orang tuanya terserah saya, mereka tidak mau datang, Dok. Ya sudah,
katanya, yang penting sudah usaha."</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Saya
melihat lagi ke arah ruang resusitasi, bertanya-tanya </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">–</span></span> </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">apakah
malaikat maut, yang mungkin sedari tadi duduk di sana, pernah sedih mendengar
betapa lemahnya perjuangan manusia, bahkan untuk hal sekrusial nyawa?</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"> </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">----------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div>
</div>
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; width: 7.6041in;">
</div>
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; width: 7.6041in;">
<br />
<i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Circumstance
#3</span></span></i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"> </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">"Masih
gak mau makan?<span style="font-family: inherit;">"</span></span></span></div>
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; width: 7.6041in;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Saya
bertanya kepada pasien berumur 20 tahun, dengan penyakit autoimun yang baru
saja bisa didiagnosis setelah sekian banyak tes diagnostik yang dilakukan.
Kakinya bengkak, kencingnya sedikit, nafasnya pun sesak karena jantungnya
membengkak. Saya berada di rotasi penyakit dalam dan ini adalah hari ke-6
perawatannya; kondisinya masih jauh dari kata baik, padahal <span style="font-style: italic;">length of stay</span> pasien di dalam rawat inap
tidak boleh terlalu lama agar tidak terkena infeksi kuman rumah sakit.</span></span></div>
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; width: 7.6041in;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">"Mau
pulang," jawabnya singkat.</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">"Belum
bisa pulang kalau belum mau makan," jawab saya lagi. Pasien itu menangis
sambil berkata pelan, rindu anaknya. <span style="font-style: italic;">Umur 20
tahun dengan 2 anak</span>, pikir saya, <span style="font-style: italic;">hebat</span>.
Saya yang usianya lebih tua saja sudah kelimpungan mengurus diri sendiri. Dari
sini, saya ingin memanggil namanya dengan sebutan Aruh.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span></div>
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyWwbMepj61a3t9Alk4ESnAI8tTviuNxDbUpTCUH2uNEC9OnHaJWB57wgovBz6HwbqFBdEXxdsPMxJC5bnuaX88pzhF9XTZAUUeCKgopovkImQZvmxSmek6Xi0s115_EgZ4ZsXNZ2M9PE/s1600/10981.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyWwbMepj61a3t9Alk4ESnAI8tTviuNxDbUpTCUH2uNEC9OnHaJWB57wgovBz6HwbqFBdEXxdsPMxJC5bnuaX88pzhF9XTZAUUeCKgopovkImQZvmxSmek6Xi0s115_EgZ4ZsXNZ2M9PE/s640/10981.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;">
</div>
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; width: 7.6041in;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">2 hari
kemudian, saya mulai bisa banyak mengobrol dengan Aruh. Kata Aruh, dulu kencingnya pernah
berwarna merah kehitaman, tapi dia berobat ke dukun dekat rumahnya, diberi
jamu, lalu sembuh dalam 3 minggu hingga 1 bulan. Beberapa bulan lalu, wajahnya
pernah memerah seperti pakai blush on di sekitar hidung sampai pipi, namun
tidak diobati dan hilang sendiri. 2 minggu ini, Aruh merasa sesak. Ketika
diperiksa ternyata jantungnya bengkak karena banyak cairan di selaput
pembungkus jantungnya. Akhirnya cairan di dalam selaput jantungnya diambil dan
diteliti; cairannya jernih bersih dan kemungkinan disebabkan penyakit autoimun
yang dinamakan <span style="font-style: italic;">Systemic Lupus Erythematosus</span>
(SLE) atau simpelnya Lupus. Kalau tidak familiar, coba cari berita tentang
<a href="https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=selena+gomez+lupus" target="_blank">Selena Gomez</a>; ia sampai kehilangan satu ginjal karena penyakit ini.</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Aruh
merupakan perempuan dari strata sosial ekonomi menengah ke bawah – anak
perempuan menikah muda untuk meringankan beban finansial keluarga. Walau Aruh
masih muda, Aruh sayang pada kedua anaknya. Anaknya yang pertama usia 3 tahun,
yang kedua usianya mungkin baru 5-6 bulan. Saya bisa bicara panjang lebar pada
Aruh sejak hari perawatannya yang ke-8. Ada hari-hari dimana Aruh patuh dan
makan teratur, moodnya lebih baik dari biasanya. Ada juga hari-hari dimana Aruh
bisa menangis tersedu-sedu hingga membuat pasien bangsal di sekitarnya melihat
penasaran, tapi intinya, di hari perawatan ke-14 akhirnya Aruh lulus dari
bangsal perawatan dan pulang dengan wajah bahagia. Aruh berpamitan pada saya
sambil setengah memeluk dan menangis, mengucapkan terima kasih dan berjanji
tidak mau bertemu saya lagi di bangsal. Saya menahan tangis (<span style="font-style: italic;">selalu seperti itu</span>) dan berkata Aruh tidak
boleh minum banyak-banyak agar tidak sesak, karena jantungnya sekarang payah
dan tidak bisa mencerna begitu banyak air.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigBIY0-uI0-kLX-_j7MFUmQdFPNBOSP1vno5L7kCp7Zo9pVyxEFbT9w6XobRRdREnPCKXJCZM7HRfeuYewZWn64hxfkB_6u6mz2VyBoSfEt4ZlOFkxJW80zn1rbK_YM6A6HIx0EXLHR48/s640/2016-11-11+12.31.37+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Feeling breathless? Let this help.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">3 minggu
setelah kepulangan Aruh, saya masih berada di rotasi penyakit dalam, di bagian
paru. Malam itu, saya jaga IGD. Saya sedang berdiri di depan pintu IGD ketika
pintu dibuka dengan kasar dan seorang pasien dituntun masuk. Saya bersiap
mengambil tensi dan ketika saya melihat pasiennya, saya terkejut melihat Aruh
dalam keadaan sesak. "Aruh kok di sini lagi? Aruh minum banyak air?,"
kata saya sambil memeriksa. "Nggak dok, saya minum sedikit, tapi
sesak," kata Aruh dengan terputus-putus seolah udara tak sudi
sambung-menyambung masuk ke dalam parunya. Aruh dibawa ke ruang ronsen dan
ketika saya lihat, parunya ciut sebelah dengan gambaran penuh bercak putih pada
paru sebelahnya. Aruh terkena tuberkulosis paru.</span></span></div>
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;">
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Aruh
merupakan perempuan dari strata sosial ekonomi menengah ke bawah – Aruh tinggal
bergerombol dengan 8 orang lainnya dalam satu rumah yang sirkulasi udaranya
kurang bagus dan ruang-ruangnya tak banyak tersentuh matahari. Beberapa anggota
keluarganya batuk lama dan menjadi kurus, dan hal itu yang tidak disadari oleh
orang terdekat Aruh sehingga ketika kami bertanya di awal, keluarga menjawab
"Tidak ada yang sakit seperti itu, dok". Aruh mendapat terapi penurun
imun untuk Lupusnya dan penurun imun tersebut memberikan kesempatan bakteri
Tuberkulosis untuk merajai tubuh Aruh selama 3 minggu setelah kepulangannya.
Saya cukup kecewa Aruh tidak datang untuk kontrol setelah pulang rawat inap,
tapi saya lebih kecewa ketika keesokan harinya setelah bertemu di UGD saya
mencari Aruh di bangsal dan mendapati dirinya tidak ada.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">"Dok,
setengah jam lalu Aruh <span style="font-style: italic;">code blue</span> dan
sempat memanggil nama dokter, saya bilang dokter sedang visite dengan dokter
lain. Setelahnya, Aruh pergi."</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Aruh
berjanji tidak akan bertemu saya di bangsal lagi dan Aruh menepati janjinya.</span></span></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">----------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Jadi, itulah 3 <span style="font-style: italic;">circumstances</span> yang paling sedih yang mungkin
bisa gue tulis di sini. Sebenernya masih ada banyak circumstances lain yang
bisa bikin gue nangis bombay kalo di <span style="font-style: italic;">flashback</span>
lagi, tapi cukup 3 saja dulu karena <span style="font-style: italic;">too much is
never good</span>. Dulu, di awal masa ko-as, setiap ada pasien gue yang
meninggal, gue pasti berkaca-kaca. Lama-lama, gue bisa tetap tenang berdiri
sambil <span style="font-style: italic;">delivering bad news</span> dan menangis
di toilet setelahnya. Lebih lama lagi, gue bisa tetap tenang bilang turut
berbelasungkawa, kembali bekerja, dan baru sedih di rumah sepulang kerja,
memikirkan berita-berita buruk yang gue sampaikan, keluarga yang bersedih, dan
bahkan gue memikirkan apa yang mau dilakukan pasien tersebut kalau saja detik
ini dia masih hidup. <span style="font-style: italic;">With time, I could improve
my expression towards sadness, but the pain of seeing people dead stays the
same like the first time.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;"><br /></span></span></span></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Tapi beneran, selain
banyak <span style="font-style: italic;">circumstances</span> sedih yang bikin
gue bertanya "Kenapa sih hidup bisa sesedih ini?", banyak juga momen
bahagia dan bahkan keajaiban, baik untuk yang percaya maupun tidak percaya
bahwa keajaiban itu ada. Kadang gue pikir malaikat udah berdiri di ujung
ruangan mengamati usaha manusia dan dengan tenang menghitung waktu untuk segera
bertugas, tapi ternyata pasiennya selamat dan pamitan sama gue beberapa hari
setelahnya seolah gak pernah sakit. Kadang gue pikir, <span style="font-style: italic;">rate of survival</span> seorang pasien begitu besar, tapi tiba-tiba
pasiennya perburukan dan semua dihadapkan situasi yang sangat tidak mengenakan;
yakni situasi berduka karena kematian yang benar-benar tidak dibayangkan. <span style="font-style: italic;">Being a doctor (or other healthcare companions) sure
is like being in giant roller-coaster of emotions, wandering between loops of
births and deaths.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1282" data-original-width="1600" height="512" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZh_dWzzI8oyH4OM_JpohWzsDyEKpwlJL0WyFShoUWAMf2mQIJ9iK6k75AIQiI-OB6Fr-M_6lwvfNA-o_MEoVoWE1uNeCGfzpuiHoZ80tSt9QiAx6QGoelpMQB4Q0ff-pMt3-tm_kf6HQ/s640/2015-10-31+09.04.56+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;">Emotional roller-coaster spinning in loops of births and deaths (and miracles, in between).</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;"> </span></span></span></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;">So in the end, I hope this post is enjoyable and of
course, meaningful, as it is for me</span>. Semoga pembaca yang selalu merasa
dokter itu prosedural, kaku, dan<span style="font-style: italic;"> heartless</span>,
bisa sedikit merasakan sisi kemanusiaan dari batin seorang dokter, yang tidak
peduli berapa tahun pengalamannya, akan selalu bisa merasakan sedih atas
pekerjaannya, hanya lebih pintar <span style="font-style: italic;">masking</span>-nya
saja seiring bertambahnya jam terbang. Sekali lagi, selamat merayakan idul
fitri dan selamat beranjak kembali ke new normal secara perlahan (I don't
really agree to it, but I have my reasons not to 100% ban it as well). Selalu
cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, gaya hidup sehat, dan please be aware of
you and your surroundings. Semoga sehat dan bahagia selalu.</span></span></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Terima kasih telah
membaca.</span></span></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Penuh cinta,</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" /></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Your writer x doctor</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Dina </span></span>
</div>
</div>
</div>
</div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">
</span></span>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-35733606817119704602020-03-22T10:22:00.002+07:002020-04-11T10:31:13.748+07:00Tidak Ada Gunung Bagi Pemula: Prau 2565 MDPL<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Selamat Minggu pagi semuanya<i>.</i></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><i>Well, we're at the
end of March 2020</i>. Jangan tanya kemana saja gue karena gue juga tidak mengerti
kenapa tiba-tiba sudah bulan Maret 2020 dan tidak begitu paham apa saja
kegiatan yang gue lakukan dari terakhir kali menulis blog hingga detik ini gue
bisa posting lagi. Yang jelas, di tahun baru kemarin salah satu resolusi gue
adalah untuk menulis lebih banyak dan ide yang lebih produktif, namun sayangnya
hingga bulan ketiga di tahun ini, tidak ada yang terwujud dan otak bersamaan
dengan jari gue begitu malas menulis<i>.</i></span></span><br />
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://media.giphy.com/media/t68gTcuEpHOiA/giphy.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="226" data-original-width="400" height="225" src="https://media.giphy.com/media/t68gTcuEpHOiA/giphy.gif" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">All thanks to Giphy for providing intro GIFs for me. Viva GIF life!</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><i><span lang="en-ID">I
had so many updates in life, so many things coming and gone, and so many
emotions felt, yet sometime I still feel empty inside </span></i><span lang="en-US"><i>–
but blah, that is okay. First thing first, I finally came to decision to leave
my hometown, and got myself a place in</i> Kabupaten Bandung, dikelilingi
pegunungan dan udara dingin, sesuai naturku pada biasanya. <i>Second thing, I am
still a doctor and now I am placed (just like all of you) <b>IN THE MIDDLE OF A
PANDEMIC</b>. <b>COVID-19 is making us all crazy </b>and also, <b>inhumane</b> at some points.
</i>Supermarket </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">all clear</span><span lang="en-US"> dari barang-barang, terutama tissue, hand-sanitizer, masker, dan
sabun, orang-orang </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">self-quarantined</span><span lang="en-US"> dan </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">work from
home</span><span lang="en-US">, perusahaan tidak beroperasi, Rupiah anjlok, dan
gue masih di sini, di rumah sakit, dengan pasien yang nambah banyak dengan
proporsi yang sakit 'biasa' lebih banyak dari pada yang benar-benar membutuhkan
pertolongan unit gawat darurat. Sakit 'biasa' secara definisi adalah keluhan seperti sakit gigi dimana pasiennya masih bisa ngobrol dan senyum-senyum, BAB 3x sehari cair sejak 4 jam sebelum ke RS, atau demam sejak 2 jam lalu, dimana pasiennya udah berobat ke klinik 1 jam yang lalu tapi merasa belum membaik, karena obatnya belum diminum. Sungguh, di era pandemi yang virusnya udah mulai disinyalir ditransmisikan lewat udara (<i>airborne</i>) </span><span lang="en-US"><i>– </i>bukannya droplet lagi, keputusan untuk pergi ke UGD/RS untuk sakit yang sebenernya bisa beli obat sendiri adalah membahayakan diri sendiri.</span></span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://media0.giphy.com/media/E2Qh3cLjCY2S4/giphy.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="180" data-original-width="360" height="200" src="https://media0.giphy.com/media/E2Qh3cLjCY2S4/giphy.gif" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">It's amazing and also frustrating; how this pandemic changed us.</span></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><i><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://thespinoff.co.nz/wp-content/uploads/2020/03/Covid-19-Handshake-Alternatives-v3.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="800" height="384" src="https://thespinoff.co.nz/wp-content/uploads/2020/03/Covid-19-Handshake-Alternatives-v3.gif" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">I got this GIF here: <a href="https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.greenpeace.org%2Fnew-zealand%2Fstory%2F11-simple-ways-to-care-for-each-other-during-the-covid-19-coronavirus-pandemic%2F&psig=AOvVaw2Gnn6iM2PExK4Md4BvM1lB&ust=1584933160105000&source=images&cd=vfe&ved=0CAQQjB1qFwoTCPitxKWOregCFQAAAAAdAAAAABAD" target="_blank">Greenpeace USA</a></span></td></tr>
</tbody></table>
</i></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><i>Hey</i>,
mengeluh di intro adalah jalan ninjaku.</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">So let's
just jump from me whining, jadi gue udah ngasih <span style="font-style: italic;">hint</span>
di post sebelumnya bahwa ada tempat yang gue kunjungi di 6-8 bulan terakhir. T<i>o
recall back, I will just attach the photo.</i></span></span><i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"> </span></span></i></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbzozD8EVtit67ck1_cNZUTI_Kc4_yBWvyHaNddmwAWxMpQfLNlXU382PFaQIs07hIpUPVHvp5_PSW-LyoIIesmGBwcGuIzr2Js6MyRhPdw77IzZLsvoFUSfVTkjE6bJhzwCpBs4gHVio/s1600/2019-09-08+01.46.13+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbzozD8EVtit67ck1_cNZUTI_Kc4_yBWvyHaNddmwAWxMpQfLNlXU382PFaQIs07hIpUPVHvp5_PSW-LyoIIesmGBwcGuIzr2Js6MyRhPdw77IzZLsvoFUSfVTkjE6bJhzwCpBs4gHVio/s640/2019-09-08+01.46.13+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Simply
judging, gambar ini mengandung unsur perbukitan dengan tone warna cokelat,
dengan gue memunggungi kamera, memakai baju hitam bertuliskan "Bima"
– sebuah kota di Nusa Tenggara Barat yang gue kunjungi di bulan Maret 2019.
Tapi sayang sekali, <span style="font-style: italic;">I would love to get back
there, but the picture itself wasn't taken there.</span> </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Jadi, di
bulan Agustus kemarin, gue akhirnya naik gunung lagi. <span style="font-style: italic;">Been in love with (simple, non-advanced, recreational) mountaineering
since last year and I could not stop thinking about mountain every time it's
sunny and specifically, summer.</span> Gue menargetkan sejak tahun lalu, setiap
tahun setidaknya naik gunung 2 kali di musim kemarau dan tahun ini di bulan
Maret, gue naik ke Tambora walau hanya sedikit dan nggak muncak, dan Agustus
ini gue impulsif berdua sama temen ikut open trip lagi. Sempet bingung mau
pilih gunung apa untuk didaki karena 1) Mau gunung yang beginner-friendy,
karena temen gue baru pertama kali mendaki, 2) … Tapi bukan Papandayan, 3)
Maunya tipe gunung yang panas, bukan hutan hujan (contoh: Pangrango). Setelah
berkali-kali mikir, apakah mau ke Gunung Gede, Semeru sampe Kalimati saja, atau
Papandayan (lagi), pilihan jatuh kepada Gunung Prau.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Gunung
Prau secara administratif terletak di 3 Kabupaten: Kabupaten Batang, Kabupaten
Kendal, dan Kabupaten Wonosobo, tapi paling sering digapai lewat Wonosobo,
karena termasuk dalam gugusan Dataran Tinggi Dieng dan masih banyak atraksi
lain di sekitarnya, misal Telaga Warna, Kawah Sikidang, dan lain-lain. Gunung
Prau diklaim sebagai <i>beginner-friendly</i> sampai-sampai pintu masuk pendakiannya penuh dengan
rumah persinggahan, dan puncaknya bisa penuh dengan kemah di masa liburan. Kata
orang, Prau gunung yang menyenangkan dan tidak terlalu tinggi, 2565 mdpl saja.
Akhirnya tanpa banyak babibu dan langsung setuju, gue dan teman gue kali ini,
Clarissa, bergabung lagi bersama strangers di sebuah meeting point di Jakarta
Selatan. Rasanya senang sekaligus <span style="font-style: italic;">thrilled</span>
salam-salaman lagi dan kenalan lagi sama orang baru lewat<span style="font-style: italic;"> open trip</span>. Kebanyakan teman-teman usianya
sebaya kita tapi pergi berpasangan cewek-cowok. Cuma gue dan Clarissa yang
pergi berdua cewek-cewek. Sisanya <span style="font-style: italic;">join open
trip pure</span> sendirian.</span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://i.pinimg.com/736x/76/f0/ff/76f0ff5869a88e7c71724102c97de85f.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="640" src="https://i.pinimg.com/736x/76/f0/ff/76f0ff5869a88e7c71724102c97de85f.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Kalo ditanya kenapa mau ke Prau, mungkin karena review <i>beginner-friendly</i>, bisa liat banyak gunung, dan banyak bunga daisy. Source: <a href="https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.pinterest.co.uk%2Fpin%2F757730706031084661%2F&psig=AOvVaw0hvDYBP2iHqDgQdhVl1OL8&ust=1584933958205000&source=images&cd=vfe&ved=0CAMQjB1qFwoTCMDe_6qRregCFQAAAAAdAAAAABAk" target="_blank">Pinterest</a></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Perjalanan
dari Jakarta ke Wonosobo memakan waktu sekitar 7-8 jam lewat jalan tol Cipali.
Tidak terlalu ingat detil malam itu karena jalanan gelap ditambah jiwa karung
beras yang membuat gue bahkan bisa tidur walaupun ada di situasi yang
seharusnya tidak bisa tidur. Waktu matahari terbit yang jelas kita sudah ada di
Dataran Tinggi Dieng, turun sebentar untuk beli gorengan dan menatap matahari
terbit, dan jam 7 kami sudah sampai di Gerbang Patak Banteng. Benar rupanya,
Gerbang Patak Banteng merupakan pemukiman padat penduduk yang kebanyakan sudah
menjelma tempat pemandian,<span style="font-style: italic;"> homestay</span>,
atau warung bagi para pendaki.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Setelah
bebersih dan sarapan, pendakian start jam 10 pagi. Sungguh, pendakian
(rekreasional) tersiang selama sejarah gue mendaki. Katanya, untuk mencapai
2565 mdpl tidak terlalu menyakitkan dan hanya makan waktu 3-4 jam, jadi
mulainya bisa dari siang karena pasti pas sore udah sampai di puncak. Gue
ngangguk-ngangguk aja denger pimpinan rombongan bilang gitu, "Oh mungkin
pendakian ini tidak akan terlalu menyakitkan ya, syukurlah. Gue gak terlalu
banyak olahraga sebelum naik ke sini". Yap, salah satu alasan kenapa gue
pilih Prau adalah karena beberapa bulan ke belakang gue jarang sekali olahraga
dan cenderung <span style="font-style: italic;">sedentary lifestyle</span> – ke
tempat kerja pagi-pagi naik motor, kerja dari jam 8 sampe jam 8, kadang bisa
tidur siang dan ngemil banyak di tempat kerja, pulang jam 8 malam kemudian
bablas mampir Warmindo untuk makan indomie rebus pakai telor dan sayuran,
minumnya teh manis. Rutinitas itu berulang selama 1 bulan ke belakang dan
sekarang gue berusaha kembali menekuni hobi yang membutuhkan kapasitas fisik
yang bagus. Mon maap???</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">
</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Pendakian
dibuka dengan pemandangan sawah ber-terasering. Bersusun dengan indah
mengelilingi daerah pemukiman warga. Sawah terlihat kuning kecoklatan karena
musim kemarau panjang, tapi tetep cantik bukan main. Sampai di gerbang
pendakian, gue langsung lemes liat tangga bersusun sedemikian banyaknya
berwarna-warni. Gue suka warnanya tapi nggak suka dengan objeknya, yakni
tangga. Aku dan tangga dalam pendakian sungguhlah bukan teman baik – tiba-tiba
pikiran gue terbang ke satu tahun yang lalu, waktu gue jatuh di tangga
Pangrango yang banyaknya bukan main, meninggalkan bekas kuku cantengan yang
seminggu kemudian membentuk abses dan gue terpaksa insisi (beset) sendiri di
kamar kos di Serang buat keluarin nanahnya. Tangga bersusun berundak-undak, mau
nggak mau kita naikin satu-satu. Di sinilah kejompoanku (dan jiwa pemalas
olahraga) mulai terkuak, baru naik tangga 5-6 udah melipir karena engap. Naik
lagi, melipir lagi. Begitu terus sampai akhirnya ketemu trek tanah berdebu yang
licin (kering aja licin, gimana basahnya?)</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span><span style="font-family: inherit;"> </span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEideqt_3tdnzE2TUNOJhzdk3b1PXTpche4HmR3yVkaVw4deHxkXG8tYvY4EEOQZ0fIxKDDupxwVBsAbREx0eSPWgN_cauZumVnXCZAOuh9gu5xx2JRerruKVqLuGviGVZ3TPNr03nNZg/s1600/2020-03-21+10.38.29+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEideqt_3tdnzE2TUNOJhzdk3b1PXTpche4HmR3yVkaVw4deHxkXG8tYvY4EEOQZ0fIxKDDupxwVBsAbREx0eSPWgN_cauZumVnXCZAOuh9gu5xx2JRerruKVqLuGviGVZ3TPNr03nNZg/s640/2020-03-21+10.38.29+2.jpg" width="480" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW8fbkp1CIfRzgCo5fHnvGSTNEFs2RtUDsmffghjhWAMPJCBLaOII_GGfJQTvUaIWswwUW14LM5ewBl2U9WBCYalqRIgzcwwHIRM44Bnlty0i82pdRBkr0YOYxAF9MSv7cty3VOt0zTDU/s1600/2020-03-21+10.38.37+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW8fbkp1CIfRzgCo5fHnvGSTNEFs2RtUDsmffghjhWAMPJCBLaOII_GGfJQTvUaIWswwUW14LM5ewBl2U9WBCYalqRIgzcwwHIRM44Bnlty0i82pdRBkr0YOYxAF9MSv7cty3VOt0zTDU/s640/2020-03-21+10.38.37+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Prau dari permulaan trek sudah nampak seperti gunung untuk turis – baru beberapa langkah melewati
gerbang start pendakian, udah ada yang jual souvenir badge, enamel, dan
lain-lain khas gunung Prau. Mendaki lebih ke atas lagi, ketemu beberapa warung
di kanan kiri jalan menjajakan gorengan dan semangka (sumpah, semangka di
gunung is the best idea human could invent). Tidak jarang warung jualan makanan
besar, seperti pecel ayam dsb. Prau adalah gunung yang ramah dan ceria. Bahkan
warung-warungnya punya <span style="font-style: italic;">background</span> yang
spektakuler – warung nangkring di ujung tebing, dihiasi dengan pemandangan
sawah-sawah yang kecoklatan karena kemarau panjang, serta keliatan gunung lain
dong dari kejauhan (yes, Prau is surrounded by Sindoro and Sumbing – <span style="font-style: italic;">you could catch their silhouettes from Prau</span>).</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD6mHDcS7VP3C52vJHTvZcjm0GJqEzCvwUi32MFa5YSUsJ-CXIf3wyqNdhaljdc6fgSLs7eJpvk1l0hi1ofeFB25KZvq3JNbLk5tX4bZaf6m1mFhSqUYzllmIOVQ21r-i_-3Gc2ODG_6U/s1600/2020-03-21+10.37.55+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD6mHDcS7VP3C52vJHTvZcjm0GJqEzCvwUi32MFa5YSUsJ-CXIf3wyqNdhaljdc6fgSLs7eJpvk1l0hi1ofeFB25KZvq3JNbLk5tX4bZaf6m1mFhSqUYzllmIOVQ21r-i_-3Gc2ODG_6U/s640/2020-03-21+10.37.55+2.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzeV5CMj6V36D04zdDDnTDIfgxHsB4p7LnkfVOX3FuFD3s3eMBX7KqQ-iBNoGwdnS-32ooZmKMRQPGI2cA6zkyNneDvt31amkbpoDGWNCrHHwuGFIuN3XYvB2KmivRG8b_89wP5qb7ibo/s1600/2020-03-21+10.38.20+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzeV5CMj6V36D04zdDDnTDIfgxHsB4p7LnkfVOX3FuFD3s3eMBX7KqQ-iBNoGwdnS-32ooZmKMRQPGI2cA6zkyNneDvt31amkbpoDGWNCrHHwuGFIuN3XYvB2KmivRG8b_89wP5qb7ibo/s640/2020-03-21+10.38.20+2.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Di Prau, lo bisa melipir setiap 300 meter untuk menikmati makanan warung. <i>Fancy eh</i>?</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Semakin
atas, trek berubah semakin berdebu dan curam. Trek menjadi tanah dan akar
dengan sedikit susunan bebatuan. Di musim kemarau Prau penuh dengan tanah
berdebu dan bisa sekali menjadi masker jika kita tidak megenakan penutup wajah.
Pendakian pertama gue di Papandayan, sama sekali nggak butuh buff karena tanah
Papandayan sama sekali nggak ngepul. Pendakian kedua di Pangrango, butuh buff
supaya pipi nggak kedinginan, tapi <i>basically</i> Pangrango adalah hutan hujan
tropis yang basah dan lembab. Pendakian ketiga ke Tambora, tanahnya becek
karena sedang musim hujan, jadi nggak perlu buff. Cuma ke Prau ini aja butuh
banget buff karena berdebu pisan.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-6TskhUAFsCnoZKs86WqSn0Bi39zy3RLYcDu6RThaw72nTqtd1V3r0Qlq5-AAMhJ-3KW3l8C6CJQzYIw6klXAcSl2Dnsa4wMGx5ea243xLEMte1DG6mkRj6kEcpAm5MDNVFzQs9qkpek/s1600/2020-03-21+10.38.55+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-6TskhUAFsCnoZKs86WqSn0Bi39zy3RLYcDu6RThaw72nTqtd1V3r0Qlq5-AAMhJ-3KW3l8C6CJQzYIw6klXAcSl2Dnsa4wMGx5ea243xLEMte1DG6mkRj6kEcpAm5MDNVFzQs9qkpek/s640/2020-03-21+10.38.55+1.jpg" width="480" /></a></div>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Lebih naik lagi ke atas, trek semakin berundak dengan akar dan tanah, namun berundaknya
ini tinggi-tinggi, sehingga kita tidak jarang kita harus menggunakan tangan
juga untuk bisa naik (atau mungkin karena gue aja yang pendek). Oleh karena itu
sangat dibutuhkan sarung tangan. Kebayang, narik-narik akar sambil berusaha
membopong diri yang bawa carrier itu nggak enak, bisa-bisa pas pulang tangan
luka-luka dan kapalan. Bukannya soal estetika, tapi ini perihal kenyamanan saat
mendaki dan bagaimana kita bisa tetep <span style="font-style: italic;">in-shape</span>
sepulang dari pendakian. 3 jam pendakian, kita bisa menemukan kanan kiri trek
curam dan bisa melihat beberapa atraksi wisata Dieng dari atas, misalnya Telaga Warna. Kita juga bisa lihat jalan-jalan dan mobil yang berkendara, semua
semakin mengecil semakin kita mendekati puncak.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;"> </span></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheTHoFqsPMw3ijMu5hBvml5nETlganSR9JcP2Nxbmg-JoEJRB0mUV9kuZRkzDaIxqRE3XYbeKUJQNFtlwMDjSxgehA5AuNFV-lFZ29f8lbISLPL-rjJ3OoEWrBM5067_ZRecbrvNr-uLo/s1600/2020-03-21+10.32.41+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1202" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheTHoFqsPMw3ijMu5hBvml5nETlganSR9JcP2Nxbmg-JoEJRB0mUV9kuZRkzDaIxqRE3XYbeKUJQNFtlwMDjSxgehA5AuNFV-lFZ29f8lbISLPL-rjJ3OoEWrBM5067_ZRecbrvNr-uLo/s640/2020-03-21+10.32.41+1.jpg" width="480" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnpIWpH-jh5vlISNvbhPbO127u5dpLf3fqx3_KhsVv2Ai62T5d08Jujjg3thOD-EiCe6f5kPHWW9SzYeZ5wScfvxT2-Wif5z1N4tCNvpNrOv3czwWD59OskWFEbuLz2_8gW6cqGmNTSRI/s1600/2020-03-21+10.32.42+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnpIWpH-jh5vlISNvbhPbO127u5dpLf3fqx3_KhsVv2Ai62T5d08Jujjg3thOD-EiCe6f5kPHWW9SzYeZ5wScfvxT2-Wif5z1N4tCNvpNrOv3czwWD59OskWFEbuLz2_8gW6cqGmNTSRI/s640/2020-03-21+10.32.42+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1JcGtEityDp0CO_ZeyRktxI7EpwTnIWLOjbPpNc8q0e2sg3lNFIHlXEeDPFRS7nXXG-bPi3b2Gjz3r_GYw9Wi7OQbffLqZNNLTA8WQNjQ1OHrZw5vvuBJHGtFTTAGSRf03a-MEP5qz64/s1600/2019-09-08+08.23.25+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1JcGtEityDp0CO_ZeyRktxI7EpwTnIWLOjbPpNc8q0e2sg3lNFIHlXEeDPFRS7nXXG-bPi3b2Gjz3r_GYw9Wi7OQbffLqZNNLTA8WQNjQ1OHrZw5vvuBJHGtFTTAGSRf03a-MEP5qz64/s640/2019-09-08+08.23.25+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Diambil dari kejauhan: Telaga Warna.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;">What's good (or bad) about Prau</span> juga adalah di
gunung ini masih banyak spot sinyal. Ada banyak orang pergi ke gunung dengan <span style="font-style: italic;">background</span> yang berbeda – ada yang memang ke
gunung demi konten dan berasas publikasi, ada yang mau ke gunung untuk <span style="font-style: italic;">escape</span> rutinitas dan kesibukan, ada juga yang
memang mau <span style="font-style: italic;">refreshing</span> tapi nggak bisa
jauh dari kesibukan di tempat asal dan tetap mau <span style="font-style: italic;">keep
in touch</span>. Oleh karena itu, keberadaan sinyal sebenarnya <span style="font-style: italic;">both helping</span> dan <span style="font-style: italic;">annoying</span>,
tergantung subjeknya siapa. Tapi, sinyal di Prau relatif bagus apalagi pas
masih di bawah (dengan catatan, gue tidak memakai <span style="font-style: italic;">main
operator in Indonesia</span>, T*****s**l) dan ketika mendekati puncak akan ada
plang-nya bahwa di daerah tersebut merupakan zona sinyal (gue lupa foto tapi
hehe). So far, sinyal gue di zona sinyal tersebut 3-4 bar dan bisa telpon, tapi
untuk internetnya sendiri edge sehingga nggak adekuat untuk internet. Untuk
yang pake T*****s**l, sinyal internet cukup adekuat buat buka notif instagram
dan whatsapp. Dengan keberadaan sinyal ini, Prau adalah gunung yang benar-benar
sangat metropolitan.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Prau,
seperti Papandayan, tidak memiliki puncak definitif, tidak ada titik
tertingginya – dengan kata lain, 2565 mdpl bukan puncak definitif. 'Basecamp
puncak' Prau luas dan datar, dengan hamparan rumput luas dan bunga-bunga liar
yang cantik di beberapa sudutnya. Tapi ada juga sudut yang bertanah – jadi,
pintar-pintarlah memilih lapak berkemah. Pendakian dari pintu gerbang hingga
sampai ke Puncak buat gue memakan waktu 4 jam, dengan stamina orang yang gaya
hidupnya hanya kerja dan rebahan. Kalo lo lebih atletik, bisa lebih gercep lagi
sampe di basecamp teratas pendakian via Patak Banteng ini. Waktu itu, gue tiba
pukul 2 siang, awan masih menggantung, menghalangi pemandangan gunung-gunung
lain (Sindoro, Sumbing, Slamet) yang seharusnya bisa dilihat dari Prau.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYAv_oxrGHbEdqDpPaH5UIM-wbxi6FIkS5ZGj8MLqy0lLRt4fB4s35HJGoZiwfDduy3yQF-lVQJ9TEVT0jkyGRGzOrhT1rIwwn6ern1-NcvtQZII5t1aZhqo-IfdtZL5K9bmGhut62cic/s1600/2020-03-21+10.32.33+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYAv_oxrGHbEdqDpPaH5UIM-wbxi6FIkS5ZGj8MLqy0lLRt4fB4s35HJGoZiwfDduy3yQF-lVQJ9TEVT0jkyGRGzOrhT1rIwwn6ern1-NcvtQZII5t1aZhqo-IfdtZL5K9bmGhut62cic/s640/2020-03-21+10.32.33+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Selain
pemandangan gunung-gunung di sekitarnya, Prau juga diberkahi kenampakan
bukit-bukit – nama familiarnya adalah Bukit Teletubbies. Bukit Teletubbies Prau
ini agak mirip-mirip dengan bukit-bukit di Nusa Tenggara Timur (yang namanya
juga Bukit Teletubbies), apalagi ketika musim kemarau panjang dan
rumput-rumputnya jadi cokelat karena kering. Pertanyaannya adalah, kenapa di
negara kita banyak banget yang menamai wilayah perbukitan dengan Bukit
Telettubies? Sejujurnya tidak mengerti kenapa semuanya harus Teletubbies –
apakah karena tidak ada acara TV lain yang menampakan bukit se-spesifik acara
TV Teletubbies?<span style="font-style: italic;"> </span></span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqeI9O17L_2WcisltEB5Xlxh7i_WIc1cbFaWwMENOlfi4axKD8skSy0CnPt2iboEPKagVy2oRLC1m046pTLMAT_AG8EJCWblHQmS3xQ9gdNe9jskAQd1tsTE69U9QLsYniAVSkBMYoPBA/s1600/2020-03-21+10.32.32+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1202" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqeI9O17L_2WcisltEB5Xlxh7i_WIc1cbFaWwMENOlfi4axKD8skSy0CnPt2iboEPKagVy2oRLC1m046pTLMAT_AG8EJCWblHQmS3xQ9gdNe9jskAQd1tsTE69U9QLsYniAVSkBMYoPBA/s640/2020-03-21+10.32.32+2.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;">As expected</span> dari mendaki di kala weekend,
puncak Patak Banteng ramai sekali dengan pengunjung, untungnya kita dapet
tempat yang cukup datar dan nyaman untuk mendirikan tenda. Setelah beres-beres,
kita sibuk mengamati awan yang naik turun menutupi pemandangan gunung-gunung di
sekitar Prau. Ditungguin-pun, awan-awan masih senang menghalangi gunung Slamet,
Sindoro, dan Sumbing jadi kita memutuskan untuk nyari pemandangan lain aja.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Yang
paling mengasyikan dari gunung yang tidak punya puncak definitif seperti Prau
dan Papandayan adalah kemungkinan ada permukaan yang lebih tinggi lagi dari
permukaan yang kita pijak sekarang. Akhirnya, gue dan teman-teman memutuskan
untuk mencari permukaan yang lebih tinggi lagi untuk menikmati sunset dan kita
dapet spot dengan tentunya, tidak mudah, karena medan prau yang berpasir dan
rawan menggelincirkan pendaki yang bahkan masih pake sepatu hiking. Dari spot
itu, terlihat Telaga Warna dari kejauhan ditimpa sinar oranye matahari
terbenam. Awan-awan mulai menghilang dari sekitar, bintang-bintang mulai turun,
dan angin malam Prau mulai membekukan wajah.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT2oaXhSIHgF9FQSH43KykCK6THOqpLbLUxwPnjLPgzog5FMxSjxJW0psP9WHyKwXd_qZXKNcPZ9j0qxkpZE-vS3QufszyuUYl_DNn4-XkLSvzU2sRrsZdFyUMM_6QM5MHe3Ikd6S2F4c/s1600/2019-09-08+07.09.05+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT2oaXhSIHgF9FQSH43KykCK6THOqpLbLUxwPnjLPgzog5FMxSjxJW0psP9WHyKwXd_qZXKNcPZ9j0qxkpZE-vS3QufszyuUYl_DNn4-XkLSvzU2sRrsZdFyUMM_6QM5MHe3Ikd6S2F4c/s640/2019-09-08+07.09.05+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyjPDDx40S6PdKa84whWGQsl5_0OSl9SDZdU5sqfqmA4eSgsLaMtUCcXxJ53Nv3IAJFbO-IVI16r-dV1y0BiyxTj_RjvhP59QCGwS-PUKF4-l6__JvnmuD6KP9xNeEc5UdQKeKL70lAHQ/s1600/2019-09-08+08.50.34+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyjPDDx40S6PdKa84whWGQsl5_0OSl9SDZdU5sqfqmA4eSgsLaMtUCcXxJ53Nv3IAJFbO-IVI16r-dV1y0BiyxTj_RjvhP59QCGwS-PUKF4-l6__JvnmuD6KP9xNeEc5UdQKeKL70lAHQ/s640/2019-09-08+08.50.34+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Tidak
banyak hal untuk dikenang setelah matahari terbenam. Prau dingin, sama seperti
gunung lainnya yang setidaknya pernah gue jajaki, tapi tidak lebih dingin
dibanding pendakian pertama gue ke Papandayan. Malam itu, bintang tidak terlalu
banyak tapi ada beberapa, bulan sabit bertengger di langit, orang-orang lalu
lalang karena kondisi camp yang ramai. Yang selalu terasa spesial dari malam di
atas gunung adalah kopi dan mie instan hangat, sensasi menggesekan kedua tangan
dan meniup udara hangat dari mulut untuk mencari kehangatan, dan
obrolan-obrolan yang membawa strangers menjadi <span style="font-style: italic;">friends</span>
– bahkan <span style="font-style: italic;">family</span>. <span style="font-style: italic;">I don't know which part taking me back again and again to mountains; is
it the adventure and adrenaline rush? Is it the peace and serenity? Is it the
coffee? Or is it the new friends?</span> Tapi, pemikiran-pemikiran <span style="font-style: italic;">kenapa</span> dan <span style="font-style: italic;">karena</span>
itu selalu hilang sudah di atas gunung – yang ada hanya "Oh sekarang gue
di sini dan rasanya selalu sama: Enak, nyaman, seperti pulang ke rumah."</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLIchaIIg8dsyrqBspjD5bRvZzXGI-ZODZ9mOW9qymqZb2fPcAml8xi3ID3yjZKu4F7JM7YptGDaa3dhxAyFQQjzXA7l7mibK3eE9etJHovvrrRHFl8MH_nPBFQu4VMUsVSkj5NRNuTQ0/s1600/2020-03-21+10.32.34+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLIchaIIg8dsyrqBspjD5bRvZzXGI-ZODZ9mOW9qymqZb2fPcAml8xi3ID3yjZKu4F7JM7YptGDaa3dhxAyFQQjzXA7l7mibK3eE9etJHovvrrRHFl8MH_nPBFQu4VMUsVSkj5NRNuTQ0/s640/2020-03-21+10.32.34+2.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Pagi hari
pukul 5, teman gue sudah ribut kasak kusuk di sekitar tenda, sementara gue
masih bergeliat malas di dalam sleeping bag yang didobel lagi dengan emergency
blanket karena suhu semalam mendadak super dingin, gigi temen gue mulai
gemeretakan, dan entah kenapa di sebelah tenda gue yang tadinya lahan kosong
jadi terisi dan penghuni tendanya super gaduh, terdiri dari suara 4 orang
ketawa-ketawa dan teriak di jam 2 pagi. "Dina, ayo bangun udah mau
sunrise". Setelah mengumpulkan nyawa, gue menyeduh kopi di luar tenda
(kopi adalah menu wajib pendakian yang artinya jika 2 hari mendaki, minimal 3x
ngopi di atas gunung) dan akhirnya menyusul teman gue yang sudah ada di ujung
bukit sana asyik memperhatikan awan-awan yang mulai berbaik hati mengalah agar
pendaki bisa mendapat sunrise yang layak dengan latar 3 gunung sekitar Prau.</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Akhirnya,
awan benar-benar mengalah pada pendaki.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Selamat
pagi, dari Patak Banteng, Prau.</span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7COdEg0mgQSIGfjKw0po8fBU9fzRoYMg0eLHPh4L8PylotmjiOJLcyGpVaxKxMUCUKerjpC8YhGgWS7DDDLuaNBEW5YVDvE7xe88EszMa3rzhv2uyhooSTPCradK4B1-g9n3inKp1mFA/s1600/2019-09-08+07.06.26+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7COdEg0mgQSIGfjKw0po8fBU9fzRoYMg0eLHPh4L8PylotmjiOJLcyGpVaxKxMUCUKerjpC8YhGgWS7DDDLuaNBEW5YVDvE7xe88EszMa3rzhv2uyhooSTPCradK4B1-g9n3inKp1mFA/s640/2019-09-08+07.06.26+2.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Ritual ngopi di gunung adalah salah satu motivasi saya mendaki.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGzD-1PBMRQfWJ6z1N_LQtiqbAoZVgvi3yIqTVcxhcqr0m4P3yG49smb0sMKSoFvPE5g660B5rDhBPB_aj4nuz0kJKMvbHBiJO4Q1s4Tcq-0CMABs-v8_h9qWNBhg7KeKwpywIYZIV-Ps/s1600/2019-09-08+07.25.40+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGzD-1PBMRQfWJ6z1N_LQtiqbAoZVgvi3yIqTVcxhcqr0m4P3yG49smb0sMKSoFvPE5g660B5rDhBPB_aj4nuz0kJKMvbHBiJO4Q1s4Tcq-0CMABs-v8_h9qWNBhg7KeKwpywIYZIV-Ps/s640/2019-09-08+07.25.40+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0hZ-rvOqu1IdDcRBOotsB5TqX09SwyV2Jt2JNIhMjpD1s-GM-LSvaMPmYhm1OznlbjIH3i1Nb4fwgr5KR2gG0qSoX1UQNNWk4ZP988ZRtTpBvipcrMlNsVrZzHJXDZ5BcNNxPzca46Y8/s1600/2019-09-08+06.58.40+2_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0hZ-rvOqu1IdDcRBOotsB5TqX09SwyV2Jt2JNIhMjpD1s-GM-LSvaMPmYhm1OznlbjIH3i1Nb4fwgr5KR2gG0qSoX1UQNNWk4ZP988ZRtTpBvipcrMlNsVrZzHJXDZ5BcNNxPzca46Y8/s640/2019-09-08+06.58.40+2_1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Dina yang tidak pernah estetik: <i>"Dandanan mamang villa adalah jalan ninjaku"</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu62EN38bdxV52scqP5q3zAnuJEEC1609MP3OzJQ_qk3lujjxs_l3Hup1BkNa-3RnF0yasPVjPnk_8SotJ6bKpaMYnGL2-paI-86tkgxC-PL8ZA_aqAnlfUAC96LnAhqdFNBZujQtDY2A/s1600/2019-09-08+03.45.50+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu62EN38bdxV52scqP5q3zAnuJEEC1609MP3OzJQ_qk3lujjxs_l3Hup1BkNa-3RnF0yasPVjPnk_8SotJ6bKpaMYnGL2-paI-86tkgxC-PL8ZA_aqAnlfUAC96LnAhqdFNBZujQtDY2A/s640/2019-09-08+03.45.50+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Lautan awan.</span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Setelah
kenyang menikmati sunrise dengan tiga gunung dan lautan awan (serta sibuk
menilai betapa orang-orang lain niat banget ya bawa-bawa bendera Indonesia,
bawa baju lucu, kain-kain etnik, dan pernak-pernik lainnya demi dokumentasi
yang paripurna), akhirnya kita packing pulang. Perjalanan pulang selalu terasa
lebih menyakitkan daripada berangkat (tentu saja! Walau udah berkali-kali naik
gunung, setiap turun gunung pasti selalu ada rasa ngedumel 'Kenapa sih gue mau
naik gunung lagi dan lagi?'), ditambah dengan lautan manusia yang mau turun dan
mau naik, serta medan berpasir. Baru pertama kali ngeliat trek pendakian macet
seperti itu, terutama di bagian yang bertangga, dan begitu ketemu medan
berpasir, kita kepleset dan meluncur sana-sini – bikin kaki sakit, pantat
tepos, dan pasir masuk semua ke dalam baju. Walaupun menyakitkan, tapi kita
tiba di rumah singgah 3 jam setelah turun dari camp dan akhirnya mandi untuk
mengusir pasir-pasir yang nempel di badan akibat siklus
bangkit-kepleset-bangkit-kepleset. Jangan kira kita riang sentosa dan mandi
lancar jaya – masih tetep ramai, mandipun harus antre dan pinter-pinter cari
rumah yang kamar mandinya lagi kosong.</span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbsfkVqrqEVS0NyaCjF8fhuWewu28L7BjyVHLK-xoVO15My-nJifAC29Cy7YNiJarNMLpW-wuClw3e7qAFTxm691GzMLnhc0KSqS6VL6aJWMZ3ID0ibIIgYE1IAoXXIDhOXReXbdFaGN0/s1600/2020-03-21+10.32.34+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbsfkVqrqEVS0NyaCjF8fhuWewu28L7BjyVHLK-xoVO15My-nJifAC29Cy7YNiJarNMLpW-wuClw3e7qAFTxm691GzMLnhc0KSqS6VL6aJWMZ3ID0ibIIgYE1IAoXXIDhOXReXbdFaGN0/s640/2020-03-21+10.32.34+3.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Anggep aja ini foto real yang nggak pake effort cari spot: Emang sepenuh itu basecamp-nya.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf9R-sVsZF0SAR1EpToHIRHcvLN4IwsZUFeAn49l8iYH47DwRszepKY3wlDG5GwuftCkH4z7NuJeqBaBa3dVFP0b1Gbbprk9n_yl4sEkuyW23nPrp_2e2vXkNqRUzkjTILJj08OvR-NEI/s1600/2019-09-08+03.40.06+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf9R-sVsZF0SAR1EpToHIRHcvLN4IwsZUFeAn49l8iYH47DwRszepKY3wlDG5GwuftCkH4z7NuJeqBaBa3dVFP0b1Gbbprk9n_yl4sEkuyW23nPrp_2e2vXkNqRUzkjTILJj08OvR-NEI/s640/2019-09-08+03.40.06+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Nah ini foto yang lebih effort cari spot supaya nggak kehalangan orang</span><i><span style="color: #444444;"> (alias review tipu).</span></i></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Ya, naik
gunung <i>hits </i>memang ada suka dukanya deh, gue akui.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"> </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Jadi,
setelah ke riweuhan mencari air mandi (padahal biasanya gue cuek sih nggak
pernah mikirin mandi, mandinya pas balik ke rumah), akhirnya kita cabut dari
Dieng pukul 1 siang – menelusuri lekuk tubuhnya yang molek dengan full musik
dangdut koplo in the house. Sampai di sekitar daerah Pancoran Jakarta pukul 2
pagi dan sampai di Tangerang pukul 3 pagi – dan jam 8 pagi gue kerja seperti
biasa dengan kedua tungkai yang super sakit walaupun selama pendakian dibantu
sama trekking pole. Intinya, tidak ada gunung bagi pemula – semua butuh
preconditioning dan stamina. Semua butuh <span style="font-style: italic;">prior
research</span>, bahkan beberapa gunung butuh experience. <i>Here are lessons
learned</i> <i>from</i> Gunung Prau versi gue: </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: normal; font-weight: normal;"> </span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<ol style="direction: ltr; font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.375in; margin-top: 0in; unicode-bidi: embed;" type="1">
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">Naik gunung
itu </span><span style="font-style: normal; font-weight: bold;">selalu bawa masker/buff</span><span style="font-style: normal; font-weight: normal;"> karena bisa saja musim kemarau membuat medan menjadi
sangat berpasir dan berdebu. Gak asik kalo pulang dari gunung tiba-tiba
sesek napas terus bronkitis. Kalaupun gunungnya gak berpasir/berdebu,
masker atau buff bisa buat melindungi wajah dan syaraf-syarafnya dari rasa
dingin, sehingga chance untuk lumpuh syaraf wajah (Bell's Palsy) bisa
berkurang. Gak lucu juga kalo balik-balik dari gunung muka mencong sebelah
karena syaraf wajahnya lumpuh gara-gara kedinginan.</span></span></span></li>
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: normal; font-weight: normal;"></span><span style="font-weight: bold;">Trekking
pole is no joke</span>
– menurut gue wajib kudu harus mesti. Trekking pole mengurangi beban sendi
lutut, membuat pembagian berat tubuh menjadi lebih efektif, sehingga
mendaki bisa dilakukan dengan lebih ergonomis. Dengan trekking pole,
risiko cedera lebih kecil dan juga risiko untuk menderita DS alias dengkul
soak pasca mendaki menjadi lebih kecil. Halo, sendi yang lebih happy.</span></span></li>
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Naik gunung yang diklaim
'mudah' dan 'hits' memang memiliki suka dukanya sendiri. Sukanya, mungkin
medannya tidak terlalu menanjak atau licin, sehingga bisa terjangkau oleh
semuanya. <span style="font-weight: bold;">Dukanya, tentu saja ramai dan bisingnya yang bikin
pusing</span>. Pusing
nyari tempat bertenda, pusing karena macet di trek, pusing rebutan WC,
pusing cari spot dokumentasi, pokoknya harus udah siap lah kalo ke
gunung-gunung hits macem Prau kayak gini. <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">It’s really
better to go Prau in weekdays</span>, mengingat kalo weekend banyak yang libur dan memadati
gunung – coba deh pergi ke Prau pas hari kerja. Mungkin <span style="font-style: italic;">crowd</span>-nya akan sedikit lebih baik.</span></span></li>
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-weight: bold;">Selalu prior
research, baik itu medan, pilihan trek, termasuk </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">do's</span><span style="font-weight: bold;"> dan </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">don't's. </span>Mendaki via Patak Banteng
memang pilihan utama pendaki, tapi bukan berarti tidak ada trek lain.
Titik tertinggi Prau juga bisa dicapai lewat jalur Dieng, namun ternyata
lewat jalur Dieng berarti harus melalui<span style="font-style: italic;"> luggage checking</span> dan tidak boleh bawa botol
plastik! Selalu riset ya, mana kira-kira jalur yang enak untuk rombonganmu
dan apa saja yang boleh dan tidak boleh dibawa dan dilakukan saat
pendakian – supaya semua selamat dan senang!</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"> </span></span></li>
</ol>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQr36XbZ_5Om0x3qEkwNF0w0AKQuxvTGmz76BUqQxhDA2mBNFyFBNN3aRxW5sNGCnul4WYTKWEpgEF8EyjYZXZ9bVHyxtaAIYIQ-vPiK1VW-IEaGBLKVcCt98Wd0miTKQHbX9ysA3FbAs/s1600/2020-03-21+10.32.32+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQr36XbZ_5Om0x3qEkwNF0w0AKQuxvTGmz76BUqQxhDA2mBNFyFBNN3aRxW5sNGCnul4WYTKWEpgEF8EyjYZXZ9bVHyxtaAIYIQ-vPiK1VW-IEaGBLKVcCt98Wd0miTKQHbX9ysA3FbAs/s640/2020-03-21+10.32.32+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><i>Dipilih, dipilih lapak kemahnya!</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghx8pzEJJ9d0Enp629r7ruNY8B8e8D70OteF0kqstv1Kh3ylJhk9lvmICUUukr2nLBYBLRuqMs9bMlCRZnZ3K9QNbAe5dcU9Q8y-fZxt1t7Xjpkje4M_uITSLHHqdXm_d0OmnvHczXvKo/s1600/2019-09-14+05.18.45+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghx8pzEJJ9d0Enp629r7ruNY8B8e8D70OteF0kqstv1Kh3ylJhk9lvmICUUukr2nLBYBLRuqMs9bMlCRZnZ3K9QNbAe5dcU9Q8y-fZxt1t7Xjpkje4M_uITSLHHqdXm_d0OmnvHczXvKo/s640/2019-09-14+05.18.45+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Nah contohlah pendaki ini, dia jalan lebih jauh buat cari spot kemah walau di pinggir jurang.</span></td></tr>
</tbody></table>
<i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span> </span></span></i><br />
<br />
<i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">It's
really sweet to finally finish this post after a while.</span></span></i></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Semoga manajemen waktu dan keuletan menulis gue cepat sembuh, dan gue bisa naik gunung lagi menyongsong musim kemarau di tahun 2020 ini </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">– karena gue sudah punya bucket list 2 gunung yang mau gue daki di tahun 2020 ini (walau nggak ngerti juga gimana merealisasikannya karena sekarang udah kerja dan jatah cuti sangat <i>limited</i> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">– dan harus mikirin kesejahteraan rekan kerja juga kalo mau ambil <i>day-off</i> lama-lama </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">– duh, akhirnya omongan gue kayak orang dewasa juga ya, ngomongin pusing kerjaan).</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Uhm, jadi,</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">terima
kasih telah membaca,</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Love,</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"> </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Your
writer x intern doctor</span></span></i><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1k4bahJhs8i_XDCWycsLBnfGGSyJa27JKwBNrrFccoegp8UTsxA4rwuGB-6Q1E-3co6TnZi-3bwL0bnzQmF-vQ6Eb6UVY9XeD-s_36HCSNhAyJXBoAC3pZCO08QC-64oqHsnzmum9fe8/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1k4bahJhs8i_XDCWycsLBnfGGSyJa27JKwBNrrFccoegp8UTsxA4rwuGB-6Q1E-3co6TnZi-3bwL0bnzQmF-vQ6Eb6UVY9XeD-s_36HCSNhAyJXBoAC3pZCO08QC-64oqHsnzmum9fe8/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" /></a></div>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">
</span></span>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-54070518884229033372019-12-02T20:55:00.000+07:002019-12-02T21:25:37.930+07:00Dongeng Kepulauan Gurindam (3): Kabupaten Natuna<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selamat malam semuanya.</span></span><br />
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-ID">Aduh, udah hampir 2 bulan vakum nulis </span><span lang="en-US">–
padahal tadinya sudah bertekad untuk lebih rajin lagi nulis seperti waktu masih muda dulu (karena sekarang sudah tua pisan, euy!), karena somehow menulis adalah </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">my very personal sport and saved me for times</span><span lang="en-US"> (</span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">from my chaotic
mind</span><span lang="en-US">).</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Ada
banyak hal yang gue lakukan selama 3 bulan ini – terlalu banyak sampai <span style="font-style: italic;">I lost count</span>. Setiap gue melakukan sesuatu,
gue pasti ngomong sama diri sendiri, "Ini harus ditulis nih di blog",
"Ih ini harus lebih diabadikan lewat gambar (alias harus difoto)",
tapi ya emoh, ujung-ujungnya sirkuit impuls dari otak nggak turun ke jari, yang
ada menunda lagi dan lagi.</span></span><span style="font-family: inherit;"></span><span style="font-family: inherit;"></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">3 bulan ini,
gue mulai bekerja dan sudah selesai bekerja (duh :")), naik gunung,
dan pergi tamasya menjelajah leuwi-leuwi-an lagi di daerah Sentul, Bogor – dan
last, gue pindah domisili dan pindah bekerja (<span style="font-style: italic;">hey
I am currently residing in</span> Kabupaten Bandung). Semoga hal-hal bagus yang
gue sebutkan bisa gue bikin konten di sini walaupun nggak ada yang baca.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsSD2D7X1UHA1O770i6mAGAwfyvKFYSX33X-tPpZHQtzAUkK4IEnUVYjHczjZifZY7pvL-buhEp9ko7B_UwX6KdVeQRs_VZQ51ipZkgQl05fJOnJAPftQvqFlUelwEeFSUj3cYgGSzkUg/s1600/2019-09-08+01.46.13+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsSD2D7X1UHA1O770i6mAGAwfyvKFYSX33X-tPpZHQtzAUkK4IEnUVYjHczjZifZY7pvL-buhEp9ko7B_UwX6KdVeQRs_VZQ51ipZkgQl05fJOnJAPftQvqFlUelwEeFSUj3cYgGSzkUg/s640/2019-09-08+01.46.13+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Can somebody guess recent place I went to, judging from this picture?</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-ID">Oke. Karena gue sudah berkomitmen untuk membagi segmen Kepulauan
Riau menjadi </span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">post-post</span><span lang="en-ID"> berdasarkan destinasi untuk mengapresiasi tiap momen yang sudah
berlalu, </span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">so here we go again
with</span><span lang="en-ID"> Dongeng Kepulauan Gurindam segmen Kabupaten
Natuna. Ya, Kabupaten Natuna </span><span lang="en-US">– banyak orang yang tidak
mengenali daerah ini sebagai salah satu bagian dari Indonesia. Gue dari dulu
sudah pernah dengar nama Natuna, tapi gue pikir Natuna itu di dekat Nias –
sampai akhirnya gue setuju untuk ikut berangkat ke sini untuk </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">volunteering</span><span lang="en-US"> dan
mulai membaca profil daerah. Kabupaten Natuna adalah salah satu dari kabupaten
yang ada di Kepulauan Riau, tentu saja terdiri dari pulau-pulau, dan merupakan
pulau terluar di Indonesia. Kepulauan ini terbentang di tengah Laut Cina
Selatan dan berbatasan dengan negara Vietnam, Kamboja, dan Thailand (naik kapal
tentu saja). Kabupaten Natuna, menurut gue pribadi, adalah zona harap-harap
cemas di Indonesia, karena sebenarnya kabupaten ini kaya alamnya tapi posisinya
terlampau jauh dan ujung sehingga rentan kecolongan. Salah satu kasus yang hits
di Natuna belakangan ini adalah pencurian ikan di sekitar lautnya oleh kapal
milik Vietnam. Konsekuensi? Kapalnya ditenggelamkan di Natuna oleh Bu Susi
Pujiastuti, mantan Menteri Perikanan dan Kelautan.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcSOcY9YdfwTyTicqKbjX8D-uVfaHzUlCe2mR0oerDcwsjmQIV1V" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="622" height="410" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcSOcY9YdfwTyTicqKbjX8D-uVfaHzUlCe2mR0oerDcwsjmQIV1V" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Thank you for <a href="https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fgoogleadsensetrainingvideos.blogspot.com%2F2016%2F07%2Fabout-natuna-island-indonesian.html&psig=AOvVaw02dR3_mJHzT03IWfjwHrgu&ust=1575243019064000&source=images&cd=vfe&ved=0CA0QjhxqFwoTCLDyptmLk-YCFQAAAAAdAAAAABAD" target="_blank">googleadsensetrainingvideos</a> for this picture.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Oke,
<span style="font-style: italic;">shall we start in segments for the sake of our
eyes</span>, <span style="font-style: italic;">then</span>?</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">How to get to Kabupaten Natuna?</span></span></span><span style="font-family: inherit;"></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Karena
Natuna adalah suatu kabupaten yang 'mengapung' di tengah Laut Cina Selatan,
tentu saja hanya 2 pilihan transportasi yang masuk akal (tapi kadang harga
tiket transportasinya atau cara dapet tiketnya yang gak masuk akal) – yakni via
laut dengan kapal, atau via udara dengan pesawat.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Untuk
via laut, biasanya perjalanan ke Natuna menggunakan kapal PELNI, be it kapal
besar seperti Bukit Raya, atau kapal yang agak kecil seperti KM Umsini atau KM
Sabuk. Setiap kapal rute layarnya berbeda serta waktu tempuhnya berbeda karena
kecepatan knotnya tentu saja berbeda. Untuk pemesanan tiket, bisa dilakukan
lewat website pelni.co.id atau bisa langsung beli offline di kantor PELNI
daerah yang dilewati kapal tersebut (misal, kapal Bukit Raya melalui pelabuhan
Kijang di Bintan, dan pelabuhan Tarempa di Kepulauan Anambas – berarti bisa
beli tiket either di Tanjung Pinang atau di Tarempa, tergantung mau naik dari
mana). Sayang sekali, ke Kepulauan Anambas masih bisa naik ferry dari Tanjung
Pinang, tapi ke Natuna harus pakai kapal besar karena ombak Laut Cina Selatan
yang seringkali pasang dan unpredictable. Pada umumnya, kapal-kapal akan
berlabuh di pelabuhan Selat Lampa, di Pulau Natuna Besar.</span></span><span style="font-family: inherit;"></span><span style="font-family: inherit;"></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCJu4Tr_jBtI9kJemRYtJoUreJ2RoXhv8qpycX3oyZ35gNRpIc0YiTOxXPN3rYbSRRPZ2A92h7KBerAYEz2WG2dPIcBhhNdYzNU2GTOK_W9FKvVCQI2oBE-osm5qYeSpU19af7Z8B84zc/s1600/2019-07-16+07.44.44+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCJu4Tr_jBtI9kJemRYtJoUreJ2RoXhv8qpycX3oyZ35gNRpIc0YiTOxXPN3rYbSRRPZ2A92h7KBerAYEz2WG2dPIcBhhNdYzNU2GTOK_W9FKvVCQI2oBE-osm5qYeSpU19af7Z8B84zc/s640/2019-07-16+07.44.44+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Ini salah satu contoh kapal yang ukurannya lebih kecil daripada kapal ke Natuna.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Untuk
via udara, perjalanan ke Natuna menggunakan maskapai seperti Wings Air atau
kadang, Susi Air – pakai pesawat baling-baling yang ukurannya kecil. Paling
banyak penerbangan start dari Batam dengan durasi penerbangan sekitar 1 jam 40
menit hingga 2 jam, kisaran harga tiket sekitar Rp 1.200.000 hingga Rp
1.400.000. Penerbangan hampir ada setiap hari, ke Bandara Ranai, Kabupaten
Natuna.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tentu
saja, ada harga ada rupa serta ada harga yang dihemat. Solusi murah tentu saja
dengan kapal. Naik kapal dari Jakarta ke Natuna bahkan nggak sampai Rp 500.000
(untuk KM Bukit Raya), tapi perjalanan dari Jakarta ke Natuna bisa memakan 4
hari. Mau lebih mahal tapi lebih sedikit
waktu terbuang? Tentu saja pesawat pilihannya. Rogoh kocek agak dalam dan kamu
akan sampai di Natuna tanpa durasi perjalanan yang lama, tanpa siklus ngeliatin
laut berhari-hari, wondering kamu lagi dimana, kemudian terbaring karena mabuk
laut, atau kejadian-kejadian seperti suplai air tawar di kapal habis dan kamu
harus nahan BAB dan BAK.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC7spXESGbNo8CNTrc_BTEg4fD8SltCNkxmxl31cKK57VNROWoi9p6yaWaoUunEpS2fBzRMi0aeO7_40MPUE4c6GXe9tECfmnRHs6YzjnLow8gQzgVN4VWlhyphenhypheneNCtM5njuIMKe0BK2rlA/s1600/2019-07-08+05.14.35+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1202" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC7spXESGbNo8CNTrc_BTEg4fD8SltCNkxmxl31cKK57VNROWoi9p6yaWaoUunEpS2fBzRMi0aeO7_40MPUE4c6GXe9tECfmnRHs6YzjnLow8gQzgVN4VWlhyphenhypheneNCtM5njuIMKe0BK2rlA/s640/2019-07-08+05.14.35+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Interior kapal</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">Hey I think I am gonna make a written tutorial and
some information about ship-booking and traveling by ship with PELNI!</span>
(dengan segala suka duka dan bumbu selama perjalanan dengan kapal besar) –
ditunggu post-nya ya.<span style="font-weight: bold;"> </span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Apa highlight dari Kabupaten Natuna? </span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;"></span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<ol style="direction: ltr; font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.375in; margin-top: 0in; unicode-bidi: embed;" type="1">
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;" value="1"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">Tentu saja potensi ekonomi yang baik karena kondisi geografisnya</span></span></span></li>
</ol>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Laut Cina Selatan adalah perairan seluas tiga juta kilometer
persegi yang diperebutkan 6 negara ASEAN dan 1 negara Asia, yaitu Cina. Sedikit
trivia untuk lebih menjelaskan betapa kayanya Laut Cina Selatan: Laut ini
merupakan jalur lalu lintas perdagangan internasional worthy of USD 5,3
trillion/year, diperkirakan memiliki cadangan minyak bumi sebesar 11 miliar
barel serta gas alam up to 190 trillion cubic feet, dan menurut kajian
Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina, laut ini memiliki 1/3
keanekaragaman hayati laut dunia serta menyumbang 10% kebutuhan ikan dunia.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<span style="font-family: inherit;"></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcRyLsdaLfSHCSfaRsn59jZx59ozs86-W9QQGdIZub0uVMtJSnHC" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="640" height="480" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcRyLsdaLfSHCSfaRsn59jZx59ozs86-W9QQGdIZub0uVMtJSnHC" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Thank you <a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcRyLsdaLfSHCSfaRsn59jZx59ozs86-W9QQGdIZub0uVMtJSnHC" target="_blank">Katadata</a> for providing this infographic.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Ini baru aja ngomongin soal Laut Cina Selatan, belum
Kabupaten Natuna-nya sendiri. Kabupaten Natuna punya sumber daya perikanan
sekitar 1 juta ton per tahun, punya ladang gas D-Alpha yang terletak 225 km di
sebelah utara Pulau Natuna Besar dengan jumlah total cadangan 222 trillion
cubic feet dan ladang gas hidrokarbon sebesar 46 trillion cubic feet yang
merupakan salah satu sumber gas terbesar se-Asia, punya potensi pertanian dan
perkebunan juga seperi ubi, kelapa, karet, sawit, dan cengkeh, serta diberkahi
dengan kenampakan alam yang bervariasi mulai dari pantai, laut, pulau-pulau,
bahkan punya bukit, air terjun, dan gua. <span style="font-style: italic;">Yes,
this land is really blessed.</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<ol style="direction: ltr; font-style: italic; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.375in; margin-top: 0in; unicode-bidi: embed;" type="1">
<li lang="en-US" style="font-style: italic; margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;" value="2"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic; font-weight: normal;">… But still underdeveloped. </span></span></span></li>
</ol>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Dari sejumlah <span style="font-style: italic;">good sides</span>
Kabupaten Natuna yang gue jabarkan di atas, pengelolaannya belum cukup optimal.
Sumber daya perikanan yang bisa sampai 1 juta ton per tahun itu total
pemanfaatannya hanya 36% dengan pemanfaatan oleh masyarakat daerahnya sendiri
hanya 4,3%. Potensi gas mulai dikelola dengan BUMD Kepri sekarang. Potensi
wisata alam juga hanya beberapa yang <span style="font-style: italic;">well-known</span>,
misal, Alif Stone dan Pulau Senoa. Menurut gue pribadi, sumber pemasukan wisata
berputar di sekitar pantai dan laut saja, sementara wisata lain (misal, gunung,
air terjun, gua) belum tereksplorasi dan <span style="font-style: italic;">well-known</span>,
padahal Kabupaten Natuna diberkahi dengan kenampakan bukit-bukit dan ada satu
gunung berketinggian rendah, yaitu gunung Ranai, dan sebenarnya bisa didaki
walau medannya berbatu.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXJ1crb7d7mXBsu8MP6-kCrqTusQyFcxvJAc83sDL_A3OvDy01l-ESJT3e1T_WbZQi2Q72w9UElWSqAhRktCKqIHRjvfE2Kwqy1AS58sDWsmTjZ3ZyUJZiW1jUeeqBPbYT50Ji-JJKlkg/s1600/2019-11-10+10.21.52+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXJ1crb7d7mXBsu8MP6-kCrqTusQyFcxvJAc83sDL_A3OvDy01l-ESJT3e1T_WbZQi2Q72w9UElWSqAhRktCKqIHRjvfE2Kwqy1AS58sDWsmTjZ3ZyUJZiW1jUeeqBPbYT50Ji-JJKlkg/s640/2019-11-10+10.21.52+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Bukit Ranai dari kejauhan</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> Bicara soal sinyal, berbeda dengan waktu di Mantang yang
kemana-mana 4G, sinyal di Natuna masih agak underdeveloped. Di wilayah
pengabdian gue, Tanjung, Bunguran Timur Laut, tidak jauh dari ibukota Natuna,
Ranai, sinyal yang available dengan kuat hanya Telkomsel (<span style="font-style: italic;">No, telkomsel doesn't pay me, it's a honest review</span>).
Teman gue sempat berdomisili di daerah Ceruk, tidak jauh dari Tanjung juga, dan
bilang kalo di sana sinyal XL ada lah sedikit-sedikit. Soal internet, banyak
terpasang wifi gratis di dekat sekolah SD-SMP, jadi monggo kalau mau menjadi
fakir internet, bertenggerlah di depan pagar sekolah untuk bisa menikmati wifi
gratis.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<ol style="direction: ltr; font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.375in; margin-top: 0in; unicode-bidi: embed;" type="1">
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;" value="3"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">Banyak banget pangkalan militer!</span></span></span></li>
</ol>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Yes, sesuai dengan statusnya yang harap-harap cemas, di
Natuna banyak sekali pangkalan militer, apalagi kalau baru turun di pelabuhan
Selat Lampa dan berniat untuk ke ibukota Kabupaten Natuna, yaitu Ranai – bakal nemu banyak banget pangkalan militer
beserta kapal-kapalnya, terutama Angkatan Laut di sekitar daerah Selat Lampa.
Untuk para pecinta drama<span style="font-style: italic;"> Descendants of The Sun</span>
yang mau merasakan cinlok dengan tentara mungkin bisa mampir ke Natuna,
barangkali bisa gak sengaja tubrukan sama tentara di sekitar pelabuhan.</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">(Mohon maaf saya dokter tapi
nggak berniat nubruk TNI manapun di Natuna dan gak mau mencontoh adegan-adegan
Song Hye Kyo dan Song Jong Ki (yang sekarang sudah bubar grak), serem gak sih
nubruk-nubruk TNI nanti dikira cari ribut.)</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcSsFEXcv5yZXYyxiOO_GOvGNocCML-Bpau85isq4n37a1vuxAN_" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="415" data-original-width="739" height="358" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcSsFEXcv5yZXYyxiOO_GOvGNocCML-Bpau85isq4n37a1vuxAN_" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Kepada pencinta pria berseragam, harap maju ke depan. Thank you <a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcSsFEXcv5yZXYyxiOO_GOvGNocCML-Bpau85isq4n37a1vuxAN_" target="_blank">Good News From Indonesia</a> for the pic!</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<ol style="direction: ltr; font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.375in; margin-top: 0in; unicode-bidi: embed;" type="1">
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;" value="4"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">Sama-sama berbahasa Melayu, tapi dialeknya beda – dialek Natuna</span></span></span></li>
</ol>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Nah ini adalah poin yang paling tidak bisa gue jelaskan di
antara semua highlight di Natuna. Gimana ya – bagaimanapun proses berbahasa itu
adalah proses paling dinamis. Bahasa disuarakan, digemakan ulang, dimodifikasi,
diganti lafal bahkan maknanya, hingga jadi identitas suatu komunitas yang
menggunakan bahasa tersebut. Seperti bahasa Melayu diadopsi jadi bahasa
Indonesia dan juga diadopsi menjadi bahasa-bahasa tradisional di pulau-pulau
kecil, terutama di daerah Sumatera. Bahasa Melayu Tanjung Pinang akan berbeda
dengan bahasa Melayu Lingga, dan tentu saja berbeda dengan bahasa Melayu
Natuna. Beda pokoknya. Di Natuna ini, pengucapan huruf E dan 'ain' cengkoknya
itu terasa sekali. Contoh, mau bilang "Tidak", jadi "Ndek"
tapi E-nya medok banget dan K-nya jadi ain yang super cengkok banget. Pokoknya,
1 minggu lebih gue di Natuna, gue masih sangat kesulitan mencerna bahasa
daerahnya – jangankan untuk berbicara, mengertipun kadang tidak mampu.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://66.media.tumblr.com/25cb299c11529b62e11ad248e586d263/tumblr_nf8vcsdln91qhhgs9o4_250.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://66.media.tumblr.com/25cb299c11529b62e11ad248e586d263/tumblr_nf8vcsdln91qhhgs9o4_250.gif" data-original-height="180" data-original-width="245" height="293" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Thank you <a href="http://66.media.tumblr.com/25cb299c11529b62e11ad248e586d263/tumblr_nf8vcsdln91qhhgs9o4_250.gif">rebloggy.com</a> </span></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<ol style="direction: ltr; font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.375in; margin-top: 0in; unicode-bidi: embed;" type="1">
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;" value="5"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">Seafood, seafood, and seafood. Dan kue bangkit.</span></span></span></li>
</ol>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Berbicara wilayah kepulauan, sudah pasti komoditas andalan
di Natuna adalah seafood. Di Natuna banyak makanan olahan dari ikan tongkol
mulai dari kernas yang merupakan kue olahan campuran sagu dan ikan tuna atau
tongkol (biasanya tongkol) dan biasa disajikan dengan sambal dengan formula
khusus, pastel yang isinya olahan ikan tongkol juga (lupa namanya apa), dan
juga yang sering nemu di warung sama jajanan anak SD adalah lempar (wujud
seperti lemper, tapi bagian luarnya adalah ubi kayu/beras ketan dan dalamnya
diisi abon ikan). Satu-satunya jajanan warung yang gue bisa (dan suka) makan
adalah kue bangkit. Kue ini bentuknya mirip dorayaki, konsistensi cenderung
lembut dan alot dengan rasa yang manis.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcQepev2cq95p0LghodDvYbcTwlJoAlMEeqP7nKz52rLnz1ohPX_" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="453" data-original-width="604" height="480" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcQepev2cq95p0LghodDvYbcTwlJoAlMEeqP7nKz52rLnz1ohPX_" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Kue Bangkit yang versi Natuna mirip dorayaki. Karena nggak sempet foto, ambil dari <a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcQepev2cq95p0LghodDvYbcTwlJoAlMEeqP7nKz52rLnz1ohPX_">BatamNews</a>. Thank you!</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqiXIK9GIqTJZIDcN8kylOKEVgKYuABwucJOPoA4GhR5_6SmRztJwJs9uO70skdHXWERI32wLJdzbMjhm25eiA_XrHfqZ51pQpdQAANdoCz2EPhJl1C5jleatATTdq_9zGvFE9kHznzKw/s1600/631760.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1477" data-original-width="1109" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqiXIK9GIqTJZIDcN8kylOKEVgKYuABwucJOPoA4GhR5_6SmRztJwJs9uO70skdHXWERI32wLJdzbMjhm25eiA_XrHfqZ51pQpdQAANdoCz2EPhJl1C5jleatATTdq_9zGvFE9kHznzKw/s640/631760.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Pastel isi olahan ikan tongkol.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiklgI7BuiDaOKBYX5MzdBA40_HCcJ1q_aD3cwm3P_OXgkYqqkWUJnEcSDc0yliBUJQClwShypfefMqQxLold1iXeqJOX3shu9Ic4itSWhmGr_T3cTX3c-Mw_NaGqQxyNJYEGj2r_2DXLk/s1600/631761.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1476" data-original-width="1108" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiklgI7BuiDaOKBYX5MzdBA40_HCcJ1q_aD3cwm3P_OXgkYqqkWUJnEcSDc0yliBUJQClwShypfefMqQxLold1iXeqJOX3shu9Ic4itSWhmGr_T3cTX3c-Mw_NaGqQxyNJYEGj2r_2DXLk/s640/631761.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Yang bulet-bulet cokelat berbintik putih itu adalah produk khas Natuna, namanya Kernas.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sekedar melengkapi pengetahuan lewat literature review
(karena nggak nemu di sekitar tempat <span style="font-style: italic;">volunteering</span>),
ternyata di Natuna juga ada 'pizza khas Natuna' yaitu Tabel Mando – basenya
terbuat dari sagu, toppingnya ikan dan bumbu khusus, ada juga sambal-sambal
khusus seperti Pedek (sambel + ikan asin yang difermentasi) dan Calok (sambel +
olahan udang) yang biasanya dimakan dengan ikan asap juga (<span style="font-style: italic;">okay, double seafood kill, I can't</span>…). Yang
pasti, kata temen gue semua jajanan olahan ikan Natuna enak dan khas, tapi gue
tetep nggak bisa makan karena alergi seafood. </span></span></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Gimana volunteering di Kabupaten Natuna?</span></span></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Kami
berdua puluh orang disambut dengan betapa <span style="font-style: italic;">crowded</span>-nya
Pelabuhan Selat Lampa, Natuna. Kapal sandar pukul 6 sore, telat sekitar 5-6 jam
dari estimasi sandar awal di jadwal. Sebenernya nggak heran <span style="font-style: italic;">crowded</span>, karena di dalam kapal sendiri rasanya
begitu penuh, orang tidur dan duduk bergelimpangan dimana-mana. Kami berdua
puluh <span style="font-style: italic;">struggle</span> saling gotong<span style="font-style: italic;"> carrier</span> dan koper sendiri, beserta donasi
yang jumlahnya cukup banyak. Berjubelan dan hantam sana sini – akhirnya kita
berhasil keluar dari kapal PELNI yang sudah jadi tempat tidur-<span style="font-style: italic;">sunbath</span>-mabuk-tidur lagi selama 4 hari (bagi
yang berangkat dari Jakarta), 3 hari (bagi yang berangkat dari Bangka), dan 2
hari (bagi yang berangkat dari Kijang – gue).</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguYGJ5WV5uBTYSVK841K3y6wLDcPeO8JK-AgkNVShV6G89IB4PCEFBWeQ6wCmyH6zAlEb5hSGjNRUvCPD-ZAdVrnON3vNj6w6TmAOpO83kcobXsnq9IokTkK0pkZPLnyA-C22izokcDNM/s1600/2019-07-09+07.40.35+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguYGJ5WV5uBTYSVK841K3y6wLDcPeO8JK-AgkNVShV6G89IB4PCEFBWeQ6wCmyH6zAlEb5hSGjNRUvCPD-ZAdVrnON3vNj6w6TmAOpO83kcobXsnq9IokTkK0pkZPLnyA-C22izokcDNM/s640/2019-07-09+07.40.35+2.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Serame itu pelabuhan Natuna waktu gue touchdown pertama kali.</span></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Perjalanan
di malam hari dari Selat Lampa ke tempat pengabdian di Desa Tanjung, Kecamatan
Bunguran Timur Laut adalah salah satu perjalanan yang tidak pernah gue lupakan
dalam hidup. Gue duduk di bak mobil pick up dengan tas-tas dan barang donasi,
gue bersandar ke tas, menatap langit Natuna yang bertabur bintang dan siluet
laut dari kejauhan sambil ngeri-ngeri sedap karena kontur dan liuk jalanan
mirip jalanan pegunungan yang menanjak dan menurun dengan curam. Memang jalanan
Selat Lampa ini membelah gunung kapur dan merupakan salah satu mega proyek
Natuna dulu saat pembuatannya.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Perjalanan
dari Selat lampa ke Desa Tanjung memakan waktu 1 jam lebih, hampir 1 setengah
jam – cukup jauh, mengingat tidak ada kendaraan lain di jalan kecuali mobil
pick up kami, jalanan lancar blas. Sampai di Desa Tanjung, kami disambut
seorang sekretaris desa yang menyesalkan betapa lamanya keterlambatan kapal
karena tadinya semua aparat desa, termasuk kepala desa, sudah berkumpul di
balai desa untuk penyambutan. Selama di Natuna, kami berdua puluh akan tidur di
bangunan kosong yang bertempat di sekitar balai desa dan pusat pemerintahan
desa. Akhirnya setelah beberes berang bawaan, gue dan teman-teman mengarungi
jalanan Desa Tanjung dengan headlamp untuk pergi ke mushola yang jaraknya
sekitar 1 km lebih buat sholat, bebersih badan, dan buang hajat (toilet ada di
mushola). Sesudah lampias dan pulang dari musholah, gue tidur di pojokan dalam <span style="font-style: italic;">sleeping bag</span> dengan tubuh masih terasa
bergoyang seperti tidur di kapal.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsO0B_nSvO9sfzReXua_pP2D48muXPJfpZIbwQ5vnO0el4sHggY1huJtVPEppRXh26s_QF-q0vYriKsHQtxN_WKCBHJOY1pRwqPhM05QWv4C7ELqlRz_9SEpUL3nHz51WDUgF5yVirrQY/s1600/2019-11-10+10.05.48+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1438" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsO0B_nSvO9sfzReXua_pP2D48muXPJfpZIbwQ5vnO0el4sHggY1huJtVPEppRXh26s_QF-q0vYriKsHQtxN_WKCBHJOY1pRwqPhM05QWv4C7ELqlRz_9SEpUL3nHz51WDUgF5yVirrQY/s640/2019-11-10+10.05.48+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Jalanan Natuna modelnya kayak gini. Tanpa lampu kanan-kiri. Coba bayangin kalo malem :)</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">1
hari besoknya kami vakum berkegiatan karena penuh penyambutan dengan pihak
aparat desa (kepala desa, sekretaris desa, dan petugas pelaksana lainnya –
bahkan ada pak camat juga) yang kebetulan<span style="font-style: italic;"> full
team</span> hadir karena memang ada rapat desa juga. Ketika vakum berkegiatan,
divisi yang paling bisa curi start adalah divisi ekonomi. Divisi ekonomi sudah
mulai ancang-ancang bertanya mengenai kebijakan ekonomi desa, bumdes, dan juga
sudah mulai pendekatan ke warga yang tinggal di sekitar balai desa. Divisi
kesehatan seperti aku? Masih hilang arah tentu saja. Sepertinya untuk kebaikan
pengelihatan, lebih baik kisah volunteering dipaparkan ke dalam <span style="font-style: italic;">section</span> divisi ya?</span></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;"> </span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Divisi Pendidikan</span> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tentu
saja divisi paling luhur, cinta anak-anak, dan memiliki komando baik dalam
memimpin sekumpulan anak-anak – yang biasanya tidak mau mendengarkan. Program
divisi pendidikan paling banyak berlangsung di sekolah (tepatnya sekolah dasar)
dan ketika mereka menjalankan program, mereka pegang anak kelas 3 dan 4. Gue
selalu apresiasi setinggi-tingginya pada divisi pendidikan karena mereka bisa
tetap tenang menghadapi anak-anak yang sulit diatur, serta bisa membuat
anak-anak mencintai mereka. Program divisi pendidikan di tajuk volunteering ini
di antaranya adalah wawasan kebangsaan dengan memperkenalkan pahlawan-pahlawan
dengan menyusun kolase (mohon maaf saking totalitasnya sampe <span style="font-style: italic;">finishing</span> potongan kolasenya pun di kapal pas
di perjalanan ke Natuna), lalu mengajak anak-anak berani bermimpi dengan
menggambarkan cita-citanya pakai cat akrilik dan kuas di layangan untuk
kemudian diterbangkan bersama-sama. Divisi pendidikan juga turut datang ke
rumah baca untuk mengantarkan donasi buku bacaan dan pelajaran.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkuwHCNRKxicj58IuyRxysWUGn44Lsmayd_NT1qNOQWZKZQM9x7Gj-UG5E6g45eQuhV83kw4d2Wqoz3BGNFsTG8KBpcVNX53hoghlATWFZvMtlYM7iJp1aw9-U1uwl_A_N8is9evW3sso/s1600/2019-08-27+02.48.58+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkuwHCNRKxicj58IuyRxysWUGn44Lsmayd_NT1qNOQWZKZQM9x7Gj-UG5E6g45eQuhV83kw4d2Wqoz3BGNFsTG8KBpcVNX53hoghlATWFZvMtlYM7iJp1aw9-U1uwl_A_N8is9evW3sso/s640/2019-08-27+02.48.58+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Beberapa dari divisi pendidikan yang sangat suka anak kecil dan bisa mengomando mereka.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJiFU0atmA_ZkMaTQkQjX2d9R7J0y9M7yHNhTCf0HHyw0dkYRtPZnAkDsktF8wtWU7FBmPpZHQaVlfsiag-dOHv2f-A1bcQfbIZawF8yzz03_45lzr5w68UtCNHy4dNDQ_ZEuMA-O4yvc/s1600/2019-11-29+10.25.54+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1204" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJiFU0atmA_ZkMaTQkQjX2d9R7J0y9M7yHNhTCf0HHyw0dkYRtPZnAkDsktF8wtWU7FBmPpZHQaVlfsiag-dOHv2f-A1bcQfbIZawF8yzz03_45lzr5w68UtCNHy4dNDQ_ZEuMA-O4yvc/s640/2019-11-29+10.25.54+1.jpg" width="640" /></a></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQuRyxFfjQaBLYZqtpon-qvTfEOlb2tBKIdqfy7MNz0NqIuDzRE_pSpm_1yf8U6Yu4NOPQGB0r56SePL5HUjTd__UcEPqnmARu2UrP8pdIq8ODM02b4sU2_tdnvtLt_J1A0qYs52GDvYE/s1600/2019-11-29+10.26.02+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1204" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQuRyxFfjQaBLYZqtpon-qvTfEOlb2tBKIdqfy7MNz0NqIuDzRE_pSpm_1yf8U6Yu4NOPQGB0r56SePL5HUjTd__UcEPqnmARu2UrP8pdIq8ODM02b4sU2_tdnvtLt_J1A0qYs52GDvYE/s640/2019-11-29+10.26.02+1.jpg" width="640" /></a></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhilLVUYyocgXs2411fSYf93UIXVoYU4wJ2SHbyHliCJeS0bQqp7Quxf4dKAnjOgaBswqE8425ZkFtu6ApKdQAnNkYPkL-UcvdbP3YYSAexpukrESj2U5ikfgmnqUjVDwiZqMyyDb3Q_qk/s1600/2019-11-29+10.26.12+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1204" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhilLVUYyocgXs2411fSYf93UIXVoYU4wJ2SHbyHliCJeS0bQqp7Quxf4dKAnjOgaBswqE8425ZkFtu6ApKdQAnNkYPkL-UcvdbP3YYSAexpukrESj2U5ikfgmnqUjVDwiZqMyyDb3Q_qk/s640/2019-11-29+10.26.12+1.jpg" width="640" /></a></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyBQWV40tqIcCdXm48dr1gUKmst8flYFhol4QBRHCGPj9yW-3pVPHBvy_NNJMQeHpEMbA8LQItxwY7ggvQtxl4HVlwbfYzDfWKgMiag1yJ05mJvuRHq1JgNKISWPES4XkXbJS-83SksrU/s1600/2019-11-30+12.26.42+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1204" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyBQWV40tqIcCdXm48dr1gUKmst8flYFhol4QBRHCGPj9yW-3pVPHBvy_NNJMQeHpEMbA8LQItxwY7ggvQtxl4HVlwbfYzDfWKgMiag1yJ05mJvuRHq1JgNKISWPES4XkXbJS-83SksrU/s640/2019-11-30+12.26.42+2.jpg" width="640" /></a></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT7c6XUgFQL5UbiNMtbZNWJhd4-Fq4V85MiY0GEbVDZ4u2dJdhGjU1l0zV40sWgTO4IZj6ft7R-kPJekTXUzxu1qXykYNAE9FXQLVcrURpM8ko4nwJgnh06hNIzrcP5-7N5tzOaOqlkiw/s1600/2019-11-30+12.26.43+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1204" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjT7c6XUgFQL5UbiNMtbZNWJhd4-Fq4V85MiY0GEbVDZ4u2dJdhGjU1l0zV40sWgTO4IZj6ft7R-kPJekTXUzxu1qXykYNAE9FXQLVcrURpM8ko4nwJgnh06hNIzrcP5-7N5tzOaOqlkiw/s640/2019-11-30+12.26.43+2.jpg" width="640" /></a></span></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sedikit
belok dari kegiatan <span style="font-style: italic;">overall</span> divisi
pendidikan, dari semua rangkaian pengabdian jilid Natuna, gue sangat apreasiasi
sama SD Negeri 001 Tanjung yang jadi tempat pengabdian, karena jajaran guru dan
staffnya sangat kooperatif luar biasa. Sekolah ini juga sangat <span style="font-style: italic;">colorful</span> dan penuh dengan botol plastik – ya,
botol plastik yang dimodifikasi jadi pot bunga, pagar taman, bahkan lampu.
Kepala sekolah SD ini sangat senang mendaur-ulang sampah plastik – bahkan
pernah mendaur ulang plastik kemasan makanan jadi baju yang waktu itu sempat
dipentaskan di sebuah acara <span style="font-style: italic;">fashion show
recycle</span> lokal di Natuna. Selain itu, di SD ini, prestasi non-akademis
sangat disupport oleh sekolah. Kepala sekolah serta guru-guru megang banget
pendidikan tari persembahan Melayu dan membimbing anak-anak untuk bisa
membawakan gurindam Raja Ali Haji dengan bagus dan berseni. Selain itu juga,
kepala sekolah dan guru peka banget terhadap anak-anak yang punya bakat
plus-plus – sekiranya ada anak yang jago nyanyi, langsung dikirim untuk
mewakili sekolah, ada anak yang pinter bercerita juga dikirim untuk mewakili sekolah.
Di sekolah ini, tiap jenjang kelas hanya ada 1 kelas (misal, kelas 1 SD hanya
ada 1 kelas, kelas 2 hanya ada 1 kelas) dengan rata-rata 1 kelas berjumlah 40
orang dan rasanya kepala sekolah dan guru kenal semua siswa di sekolah itu.</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDpQrYoYwjm6FVZ55YLCh6Fkv_c1hNm-T4pYcY9kLNtsdsspy7iiN58lNlblXfEoX_loice5vKQ4rOJeOTKbVqpXGpnwedqittGUKXxylRbSyAGDOnm0-HX3urb3eXlSXtmtWnF3zHNww/s1600/2019-11-11+05.11.39+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1202" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDpQrYoYwjm6FVZ55YLCh6Fkv_c1hNm-T4pYcY9kLNtsdsspy7iiN58lNlblXfEoX_loice5vKQ4rOJeOTKbVqpXGpnwedqittGUKXxylRbSyAGDOnm0-HX3urb3eXlSXtmtWnF3zHNww/s640/2019-11-11+05.11.39+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiufspVoYtmXjwe4u3bSKkh3RiQszI45lUqPbugu83J66OCQ1DRu6uHafPzOD-gXHsjK9Lnh79lRr0zf0PrB34ROPh39rKgLIr8r5xyYMwZVZErNNOkIQ-SnvdCIhviiTCeNY1ynWqnao/s1600/2019-11-29+02.41.23+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiufspVoYtmXjwe4u3bSKkh3RiQszI45lUqPbugu83J66OCQ1DRu6uHafPzOD-gXHsjK9Lnh79lRr0zf0PrB34ROPh39rKgLIr8r5xyYMwZVZErNNOkIQ-SnvdCIhviiTCeNY1ynWqnao/s640/2019-11-29+02.41.23+2.jpg" width="640" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Divisi Kesehatan</span> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Satu-satunya
divisi yang bisa gue kontribusiin (<span style="font-style: italic;">thanks to
medical school</span>, kalo ambil jurusan kuliah lain mungkin saja gue gak bisa
cocok berkontribusi di divisi manapun pas <span style="font-style: italic;">volunteering</span>).
Jadi highlight dari divisi kesehatan tentu saja adalah edukasi PHBS (Perilaku
Hidup Bersih Sehat) berupa cuci tangan dan sikat gigi (langganan tiap<span style="font-style: italic;"> volunteering</span>), pemeriksaan kesehatan terhadap
orang dewasa (langganan juga), dan yang baru adalah pemeriksaan kesehatan
terhadap anak-anak sekolah dasar!</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix6sDZsPoDg7JIsEnZivHdH3KJ5s8Ks8ttHq8BO4yzLhrJwPcP4A9VnwUkkf2E25C1lIhkralWsZStyLEiZXQ6f3RiI0BEUYQrFnhxG9vAWQCAi6ueASIxAY5d7ucB5JIvFhTGMsA5hcc/s1600/2019-11-29+02.42.28+5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix6sDZsPoDg7JIsEnZivHdH3KJ5s8Ks8ttHq8BO4yzLhrJwPcP4A9VnwUkkf2E25C1lIhkralWsZStyLEiZXQ6f3RiI0BEUYQrFnhxG9vAWQCAi6ueASIxAY5d7ucB5JIvFhTGMsA5hcc/s640/2019-11-29+02.42.28+5.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Peragaan PHBS Cuci Tangan oleh Milly.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Enggak
tau terbersit apa kenapa gue bisa ngide "gimana kalo pemeriksaan kesehatan
ke anak SD aja sebagai ganti pemeriksaan kesehatan ke balita?". Awalnya,
salah satu rekan memberikan ide untuk periksa kesehatan balita, tapi karena gue
selalu berada dalam <span style="font-style: italic;">ultimate love-hate</span>
(lebih cenderung ke <span style="font-style: italic;">dislike</span>, sih?) <span style="font-style: italic;">relationship</span> dengan balita, ditambah dengan <span style="font-style: italic;">equipment</span> pemeriksaan anak balita yang
cenderung agak banyak serta sepertinya membutuhkan koordinasi kompleks dengan
fasilitas layanan kesehatan setempat (sementara gue tidak pernah direstui dan
dipedulikan oleh fasilitas layanan kesehatan setempat selama berkali-kali
pengabdian – bagaimana mungkin gue bisa bawa timbangan sendiri dari Jakarta,
belum kalau ada yang gizi kurang atau buruk pasti butuh <span style="font-style: italic;">notice</span> minimal ke puskesmas setempat), gue menyarankan bagaimana
kalau periksa kesehatan anak-anak SD saja: Periksa buta warna, visus, telinga,
kuku, dan konjungtiva – hasil di tulis di kertas, kemudian minta anak-anak
menyampaikan ke ibu dan bapaknya untuk dilanjutkan berobat sesuai hasil
pemeriksaan. Ide ini disambut baik, gue juga jadi semangat beli <span style="font-style: italic;">snellen chart</span>, otoskop, dan buku ishihara.
Target pemeriksaan adalah anak kelas 1-2 dengan harapan mereka bisa sudah paham
huruf serta perintah.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ59Ra03-Q99F0NK-a5Ok1BXyabomElQHKEqE-MQN88_Z0UE07YXRXlYjc_wFQAg9R5xYe9NymktUL2VNdAwEwMxsjdj6Wlx4UIqIb0_W3g0FlrfbeialGMAZcKU5_BLNaOXGyksIH7DE/s1600/2019-07-11+01.53.28+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ59Ra03-Q99F0NK-a5Ok1BXyabomElQHKEqE-MQN88_Z0UE07YXRXlYjc_wFQAg9R5xYe9NymktUL2VNdAwEwMxsjdj6Wlx4UIqIb0_W3g0FlrfbeialGMAZcKU5_BLNaOXGyksIH7DE/s640/2019-07-11+01.53.28+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguBS65zGJKuQ_D4GPCor9WTLn5dMeiSY9Fwp1AfcwIsilCXJMxTrQuPttuG2lG5TbLQuijo62msxLIe63WE1HLkQMJzJdhCMzTPDN1fOF59TNM4E7Y1ffQcTwo6C0pAUCmXrgx2NagkRc/s1600/2019-07-11+10.52.05+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguBS65zGJKuQ_D4GPCor9WTLn5dMeiSY9Fwp1AfcwIsilCXJMxTrQuPttuG2lG5TbLQuijo62msxLIe63WE1HLkQMJzJdhCMzTPDN1fOF59TNM4E7Y1ffQcTwo6C0pAUCmXrgx2NagkRc/s640/2019-07-11+10.52.05+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Ternyata
setelah eksekusi di lokasi, gue bisa simpulkan bahwa rumus [aku + pasien anak =
gak banget] adalah valid. Divisi kesehatan berjumlah 4 orang anggota, termasuk
gue, dan di hari pertama penjajakan ke SD untuk edukasi PHBS ke anak kelas 1
dan 2 suasana sudah agak <span style="font-style: italic;">chaotic</span>. PHBS
membutuhkan air yang cukup banyak, apalagi untuk 80 siswa sementara <span style="font-weight: bold;">desa sedang kekeringan </span>dan akhirnya kita
berempat bergotong royong gantian ngumpulin air dan nenteng-nenteng ember
supaya anak-anak ini bisa bilas sabun sama kumur-kumur… Dan karena semua proses
mengumpulkan air itu memakan waktu yang lama, jadilah anak SD ini beberapa
ngibrit ke kantin bahkan cabut sekolah. Ya ampun Gusti nu Agung.</span></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Besoknya,
kami berempat lebih antisipatif dalam menangani anak SD dan alhamdulillah hari
kedua nggak se-<span style="font-style: italic;">chaos</span> hari pertama. Ada
satu anak yang kelihatannya masih sulit membaca dan beberapa anak memang ada
indikasi buta warna, tapi risiko bias-nya memang besar dari kelompok anak yang
diperiksa karena <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">what could
you expect from the first and second graders undergoing health screening</span>?
Masih takut mereka belum bisa baca, belum paham perintah, dan juga ikut-ikutan
temen-temennya. Selama pemeriksaan nggak terlalu huru-hara juga sih sebenernya,
karena mungkin gue galak atau gimana hahaha! Jadi pelajaran bahwa mungkin kelas
3-4 lebih <span style="font-style: italic;">eligible</span> untuk skrining panca
indera seperti ini, walaupun skrining terbilang agak telat (menurut gue) kalo
baru kelas 3-4.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6emP-PztvlbsyZspJlH1nTuWEpSPuSf7x8qEnI6cceHJrsARHgEfMmpTJyoNp54dHcgzHwEwQVjAlY-mLq3gM-5RPNVzPKLp5NdWHHwN-KLZYQSmXORK3x2koT8oiuEiJZXcR4kNn_-E/s1600/2019-11-30+12.26.38+2.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6emP-PztvlbsyZspJlH1nTuWEpSPuSf7x8qEnI6cceHJrsARHgEfMmpTJyoNp54dHcgzHwEwQVjAlY-mLq3gM-5RPNVzPKLp5NdWHHwN-KLZYQSmXORK3x2koT8oiuEiJZXcR4kNn_-E/s640/2019-11-30+12.26.38+2.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Ngebarisinnya buat periksa visus aja udah effort hampir setengah mati. Terima kasih Benny!</span></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1204" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLUEZynIKW8_3G_d14kXnTcyUgscHxoiFQrukzWA9bDOtVN2v1cQdrYcc-B_SJ9DRptszj2XNQHHNjd1gVHqK5Fdb0AKntnpPLXmbK-6E5dM8EIWMJZF_HG5y2-ljDqSM3fq-CJ7251Sw/s640/2019-11-30+12.26.44+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Semua anak di sini seneng diperiksa telinga. Nggak ada yang nangis (apa karena gue galak?).</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pemeriksaan
orang dewasa berlangsung seperti biasa – periksa kolestrol, asam urat, dan
glukosa, dengan kolestrol sebagai primadona yang banyak direquest orang-orang.
Tapi <span style="font-style: italic;">as expected</span> dari orang-orang yang
tinggal di daerah pesisir dan banyak makan seafood, angka kolestrolnya
fantastis, bisa sampai 500-an! Yang perlu di highlight dari pemeriksaan
kesehatan kali ini adalah gue dapet support penuh dari puskesmas desa setempat
sampai disuplai obat, alat kesehatan, dan kertas resep sehingga senang rasanya,
kali ini di Natuna gue bisa bilang "kami pengobatan gratis di
Natuna". Saking baiknya, gue disuruh ke gudang untuk memilih sendiri mau
ambil obat apa dan pulang dari Natuna-pun gue disuruh bawa obat untuk stok.
Jujur, ini adalah kondisi paling ideal agar divisi kesehatan bisa bekerja
optimal,<span style="font-style: italic;"> I sincerely give my thanks to the
friends who made it came true</span> (teruntuk dedek-dedek fasil yang sangat
gencar mendatangi pemangku kebijakan: Karina dan Roby) dan juga kepala
puskesmas desa Tanjung dan seluruh staff puskesmas yang sangat baik men-support
pendatang seperti kami.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipfyj9vxs3aMurwOn1Mh__K-rJPMX-UtPmCIKjqx6EcoH7DWDkyWzAPVz11CA8zt6upIah6PeCwC6emrAzcaA6F5JX2tIA45JwRHlV_xuKokQt9T9D_-HQZRW9ZCXE4ErKxEdyeTIqiRw/s1600/2019-07-16+03.39.07+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1040" data-original-width="780" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipfyj9vxs3aMurwOn1Mh__K-rJPMX-UtPmCIKjqx6EcoH7DWDkyWzAPVz11CA8zt6upIah6PeCwC6emrAzcaA6F5JX2tIA45JwRHlV_xuKokQt9T9D_-HQZRW9ZCXE4ErKxEdyeTIqiRw/s640/2019-07-16+03.39.07+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Seseneng itu nenteng obat-obat gratis dan resep gratis dari Puskesmas Tanjung.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhdSBjGNmx2XSpyajL1DxdMLwpkGmDQdUfJh3VIU_6oVscPUfllzemdqU5cDv6Q4acTBNj4bh9aTDc_9qHJ4Q49dM1XF4L92yP9VibDuLCJiC_e1Fb3T27eA2s-YGv39A0diks8dwogpQ/s1600/2019-11-29+02.45.49+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhdSBjGNmx2XSpyajL1DxdMLwpkGmDQdUfJh3VIU_6oVscPUfllzemdqU5cDv6Q4acTBNj4bh9aTDc_9qHJ4Q49dM1XF4L92yP9VibDuLCJiC_e1Fb3T27eA2s-YGv39A0diks8dwogpQ/s640/2019-11-29+02.45.49+2.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqSQlBXItcXp2MaXCLfzYl_rDTGrH-Ye4sBtvy7blzWe_2VYAgiLgc1q0qhnbU29BmT8qag-nvdZMbo1e-CzzUylioo7pw5k5PF8ImUtYlxVj8us9rQPpQhDoBwKhBQj4qXhF1BhapovM/s1600/2019-11-29+02.46.04+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqSQlBXItcXp2MaXCLfzYl_rDTGrH-Ye4sBtvy7blzWe_2VYAgiLgc1q0qhnbU29BmT8qag-nvdZMbo1e-CzzUylioo7pw5k5PF8ImUtYlxVj8us9rQPpQhDoBwKhBQj4qXhF1BhapovM/s640/2019-11-29+02.46.04+1.jpg" width="640" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Divisi Ekonomi</span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Divisi
ekonomi selalu jadi divisi yang paling <span style="font-style: italic;">tricky</span>
di antara semua divisi dalam kegiatan <span style="font-style: italic;">volunteering</span>
karena menurut gue scope kerjanya abstrak (silakan bisa lihat di post Tambora
dan Mantang supaya bisa lebih tahu seluk beluk divisi ekonomi dalam kegiatan <span style="font-style: italic;">volunteering</span>), tapi begitu ketemu masalah inti
dan solusi dari masalah, divisi inilah yang akan paling berdampak bahkan secara
jangka panjang untuk sebuah desa (atau bahkan bisa <span style="font-style: italic;">long-lasting</span> jadi mitra bisnis jangka panjang, seperti kisah
teman divisi ekonomi gue di Tambora dengan biji kopi Tambora sekarang – dia
bantu memasarkan bubuk kopinya).</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Waktu
kedatangan awal di Natuna, divisi ekonomi mengaku belum punya program yang
pakem 100% akan dilaksanakan, karena mereka akan <span style="font-style: italic;">social
mapping</span> dan merumuskan masalah perekonomian masyarakat dengan cepat
supaya bisa diintervesi. Awalnya, program mereka menitikberatkan pada seminar
dan pelatihan industri rumah tangga, dengan harapan kami dan warga juga bisa
ngeriung kumpul dan ngomongin soal masalah perekonomian dan kemungkinan
solusinya. Setelah beberapa kali <span style="font-style: italic;">social mapping</span>,
akhirnya divisi ekonomi justru digaet sama staff desa untuk mencemplungkan diri
lebih <span style="font-style: italic;">advanced</span> dalam perekonomian desa:
forum group discussion yang dilakukan bersama staff desa dan masyarakat untuk
membahas dan merancang badan usaha milik desa (BUMDES) apakah yang cocok
dilakoni di Natuna. Setelah membahas dan merancang BUMDES, staff desa dan calon
pemegang badan usaha di desa ini juga disosialisasikan mengani packaging,
branding, dan marketing produk serta hambatan apa saja yang kira-kira potensial
mengganggu penjualan produk-produk khas Natuna yang ada sekarang.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9rNSveOdtpHXIPYi-RD83op_IvyTT4YdUImQVw5jR90ZyHVViWwtmaEryCaFfKz5UNCRzXK3NKvXa_FwGivczxVgMfDluuWEWApmJsDjcfHndxniZjpiu1HuFHgHyLHQ8iTYEAIsYbU4/s1600/2019-08-27+02.02.38+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="617" data-original-width="1095" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9rNSveOdtpHXIPYi-RD83op_IvyTT4YdUImQVw5jR90ZyHVViWwtmaEryCaFfKz5UNCRzXK3NKvXa_FwGivczxVgMfDluuWEWApmJsDjcfHndxniZjpiu1HuFHgHyLHQ8iTYEAIsYbU4/s640/2019-08-27+02.02.38+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><span style="color: #444444;">Pokoknya yang paling sering pegang banner, pake baju rapi, dan jalan-jalan ya divisi ekonomi deh.</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1599" data-original-width="1600" height="638" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRUCAclyZjxyGWQ5TE5WjxHicyY52q7KIrMdpwYR9UdgJRylmufNao3eEDWIVvTxoO-IEmsgo7cyLi_O9K3Yu94F19ojTPb57dFAs9VODmvi4WevxguC8v8AYB-MfJjh9arnXpcRpfHVg/s640/2019-08-27+02.47.46+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Bazaar rame dan cihuy, selalu ide dari divisi ekonomi.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">Talking about economy is always amazing for me, all
the time</span>. Menurut gue ekonomi adalah subjek yang berat untuk dipahami –
karena ekonomi itu nggak sesimpel <span style="font-style: italic;">pengeluaran
nggak boleh lebih besar dari pemasukan</span>, ataupun hukum <span style="font-style: italic;">supply harus seimbang dengan demand</span>. Bagaimana
cara menciptakan demand pada masyarakat? Bagaimana cara mempertahankan supply
dengan bahan baku dan tenaga kerja yang cost-effective? Yes, ekonomi itu selalu
menarik, dan selalu sulit (<span style="font-style: italic;">kayak gebetanmu yang
udah lama kamu taksir tapi nggak bisa naik tingkat jadi pacarmu itu</span>).</span></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;"> </span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Divisi Lingkungan</span> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Berada
di divisi lingkungan dan pengabdian di daerah berpantai berarti adalah memiliki
program kerja yang udah jelas bakal konsentrasi ke daerah pesisir. Program
divisi lingkungan kita kemarin adalah bebersih pantai terutama dari sampah
plastik (botol plastik yang masih berbentuk bagus kemudian dipilah untuk
dikasih ke SD untuk dijadikan pagar dan hiasan –<span style="font-style: italic;">
all thanks to the visionary headmaster</span>). Massa yang dikumpulkan untuk
bersama-sama memungut sampah adalah anak-anak SMA yang tergabung dalam Palang
Merah Remaja (PMR) di sekitar Ranai.</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiixDC5BPi46ZkpRGmKOahRuHaZRSQo_pHYNCsn4ks1DynVcEaiwXqpBsrveLqkiJpDgjdn2sgxraQvgWieMBZxCnId_4Cb764QtfRIEE_uYn5OMl_B4AXqx-OBk3ERd0pWO-49Ps-jt-o/s1600/2019-11-29+02.43.06+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiixDC5BPi46ZkpRGmKOahRuHaZRSQo_pHYNCsn4ks1DynVcEaiwXqpBsrveLqkiJpDgjdn2sgxraQvgWieMBZxCnId_4Cb764QtfRIEE_uYn5OMl_B4AXqx-OBk3ERd0pWO-49Ps-jt-o/s640/2019-11-29+02.43.06+2.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhekem37F5FacoTWmFD4_nDD3JMsAj-ZQ-OZq-azwBytWtDHasd6wtjwiAoOH0Jp5wvupRcy-UpyLbksjqDA9NJ-eU1XhGY0XE2DV8nxtr91ER26OBc2ZfhG0RVfOH3PxNNM0IuqC_2tw4/s1600/2019-11-29+02.44.02+5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="990" data-original-width="1319" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhekem37F5FacoTWmFD4_nDD3JMsAj-ZQ-OZq-azwBytWtDHasd6wtjwiAoOH0Jp5wvupRcy-UpyLbksjqDA9NJ-eU1XhGY0XE2DV8nxtr91ER26OBc2ZfhG0RVfOH3PxNNM0IuqC_2tw4/s640/2019-11-29+02.44.02+5.jpg" width="640" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Karena
pada dasarnya semua program kerja pas <span style="font-style: italic;">volunteering</span>
tiada yang kekal abadi, maka di lokasi pun program banyak mengalami perombakan.
Setelah program pungut sampah, ada sharing session dengan remaja-remaja anggota
PMR ini tentang pembagian jenis-jenis sampah, cara memperlakukan sampah
berdasarkan jenisnya, dan terakhir ditutup dengan sharing session tentang
penyakit yang bisa ditimbulkan dari sampah (dan saya tiba-tiba disuruh bawain
materi, mohon maaf). Pengetahuan tentang sampah juga dipaparkan ke anak kelas
5-6 SD Negeri 001 Tanjung dengan media video dan tanya jawab, selain itu
dilengkapi juga dengan mengenalkan lagu kebangsaan – supaya lengkap, udah cinta
lingkungan, cinta Indonesia juga.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selain
itu, menimbang masukan dari kepala desa beserta staff, divisi lingkungan
membuat plang bertemakan kebersihan lingkungan dan himbauan untuk jaga
kebersihan untuk dipajang di sekitar desa Tanjung, khususnya di Pantai Tanjung
(yang sangat khas Natuna banget).</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXxV4BUAOatEN8MaEqOO4ZK_LpV8Q3xEVAY1kYvQTgPxjW0RNIImga4n1m6gBbtftIjuer_MrcL25twLurHg5gS68onKN_L6mpcOMBLn6GxEo3wQu4Oftzd7xerlLGu9QLbB8_N79V24c/s1600/2019-11-30+12.26.40+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXxV4BUAOatEN8MaEqOO4ZK_LpV8Q3xEVAY1kYvQTgPxjW0RNIImga4n1m6gBbtftIjuer_MrcL25twLurHg5gS68onKN_L6mpcOMBLn6GxEo3wQu4Oftzd7xerlLGu9QLbB8_N79V24c/s640/2019-11-30+12.26.40+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b>Sedikit tentang wisata di Natuna...</b> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Agak lompat dari volunteering, segala
program-program di Natuna ditutup dengan kesempatan mencicipi alam Natuna –
menelusuri setiap tepian pantainya. Kami semua berkesempatan mencoba segala
macam pesisir, mulai dari Pulau Air, Batu Kasah, Jelita Sejuba, dan
highlight-nya: Pantai Tanjung. Buat yang belum terlalu familiar dengan Natuna,
Alif Stone adalah destinasi wisata paling terkenal di Natuna, banyak sekali
review-nya tersebar di Google. Sayang sekali kami nggak sempat ke sana karena
tempatnya tutup waktu kami mau berkunjung (<span style="font-style: italic;">to
be noted</span>, Alif Stone buka di sore hari sekitar pukul 4, tapi waktu kami
kesana sore-sore, tempat itu tutup).</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Destinasi paling jauh dari desa kerja kami adalah Pulau Air. Pulau Air ini jaraknya kurang lebih 20-25 menit dari desa, dengan kondisi jalanan yang kosong melompong. Konsepnya adalah pulau kecil di tengah laut yang tersambung dengan mainland melalui geladak kayu. Pulau kecilnya berbatu dengan sedikit pasir, ditumbuhi pepohonan dan berbagai jenis semak. Ngiterin pulau kecilnya nggak sampai 10 menit juga kelar. Inti dari wisata Pulau Air ya kamu jalan ke pulau kecil lewat geladak kayu yang berbunyi 'klatak-klatak' saat kamu injak, kemudian kamu naik ke gazebo yang ada di pulau untuk menatap lautan lepas.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_CIbTnJgSN-s20GgkciYbbv_eCBtuazkMRnLMd30yn1OnoTfylp621ilt-xKkNJNN1cAiUQ-EsEKt7QTwmOiFAoHzLapTO-RsYcWybX9YkUkN1pcyMyGOlXrkBH8HDuSna8S_uolCli0/s1600/2019-11-29+10.12.01+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_CIbTnJgSN-s20GgkciYbbv_eCBtuazkMRnLMd30yn1OnoTfylp621ilt-xKkNJNN1cAiUQ-EsEKt7QTwmOiFAoHzLapTO-RsYcWybX9YkUkN1pcyMyGOlXrkBH8HDuSna8S_uolCli0/s640/2019-11-29+10.12.01+2.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Geladak kayu menuju Pulau Air. Sepertinya petang-petang lebih romatis (sekaligus seram karena pasang). Ada gazebo.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaWrDIbU7F1ByRdHTuAIcHoEjyh5Oa-tAbKCayfxEe8eGvHW_AdB0YOxYiXFGog6ul9VujDsXSrdiNWdA1y2uFB7zKDPiKdLAWN6ynMXf4eR2cgpzNCDeArMzx2nnfmqbJMR1xVzuhCdY/s1600/2019-11-11+06.23.47+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaWrDIbU7F1ByRdHTuAIcHoEjyh5Oa-tAbKCayfxEe8eGvHW_AdB0YOxYiXFGog6ul9VujDsXSrdiNWdA1y2uFB7zKDPiKdLAWN6ynMXf4eR2cgpzNCDeArMzx2nnfmqbJMR1xVzuhCdY/s640/2019-11-11+06.23.47+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Kamu juga bisa foto-foto ala traveler bebas-bebas club di geladak kayu ini</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2_oD97oq5APoKUlUOGhOGzNYZbrlAGWrCNBCv3z8G4nR3eknfgiexYBvMJY7qoKuGi4SpAFlsXOpARorUj_9YcaxlfsYmba5_HGRSmnaM91h6nhu2Nhev-o2RixlwiF48K-pYzH34ybw/s1600/2019-07-15+10.41.45+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1040" data-original-width="780" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2_oD97oq5APoKUlUOGhOGzNYZbrlAGWrCNBCv3z8G4nR3eknfgiexYBvMJY7qoKuGi4SpAFlsXOpARorUj_9YcaxlfsYmba5_HGRSmnaM91h6nhu2Nhev-o2RixlwiF48K-pYzH34ybw/s640/2019-07-15+10.41.45+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Atau kamu bisa main air aja kayak saya. Ini difotoin dari gazebo yang ada di foto pertama.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Setelah saya hampir terpleset karena batu-batu superlicin di Pulau Air, kita menyusuri kenampakan bibir pantai Natuna lainnya yaitu Batu Kasah. Kalau kamu aim banget ngidam pengen ke Belitung tapi masih belom kesampean (malah jadinya ke Natuna), ya bisa sedikit merasakan vibe-vibe Belitung di Batu Kasah ini, malah bisa merasakan ketenangan yang amat sangat karena sepi. Gue kalo liat batu gede, bawaannya pengen manjat ke atas terus berjemur dan dengerin lagu sambil baca buku (<i>done that once di Pantai Trikora! You could read it <a href="http://fragilemelancholy.blogspot.com/2019/09/dongeng-kepulauan-gurindam-2-tanjung.html">here</a></i>). Poin plusnya, di Batu Kasah banyak open space yang enak buat piknik di antara bebatuan. <i>These are the pictures, so you can judge.</i></span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8adH8aT4nyLLnjN_3kJb-ys2zWBq3UgNKI8nQ7ytt_FqqY64obZnWSg9HfGo2rudJBIiJMqVong3cpZ63hS3e09pic20D3ZiJVcT_By1FfnpJIt0jHE3REBkfi9cGntYsQjA3nViCRxg/s1600/2019-11-29+10.12.25+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1438" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8adH8aT4nyLLnjN_3kJb-ys2zWBq3UgNKI8nQ7ytt_FqqY64obZnWSg9HfGo2rudJBIiJMqVong3cpZ63hS3e09pic20D3ZiJVcT_By1FfnpJIt0jHE3REBkfi9cGntYsQjA3nViCRxg/s640/2019-11-29+10.12.25+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggjC8c20sd_o9AoSboiFz1rhiP4XAKC3XK0gQ82GNxc2Wq0CdgZq8O4rGLPl2MYzNq-TsK2-sh7nb_Wkd7R_5rxIFRy1uFw-CUh8MvIHSQgzsagfISACi5_lmjYwjcBLzX7ATVgv_wNtk/s1600/2019-11-29+10.13.54+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1438" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggjC8c20sd_o9AoSboiFz1rhiP4XAKC3XK0gQ82GNxc2Wq0CdgZq8O4rGLPl2MYzNq-TsK2-sh7nb_Wkd7R_5rxIFRy1uFw-CUh8MvIHSQgzsagfISACi5_lmjYwjcBLzX7ATVgv_wNtk/s640/2019-11-29+10.13.54+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxAXtNbix0mhT_zsXdzftIWNzYAwxwsPN2buoiajmAG9mnL52IZnYprI-i_OIMW7H0UgRvTQVD8Jg0EJT74qLFbmU66Baamsgnqgx2k8U4YDU3DAPMv-yLyLBK4d0s_1-ZhIEjEgi9p_Q/s1600/2019-11-29+10.14.54+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxAXtNbix0mhT_zsXdzftIWNzYAwxwsPN2buoiajmAG9mnL52IZnYprI-i_OIMW7H0UgRvTQVD8Jg0EJT74qLFbmU66Baamsgnqgx2k8U4YDU3DAPMv-yLyLBK4d0s_1-ZhIEjEgi9p_Q/s640/2019-11-29+10.14.54+1.jpg" width="640" /></a></span></span></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Setelahnya kita bergerak lebih ke dekat kota dan menelusuri bibir pantai setelahnya. <i>Next destination </i>namanya Jelita Sejuba. Mungkin pernah ada yang nonton filmnya ya judulnya Jelita Sejuba yang main Putri Marino <span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">– kisahnya tentang sepasang kekasih yang laki-lakinya berprofesi sebagai tentara dan isi filmnya ya tentang gimana perjuangan dan peliknya jadi istri tentara. Film ini settingnya di Natuna dengan budaya dan bahasa Melayu dialek Natuna yang kentel po<span style="font-family: inherit;">l </span></span></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">– nah, tempat wisata kali ini diambil dari nama dari film itu.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Untuk <i>landscape</i>, sebenernya sama </span></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">– pesisir pantai Natuna banyak sekali menyimpan batuan. Sama seperti Jelita Sejuba yang kebanyakan kenampakannya adalah batu-batu besar, tapi lebih penuh 'dekorasi'. Tau trend tempat wisata jaman sekarang kan, yang sering dimodif-modif ditambah ayunan, tempat duduk, ornamen dekoratif bentuk love? Nah, itu dia Jelita Sejuba. Nampak lebih <i>shopisticated </i>dan ramai, seolah-olah berkata<i> "Welcome tourist, you want to do some selfie, huh?".</i></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBh8003R5UD0pymXXoZl8SH5Gfqq-qUS7_2oLlFz1QNbGEmPL35LiiemMa9xvv7p8v-Od6q7mx3ASI2LA5o6CKusomiYAebcaValmusBzG5bTJFnVUqWEWipRrst1qV9yhkq64ltErnMg/s1600/2019-11-10+10.18.11+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBh8003R5UD0pymXXoZl8SH5Gfqq-qUS7_2oLlFz1QNbGEmPL35LiiemMa9xvv7p8v-Od6q7mx3ASI2LA5o6CKusomiYAebcaValmusBzG5bTJFnVUqWEWipRrst1qV9yhkq64ltErnMg/s640/2019-11-10+10.18.11+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH6CDkcrrvUrd4ntXKPHvsTDNOEfPTqukH2E4F-2W12ALTYtfsx5EhcfByYmshq_hUTj48uTZBs-tJNUPtn9zu7nQDlWN8YPJcPwYavcRB12Lyr6VfTroNYi9-sooE46_SGt-c1L8DO2w/s1600/2019-11-29+02.37.12+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH6CDkcrrvUrd4ntXKPHvsTDNOEfPTqukH2E4F-2W12ALTYtfsx5EhcfByYmshq_hUTj48uTZBs-tJNUPtn9zu7nQDlWN8YPJcPwYavcRB12Lyr6VfTroNYi9-sooE46_SGt-c1L8DO2w/s640/2019-11-29+02.37.12+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><i>Okay, maybe you could hear some sarcasm (even in my writings I am quite sarcastic, right?) here, but trust me it's nothing harsh. </i>Gue hanya sangat menyayangkan trend pariwisata Indonesia sekarang, dimana kenampakan alam atau bahkan bangunan kuno atau bangunan adat ditambahkan ornamen-ornamen yang justru menghilangkan jati diri potensi wisata tersebut, misal, pantai bagus-bagus, terus dikasih plang love besar banget sampe menghalangi pemandangan, dikasih papan nama tempat tapi pake huruf gede warna-warni, atau terlalu banyak ayunan.</span></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> Hanya karena ikut tuntutan era selfie dan swafoto, semua kemolekan alam harus dimodifikasi berdasarkan preferensi pasar (pasar yang mana, gue juga gak tau).</span></span></span></span></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicQrISsxSTnNkJl0_032zfr__TOIzZRqoj3GaXxU6hXQ-t3CRoi6Ex2z4GXj7PAvjZH94-PHI8Zr5AbIC0QcEIdPKD6GMhM9MBCmaZxlpWRzQEkCqCunnWWm6U5v0zrdfD-9ZbpDrMd_E/s1600/2019-11-29+10.25.27+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicQrISsxSTnNkJl0_032zfr__TOIzZRqoj3GaXxU6hXQ-t3CRoi6Ex2z4GXj7PAvjZH94-PHI8Zr5AbIC0QcEIdPKD6GMhM9MBCmaZxlpWRzQEkCqCunnWWm6U5v0zrdfD-9ZbpDrMd_E/s640/2019-11-29+10.25.27+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Still manage to find some good spots tho di Jelita Sejuba, tanpa banyak hiasan-hiasan tempat wisata.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEDB4KQoAA1WJakLYbwPuU2AFkETQgIdCBwCjNyoNHs-1bfdypJyoNOKhxp_U-2X8xKLbiVK93idxV6csYsCieB7R3Dyl2j4apUHFDZyENGZUlEKwdhutuCKbRPKqZPzfoDLwlgVFoOXs/s640/2019-11-29+10.24.20+1.jpg" width="640" /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0A1EvNMrttDncsWk4jk6OiZhf83ZnsBi3peZYm-gxxkZw5NNVYHkCSkvCk52a5twQXMJGxcdOHB_jPCJngDKQrJRZ5VxQBQZhUgAzt_ZTqNLn9xSxqwxP4pUja_IahvCo-6zJ6NFzkHY/s640/2019-11-29+10.25.41+1.jpg" width="640" /> </div>
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Perjalanan kita ditutup dengan bermain air di Pantai yang paling deket sama tempat kita tidur selama di Natuna, yaitu Pantai Tanjung. Yes, Pantai Tanjung ini a legendary beach. Kenapa? Karena tiga icon Natuna bisa dinikmati ketika kita duduk di sini </span></span></span></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">– yang pertama, Pantai Tanjung itu sendiri, yang kedua adalah Bukit Ranai, yang ketiga adalah Pulau Senoa. Sedikit cerita tambahan, di Natuna ada pulau-pulau kecil terpisah. Di antara pulau-pulau kecil itu, ada pulau yang cukup terkenal, namanya Pulau Senoa. Pulau Senoa ini jaraknya sekitar 20-30 menit berlayar dengan kapal klotok dari main island Natuna. Uniknya, Pulau Senoa ini berbentuk seperti ibu hamil berbaring dan menurut legendanya, Pulau Senoa dulunya berasal-usul dari ibu hamil yang terkena kutukan dan jadi sebuah pulau. Sayang banget gue nggak pergi ke Pulau Senoa, cuma bisa mengagumi dari jauh. Btw, air di Pantai Tanjung bisa surut dan kita bisa merasakan fenomena laut terbelah di Pantai Tanjung kalau di musim surut. Kita bisa jalan sampai ke tengah laut di atas gundukan pasir yang lebih tinggi, dikelilingi dengan genangan air laut di sisi-sisi gundukan yang lebih tinggi itu.</span></span></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijzwA1qF-yLMEqQsZfKv04noUEkIgKyiLadNe4WdbFmezuqyN1a39XePeq72KxpJU-CWDbUe76gMjjBKVA1XLiixA6Vp63vv-OBMhz53WCXCIuP7ojJRftvJRXJ8MCQFvhR1L3JPHhBy8/s1600/2019-11-10+10.20.22+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijzwA1qF-yLMEqQsZfKv04noUEkIgKyiLadNe4WdbFmezuqyN1a39XePeq72KxpJU-CWDbUe76gMjjBKVA1XLiixA6Vp63vv-OBMhz53WCXCIuP7ojJRftvJRXJ8MCQFvhR1L3JPHhBy8/s640/2019-11-10+10.20.22+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Pantai Tanjung dan Bukit Ranai, dua icon Natuna.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihXmeZ0SLntOPTpy-oOomKCc5Vht0-osVTG81eDf1KxUZ3p1Iw5ClOiqzwA9Wi-oiJtCueCRaRgGva1wVEgBpr_M-7qylu84_zhdk3OVJcyWs5DMDhsX5DduE8HosZTZ3Yfbh4dSz-wdI/s1600/2019-11-29+10.17.20+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihXmeZ0SLntOPTpy-oOomKCc5Vht0-osVTG81eDf1KxUZ3p1Iw5ClOiqzwA9Wi-oiJtCueCRaRgGva1wVEgBpr_M-7qylu84_zhdk3OVJcyWs5DMDhsX5DduE8HosZTZ3Yfbh4dSz-wdI/s640/2019-11-29+10.17.20+1.jpg" width="640" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Pulau Senoa from the distance, beneran kayak ibu hamil, kan?</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1078" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLzasvRPXUqBcjzLMkVB7l1ajaMxD8tD73szqmk5gr5SpToBSPs2nOQwhQYA0klF7h6y2CmzlaAJwsfvj5FLBjy_B0fpNNrUlp2VjWZmoHVP4vmO3HRb3stCvxU8TtPH6iFi9bRqII66w/s640/2019-08-27+01.50.16+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="638" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Nah ini, fenomena jalan di tengah laut seolah lautan terbelah!</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Nah, kalo yang di bawah ini, adalah mimpi gak sampai kami semua, yaitu Alif Stone. Padahal Alif Stone ini adalah pesisir pantai yang paling di proclaim sama Natuna sebagai destinasi wisata andalannya. Sayang sekali kita nggak kesana.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGD9aB0iYCYrC5L27eLx_FJWU0T1fBVUGokF2Z2cdRJZmtKN0ikDa02Q_rWm3QJrBG5wHiMfL45ogkSFSAsWpXhAdb_5LKjEUBh-XFF2Ew7HkBGgyIbmDSzsZUemx8Sh8O0StnpyDMhebS/s1600/Alif+Stone+Park+Taman+Batu+Pulau+Bunguran+Natuna+3.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="888" data-original-width="1600" height="354" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGD9aB0iYCYrC5L27eLx_FJWU0T1fBVUGokF2Z2cdRJZmtKN0ikDa02Q_rWm3QJrBG5wHiMfL45ogkSFSAsWpXhAdb_5LKjEUBh-XFF2Ew7HkBGgyIbmDSzsZUemx8Sh8O0StnpyDMhebS/s640/Alif+Stone+Park+Taman+Batu+Pulau+Bunguran+Natuna+3.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">The famous Alif Stone -- and yet, I went to Natuna but couldn't visit this (<a href="data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBxITEhUTExIWFhUXGBoVGRYXFxgfFxcdGxgaHRcYGhobHSggGCAlHRYXIjIhJSkrLi4uGB8zODMsNygtLisBCgoKDg0OGhAQGyslICUtLS0tLS0tLS0tLS0tLS0tLS0tLS0tLS0tLS0tLS0tLS0tLS0tLS0tLS0tLS0tLS0tLf/AABEIAKcBLgMBIgACEQEDEQH/xAAcAAABBQEBAQAAAAAAAAAAAAAEAAIDBQYBBwj/xAA/EAABAgQDBQUFBwMDBQEAAAABAhEAAwQhEjFBBSJRYXEGE4GRoTJCscHwBxQjUnLR4WKC8RWSwhYzQ1OyJP/EABkBAAMBAQEAAAAAAAAAAAAAAAECAwAEBf/EACcRAAICAgIBBAICAwAAAAAAAAABAhEDIRIxQQQTIlFhcRRCMpGx/9oADAMBAAIRAxEAPwD0n779NDhWCAwiFgj1eCOTmwsVo0jpr4EEqHd3G4RNzY9VZyiNU8HSO4IQTBUUDkx0uQ9wIcqgfOJZdQ0S/fRwibck9DpRI5VOU5QlqteGTKgnWIDeMot9gckuiZNcBkkQ1dcTkGiEphBENwiLzYhUHUwlTociQ8PNKeEb4muQMpZOsMEuC+4idFCcyQIPKKBxkyvEqJEpgtUgPnBEulRxeA8iGWNgaCRlEqZquMGGkRx9YamXLGd4m5xY/Foag87xGq8Fy0y4KRSpIiMpJFUikWg6CIu6VwjRfcxxhGkTC+5E3EzJkr5wwylc40/3cDSF3IPCDzRuJnZdIswVKoDqTFymUgZmHFSODwHP8G6K+XSgcYIlywNImF9I73JgcjbHy18ol70cYCmUSz77cmiFezl/mhKi/Idll3yeMNNSkawEjZqtVRNLoAMy5gVH7DsJlzQcokhkuW0dWbQr/AR0KBMK9IllYtYLRjMBodaAu+5xzvuceocVoOeE8A97zjvejjAMGvHID78cRHDVD8w8xG2YMaE0B/fE/mHmI4a5H5k+YjG0HAQmgH/UUfnT5iOHaSP/AGDzgGtB9oUV/wDqMv8AOIX+pS/ziNYLRZoW2UP79R1iul1qVZF+gP7Q77zyPkYR0FS/IYVR3GeMVK9oq0lq8SkfOIlbUmj/AMaW/VCuSQy/Zdw5PKMh/wBay9UHwPJ9RwENV24lAP3a26p5aPziL9ViXbH9uRsocmMie2sr/wBa3Z23fkYYe3EtnEtXiREpeuwL+wyhI3chQAuH8YeJ98jHndX9oGBSWp1LQSxKVOoZvZr6N8Ynm/aJIS34U4vc7qQAOuK5ezQF6jFLdjVJeD0aXUp4R0zgchGEHb+msAJhJzDJsOPtX8IbM+0ikTiJxgAWLDeOoztA93F9jJyN4tZbhESVDjGHT9pFMSBgmXzfDYcc+cTH7QaTEBvsfew82yd+PlAWfH1ZqZtwkaGOunVQEYJP2kUlgRMBOe6GT+ouw/mGyftFpl4txdlEe655+1aD7sfs1fg34noHvAxMmoTxjzqd2+kD2ZSz1YfMwGr7QyMpA8VH9oLcX5CeomemG9+DkWjyuZ9pCjlTJ8VE/ACKlPbyqSok92QcgpNh0Yg+cb4mPa3P5x5R3GeIjw6Z26rgX7wB8hgDDo/zeKuu7U1c0NMnrI4A4R4hLAxtM1n0IuYWdwBqTpHUlRDuCDwj5smV61BitRHAqJHlDVV6xqq2VzbpGo1n0jMqQkO6T/dAytqp0Ug9CDHziqsP08JFTqFeRg0vJrPRzSo/q/3fxCFGjn5x3HHUrEdjmzyqYvuiOHqY6KRHCJZYewueUPQhSnZCi2e6QPMsIR5q8jRxSl0iHuJY9wHzhykIGJpYIHvMoi/GJE4TbXhZ/J/q0ES5kkMJiSFHIKIRkzi4PmeOWURn6jfZ1YvTunyRB3CVeyJYOhOJsieHJvERFLStiDLQ/HdbW7XMWEmSCnEGCR7xO6G/qyMQLmgM13JFuXVoX3X9jLGvEAOQiZiZQQAwyST1zD/48zhSp5eUC7Q71wAvuwcmQkqVZ7Erb0/mtnVBlMBPmTFqO6FqwvfeZNyWBF/or7zXko/T8u0kXqaQcPryjvcJHLyjKVm31u5Fgbgkg9WfT5RDRdoiSMamS7EgpGfEG6j1jPPIC9EjZ/d+UUfaaoXLCEoOEqIYgPxcZ20vA8ntFLCN3G39o8GB3ejxAvaqVFImKcKyJJzHJ2DH1iUszloeHpUpFts+sxySsoONJYpDa9VWs3rFVS7fmZTZKUKJt8ra9esCbbre6C1pVpcjWwb5eUZ7Zu1DOmywtQAWSgIxb1i5JGZSrL+w8IHKb8lf40F4L+qVLN2Bu5UUJu+ZNucU5XLxFLgFtBkDnYHVo1tZsxCJC1kOEgqKcjYOCDoY892dMRMxFGIXsVH2jmdLW+Mc88Upbsq1XRaIWlJIcnnrAu09oJlyzMBCrjddlXb0it2lVlC1S1Xs4AfUPZntz4NEFUpM+WhABQX9pTsDYNdVweLZiIw9N8k5Edou6LbCJssHAx4O9xp8Ynr1Z4U41MAE7wf8t2YEPlwisoKRFKlWN1As50ezM2XWLZE5amCXSA7Od6+hcvmBD5oxj8o/9KroFXRTLugjLUWtqX+HW0VtZOKktYYTmCeQOXPQekX01ASQbgkOXBvqLa+mcVs2kYpKEYWdThJKc8+HK48YniyRb2ZJFNRVSkTCT7Rb2kgkZ35aW58oLq5xBBQplFg/VmGLhfW8TJoZ1Tcd0k+ziIws5BGRa+rnXwi8q6OdIk4RTyZwSN4CyiOKTkq92fpHVKNtMPEyBrFPhUMwcQCrkXyHkIL2elYSEgHCpGPPVnUCbMQxiWp2du97MlJlEWLuRfJjkn/MOkKlgBl4WNwFOCOt3DcYE3rSEaoDVUTQS4OLN3cNy1JzjkjaH4rKdKjZ33WFmZuKTrBIpBMHeSZiZixmjGywL5A2I5Avbz5STZZdK6ZQVd5pKrg36Cwa756GC0q6NRyr2yvvN1mS4Ouhc+DfKIZtaCrQEJZyCBk7khzrkBFjLky8BUUpD3xLSWB4HCngT5wBP2elasVs7kE4SLa8+MJGUfKBQRs9SSMMwkzAcrHjriYeuWUFrXYh3ZnAZ/U8AfOKWdRrRdJLvx3hc/VuMcp5LH8QkFQswcnRgePteXKDxvaZqRbzK9KCzFRtawAfR3vCXtGW7FwLgm1rdHiqqJCphAExO7bC5OG93YZZXbSIpmzzLSNSS9yLga52vxEMo/bFaLWkVLLgYiCLKLXvcMRlz+hDVUoDiUrFcPcEDPl8ICoQpg9yQ4DmwLnIPn4QWhRQN0W4Oczclntp5RpXYaPXJdISwAL9B+8ECgwLZaFHiCwPorjyiLuUC7qJ4lRfzzh6V8APJ/OO6Tk9WefGUV0thU3AAcKWPEry8APnA5Zt0EK1KVKvyswaOyd4Eu4Fy0V86sKt1CgjNiz3HE6DpE2kuy0ec/8AHRYoK29pbcMR+DxwIVdkJHNam8SG+cZWVMnd4QtSkkWJc2JyuDkWzEEmsnBwJq30CmLkZhzcEQG0vBT2Z+XZoCFggnu+B7sqKSDxGG7H4ZccptXtDN+8mS5Cg2FGEYiWLMGA4mLGVOmK3JgSSW3i5Z9TmfLhFjK2ZKFSlRVKxpxmW9sDglbqyT+l73taJXvZ1JUgeZPmoQFTMiMgzGxYlmZn0zipKxNGFQ3QqwN1FXJRuLHIQfUTlOsIUFOS602ThubOAHAJvlZ9bV2w1JnKUkqSxSQxLE5XAPD94Ixne1HeSn7uWvunZZ1AASbB3GZuRBae1FPNlpCZTMALARe1ezEyWQtwob4HWw88PpAKZiO9Cp1IHHvs1iWUbe0ba8IDbDWymp6zcKEI31qISkZq1bjkDfTpAtLPmTFz8QA7soSEjJPtWB1jcSpEsla5a0YyA5TKSksbDEXsMnLZxiNqyxKXNMtaXBxBIUDiALKNizhg+oDGBCaZn2OqahU6SZSEKmTCr2EglRAN2ADljbxit2JsubPSudLUBOkHcQ1zhOK9+LhusabswvvUKCTgVZwCyiObZpGh/qDvaD5mzkU5K5asKljfAFmGpGhhloDVmd7bdpFT6eVgOFCnxoPtBSWseQJ9Ih7ESRNltqkkNxGfzgqo7LoqVqUnHjIxEBQYnUgNnaItgy0U4BTiZeE4lEAoUwZwMr25HjB1QEny2R9pZHdzJaiHOIo6puR5HFbmIs6PZ81YG6pKSLLV73FuNxFNt/bJmTBiQzAs+TmyvhnBdLtWZMQXslNg2oFvjbwibjy7M6bCa/ChWGxS+ElnDgctDfo0Ry02BTkS6nLtwA5ft5g11RdJfUnyBH/KCZk9Kd1am0BtezMwPAetnjly46fxEkkmOWtSrKVdIYEkHCM7HmCIC2vtMS5RSmYVLt7WeedmBaOmYh1bqlMbkBTcr66xm66ZjmkA7os/TMw2LEpS30hTQDaC+6SxCCBiKgLhQYOzWzzg2i7dJUyZst7NiS9+ZDg+TwBswhUsEEgkqAIF2YAspiB05w+nlS1ImSpoExlgIUwCkukKzDWve938umopspbvQbtWskTji71WFmIbEmxLlntaKKq2bLUD3WGYTcNY/Wt38Iu6OjlBJCcikjIagPz0jGiYUrDFyCQ6Rm+eeeZEbHJSugSkq2KiqlSlhQcMQ44sbiNDKqBMK1JDEKYso4VgaAEsCx+ninrqgJmlwiY1i4OF9dQ93fm8ammoxNpe8ShEpYsrAkAEKfTIkW84aST7BH6M/K25iISUBKL+y+LliPveAEQK2icYZghwSFBJURqCwvFcsD3XbR4UiW6gHYanhxhlFdUJbNkuWFSu9QApBISCHxPoCCG0IsdIF+7Bipjllmz/AAYRPT1AXKEpG5hIw8RbdxcXBP8AuiKUFplbqhjC94JIIbVnZ9LAvEJwcX8SmiulSJYU6SQoGxFteHS0HVFGpUsrwqsGKsKjZrsRbr/EXMihmTQcKJZOZxqZWQ4lk+eb2gOoNdTb0krlkG3dqBfrhJB8RGTblszVGbl1adXZLBwB4c8k+kXCdoImswmuBfApHhYqBEa+TVrn0C59VSSJ80Lwd7MlydxNgDhRgmFRUpifZy5x53tdcgq/Dk90ciErUUHiQFuU30c9YtLHFuxdntUoKyJA8X9SB84MABDYoB+54iQk2/MlLPbneDpFNh1i3K1Z5k40NkU4cm/sKZvD5sfCKSeVI7wFO8APNKs/ENGgVLZ89Wb99PCMftSsrEEbveByGWxLflcEFstdIm97OvBlio8WWavxANFswPG7FKuT4ejQLMW6d7oXsxGh4HgfDpZbNl086WFTVrp5l8UnAVqP9SCDvJPprBiE06F7khc1RLvOOZGTS056nefSEcl0dq3tFbsmXiLEuB5gZkK1Zh0tFwqkUsJ/DKks53yk657ii3lEqZ9Sp0zd0E3GFMsEWAcEOQA2uQbSCa/Y02eUCnXMShJ31FwkjQgNvdHPSJyTcrQsiORTpYjB3YAulIUzc1F1KzysOUUFMmWZ+4VhKGKZncrUfzXAAyP5gXDdIvZO1lyZ8xNUVrQCZalIGI5JKVMkOBhJyBLnWObY7VBI7uhlqmOm6ihVvAgEn0hK/wBgXfZju2FLtGbPTNl/jJAIBCClaU5qSUqAxAkksxHSxi87MpWZC5dTTqA9tDgm4zBTdafhzvePZHaKZTSzImpnCaP+33iZapDHJIZlJFzckkegukbVqQM6dJ4plKPxXDSnxVD8kuzOTtl1M5zSy1S8W73rgJKQo404ArED7SWIuDmMoZVbCpkvKmTEKqACQFm24HICUvdnYXJ0gyvlpCjNnTpzLO+oHcBZkqKUjdS7Ph0GscqKmmlShdb4cSFJSEhT5KD6HQ3fOBjZozUujyzYtZNFYZkhBUkKLpFhhNiLth5cGHCLXaNXUKq5hZRkrYC9kjCBk72US/UmCV1WErUlN1qK1KYOom5JYAeUcp6lMxyWBGhDvbThFm0BJkAmT0TQhBOIbwY6C7vwHGAU1U2fNKQoqdRJDDAADZVhfjfiIs6SmXIlzl90uYVqKVlJWEoQylEuAWAsHLe2OEX3ZLZso04UgB1Mpf5nuycsg4bzgaQ55bthZ79Yf2VYfK3xeLbYe1JYR3agXIAcB7uT/wAosK3sdUT6moTLSBhON1FnxXCQ+buL6RmZDS1JUpJZ3w4gFW0OZSH82MP4I7UjTbRpio4QsIOEMSXBvvApD/l1HCINjbPmYt4gID7xTc5AYQbk2sNH0iXZ1Yqb7MtMsf0hyeZKneLX7sUby1MwKlKUcrC3qqJlKTdg1ZIT7ErGkgWubmMTWSFy1qRMSUrBZQUGPkeOfjGjn7SUpYmygpUtKrqyJblwvFT2h2uuomlauCUgHNkhg5zf60h4qkTyV4LLstJWUKPuuwf19Whm29nJRNQ6ikLLFnLEJABAzPTOG7B2mpMvuhk5JOpcMw4BhBW0AZoDkYkqCkqPJ93ofkID7GSuOiu2fMKlBBUXSTmWe+Ze7ZWNotE7LlMbYMRH4iWJGm7oBe4HnAm0wMPetvJIAPEPcHziWdUqKMcuWe7wurEWe12YXu7Fm6xv0HXkqzs1EuapC5mJKdUM54Z5XIt1i5TKkmWhCVTEhKiogKbE/tF/zMwvaMquY5fL6+POLvY03GcOSmdlMx6PDOxIVdGpqJhkJQJEoLksRiQlTudClJJfW+enITZXZaVUlkoWgG7XBa7F1gkDVtYl2TVzKaYVhkhmUlT4T+ocP2EXo+0KbjRLCJBKhicYiCPyhT2cA36RBYEtxbTH0ns8+2nKXRVUxEuYVYCASclOHZQ1zi9oNoSq1JQZfcTQw7xBdJfJ0n9wecU3ayslzFk/du6W/tImOhQ5pwZ9C0UsmqUggoJDX8dY6KVE3KmendpNgqp6WQumTOmSyg9/PSpKkFXup7pBJQxOajZgC5jCzqgi+MhvjqOUX2ye1k1KMQUQcixIPVx4wPtCqM1QmoISsEGwABbiG9RCdjpuitptqEAgkHgSS/x5evSK6YsqWo5vdyY0G3NpSpwSmZJZXuzUoTi/uw2mDkb5xm6ejmzie7QVEZ4Wh0hJM+gVTmEQKrAhirEx4AluZZzBkqSk5Fz1gedSodlKPgWaNa6PMS3bRAvaIUQEEsXc4SGyYDELu/CEpCXTiJAcOrMpGptcwHTgpKsIKhxLehg+lxA4iM9OEBxpGlNctLRaLrKQowmpQEtlKCivQXGZLvm+hhtDtehkkpwTEpI/7qkkzFk2Psh0BumYgVCErJJAf18+MTCSHyiG/s6/5UfCGo29LSf/AMVOFq1mznc+JDxHWV20ZrlU9MscEJFvEwWhAEV9fOmLVglsEj2lqv4JHzMCr7D/ACW38UASZxwzVLmTFKG8pZsSQNONgOUO2VtcypISha5iySpWWEPkBZjYAOT0ESyVyJZUJilB/fKCUrP5WTfh9CJhtCSE7kuas3AaWEpPCymbXN/OM5JFcd7kwdO1J01CpCkSgBYkgFYe4zSG0uxgmnpky5YQ5OENc/GBdmyjZ0p7xRyBuTxJJhvauRPlI3WLhyUlzzbpZ4WrZN88j/AHtivCh3SLk2JGQ5DjFNXJKyHJN7k5+epibY8hYQVYSVqAYEF8OqgDmNLQXQbNUudgWQlw4dz8IslSo6YRUVohpqB0lQZ3YJ4tx6u0C/6UlMwFKSErG7nYnTze37Rt9n7KkpstRPG1uBFrl3iDblciWShMsLUVJUlwn8P8yldSHbPeNoWU0ux+tsEotrTZIRSCSmYhSMalLUcIUcW6UpF90JzN3EUfZzZs6mUoy55CVe4UJIHDC75aZxezJhmEzFBOJRcsGvy4RImS+kccssn+iEs29ACRUIUpaalbk4nUmWog8iQ4jyHbVNO75ZmAlb3+XpHtv3Zh1iI0CCXKQ/FriDjzcHsEsjkeV7KTVhDS5Skpa5IZ8gGJBJ6AfzqNkUCpSVVE4mbMUk2DkhNrAFn55WEamswSxiJAA1P1zEZSsqTUqKEVBCCcISEljduTk+QAiilPLpaQ8W2U8mkkKnBRD4bqQh0pWdSA5bmBDe33cKRIXIlYUkqxKb2SwaWSOpN726xe0XZFUtQXiVMAOSEi18icZAyOsQ7a7MrUnu5a8SJxdIVhBC0ZAl2BcqS/Mx1rQ8laMDR1ARmHB4FiP3i5pJ6Vsx4m/AE39Iq6+imSt2dKUgizs3npE1BRLOFabj5F3g6YsW1o1M3ZSlSVDDdScSCMiQHSQRb2gIykqtX3RDFiMKbWcm4HqY33Y2akKFMpbJJEwEiwUHcD9QbxEUtd2XXLXMlJBCxvCT7s1PuqlFt1TEW5+EbXTC/tGI7suxDEZjg2cWcqX+DLN8YmMCNArTldPqeMN2jJRLmFLl0koVY6Egm/yg2kp092LK3VJOJt2yuPAYofRNLYfW1BXTz3upCBfinGEv4Ejziv2BSsgzj+hH/NXy84uKmiXLopyvaxJTLJZs5qGzgxOyJxQlKJS8KUpALMHYPnld84XwUauRndqpT3aSbupQ9AbfWsUExLHloY9IT2LVOkATj3U5JJSQcSWJ9lSQc7AuGzGbREn7NwJZC6gYioMrAcCCbObklLkPwF9IKEkmzBUk/C40MWCJrXB8oj2p2eqZE9dOqSszEvZKSSQPeADuOeUDqPd7psWYghrvfPyjGi2W4qQoNk9i9gf2itp5hQSkaPcHOBZ0947SDMwYLZpSs9en0k5ZeZOL8fe6BrwVTrWd0OptSbnxg5dEzMQkDU3fwjsqckHANLvp5RlSWjz8mVy7JZcgqDlwfWF3Z5gcXENpJipiibgcIOmyTgIGd2ibZzrsjkpSDdV+BzgoHnGMqKSpRhJAOEkhfvEc36RqKCqSsODcZh3biOETZ0TxcVadhypTiGBKEC5Dc4KRlA9VJQrMgF9fSFJxYMurkXGJLjQkWh6glWlsoH/wBElviZOeiQ8GpkAMA7ekI2W0umZyv2LO7wTJUwpbIFyOeWUQr21MT+HUylKAYvLBLubqGEWNuXDUxp1TDmzDn8GiIrBOWUK35OjHnlFV4KT/rdKZxkrlTZ0hSj3a1pZaAfdBOEkJyDl+ekW+0pC1lE2iRJmIR7QZQm5BwoXJsfU2OcMq9ny5gZaXHSK/ZVEuTUpSJ5SggqYe0AAHvlk2fDKDyctFY5m3pDJn3ufMAUsi7FEsBCUjUlWY682guVsFQ9hUsvcALOJT3OaWJPWNDtDaklQJEtSUJOBU1ICrkHDia7a4mYPmIG2fOpKdlzKlJSSQlynC+ZSS+b3a3S5grBHyO4uS+RTolMQFBuWr/5i0+6lAAKdHglJpp01U0LCphLhV8CWybIF3F3NwekT7Ukzxey0OApj6jXSA8GiSxFaoQLUrtbh9fXOJxqAX+rQLXIKkKSM2OXFjHM1uie7PPdt1kydNUHeWhRIToSLJfjcv4CK/ZyluybKNn0D2y4nL0iw2AxUqWqywouDmx687Rsdh9nUhRmagslxbJyocSBloHfNo9NJRikjphSQBK2mumplSzYrbECkYgQ2tzoA3N2Byu9k0QmSVBQYlScI/KSGflcpHnAc3ZRmz0qUlkILAPa3LKJk1OEkC5K3BGW6rEHPMgWEJKSirY7aRJV7OQhASshSjkDd0tr6Rkdq9k5SkqXKlKSsBx3RIJPIZf4jVBBUcSiSSz/ACH8QdTI8I43J8rRCU7Zl+xWyaMoSJ9RMl1Kd/8AEGFmOW8GMaSvp5c5YmLIWpCjgWHDjIMBowtElTKCvbQlTZOkGI8HhyjTm2O8trQPV7PlzBvy0K/UkGKeb2SpSX7hCTnuuPgY0YEV22qhUpIKRd2vAxp3SZLkwRWx5MxGEgLQht1SioB8mCiW8OMM23s1MinM5Cl7mBeELWxAUmzOzcoyVVtFUsllYSQSDwUAW1YuCoX1UI7V9ulmSJC0JViSUqUScRGQURkCSPnHbDDT2PGR6QVpz0MNmKdLG4Lg/AwJsM46aSpQYmWlxwIDEeYidSc4qUG9ocU6il1SS1TQrAUqzqlj2jiN2wlCz+lQ1i72dUSaySFmWk5pUlYSrCoWUkvY9dQXgLZFSlJmIWl0LSQoC72ZmAu4JEYrZ42jQrmdygTpNggOHKUuEYgSCFMQDnkBoGDX0A2FX2H2bNG9SS0nijEj/wCCBFFU/ZPRm6Js9H9LoIHml/WGH7RVy1EVFDOR/Ulyni9wPjB0n7SdnKF5ikngpB+KXhbkgaCaqaRnb69I7IkBQfUe8+cLvUYmw2bM5vB8inbIMGa0Fs8hksoAC4bjBEsjKI+7sNYehLZecLYoyoQ4aIaKiCQAkEcTqYMcfWsOxWfKEHU30PCYj7hObOeMIk6Q4ZwthR2zw3BCNj9NDscIxwdaQekRzLeyIJwv0hBL/CEkyiB0oJDm31pFLtunWhaKlCSsJSZc2WPaWhQZRHBQzEaRUnP6b/MQzpIcdG6cYVSrZSLp2ihT2lo0SilClBwcTpLmxcNxuRfxyDN2dsSjlUYqpiCy1d8lMxRVgGEBCQOLX1LqZyBBO0tlyzKWyblJy4seHGANp08yppqaXLLugX91GeJR6NF8Tt2diy810d7Aq+9VM+et2RhZOguWHgHPiDGy2rOUUqwrUkpLaX635xi9g7QTRLVJCWQDiVxW6cJUTqTgeL8VTgqBJTMuDpfIeGsXkE4krCCtZCnulSXux3kkG4I+R5QMslneIKGqKFKRcyyfZ9QR9aCC6lISf6SAoMLMf2II/tjlzx8olkj5MZ2s2aCRPlHBOSQxGSuojTUO2Z0unl45SVLWgBTKICSwJYX1OQYWiq7RIMwpQghCACVLB3nuwSCGsWeNrUdnQpCPu0xMwYR7RZWQZtMswWaGhy4GjaRlFqmLLlViPZA/lz4xJKkHx9ILq9m1EtbLlLAw5i4DHO2WYvzERpmEZ8Ph4/TROUX5ISlLyNo0LCnUot+Rksf7mcQeiYIrfvbAsHaHyqlxl/EahOVlibwDX1RlIUvC7aRNKnhrvFbW1feYkIGLRRPsjqdc8g5jKFsZbeivl9o5y04pcpw7bqVFjwPA8oIlfep4CZkhxozhQ66NeIqSil0aVrlBcyasAnCWKiPZDE4QkF9658bQ7/ryow4ZkudKLAFWFKgct13D+9ch7iL+2ovR0pR6ZQdsexipEhc+ZOSspI/DTmgEs6jdySWA+OQ84SQ+Zb1jXdr9tqqAEJQsIF95kueOFJLto5jIMxvHTG62LKuke3dlahK6VJTkHS99P8xZJo5iic0pLB7PrlzjK/Z9NKacFOBbE4kKJcK4kDIlIAvwjZq20yXXLKf0l8tdIZwl2gqa6CKenSgMA38lzfqTEmEKsQCDoWIgOVtmnUzTMPJQI+NoLp1BVwQRfIvEtj2RzKKWLhLfpt6C0Bz9jSF+3LlqbVUtBPwEWUwnKI41swMmnIO6w5tf+II7slrkDO3zMdKgLPfrfOJCYVs8UTZfGOk2b/McaGtCtmJCdB8Y4F8YaTwjgUcvWFMSpPlDsh6xHiEOxZwGMhx66E+UOSfpojxf4hJsAT0/aEHRKDaHIfyf69YYCw+rQ4A2FrWMSkUTJll9OfpaBp/n+3WJ0qz8hzhqkAjr/mFKoBmAvwDcfUeo84B7JbQRTTDSzwyFFSpSzkQS6kF8iCSfGLRUvq7P+3yvFXtSiRMlETMmJxPlzB0bjygwm4vRSEqZadqtj09QnFLIEwsl3sXfCP8AeUj+6KXZsqZJ7uRNSQMjbq5dsnMY6dVVFOcMqcJzj2QRibQsLu1xqI12xO2kueBKqUNMAYhYYvoQ+TkO37R1xnr5HXp9FlO2RhImgGx3hf65wVtihxyRMFsKwmwF0qBIBtniA/3HjGo2MtE2WwNwAkhg5GjvytEPaSRLTTrCSBvy1EaWWkHpaGlTi2TlLweX7T2OJhSrEUFNwRvXvoc/4iWkqK+QoFJRNA54FaaHOLdaRy6eHGJEjEwcf4jiTZJZZR6BJ3bBawUz6eckm2IXa6TmxSbpT5RTf68pBZctRD5tnztYRcz5QB8+PHPOA50lyLB3e/1ziim32wZMrktaB6XtFIIdSMNz5PZ7DgfOGI7S0ZUpIKwpyEgIUXyawxH8x6CKPb+0ko3EpALgZA58A7fKNl9kmzZPd1NUUhQWvuUE3dMsOpVxqpRGXuReMbVsEPk9oGnoStmWW0SxGL+79vSHU0lxuWBy/cfvF3t5MiSkrBSFC4SEkJJIIfPr6xjZPa0heCYhJFwVoJYedi3KC0/6lZQ4r4Iu/umBOTuXJ1vmTFdUSpazgUtgzhikk5vZ3y+cWKdoyp6WQt9SDZXJ/poytTOapITm4ZuLfIiJq47JQhb2B02zqeZPny50xaUoSSgpbEbgAjECFZ5RQzOy893CceoUlOY4tocvSNpS7G7yd3iw6CxIyJcOQPEERo5wAxEWHTyFoo5yTNKSqq2eLypU+nWVy1LQsWLZnkQc+hg6u7U1i0BClNxISAVcjo3Ro9RnbIRM3igFrlwLwBVdlpEz3MB4p/bKGWcS2eb7P7QzAoBeEJcOplOBxYZ+Ua+jrqdY3KhGL9WFXkWIjtX2FCfYUOhDGKaq7CzvaCHbNv2ziizJh9w0lOquQCRPUoEuMTFhwyUItJW3J6Qy0pPVvkRHmM3Y9RL9lUxN9CoXiMVFWP8AyKP6t7/6Bhrix1lR7ypAd7Px1MOBYQ1U4CIzNOXC/wBekQPOJHji1ZZQ1an1+vGIKhep45mA0YnCv8x0qu3i5gKUpVsSudoJQoZjkGgMFBBDfG2kdAdmhoVYF87Z3h8jweFYUdSnX66Q/ANRp5co6AxOTZW4w5YGTdOMIx0RBRPk38w9JyHrHA7G9za/KGKD5fGEkiiJcQZuGvwyyiXE7H6fSBUku2gHry6ZtDwt3eEcSiY5aRnyy0sc4rNv0veSJiRw8Wzyi0KhxP1doZODpId3HkfP6vAWmNZ46tjuscJLpVfdL5MMjn5xLLpyUMtINzhmj/uJU2p94XyPPhBdRRGWtSlMHJJcZnFbkN025jSI5tckuApJJYsAbMxD3bkwfS7R1KN7OhO0WewdtVdGtJU60jUcLO48so9A2h2qlVdJgQd9SkgpOYYuVc2bKM32USmbJKFhzk/Dh6wXL2emUSAz5HK/CIyvpGlm+0FTVA/Doc45LzZ/o6+UNA8eMSCXqAekJRzWQzb/AF8YGnpz5gt1AguwJtfllr/PnEE9AXLIScwRrbNyIaKMeU7bqiielRYkLCrgF2VqDnlkY9Q2TWqpNj080kmZOdZJu/eKUsuMtQPCPK+0KcKwoh8KgeD4Tl4tHpdJPRP2KgkhRp5ipZ/LZTjoyVgc8Meg0qLYGZau21MnKdanzZIF+NmFuN4GTNCt1nY8cR6nDYwJWTrHUA5PhT4gXVDaMkkWJGuSZfPJn8yeUGjoLCUSggoYHWwu+nE9LRo9k7NxLE1JPMgsQ4uL3Gv08UmzpybBrZ7rAA8yc/APFtsus+7zQoEFCjvDg9nOru1zoMoEo2hJp1o0NXKwSSEWwjxGpL+JjOVy5jghZwls9eNjzb0jdJwqQSCCFX68f8Rmp9Ay1S/7k6Z+DZPnaI1ohB72WOyao4QVdMrn6eCkpSTbyu94GoZiiHIGSUbpGd2yyOXpAlVTlKlpXfExBGkBRs018qLJdO9n8InpqUh8gNIrKGqWgpSolT2D8eDu9sovqYKIdiGthIz+vnC8AONAE+ic5W6QAvY6DmhHUgRpklKgB6EemUdMgdPKNwFSKKTVomkBnIANxaJTLDkC1jHIUVORoYWSHfLyjsuTiuXIPOFChWCiPuBn8zZ4JlysPVuPxhQoAaJ8NrZfD946Va5DSFChWY6z653f6+rw5M24Y35WvrChQrGOKActzt8YHm1ASGBc3e0dhQGg2MmWDng+dvKEiayi38N6QoUChkx/3oO9yPl9PESZx6uwB+v2hQoVodFdXS0KSQpAOZB+I8zGcm9mETFYpTIL88JI0IhQoKY6bNJ2ToyhJJuRrzP8xLUTSVkuXskcjlZ4UKB5NIkSjDunPL94fIng4cN9OFvowoUNQhHNAvbUNz4v6w0yrg5AufTK3jChRkMYDt5s8PiHvBz11gz7LtppxikmEmXVIXKUGyWgfhkf2hQ6kcIUKOyDuJTD2UW16Lupplm5d/IseuRiOhch1NhyAIcE/pyLHja+RhQoojqLKRMxuE2Sn21qubaD1yYQUiww5glgniTk54x2FGMaHs1tNSViQo4gokJPAgOc+PxjQ1Gz8ZBFiMufWFCiOTTObKqkFUdGUgCwzJA1JyNoZMIUVBXsgt5ZwoUKiXkSNlMCyn4OPQ8YtJKWRkOHTlChQrY50pJAe984lkJEchRrMf/Z">soucelink</a>).</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selesai tamasya, kita masih harus ngurus acara terakhir di Natuna; acara
paling terakhir yang kita lakukan di Natuna adalah malam kesenian Natuna
bersama anak-anak SD Negeri 001 Tanjung yang mau meluangkan waktunya bersama
kami untuk pentas-pentas kebudayaan khas Natuna. Yang ditampilkan adalah
pembacaan gurindam 12, pembacaan cerita Pulau Laut, dan menyanyikan lagu
"Kenangan Pantai Tanjung", serta ada tarian persembahan khas
Kepulauan Riau. Selain pentas, ada juga acara tukar cinderamata antara kami dan
pejabat desa, ditutup dengan anggota <span style="font-style: italic;">volunteering</span>
dangdutan sambil bebersih venue setelah acara.</span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9yDpQmaC8zLa1i11Cx96ycgI18krgrWDdsp7mFYrFNolV56pic1vfoFHHA2Bf1e0u36vsvuw9YzRQsgIbitRoh-SMQevT0Auf412mgtHa0Xv21MbOp087hfCWIVm_6EYynC49yVWjDLo/s1600/2019-11-11+05.08.42+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1202" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9yDpQmaC8zLa1i11Cx96ycgI18krgrWDdsp7mFYrFNolV56pic1vfoFHHA2Bf1e0u36vsvuw9YzRQsgIbitRoh-SMQevT0Auf412mgtHa0Xv21MbOp087hfCWIVm_6EYynC49yVWjDLo/s640/2019-11-11+05.08.42+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Kostum penari Tarian Persembahan khas Kepulauan Riau.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Besok
siangnya, kami pulang dengan mobil desa lagi dan gue tetap memilih duduk di
belakang mobil pick up walaupun matahari masih nyengir-nyengirnya di langit
Natuna. Dari berjuta-juta momen di Natuna, salah satu favorit gue adalah duduk
di belakang mobil pick up di sore terakhir di Natuna. Angin bertiup kencang,
matahari sore bersinar temaram, langit pink (pink skies, kayak di lagu Lany),
siluet Bukit Ranai yang semakin jauh dan menghilang, dan lagu
"Kemesraan" yang diputar lewat speaker handphone teman. Matahari
tenggelam lalu berganti bulan purnama. <i>Things were just so right, precisely aligned, and perfect. </i>Sampai
akhirnya semua kesempurnaan perlahan berganti ketegangan waktu jalanan mulai
menanjak di dekat Pelabuhan Selat Lampa, mobil pick up mogok, dan kami semua
hampir merosot mundur semobil-mobil.</span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_Zfay5lSKTuwfbJ9oDeMO6lHu7RvVNcelwGOlZQz5m4QpQQWmXgitR8AU1axDcMjbybYVKu-ip_hYIEWYSOEG2Z_iTLS1kuytHnWLSQN1AFWCxk_eVvUUQeVkpWKQsp7l5q6s3X9Hu10/s1600/2019-11-10+10.10.10+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_Zfay5lSKTuwfbJ9oDeMO6lHu7RvVNcelwGOlZQz5m4QpQQWmXgitR8AU1axDcMjbybYVKu-ip_hYIEWYSOEG2Z_iTLS1kuytHnWLSQN1AFWCxk_eVvUUQeVkpWKQsp7l5q6s3X9Hu10/s640/2019-11-10+10.10.10+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Pemandangan pas pulang naik mobil bak. Bayangin, ditambah lagu "Kemesraan". Kurang nikmat apa, coba?</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Malam
itu, di Selat Lampa, kami pamit ke kepala desa dan supir yang mengantar. Kepala
desa nangis. Gue mau nangis juga tapi hati udah kadung rindu rumah setelah
hampir 1 bulan nggak pulang. Ombak malam itu besar karena sedang purnama. Kami
naik ke kapal dengan berdesakan (dan sudah mulai terbiasa melakukannya) dan <span style="font-style: italic;">surprisingly</span> selama pelayaran, kapal serasa
milik sendiri karena sepi banget. Gue menghabiskan banyak waktu di deck atas,
bengong liat laut sambil denger lagu – gue rasa hal ini yang akan paling
ngangenin dari perjalanan dengan kapal. Siang-malam, gue banyak duduk di dek
atas, depan mini market. Saat semua orang terkapar mabuk, gue masih setia duduk
di dek atas.</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyijQ05LILCYWHvKBEMByFFHzsvHzi1t2hEtqMd6nLdBVysCde4TYHoh2UX-m4eIF_XN0MWNIsgB4m2vAvfg3rFt5qDJqJCQiB3pnxlOb1hXgTk3fIRsIpjk5kxmMz39WtQnsRUvI5us8/s1600/2019-11-30+12.38.39+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyijQ05LILCYWHvKBEMByFFHzsvHzi1t2hEtqMd6nLdBVysCde4TYHoh2UX-m4eIF_XN0MWNIsgB4m2vAvfg3rFt5qDJqJCQiB3pnxlOb1hXgTk3fIRsIpjk5kxmMz39WtQnsRUvI5us8/s640/2019-11-30+12.38.39+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Kerjaan gue di dek atas: Mengobservasi orang-orang.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Setelah
4 hari berlayar, akhirnya gue tiba di Tanjung Priuk jam 10 pagi. Senang, kaki
menapak tanah lagi, bukannya permukaan yang bergoyang, dan senang, karena tanah
yang gue tapak adalah rumah. Hal pertama yang gue lihat di Tanjung Priok adalah
mobil papa temen gue yang menampung kami semua, para volunteer dan hal pertama
yang gue cari di Jakarta adalah WC karena akses toilet dikurangi hingga 50%
akibat sedikitnya jumlah penumpang (asas efisiensi, dek yang kosong ditutup
sehingga kita juga gak bisa akses toilet di dek-dek yang ditutup). Keluar dari
WC di terminal Tanjung Priok, gue melompat naik bis, terjebak 3 jam kemacetan
tapi tidak marah sama sekali, dan malah merasa sangat lega karena<span style="font-style: italic;"> </span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">I've been through good sceneries and skylines, but
home is always the greatest of them all.</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTWGp5fanvs0QIFu9-K60BDU-_SiH89vbUfkQAkyDnuYtw_z1dp42VC5QvKxAhokiyu6uSpZMzkaDOgN4tSgyxq9eD7AcMlnxk1t_dJKr3QVdevYThfVbJbeUQ7gW1g9UZWmuBNj4Wp6E/s1600/2019-11-11+05.11.13+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTWGp5fanvs0QIFu9-K60BDU-_SiH89vbUfkQAkyDnuYtw_z1dp42VC5QvKxAhokiyu6uSpZMzkaDOgN4tSgyxq9eD7AcMlnxk1t_dJKr3QVdevYThfVbJbeUQ7gW1g9UZWmuBNj4Wp6E/s640/2019-11-11+05.11.13+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Begitu touchdown tanah Tanjung Priok, ada rasa haru pulang ke ibukota, ke rumah.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">After
all, Natuna adalah <span style="font-style: italic;">volunteering</span> yang
paling emosional di antara semua <span style="font-style: italic;">volunteering</span>
yang gue jalani (<span style="font-style: italic;">okay I just had three times
volunteerings and seemed like I don't need to brag about it,</span> karena ada
temen gue yang lebih sering!), tapi <span style="font-style: italic;">it really
was the </span><span style="font-weight: bold;">most emotional</span>. Naik
kapal, total volunteering terlama (2 minggu – biasanya volunteering hanya
menghabiskan 6 hari, termasuk durasi perjalanan ke dan dari tempat pengabdian),
kondisi di daerah lagi susah air dan panas sekali (tetap sunburn walaupun sudah
pakai sunblock SPF 110), dengan begitu banyak perubahan program di lapangan.
Volunteering ketiga ini menyadarkan gue bahwa gue sudah sangat uzur (di circle
volunteering, ya gue termasuk tua karena banyak dedek mahasiswa) dan bahwa gue
adalah orang yang terlalu skeptis-realis.<span style="font-style: italic;"> </span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">Don't get me wrong. Volunteering is good</span> –
bahkan walau tujuan kamu hanya foto-foto di tempat <span style="font-style: italic;">volunteering</span> dan share ke <span style="font-style: italic;">socmed</span>,
itu akan meningkatkan <span style="font-style: italic;">awareness</span> orang
tentang daerah tersebut. Cuma, narasi patriotik tentang <span style="font-style: italic;">volunteering</span> yang bisa mengubah suatu daerah bisa lebih maju
dalam sekejap mata adalah sesuatu yang membuat gue letih. Menurut gue, <span style="font-style: italic;">volunteering</span> adalah sesuatu yang
berkesinambungan. Kita engaged dengan masyarakat secara erat, lempar umpan,
masyarakat ambil, dan mereka teruskan sambil kita terus dampingi. Harus ada
masyarakat yang menjadi pelopor dan bergerak. Harus ada pemerintah yang
memfasilitasi.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Lalu
jika ada <span style="font-style: italic;">circumstances</span> dimana masyarakat
merasa mereka baik-baik saja dengan keadaan dan tidak ada yang mau mempelopori
perubahan, ya bagaimana? Ya gak papa, karena mereka berhak punya standar
kehidupan sendiri yang mungkin tidak cocok untuk standar hidup kita. Misalkan,
orang di Jakarta akan marah-marah kalau listrik mati selama 6 jam karena banyak
dari mereka yang menggunakan listrik bahkan untuk hal simpel dan mudah
sementara orang Natuna mati lampu ya tidak akan <span style="font-style: italic;">butthurt</span>
banget karena mungkin tidak banyak menggunakan listrik. Orang Jakarta kemudian
ke Natuna dan koar-koar "Ini nggak adil, ini kesenjangan! Kita harus
menolong tempat ini!", tapi orang Natuna berhak bilang "Kami sudah
biasa seperti ini, kok. Emang kenapa?" atau "Ayo boleh. Bagaimana
cara kami mendapat listrik yang layak?". Dari <span style="font-style: italic;">volunteering</span>, gue banyak belajar bahwa standar kehidupan itu
relatif dan kadang kita nggak bisa datang ke daerah dan menguliahi masyarakat
bahwa hidup mereka adalah di bawah standar kita – pun merasa iba juga sebaiknya
jangan – karena bisa jadi mereka nyaman dan puas dengan hal itu. Hanya karena
berbagai hal nggak <span style="font-style: italic;">fit s</span>tandar kamu,
bukan berarti mereka tidak bahagia.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW5GS4l34Dp126z_8oPiZNKqFcfIMCxhgOBbVDHnMBo-NM_Fr9kJ2Lv4SB8gaXQVRRnU14BapsYwVZg4vg1iKNY8YHPWtNU3226ZK-3XbS0Cr76xH-QWpW2EnfZZq2WdK3RJ886-cRITo/s1600/2019-11-30+12.26.39+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW5GS4l34Dp126z_8oPiZNKqFcfIMCxhgOBbVDHnMBo-NM_Fr9kJ2Lv4SB8gaXQVRRnU14BapsYwVZg4vg1iKNY8YHPWtNU3226ZK-3XbS0Cr76xH-QWpW2EnfZZq2WdK3RJ886-cRITo/s640/2019-11-30+12.26.39+2.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><i>So if they are happy with their standard of life, who are you to judge?</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Jadi,
setelah 3 kali <span style="font-style: italic;">volunteering</span>, gue resmi
vakum dulu karena <span style="font-style: italic;">I saw much and I learned
many.</span></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">It’s time to finally think about myself, my future,
and my well-being</span>.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Memberdayakan
diri sendiri untuk lebih maju, baru nanti bisa menginisiasi dan memfasilitasi
kemajuan orang lain. Semoga, semoga, semoga bisa lebih <span style="font-style: italic;">impactful</span> di kali berikutnya. Semoga.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Terima
kasih sudah membaca (atau singgah) di titik ini.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Love,<span style="font-style: italic;"> </span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">Your writer x (internship) doctor</span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">----------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixwRTaHfatQ5qP9U6gtnMzV3lrScnSV-wrKmwLGGPSxghrxac9ruvbMjkhC6w1e1fSM8Dec8mSEH0AaozzZQHecC9DIw4j-uMoNKIpZe-Pov-4HI-aqMs6eTAU1HfgePHX95joc6FloPY/s1600/2019-08-27+01.55.52+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="614" data-original-width="819" height="478" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixwRTaHfatQ5qP9U6gtnMzV3lrScnSV-wrKmwLGGPSxghrxac9ruvbMjkhC6w1e1fSM8Dec8mSEH0AaozzZQHecC9DIw4j-uMoNKIpZe-Pov-4HI-aqMs6eTAU1HfgePHX95joc6FloPY/s640/2019-08-27+01.55.52+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tidak
lupa mengucap terima kasih untuk segenap Geng Natuna dan semesta yang
mendukungnya:</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">Youth Center to Act for Nations </span>| Karina
Isnaini | Muhammad "Dedek" Robiyanto | Yayan Hidayat | Mas Dede
Muhammad Ramli | Pak Kades, Pak Sekdes, dan seluruh staff desa | Kepala Sekolah
SD Negeri 001 Tanjung dan guru-guru yang bertugas | Seluruh warga Desa Tanjung
| Seluruh anak SD Negeri 001 Tanjung | Ahmadirrohim, Desi Ratnasari, Marika
Tiira Anggari | Seluruh anggota PMR Ranai - Tanjung | Olaf Ingmar | Rizka
Susanti Masulah | Dalili Zata Dini | Yusron Isman Dermawan | Dasha Rianti
Maulidianisa | Yellin Fitri Rastrania | Agung Baskara | Alfi Lailatul Fitria |
Amanda Dwi Wantira | Erythrina Orie Rahma | Milazwarni Aisyah | Muhammad Irfan
Althoriq | Nurohman | Nurul Aswat | Beny Aldy | Putri Juwita Citra Itafarida | <span style="font-style: italic;">Serta semua yang terlibat secara langsung dan tidak
langsung dalam keberlangsungan YOUCAN EMPOWER 5.</span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-46204554611500392172019-09-01T11:51:00.002+07:002019-09-24T19:08:32.268+07:00Dongeng Kepulauan Gurindam (2): Tanjung Pinang<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
Selamat pagi!</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Jika gue bisa
memilih emosi yang akan ditampilkan dalam intro, gue akan pilih emosi senang.
Senang sekali bisa menulis dalam jangka waktu yang cukup sebentar dari post
sebelumnya dan senang sekali beberapa waktu belakangan ini gue bisa sambi
menulis dengan melakukan sebuah pekerjaan. Gabut itu hanya enak untuk sehari
dua hari, produktivitas masih lebih nikmat, after all menurut gue pribadi: <span style="font-style: italic;">Gabut pangkal overthinking</span>. Sembah syukur ka
Gusti Agung<span lang="en-ID">.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-ID">Selain itu, sembah syukur juga gue panjatkan tentunya ka Gusti Agung
lagi, </span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">I have finally reached
another milestone in my education/career aspect (?)</span><span lang="en-ID">
yaitu memilih tempat internship. Yep, untuk beberapa orang yang mungkin belum
mengerti jenjang pendidikan/karir kedokteran, boleh pemanasan dulu di post ini
(<a href="http://fragilemelancholy.blogspot.com/2018/07/menjawab-pertanyaan-seputar-ko.html" target="_blank">klik</a>). Jadi, sebenernya pemilihan internship nggak semengerikan penempatan
PNS, karena sifatnya sebenernya demokratis alias bisa milih. Tapi tetep bikin
deg-degan sih karena tiap wahana internship (rumah sakit yang membuka tempat
buat internship) memiliki kuota. Sistemnya persis PPDB sekolah negeri, tapi
skalanya nasional. Kalo telat klik, wahana yang diinginkan habis dan terpaksa
mengisi wahana yang masih ada kuotanya </span><span lang="en-US">– be it dimana
saja di seluruh Indonesia. Setelah gue tidak bisa tidur dan makan beberapa hari
karena memikirkan kemujuran jari jemari, akhirnya it's official bahwa gue akan
menghabiskan internship gue selama 1 tahun di Kabupaten Bandung, tepatnya di
daerah Cicalengka. Doakan semoga semua lancar dan bisa dilalui dengan bahagia
ya.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAm7IpLdLNQc-FNEEDC-GNOeKKYaYsCF9IwDQNlWriIJ6I0jrMpO7ZyfGdBN2Q8VLbOVOudhT_dhHMoTYDgm_vdfPJc-q6t2LRmSVGzjyifwyUAxZHL21zs7zkJUDYmWL_KYbez1fm1cY/s1600/2018-12-30+08.41.43+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAm7IpLdLNQc-FNEEDC-GNOeKKYaYsCF9IwDQNlWriIJ6I0jrMpO7ZyfGdBN2Q8VLbOVOudhT_dhHMoTYDgm_vdfPJc-q6t2LRmSVGzjyifwyUAxZHL21zs7zkJUDYmWL_KYbez1fm1cY/s640/2018-12-30+08.41.43+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Kabupaten Bandung, here I come.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-ID">Karena gue sudah berkomitmen untuk menuliskan</span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;"> satu destinasi satu post,</span><span lang="en-ID"> maka Dongeng Kepulauan Gurindam ini akan berlanjut ke Tanjung
Pinang. Yep, Tanjung Pinang </span><span lang="en-US">– ibukota Provinsi
Kepulauan Riau.</span><span lang="en-US" style="font-style: italic;"> For your
information</span><span lang="en-US">, Batam dan Tanjung Pinang beda pulau,
karena </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">somehow</span><span lang="en-US"> gue dulu berpikir bahwa Batam dan Tanjung Pinang ada di satu pulau.
Batam ada di Pulau Batam, sementara Tanjung Pinang ada di Pulau Bintan… </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">So yeah</span><span lang="en-US">.
Sebenarnya gue nggak begitu wisata terarah di Tanjung Pinang, karena memang
Tanjung Pinang adalah tempat singgah sementara saja antara </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">volunteering</span><span lang="en-US"> ke
Pulau Mantang dan Kepulauan Natuna. Tapi </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">I hope this post could help in case some of you want to spend some
time in Tanjung Pinang</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="font-style: italic;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="font-style: italic;"></span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US" style="font-style: italic;"></span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">How to get to Tanjung Pinang?</span> </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Ke
Tanjung Pinang bisa pakai ferry cepat dan pesawat, tentu saja!
</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sebagai
provinsi kepulauan, Kepulauan Riau pasti bergantung kepada moda transportasi
air, contohnya pompong, ferry, dan kapal besar. Untuk di Tanjung Pinang, nama
pelabuhannya adalah Pelabuhan Sri Bintan Pura, dan di sekitar Sri Bintan Pura
ini langsung banyak banget penginapan dan pusat perbelanjaan (pasar tentunya,
bukan mall). Di pelabuhan Sri Bintan Pura, paling yang sandar adalah
transportasi air jenis ferry, bukannya kapal besar seperti kapal PELNI. Ferry
yang sandar di pelabuhan ini umumnya dari Batam dan Singapura, gue sendiri
waktu itu dari Singapura naik ferry cepat Majestic dan labuh di sini. Kalau mau
hopping dari Tanjung Pinang ke Batam atau Singapura-pun gampang, karena di
pusat perbelanjaan sekitar pelabuhan Sri Bintan Pura banyak agen jual tiket
ferry cepat (plus banyak money changer sehingga kalo mau konversi dollar
Singapura ke rupiah di Tanjung Pinang bisa langsung aja cus). <span style="font-style: italic;">Take note</span>, pusat perbelanjaan ini aktif hanya
sampai menjelang magrib aja. Jadi lewat magrib jangan harap bisa
booking-booking ferry atau tuker uang.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKrwq5-zpDkDMp6ieen1hpVsmQ6KfVJOd8-4l3LkRMvHQhuQGjBAgnkAeqr076VzvUO3TvyBdrYIHM8aVVWwrXuSqU891eJj829tO-pw3rqQnov48xgJBie995EULrDsj2He1-e-VxP2w/s1600/2019-08-04+02.13.50+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKrwq5-zpDkDMp6ieen1hpVsmQ6KfVJOd8-4l3LkRMvHQhuQGjBAgnkAeqr076VzvUO3TvyBdrYIHM8aVVWwrXuSqU891eJj829tO-pw3rqQnov48xgJBie995EULrDsj2He1-e-VxP2w/s640/2019-08-04+02.13.50+1.jpg" width="640" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTaF_QIqdMwbtasBNdomocYNZ3K-U7XiqgKlDQpRE3GCN8jxFrpm2Gl17hzWCfUnSPDgte4KXGxdJrRx60H2zDaWJ_KE48SnCBtlVRvyBRHqIZ_sP2vCCx-i2_k1V9un484iVUpW0S324/s1600/2019-08-31+07.09.42+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1438" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTaF_QIqdMwbtasBNdomocYNZ3K-U7XiqgKlDQpRE3GCN8jxFrpm2Gl17hzWCfUnSPDgte4KXGxdJrRx60H2zDaWJ_KE48SnCBtlVRvyBRHqIZ_sP2vCCx-i2_k1V9un484iVUpW0S324/s640/2019-08-31+07.09.42+1.jpg" width="480" /></a></span></div>
<br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Ke
Tanjung Pinang bisa juga pakai pesawat, mendarat di Bandara Raja Haji
Fisabilillah (RHF) di Tanjung Pinang, udah agak menuju Kijang. Bandara Raja
Haji Fisabilillah ini jaraknya sekitar 13-14 km dari Pelabuhan Sri Bintan Pura
dan<span style="font-style: italic;"> takes time almost</span> 30 menit dari sana
(30 menit, tidak macet). Bandara ini jaraknya juga sekitar 14 km ke arah
Pelabuhan Kijang Sri Bay Intan yang biasa dipakai kapal besar PELNI untuk
sandar – ya, jadi bisa dibilang lokasinya di tengah-tengah antara Pinang dan
Kijang. Untuk rute penerbangan, sudah ada penerbangan yang langsung ke Jakarta
tanpa transit, juga ada penerbangan ke Kepulauan Natuna dan Anambas,
penerbangan ini sifatnya bisa transit atau langsung. Kalau mau menggunakan moda
transportasi udara, masih lebih banyak rute penerbangan dari Batam dibandingkan
dari Bandara Raja Haji Fisabilillah ini.<span style="font-weight: bold;"> </span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Eksplorasi kemana enaknya di Tanjung Pinang?</span> </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Karena
Tanjung Pinang merupakan satu noktah di daerah kepulauan, tentu saja atraksi
utamanya adalah pantai, pantai, dan pantai.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pantai
yang cukup terkenal di Tanjung Pinang adalah pantai Trikora, tapi jaraknya
lumayan jauh dari Tanjung Pinang, sekitar 50 km dari Pelabuhan Sri Bintan Pura,
memakan waktu perjalanan 1 jam lebih. Pantai Trikora ada beberapa – Trikora 1,
2, 3, dan 4, dengan Trikora 4 merupakan pantai yang paling jauh. Sepulang gue
dari bandara Raja Haji Fissabilillah, gue check in di salah satu losmen tua di
Tanjung Pinang dan langsung cao ke Trikora 4. Akses ke Trikora mudah, tidak
macet, dan jalannya bagus. Trikora adalah pantai berpasir putih dan berbatu di
beberapa spotnya, batu-batunya mirip batu-batuan di pantai Belitung yang
dipakai shooting film Laskar Pelangi. Air di pantai ini tergolong jernih banget
walau menurut temen-temen gue yang memang anak pantai banget banget banget,
"Jernih sih tapi segini belum paling jernih". Mohon maaf, sebagai <span style="font-style: italic;">prior citizen of</span> Jabodetabek yang sehari-hari
ngeliat keruhnya pantai Ancol, gue rasa kejernihan pantai Trikora ini hakiki
sekali. Kalau kalian mau cari pasir pantai yang halus dan enak buat
guling-guling, Trikora punya. Tapi kalau kalian berniat jemuran aja di atas batu
besar atau main-main air di tempat dangkal, berbatu, tapi kadang agak bikin
lecet-lecet, Trikora juga punya. Untuk bisa mendapatkan gambaran yang konkrit
mengenai Trikora, gue persembahkan beberapa foto-foto, supaya tidak hilang
arah:</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWRCNCE1g__7QEtMmNHB8MDr05b5kbIcUM3wBWDcQXmB9Wn7WfNmC6gxjACtDFo8PW7LBH7m3-qk7nvpAR0NXkK1D1Cz-TzuNyAOwmeHG7GA_lhC8fwMOyIetGBHAESgygaF7IDWwjCIY/s1600/2019-09-01+09.37.13+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWRCNCE1g__7QEtMmNHB8MDr05b5kbIcUM3wBWDcQXmB9Wn7WfNmC6gxjACtDFo8PW7LBH7m3-qk7nvpAR0NXkK1D1Cz-TzuNyAOwmeHG7GA_lhC8fwMOyIetGBHAESgygaF7IDWwjCIY/s640/2019-09-01+09.37.13+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAEYQ8d9alLZQIKvnhvAIY9IG2xmOKNscMIz5pqU5TtNMuwzXNTBPyCeM53JmKxwALH-A8b3SstI_wnvfY9QWEtzUojuuNA-pgCuYFPBIHPmAueaX_xPl_ibMkE2zuVy2lwzTpFCuO99k/s1600/2019-08-04+10.46.34+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAEYQ8d9alLZQIKvnhvAIY9IG2xmOKNscMIz5pqU5TtNMuwzXNTBPyCeM53JmKxwALH-A8b3SstI_wnvfY9QWEtzUojuuNA-pgCuYFPBIHPmAueaX_xPl_ibMkE2zuVy2lwzTpFCuO99k/s640/2019-08-04+10.46.34+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtjapMC6Tcr7VXFqdr0DOaicUAe45gXBbU4jnSb0hQzV7HsZbQG0UBqSknvCxvJPNmZQ-cZxUUVz9CCa2QVavgho6-5mnKh2WTmMG-5jUb3KuAXbuLxooub78YU2-eLNLA1X0q-VYvbHw/s1600/2019-08-31+07.44.05+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtjapMC6Tcr7VXFqdr0DOaicUAe45gXBbU4jnSb0hQzV7HsZbQG0UBqSknvCxvJPNmZQ-cZxUUVz9CCa2QVavgho6-5mnKh2WTmMG-5jUb3KuAXbuLxooub78YU2-eLNLA1X0q-VYvbHw/s640/2019-08-31+07.44.05+2.jpg" width="480" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZg9axyBq4b3W8J3MlfQvOSfAzFFcuY3EX0tqSNpZCrxi4KFeMxM6tAsNsGOmKxVBSJO3qfVD9ZdYVuCRojkKVL27nyJurGYNAXWitK_r6V_zItM5YJ91yjachGiNihQmI2bi35ppegSE/s1600/2019-06-30+04.20.27+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZg9axyBq4b3W8J3MlfQvOSfAzFFcuY3EX0tqSNpZCrxi4KFeMxM6tAsNsGOmKxVBSJO3qfVD9ZdYVuCRojkKVL27nyJurGYNAXWitK_r6V_zItM5YJ91yjachGiNihQmI2bi35ppegSE/s640/2019-06-30+04.20.27+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tapi
<span style="font-style: italic;">fix</span>, karena gue tipe orang yang 1) Tidak
suka kena pasir pantai karena susah dibersihkan, 2) Tidak bisa berenang, 3)
Tidak begitu candu terkena <span style="font-style: italic;">salty water</span>
yang mampu membuat rambut kaku-kaku, 4) Pergi ke pantai untuk cari suasana yang
pas buat merenung, berkontemplasi, atau sekedar pengen dengerin lagu aja, <span style="font-weight: bold;">gue sangat suka pantai Trikora</span>. Gue harus state
dengan <span style="font-style: italic;">bold font</span> untuk mempertegas. Di
Trikora, orang yang pengen ke laut tapi nggak terlalu suka laut dimanja dengan
pemandangan yang indah, bebatuan yang bisa buat duduk-duduk dan tidur,
ketenangan, dan suara debur ombak yang nggak terlalu kencang dan nggak terlalu
pelan. Gue menghabiskan banyak waktu untuk duduk-duduk saja sambil denger lagu
dan baca buku (dan tentunya sambil liat temen-temen gue nyebur dan main air –
walaupun akhirnya dipaksa juga untuk masuk ke air dengan dalih <span style="font-style: italic;">sayang kan udah ke laut tapi nggak nyebur</span>).</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selain
pantai, tentu saja karena Tanjung Pinang dikelilingi pulau, wisata pulau jadi
atraksi sendiri. Ada dua pulau sekitar Tanjung Pinang yang bisa jadi opsi untuk
melancong, yakni Pulau Dompak dan Pulau Penyengat.</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Gue
ke Pulau Dompak karena aksesnya mudah: tidak perlu pakai pompong, cukup naik
mobil karena ada jembatan membentang dari Pulau Bintan ke Pulau Dompak. Pulau
Dompak adalah wilayah pusat pemerintahan baru, ada juga universitas negeri
maritim Raja Ali Haji. Jembatan di Dompak bagus sekali dan paling fotogenik di
waktu senja. Sayangnya, gue lewat sana malem-malem, jadi nggak bisa foto secara
proper. Gue nggak tau ada tempat wisata apa lagi di Dompak selain monumen
lambang pemerintahan provinsi Kepulauan Riau, tapi barbeque-an di tepi pantai
di Pulau Dompak ini cukup menyenangkan. Gue pergi ke Dompak menjelang senja,
mencari tepian pantai yang sepi dan tenang, kemudian build up perapian, dan
bakar-bakar ikan. Hampir semua pantai di Dompak sesepi itu di hari kerja dan
gue senang sekali bisa <span style="font-style: italic;">quality time</span>
bersama teman-teman baru di tepi pantai (walau menurut gue pantainya ya biasa
aja, pantai dan pasir tok).</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxuJuY8ZcdH_9FWoQV1vmXz4dq1HjQeMCqb8voJDvBfxkb3ATCR6yk7Mza-RYeGwyyXYgRgLCeOtPH-vvrqr7_xb-q7_Fy_FxNsILscjGeg1nLNDqHil6As2ICVr7Gr9vwNssq0PIy6iE/s1600/2019-07-03+07.02.56+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxuJuY8ZcdH_9FWoQV1vmXz4dq1HjQeMCqb8voJDvBfxkb3ATCR6yk7Mza-RYeGwyyXYgRgLCeOtPH-vvrqr7_xb-q7_Fy_FxNsILscjGeg1nLNDqHil6As2ICVr7Gr9vwNssq0PIy6iE/s640/2019-07-03+07.02.56+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqPYgGrFupK6eroyle78mtfmX1ilNtK-hFbdeSEdn9_F4Ijeyb-p_o3o-PeRW-LwFb1RaCMuMqq7S5CcE2ASW5ZFScp8C4OWGb3slnKC5zn1fFIwc0M1BAMv6-CxqVaEI6BiPLYR_Pgi8/s1600/2019-07-03+07.03.22+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqPYgGrFupK6eroyle78mtfmX1ilNtK-hFbdeSEdn9_F4Ijeyb-p_o3o-PeRW-LwFb1RaCMuMqq7S5CcE2ASW5ZFScp8C4OWGb3slnKC5zn1fFIwc0M1BAMv6-CxqVaEI6BiPLYR_Pgi8/s640/2019-07-03+07.03.22+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcvR0m9boPbUpDhIydS2bImrGA86BzjA2kImi8aS9BkR6WGPrgKJ5U1HPgUqU6u5EFZt2pZXBZfb5koUk7_cnXCThdiTD31fe_RuyIq9j-GTN1_1KvpKwUOcZwKZPo3T2c_YwOpY2_EQc/s1600/2019-07-03+07.04.18+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcvR0m9boPbUpDhIydS2bImrGA86BzjA2kImi8aS9BkR6WGPrgKJ5U1HPgUqU6u5EFZt2pZXBZfb5koUk7_cnXCThdiTD31fe_RuyIq9j-GTN1_1KvpKwUOcZwKZPo3T2c_YwOpY2_EQc/s640/2019-07-03+07.04.18+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5Py-eDfeG78YlqMx6GSLC1zh-QziGEO32AmOu6MxNP3XSumK9hWCI138q0ZXeRT2DA0uMu2e9JmZ4Vb6cgfr-ZXSMqLa6g2ohNhjoCsa8c2KKC6sPWV8cQ_c6yJhAtYDb_IvjTvQIB_g/s1600/2019-08-31+07.45.06+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5Py-eDfeG78YlqMx6GSLC1zh-QziGEO32AmOu6MxNP3XSumK9hWCI138q0ZXeRT2DA0uMu2e9JmZ4Vb6cgfr-ZXSMqLa6g2ohNhjoCsa8c2KKC6sPWV8cQ_c6yJhAtYDb_IvjTvQIB_g/s640/2019-08-31+07.45.06+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sementara
kalo memang punya <span style="font-style: italic;">effort</span> lebih untuk
tamasya pulau dan memang ingin eksplor banyak mengenai kebudayaan Melayu, Pulau
Penyengat merupakan opsi yang oke. Pulau Penyengat punya sejarah yang dominan
dalam masuknya budaya Melayu dan Islam di Kepulauan Riau – di sana ada masjid
tertua dan seperti yang kita tahu, gurindam adalah karya sastra asal Melayu dan
bisa dibilang pulau ini adalah <span style="font-style: italic;">home of Gurindam</span>.
Cara menuju Pulau Penyengat sebenarnya tidak sulit karena dermaga pompongnya
dekat dengan Pelabuhan Sri Bintan Pura. Jadi, keluar dari Pelabuhan Sri Bintan
Pura, langsung ada arah penunjuk jalan menuju dermaga Pulau Penyengat. Naik
pompong-pun hanya kisaran 20-30 menit dan pulaunya sendiri (beserta masjid
ikoniknya) keliatan dari tepi pantai Tanjung Pinang <span style="font-style: italic;">(ampun deh, padahal gue nginap di dekat dermaga tapi gak pernah
menyempatkan diri ke Pulau Penyengat, hehe!</span>)</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI1do3eUepRCyBH0pUorOaRnCB3sy0ltevAsz_IZAfS2AmCcT5uuM6aXvBYi7esAmOdzsenSph2586etwaHjEvcq2ccz0tUZ66DBzH2GnNy_cLK3knfWeNPGoAjuoXn_ICFIaovBf8b7E/s1600/Pulau+Penyengat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="564" data-original-width="1024" height="352" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI1do3eUepRCyBH0pUorOaRnCB3sy0ltevAsz_IZAfS2AmCcT5uuM6aXvBYi7esAmOdzsenSph2586etwaHjEvcq2ccz0tUZ66DBzH2GnNy_cLK3knfWeNPGoAjuoXn_ICFIaovBf8b7E/s640/Pulau+Penyengat.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Masjid Pulau Penyengat. Thank you <a href="https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwizj56i5q7kAhWNe30KHYBODcUQjhx6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Fkebudayaan.kemdikbud.go.id%2Fbpnbkepri%2Fpulau-penyengat-jadi-pulau-tahfiz-quran%2F&psig=AOvVaw1RFxF2_DtxRniax6vE_SaP&ust=1567398949859263" target="_blank">Kemdikbud</a> for the illustration.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selain
pantai dan pulau, Tanjung Pinang merupakan daerah multikultural dengan banyak
atraksi beraroma kultural/keagamaan. Tanjung Pinang itu nggak Melayu tok –
banyak warisan kebudayaan Tionghoa di jalan-jalannya. Begitu nginjek pusat
perbelanjaan (pasar) yang terdekat dengan Pelabuhan Sri Bintan Pura, langsung
bisa nemu vihara dan pertokoan dengan sentuhan Tionghoa yang kental sekali.
Kalo view dari Google, beberapa tempat kultural Tionghoa/buddhist/taoist yang
merupakan atraksi wisata itu meliputi Banyan Tree Temple, Vihara Ksitigarbha
Bodhisatvva (disebut juga <span style="font-style: italic;">500 Lohan Temple</span>),
dan Vihara Avalokitesvara Graha (<span style="font-style: italic;">claimed as the
largest Buddhist temple in South East Asia</span>).</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://farm5.static.flickr.com/4227/34154121884_b94ec959e3_b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="609" data-original-width="800" height="486" src="https://farm5.static.flickr.com/4227/34154121884_b94ec959e3_b.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">500 Lohan Temple, a picture from <a href="http://hiveminer.com/">hiveminer.com</a>, great shot!</span></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Untuk
yang mau melihat sedikit kebudayaan Melayu tapi nggak main ke Pulau Penyengat
karena takut air atau alasan lainnya, bisa dapet sneak peek sedikit di museum
Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah. Museum ini berlokasi di dekat pusat
perbelanjaan deket pelabuhan Sri Bintan Pura dan berupa bangunan tua. Masuk
gratis (free entry) hanya dengan mencantumkan nama, pekerjaan (mahasiswi), dan
email. Di dalamnya ada kumpulan kertas gurindam lama bertuliskan Arab gundul,
kumpulan gurindam modern (termasuk 12 gurindam <span style="font-style: italic;">legend</span>
gubahan Raja Ali Haji), papan yang menjelaskan bagaimana masuknya orang-orang
Melayu ke Indonesia, sejarah kerajaan Melayu khususnya di Kepulauan Riau,
sampai suku-suku yang ada di Kepulauan Riau sekarang (termasuk orang laut), dan
juga baju adat serta tata cara pernikahan menggunakan adat Melayu (<span style="font-style: italic;">suprisingly</span> di segmen <span style="font-style: italic;">pernikahan dengan adat Melayu</span> dijelaskan sangat detil dan
lengkap, mulai dari baju, seserahan, makanan, sampai doa-doa, dan apa yang
harus dilakukan selama akad dan resepsi). <span style="font-style: italic;">Overal</span>l,
museum ini cukup informatif, tapi kurang terdigitalisasi sehingga ya kayak
masuk pameran benda-benda kuno aja dan baca poster; untuk orang yang suka
membaca dan memang hobi ke museum cukup menyenangkan, tapi most of time orang
akan menganggap museum itu membosankan. Semoga bisa menjadi masukan untuk
petugas museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwNzTEuXAcv-tdfFbPivEcM7XHCK-fLVMR-GtDO2zwvLx-c6Qw5mFCpD9eoRd2GoGQWfsA-ieULuFEwTFk_5E6G4pH4_JxHKkqsBEu1faQBgnq0FxMvwFDftOCutGQkCeWmq9xggHoIqE/s1600/2019-08-31+07.10.01+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1438" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwNzTEuXAcv-tdfFbPivEcM7XHCK-fLVMR-GtDO2zwvLx-c6Qw5mFCpD9eoRd2GoGQWfsA-ieULuFEwTFk_5E6G4pH4_JxHKkqsBEu1faQBgnq0FxMvwFDftOCutGQkCeWmq9xggHoIqE/s640/2019-08-31+07.10.01+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZCfIxuFmkj7fzhtasyGobV2lZC6G35NnkMCdmiC66XkX6fx-V8n1FvGmvaMqe40eT-wE60YMLfe58bnZt6IWarAA5GekS8A85iXB-sVUwKeYbYpMWsfjV_yxot92Ilyi4hig3P6jDhyphenhyphen4/s1600/2019-08-31+07.51.44+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZCfIxuFmkj7fzhtasyGobV2lZC6G35NnkMCdmiC66XkX6fx-V8n1FvGmvaMqe40eT-wE60YMLfe58bnZt6IWarAA5GekS8A85iXB-sVUwKeYbYpMWsfjV_yxot92Ilyi4hig3P6jDhyphenhyphen4/s640/2019-08-31+07.51.44+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Baca, baca, dan baca~ Dari poster~ Karena belum terdigitalisasi.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi83OG4rbFqk9x4eiTgQPD-HYbjY6vzYLZIy4t_UhJ5F9Wi8Sq1lEzYzBN9ugpcibxv-k3l7iGnP-efPtuhDtStBiA5zsiJ3z4dUZHzUm9RTHg2ryw_ganH7pQqi6f_lzSH_qqmqXYzT48/s1600/2019-09-01+07.40.16+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi83OG4rbFqk9x4eiTgQPD-HYbjY6vzYLZIy4t_UhJ5F9Wi8Sq1lEzYzBN9ugpcibxv-k3l7iGnP-efPtuhDtStBiA5zsiJ3z4dUZHzUm9RTHg2ryw_ganH7pQqi6f_lzSH_qqmqXYzT48/s640/2019-09-01+07.40.16+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Pelaminan adat Melayu.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selain
itu, sama seperti iklim bisnis di bagian manapun di Indonesia, sekarang
orang-orang masih getol berbisnis kopi. Di Tanjung Pinang, kalau udah nggak
tahu mau kemana, bisa coba-coba cari <span style="font-style: italic;">coffee
shop</span>. Beberapa <span style="font-style: italic;">coffee shop</span> di
Tanjung Pinang terletak agak terpencil di pesisir pantai. Gue waktu itu ke <span style="font-style: italic;">coffee shop</span> kalo gak salah namanya kopi 757,
yang kedainya harus masuk gang dan ngelewatin jalan beton di atas laut yang
sempit dan tanpa pembatas , dan kedainya <span style="font-style: italic;">literally</span>
nangkring di tengah laut. Untuk yang belum pro naik motor mending jalan kaki
aja, daripada pas naik motor jatuh ke laut. Tapi memang sesuatu yang bagus
tidak didapatkan dengan mudah – kedai kopi bentuknya <span style="font-style: italic;">semi outdoor</span> (beratap tapi terbuka) sehingga angin laut bisa
menerpa, suasananya tenang, <span style="font-style: italic;">background</span>
musik-nya lagu-lagu indie Indonesia plus ombak, dan menu-nya terbilang murah.
Seinget gue menu yang paling mahal adalah kisaran Rp. 20.000, gue sendiri waktu
itu pesen teh tarik hangat harganya Rp. 7000. Kedai ini buka sampai lewat
tengah malam kok dan ada wifi yang kencang, sangat comfy buat mahasiswa yang
ingin ngerjain tugas sampai larut malam tapi tagihannya tetep murah.<span style="font-weight: bold;"> </span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqSW6DzOz3OOYBtGXFIlAljBRnbfNqgoCNd_0wlDRmItG9zIR0yVTCe2bki6r60khm5uBm4CtzT5_sl_NFYaKtEzlRil38xg44C1nqoID1HmhDUNezX_gUjQLYaqtaxpFjZlsYhO1BxdM/s1600/2019-07-16+11.09.13+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqSW6DzOz3OOYBtGXFIlAljBRnbfNqgoCNd_0wlDRmItG9zIR0yVTCe2bki6r60khm5uBm4CtzT5_sl_NFYaKtEzlRil38xg44C1nqoID1HmhDUNezX_gUjQLYaqtaxpFjZlsYhO1BxdM/s640/2019-07-16+11.09.13+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Naik apa selama di Tanjung Pinang?</span> </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selama
gue berada di Tanjung Pinang, beberapa hari gue rental mobil dan sisanya nebeng
motor temen (syukurlah I managed to have some good friends there, thank you
Dela, Kur, dan Jekky!). Beberapa angkot dan bis lalu lalang, tapi gue nggak
begitu paham rute dan treknya. Ojek online banyak, jadi <span style="font-style: italic;">no worries</span>!</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sekedar
menginfokan, kalau mau rental mobil atau motor harap berhati-hati ya, karena
gue mengalami kejadian nggak enak pas rental mobil. Pastikan sebelum meminjam,
kalian mencermati dulu keadaan kendaraan, terutama mobil – periksa isi
bagasinya ada apa aja dan tentu saja perhatikan cacat mobil (ada lecet nggak?
Di sebelah mana? Pastikan juga difoto lecetnya). Kejadian yang terjadi ke gue
adalah temen gue rental mobil setengah terburu-buru (asal nemu, deal, ambil)
dan semua baik-baik saja (kita nggak aneh-aneh dan nggak nabrak) sampai
akhirnya pas balikin mobil, kita ditahan karena katanya ada lecet di bagian
kiri depan. Kita liatin baik-baik lecetnya dan nggak terlihat dan teraba kayak
lecet baru. Masalahnya, temen gue ini nggak meriksa kendaraan sebelum pinjam
dan nggak punya bukti kuat untuk menyangkal karena nggak ada foto. Orang ini
minta 300 ribu bayaran untuk ganti lecet saja dan kita bilang kita aja yang
bawa ke bengkel, pas dibawa ke bengkel ternyata cuma dibanderol 150 ribu.
Ketika ditanya kita rental dimana dan sebut tempat, orang bengkel langsung
bilang, "Aduh disitu sih sering banget kejadian kayak gini, kenapa pinjem
disitu!".</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcJu5a4vbZK74mdgafUqlCWTiSGWaGk7ZsMYmyiIDxZ5RwAtAh8Ht7ticPlYtLJk8C_GFtmCCE5ykXFisdZ_eKwyrRn55VaYlRAOG21aqar7T1I4Jt_aYLrg3wOI4b5OoIsU_mAXYDCJw/s1600/2019-07-08+05.26.21+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcJu5a4vbZK74mdgafUqlCWTiSGWaGk7ZsMYmyiIDxZ5RwAtAh8Ht7ticPlYtLJk8C_GFtmCCE5ykXFisdZ_eKwyrRn55VaYlRAOG21aqar7T1I4Jt_aYLrg3wOI4b5OoIsU_mAXYDCJw/s640/2019-07-08+05.26.21+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Intinya,
be cautious ketika meminjam kendaraan dan selalu dokumentasi, karena
dokumentasi yang baik adalah alibi yang baik dan akan menyelamatkanmu!</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">(<span style="font-style: italic;">Btw</span>, rental mobil di Tanjung Pinang yang gue
temukan rata-rata berkisar antara 200 ribu - 300 ribu per hari, mobil transmisi
manual. Mahal ya? – atau gue aja yang kurang mencari opsi lain?)<span style="font-weight: bold;"> </span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Makan apa di Tanjung Pinang?</span> </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Makan
segalanya yang sea food dong. Otak-otak ikan sama otak-otak cumi banyak dijual
di sekitar Sri Bintan Pura atau dermaga ke Pulau Penyengat. Ikan-ikan segar
dibanderol dengan harga yang lebih murah, misalnya ikan ayam-ayam yang biasanya
Rp 40.000-60.000, di sana bisa dapet sekitar Rp 30.000-35.000. Lumayan buat
barbeque-an hemat di tepi pantai.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit9nue0h71Ot81VtQ9N42krfCHyJY7vGfy1JjrOzO2NF39okVM5XpyyUKDOroRtGfINv5SoEkQHrV4zBSHIjOhRT_6MzVmYw5ftrtAp3rYPJipSbTq-VHBKEkR2DSbqV5RnmuZrHqCoTE/s1600/2019-07-03+07.02.14+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit9nue0h71Ot81VtQ9N42krfCHyJY7vGfy1JjrOzO2NF39okVM5XpyyUKDOroRtGfINv5SoEkQHrV4zBSHIjOhRT_6MzVmYw5ftrtAp3rYPJipSbTq-VHBKEkR2DSbqV5RnmuZrHqCoTE/s640/2019-07-03+07.02.14+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Jangan
lupa juga coba gonggong, karena ini makanan khas Kepulauan Riau. Gonggong
adalah makhluk bercangkang sejenis siput/kerang, nama latinnya adalah <span style="font-style: italic;">Canarium stoumbos</span>, yang banyak ditemukan hidup
di perairan Kepulauan Riau. Gonggong ini biasanya direbus dan dimakan bersama
saus kacang, saus lada hitam, atau saus tiram. Gonggong sendiri, selain sebagai
makanan, juga merupakan ikon Kepulauan Riau. Bahkan di Taman Tepi Laut di
Tanjung Pinang, ada gedung gonggong.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw5zMy4a_euPQKxaltWCwXq-D8ySCehUD24cJlEuXFziNIjluPEAtm3ypj-vO2OfZMHQnulxszXXasNdpTtgZVZ4jXyBmDaV3Iagwv8cshGYWCuR6TbYKY6HDI1uasl1dsGELMvr4k6Zo/s1600/Gonggong.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="696" data-original-width="1024" height="434" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw5zMy4a_euPQKxaltWCwXq-D8ySCehUD24cJlEuXFziNIjluPEAtm3ypj-vO2OfZMHQnulxszXXasNdpTtgZVZ4jXyBmDaV3Iagwv8cshGYWCuR6TbYKY6HDI1uasl1dsGELMvr4k6Zo/s640/Gonggong.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Gonggong. Thank you <a href="https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjF29Os5a7kAhVOOisKHTOPBOkQjhx6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Fpesona.travel%2Fkeajaiban%2F409%2Flezatnya-gonggong-hidangan-laut-khas-pulau-bintan&psig=AOvVaw0Fktwn1I0WlSSc3Kl2ZdPb&ust=1567398688134270" target="_blank">Pesona Travel</a> for the illustration (click for the source)</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Karena
gue alergi semua seafood (udah coba-coba tapi tetap berakhir gatal, bibir
bengkak, dan selalu dituntaskan dengan minum cetirizine), gue nyerah, nggak
makan <span style="font-style: italic;">seafood</span>. Sebagai gantinya, makanan
khas Tanjung Pinang yang gue makan adalah mie lendir. Mie lendir di pertokoan
deket Sri Bintan Pura sudah buka di pagi hari dan mie ini beberapa kali jadi
menu sarapan gue. Mie lendir isinya adalah mie kuning, toge, ditaburi seledri
dan bawang goreng, disajikan dengan telor rebus iris, dan dibasuh kuah cokelat
kental kombinasi antara kacang tanah dengan ubi jalar. Rasanya agak manis dan
enak, tapi untuk lidah Sundaku tentu saja aku lebih suka makanan yang asin
hehe. Eh tapi serius, enak!</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8yirl2DI9hLvASB3RynhVkkAjLKXtDeMeAK2OO8A0KEMsrh11zSbS85WZY5h_M5Jf-b8fW7XRPY_Vp04pxcX_z4STE0WUL32CFf9bP5cNwYa8kDkIpivLLgo5iNZRQxEhaJCynTVYBkA/s1600/2019-08-31+07.45.27+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8yirl2DI9hLvASB3RynhVkkAjLKXtDeMeAK2OO8A0KEMsrh11zSbS85WZY5h_M5Jf-b8fW7XRPY_Vp04pxcX_z4STE0WUL32CFf9bP5cNwYa8kDkIpivLLgo5iNZRQxEhaJCynTVYBkA/s640/2019-08-31+07.45.27+2.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOBX9YcVlWaxG4_mHSzk_05Fo4a7OWN1NQO9EYr3dspi68K8CtdwZMDlq1eF4Z9XXVmtxJNNgJaEQIQi2ZQlzlB6FhqvYIZnZvFArDifYW3K9AQj_8gheAiYF6qQugsX4x-ugD-KICccE/s1600/2019-08-31+07.45.34+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOBX9YcVlWaxG4_mHSzk_05Fo4a7OWN1NQO9EYr3dspi68K8CtdwZMDlq1eF4Z9XXVmtxJNNgJaEQIQi2ZQlzlB6FhqvYIZnZvFArDifYW3K9AQj_8gheAiYF6qQugsX4x-ugD-KICccE/s640/2019-08-31+07.45.34+1.jpg" width="640" /> </a> </div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhub3xNDnDika1dxCcRyAY5sHh0EzclVUpIynkmApDfNiSOkLqOetQcgY7WqotXIaTtKrl2xWNc83_WZOMeO4FXvClHFzGYFEW_oPEKBLvkK6Rv_OFocZ6z72uU2Zeaw1YUCOoX5HmiIWs/s1600/2019-08-31+07.52.14+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhub3xNDnDika1dxCcRyAY5sHh0EzclVUpIynkmApDfNiSOkLqOetQcgY7WqotXIaTtKrl2xWNc83_WZOMeO4FXvClHFzGYFEW_oPEKBLvkK6Rv_OFocZ6z72uU2Zeaw1YUCOoX5HmiIWs/s640/2019-08-31+07.52.14+1.jpg" width="480" /></a> </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Btw
sedikit kamus bahasa Kepulauan Riau ketika memesan minuman.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Kopi
panas: Kopi O</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Kopi
dingin: Kopi obeng</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Teh
panas: Teh O</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Teh
dingin: Teh obeng<span style="font-style: italic;"> </span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">Trivia: Obeng, diambil dari bahasa Tionghoa 'openg'
yang artinya dingin. Pelafalan openg agak sulit untuk orang Tionghoa, sehingga
huruf p diganti huruf b.</span><span style="font-weight: bold;"> </span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Tidur dimana di Tanjung Pinang?</span> </span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Menurut
gue, mencari hotel di Tanjung Pinang agak <span style="font-style: italic;">challenging</span>
karena ketika lo mau yang murah (kisaran Rp 90.000- Rp. 200.000), lo dapetnya
either semi losmen, semi hostel, atau gedungnya sangat tua dan perawatannya
kurang, dan ketika lo udah klik nemu yang desainnya interiornya cukup
minimalis, modern, dan terawat seperti hotel-hotel zaman sekarang (spell it:
Fave hotel, IBIS Styles, Pop Hotel), lo bakal nemu kisarannya bisa hampir Rp
450.000 - Rp. 700.000 (padahal mungkin kalau di daerah lain, terutama di pulau
Jawa, hotel seperti itu masih bisa dapet di range Rp 250.000 - Rp. 400.000 lah
walau tergantung <span style="font-style: italic;">season</span>). Kesimpulannya,
di Tanjung Pinang yang ada hanya hitam dan putih, murah dan mahal, modern dan
tua.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Dua
hari pertama, gue menginap di hostel/losmen dengan harga Rp 97.000/malam, kamar
kisaran ukuran 3 x 3 meter dengan tempat tidur queen size, dan lemari yang
sudah rusak dan visually inattractive, serta kamar mandi yang masih menggunakan
bak dan gayung, televisi tahun 2000-an, dan bangku plastik. 4 hari selanjutnya
gue pindah ke hotel yang termasuk paling tua di Tanjung Pinang dengan harga Rp.
150.000/malam, kamar luas dengan<span style="font-style: italic;"> twin bed</span>,
satu meja dan kursi, serta lemari kecil (yang sudah tua dan agak bobrok) yang
diatasnya ditaruh televisi tahun 2000-an, toilet dengan shower dan water
heater. Walau <span style="font-style: italic;">visually</span> masih seperti
hotel tua dan kurang <span style="font-style: italic;">maintenance</span>,
setidaknya perlengkapan di dalamnya masih fungsional, dan <span style="font-style: italic;">the good thing</span>, hotel ini <span style="font-style: italic;">easy access</span> sekali karena terletak di sekitar
pertokoan dekat Pelabuhan Sri Bintan Pura dan tinggal jalan kaki sekitar 200
meter ke dermaga Pulau Penyengat.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOyhzk0Gkxti17lH1wflduGyaxs1Efax4apOgod7XSa8d_kwKhBXah7Nf3HokhmTEINAFX4ZLpJcApC_sQ4udtpdJ29XbnWvGM0ZuujKr3XULNGkU6vSrL4vuQp-R5cCDUSJArACLARrk/s1600/2019-09-01+09.33.12+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOyhzk0Gkxti17lH1wflduGyaxs1Efax4apOgod7XSa8d_kwKhBXah7Nf3HokhmTEINAFX4ZLpJcApC_sQ4udtpdJ29XbnWvGM0ZuujKr3XULNGkU6vSrL4vuQp-R5cCDUSJArACLARrk/s640/2019-09-01+09.33.12+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNaWaIhdHHflgyl5G3zeXVV4PE7SzjtO1qaMS8fb3vJcieKHxSVt3YSYGALhTH7fYv_9pGeZfX-6qNvFp1L635Hca8606HgryX9PRwqa0zzJoJuGxP1Kjfo2eHYSwzua-rTQ-b1miMd5w/s1600/2019-09-01+09.34.22+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNaWaIhdHHflgyl5G3zeXVV4PE7SzjtO1qaMS8fb3vJcieKHxSVt3YSYGALhTH7fYv_9pGeZfX-6qNvFp1L635Hca8606HgryX9PRwqa0zzJoJuGxP1Kjfo2eHYSwzua-rTQ-b1miMd5w/s640/2019-09-01+09.34.22+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv9OTjUckeYie1oIrU6YyQ84iWNEqEZ3-R9kxHn5X-439CCVVfMi5wduxiwW8IoJT57VDS1j1b2S6tdHGH9SegsuZ1Q1pfQOXuCDlJ7lzte99lsKJ08CT5uD6s83a7MFL96yTUeNYPZ8E/s1600/2019-08-31+07.52.21+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv9OTjUckeYie1oIrU6YyQ84iWNEqEZ3-R9kxHn5X-439CCVVfMi5wduxiwW8IoJT57VDS1j1b2S6tdHGH9SegsuZ1Q1pfQOXuCDlJ7lzte99lsKJ08CT5uD6s83a7MFL96yTUeNYPZ8E/s640/2019-08-31+07.52.21+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">So, learn from my experience you only have some
choices in Tanjung Pinang – you either be rich or you just stay in cheap
hostel. Btw,</span> hotel dengan interior yang modern dan sepertinya masih
tergolong baru di Tanjung Pinang adalah hotel <span style="font-style: italic;">Nite
& Day Laguna Bintan</span> dengan harga kisaran Rp 441.000 - Rp
578.000/malam (rate tanggal 31 Agustus 2019 ya!)</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">---------------------------------------------------------------------------------------------------------<span style="font-weight: bold;">-</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Jadi?</span> </span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Jadi,
segitu yang bisa gue paparkan tentang pengalaman di Tanjung Pinang dan juga
hasil observasi gue mengenai Tanjung Pinang lewat dunia maya/dunia riil. I know
it was not much, but I do hope it helps! Masih banyak tempat yang belum gue
eksplor di Tanjung Pinang – sama sekali belum eksplor ke daerah Batu (dimana di
sana ada wisata Tionghoa dan temple-temple yang sudah gue tuliskan di atas) dan
ternyata di Tanjung Pinang ada wisata alam Danau Biru yang terbentuk dari
akumulasi air hujan yang terperangkap di lubang bekas tambang pasir. Maklum,
selain stress mikirin susahnya beli tiket PELNI ke Natuna dan sibuk mengantri
di kantor PELNI hampir tiap pagi-siang, di Tanjung Pinang juga ada beberapa
kendala dalam transportasi (<span style="font-style: italic;">as I said before</span>).
Semoga nanti-nanti kalau berkunjung ke Tanjung Pinang, gue punya state
finansial dan preparation yang lebih baik sehingga bisa eksplor lebih banyak! </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://wisatabaru.com/wp-content/uploads/2017/12/telaga-biru-bintan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="475" data-original-width="716" height="424" src="https://wisatabaru.com/wp-content/uploads/2017/12/telaga-biru-bintan.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Danau Biru, shall I see you next time! Thank you <a href="https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiZqp2a567kAhXB8HMBHQmzAz4Qjhx6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Fwisatabaru.com%2Ftelaga-biru-bintan-serasa-berwisata-ke-oase-di-tengah-gurun-pasir%2F&psig=AOvVaw2QOQJQ4--_tiTJhsOCH1VE&ust=1567399184066754" target="_blank">Wisata Baru.com</a> for the illustration (click to source)</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Setelah
hari ke 5 di Tanjung Pinang, akhirnya gue berhasil dapet tiket kapal PELNI ke
Kepulauan Natuna dan setelah 6 hari stay di Tanjung Pinang (dengan malam
terakhir gue nginep di Kota Kijang, kota sebelah <span style="font-style: italic;">Tanjung
Pinang</span>), akhirnya gue harus melepas segala ke-kotaan Tanjung Pinang
untuk move ke Kepulauan Natuna. Gue akan tulis lagi tentang Natuna di next
post, semoga aku masih punya audiens, hehe!</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiuCdRd1zglplHOMmSEQk6rOpLiUFzzNy3Vb-rFenDUjdAIK2PFTz-X1siQ-U01RFdjJmQW5wjjMJ3MXOVinN2MuzsEnAaIfqpd-6ZWyLZOsmjrT7KVB8T0S9dPvCb_dZP7AqZ1leIe-c/s1600/2019-07-06+11.23.31+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1599" data-original-width="1600" height="638" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiuCdRd1zglplHOMmSEQk6rOpLiUFzzNy3Vb-rFenDUjdAIK2PFTz-X1siQ-U01RFdjJmQW5wjjMJ3MXOVinN2MuzsEnAaIfqpd-6ZWyLZOsmjrT7KVB8T0S9dPvCb_dZP7AqZ1leIe-c/s640/2019-07-06+11.23.31+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Masjid Agung Kota Kijang. Di depannya ada dancing fountain yang menyala tiap malam!</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdDk_uL1H6nFVT38-I0MAmP1zVfyNYruAYY8__Bk9m5W-hcZEQHnvfjak4pp8Ki8ayl1-FEE6uimXLxMcCmdNOLQz_rXNz5MglAHAgipmLClN08SjqwK1ZUidRdSS0R6O3gPRAWV4OnAg/s1600/2019-07-06+11.25.04+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1599" data-original-width="1600" height="638" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdDk_uL1H6nFVT38-I0MAmP1zVfyNYruAYY8__Bk9m5W-hcZEQHnvfjak4pp8Ki8ayl1-FEE6uimXLxMcCmdNOLQz_rXNz5MglAHAgipmLClN08SjqwK1ZUidRdSS0R6O3gPRAWV4OnAg/s640/2019-07-06+11.25.04+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Salah satu taman di Kota Kijang. Kota Kijang cukup banyak tempat rekreasi terbuka gini.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">P.S:
Di akhir post ini gue sangat berterima kasih dengan pemuda-pemudi Kepulauan
Riau untuk segala bala bantuan, sambutan hangat, dan daya upayanya. Kutunggu
hadirmu di Jakarta (yang sudah bukan lagi ibukota) – Mardelatika, Viviana
Viola, Sayyid Karzeky, Kurniawan '<span style="font-style: italic;">Abanglong</span>',
Rendy Dastian, Yusan Gemilang, Kamal, dan semua pihak yang namanya tidak bisa
disebut satu-satu. Terima kasih banyak!</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Terima
kasih telah membaca, hope it helps you.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Your
doctor and writer, Dina</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-37915100533659182682019-08-04T09:01:00.000+07:002019-08-15T08:22:56.501+07:00Dongeng Kepulauan Gurindam (1) : Pulau Mantang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Selamat siang
semuanya.<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selamat berada
kembali di hari Minggu!</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Hari ini hari pertama dalam satu minggu dan merupakan hari yang selalu layak untuk disambut dan disukacitakan.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Banyak juga yang memutuskan untuk ikut car free day untuk sesudahnya ngemil cemilan yang dijual di jalan <span lang="en-US">– sambil menikmati suasanan jalanan yang sudah mulai dibanjiri atribut merah putih menyambut perayaan hari kemerdekaan. </span>Banyak yang memutuskan bertunangan di hari ini atau menikah dan banyak yang memutuskan untuk memenuhi undangan tersebut. Banyak yang membulatkan tekad untuk tidak mau pergi kemana-mana dan menghabiskan <i>quality time</i> di rumah. Tapi, di antara 'banyak', selalu ada 'beberapa' <span lang="en-US">– seperti beberapa ada yang memutuskan untuk bekerja shift saja karena toh hari Minggu tidak ada acara apa-apa, seperti saya.</span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-US">Yang manapun pilihanmu dalam menghabiskan hari Minggu, semoga selalu membuat syukur dan membawa pandangan dan prasangka baik terhadap hari kerja yang akan datang esok, ya.</span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------<span lang="en-ID" style="font-style: italic;"> </span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">Well, time sure really flies these days </span><span lang="en-US">– I had recently got back from a journey of self-seeking and I just
realize this morning that it's almost a week since my arrival back home. </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">Whoa, time sure really flies in the speed
of light</span><span lang="en-US">, nggak terasa sudah seminggu gue restoring
energy dan taraf kesehatan dengan interaksi sosial minimum dengan orang
sekitar. Sekalinya kemarin akhirnya gue keluar rumah untuk menghadiri sumpah
dokter teman sejawat, gue disapa dengan kalimat, "eh gue kira masih di
hutan mana!", "eh bukannya kemarin abis terombang-ambing di
lautan?", "wah udah kurusan, rambut merah, tan lagi",
"akhirnya kamu sudah ingat rumah, nak", dan segala macam sapaan
lainnya yang tidak usahlah ditanggapi dengan butthurt karena </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">everyone has their own way of greeting</span><span lang="en-US">. Lol.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://media3.giphy.com/media/Gp6n9hMhEAexa/giphy.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="261" data-original-width="500" height="208" src="https://media3.giphy.com/media/Gp6n9hMhEAexa/giphy.gif" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Kadang ada yang cara nyapanya kayak gini, biarin aja...</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">What else can I say? I was having the greatest June
and July in my life. </span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">By 'the greatest', I don't mean it was the
'happiest'.</span> Yang terbaik tidak selalu yang paling membahagiakan – just
like some of the greatest stories did not have a happy ending, <span style="font-style: italic;">but still great enough to be bragged about</span>.
Satu bulan terakhir ini, hidup rasanya nggak bisa ditebak. Jika hidup adalah
seorang manusia, perjalanan ini membuat
gue berpikir bahwa dia pasti laki-laki tukang banyol yang kerjanya bercanda dan
nge-prank. Satu bulan terakhir ini, gue diberi kesempatan untuk merasakan semua
emosi secara maksimal – mulai dari seneng, sedih, semangat, lesu, marah,
kecewa, sampai pengharapan, rindu, dan rasa bosan yang bener-bener <span style="font-style: italic;">to the fullest</span> – dan gue berkesempatan untuk
merasakan semua sensasi ini di sebuah provinsi yang berbentuk kepulauan, sarat
adat Melayu, penuh dengan seafood, dikaruniai dengan pesisir pantai yang alamak
indahnya dengan kecantikan yang masih benar-benar <span style="font-style: italic;">virgin</span>:
Kepulauan Riau. </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisDB2iafsr7kZfYIKnldDp-AQaOaPsqzhdVo9IQ5ZMf5l0IU1fbDdV0kF9y64659E9Cy8lacJ-ZU3Gww881sBOJEfGACNYd-tm1SMoy6rN66uJSkBRvK3P-bLmTnOmw0JMR0KLEPcY3M0/s1600/2019-08-04+06.07.58+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisDB2iafsr7kZfYIKnldDp-AQaOaPsqzhdVo9IQ5ZMf5l0IU1fbDdV0kF9y64659E9Cy8lacJ-ZU3Gww881sBOJEfGACNYd-tm1SMoy6rN66uJSkBRvK3P-bLmTnOmw0JMR0KLEPcY3M0/s640/2019-08-04+06.07.58+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">So where should I start?</span> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Satu
bulan bukan waktu yang sebentar untuk <span style="font-style: italic;">getaway</span>
– in a way or another, traveling for a long time could crush you financially
apalagi kalo kamu masih pekerja yang bekerja untuk kemaslahatan
negeri/perusahaan/bos kamu yang kadang tidak berperikepegawaian. Traveling
sebulan mungkin saja bisa dilakukan tanpa berat hati kalau kamu memang 1) dapet
beasiswa atau program gratisan lainnya, 2) dapet business trip dari perusahaan
yang memang sayang banget sama kamu atau either mau nyiksa kamu dengan<span style="font-style: italic;"> homesickness</span>, atau 3) bekerja sebagai <span style="font-style: italic;">travel blogger</span> yang memang mencari pundi-pundi
rupiah lewat konten berkelana. <span style="font-style: italic;">In my case</span>,
gue adalah pengangguran bergelar yang masih harus berkutat dengan birokrasi
untuk bisa terdaftar sebagai dokter praktek, dan posisi itu membuat gue berdaya
untuk libur dari segi availabilitas waktu tapi keok dalam kapasitas finansial. <span style="font-style: italic;">With this basic condition, I sought my way to travel</span>
dan syukurlah, gue menemukan opsi untuk berkelana, yang tidak hanya sekedar
berkelana, tapi turut mengasah skill organisasi dan skill medis yang gue
khawatirkan akan semakin menguap jika gue terus menerus minim berkegiatan. <span style="font-style: italic;">If someone already wonders, yes, I was volunteering
again – I was about to go to two different places for volunteering, so it
explains why it took me almost a month to go back home.</span> </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Ialah
Kepulauan Riau yang menjadi destinasi <i>volunteering</i> kali ini. <i>Volunteering</i>
sendiri dilakukan di Pulau Mantang dan Natuna dengan gap keberangkatan yang
singkat di antara keduanya, so meanwhile nunggu yang Natuna, gue stay di
ibukota provinsi Kepulauan Riau, Tanjung Pinang. Setiap pulau dan daerah yang
gue kunjungi punya highlight dan kisahnya sendiri, sehingga semua layak
mendapat panggung dan effort menulis – <i>so I decide to separate each destination
in posts, to appreciate every single moment.</i></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------<span style="font-style: italic;"> </span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">So, here is how it started.</span> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Program
volunteering gue start di Singapore untuk seminar pengabdian masyarakat. So I
flew to Singapore at almost midnight – di suatu hari di akhir Juni dan menunggu
pagi di Changi dengan peserta volunteering lainnya. Pagi mulai menjelang, bis
menembus kegelapan di jalanan Singapore yang tentu saja mulus dan tanpa
hambatan, dan ferris-wheel Singapore Flyer di kejauhan, menatap setengah
mengantuk pada bis berisi orang Indonesia, yang kebut-kebutan di jalan jam 5.30
pagi. Masih terlalu pagi, kota belum bangun.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: center;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqiIA9YEa4L487uGPmK16OqIXenWl9qEnXrbXA5EaOyMB58JPxWUTwFPoHrU4ADtbtEhbzuxiqrSEmJrb-LkEPiw5AVGkmVxIs2JI7ON8A6r7KrS_IMn46Zw-2Dba0vEuFOyREfJgC_FI/s1600/2019-06-26+05.40.40+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqiIA9YEa4L487uGPmK16OqIXenWl9qEnXrbXA5EaOyMB58JPxWUTwFPoHrU4ADtbtEhbzuxiqrSEmJrb-LkEPiw5AVGkmVxIs2JI7ON8A6r7KrS_IMn46Zw-2Dba0vEuFOyREfJgC_FI/s640/2019-06-26+05.40.40+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Early in the morning, the oldest mosque in Little India (possibly the oldest one in Singapore)?</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Terakhir
kali gue pergi ke Singapore itu kira-kira 20 tahun yang lalu, waktu lagi
jaman-jamannya Sentosa Island dengan aquarium dan cable car-nya – yang mungkin
sekarang masih exist tapi popularity-nya agak gonjang ganjing seiring dengan
banyaknya atraksi baru di Singapore. Now that I had my chance to visit
Singapore again in my 20s and for me Singapore is just that kind of country –
where everything is carefully and perfectly planned and built, where everything
is in order, and where people must discipline themselves. But if I am a man,
Singapore is not my type of girl. Singapore is like a girl I met randomly on
the street, pretty as hell, but I would never had intention to get close to.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA5af53f6MyO8Iq_ePniMqrg1C4RNSzLilckwmcV1Qov0jMoH-i4CYTvhKP55Lyt_OMoA6YFkwn57Ksytmxi6KHzLJBfIeXRE3PYA0-tSDAIMeEeXuLKJDR1idBZSe5AyQhqScXgeJ02w/s1600/2019-06-26+07.38.14+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA5af53f6MyO8Iq_ePniMqrg1C4RNSzLilckwmcV1Qov0jMoH-i4CYTvhKP55Lyt_OMoA6YFkwn57Ksytmxi6KHzLJBfIeXRE3PYA0-tSDAIMeEeXuLKJDR1idBZSe5AyQhqScXgeJ02w/s640/2019-06-26+07.38.14+2.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">After all, I always get so fascinated by skyscrappers and night lights.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">2
hari or less di Singapore dengan itinerary yang super padat membuat gue semakin
sungkan dengan negeri metropolitan yang masih punya sentuhan kolonialisme pada
tubuhnya ini. Dari Marina Barrage, pindah lagi ke National Gallery, terus ikut
seminar, terus ke National University of Singapore, lanjut ke Bugis Street,
lanjut lagi ke Gardens by The Bay untuk liat Spectra - Light Show, dan besoknya
ke Merlion Park dan lanjut lompat pulau balik ke Indonesia tercinta, pakai
ferry. Mungkin paparan gue begitu cepat, datang dengan intensitas tinggi,
sehingga gue belum bisa jatuh cinta pada saat ini karena <span style="font-style: italic;">love takes time</span>. Mungkin gue hanya butuh waktu
yang lebih lama, perjalanan yang lebih intim, kaki-kaki yang dipergunakan untuk
berjalan, dan dompet yang lebih tebal untuk suatu hari, bisa jatuh hati pada
Singapore.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTsB3n0CS-pXvZtZiUKGOYBueQWqT9ufIwRwWKuGQxeZboZiWK8AZcVVOEpjMQIdEaOXANHSp9lugv3ablCdxJYBZntOD29ZEdpCfY0EJiV1A37wNaVChJQOYLnfjGmt0SpbpY3LvvykI/s1600/2019-07-16+10.35.22+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTsB3n0CS-pXvZtZiUKGOYBueQWqT9ufIwRwWKuGQxeZboZiWK8AZcVVOEpjMQIdEaOXANHSp9lugv3ablCdxJYBZntOD29ZEdpCfY0EJiV1A37wNaVChJQOYLnfjGmt0SpbpY3LvvykI/s640/2019-07-16+10.35.22+1.jpg" width="480" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSa7Ged7D2kXNtW_8UjjVVwyoDjzFp_Q4Y9sV2vQV-x_xvpf0Pg3d6cKOlxt-TlgLG4ql_cJTcccNlEKHnRnOULlcDFosDeUSiSSmSHvjQvgY6Lz0HnaXI-UKybwuJf0yD4Gn7wnkrgYU/s1600/2019-07-16+10.46.52+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSa7Ged7D2kXNtW_8UjjVVwyoDjzFp_Q4Y9sV2vQV-x_xvpf0Pg3d6cKOlxt-TlgLG4ql_cJTcccNlEKHnRnOULlcDFosDeUSiSSmSHvjQvgY6Lz0HnaXI-UKybwuJf0yD4Gn7wnkrgYU/s640/2019-07-16+10.46.52+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">My late night snacks in Little India cost me total 9 Singapore Dollar. Can you guess the menu?</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Setelah
2 hari or less yang superpadat sampe rasanya gue mikir <i>"apakah gue bisa
tidur sambil makan, jalan-jalan, dan bersosialisasi?"</i> akhirnya gue bisa
duduk tenang sambil memegang pop mie dan menonton Aquaman di dalam ferry cepat
yang akan membawa gue pergi dari Singapore ke ibukota Kepulauan Riau, Tanjung
Pinang. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam dengan ombak yang tidak terasa
memabukan. Sampai di Pelabuhan Sri Bintan, gue merasakan hawa yang sangat
akrab, yang seolah bilang, "Yes, you are home now, no worries", tapi
panas mataharinya super terik dan menggosongkan. But I ain't complaining much,
gue senang menanyakan harga "Ini berapa bu?" dan dijawab "XX
ribu" dibandingkan "how much is it?" dan dijawab "XX
dollars" (<span style="font-style: italic;">ya, jiwa miskinku meronta-ronta</span>).</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Setelah
berpanas-panas ria (namun ngangenin), gue akhirnya melompat ke dalam mobil yang
membawa gue ke dermaga di Kijang, Kabupaten Bintan, untuk selanjutnya nyebrang
ke Pulau Mantang. Part mengenai Mantang akan dibahas lebih rapi dengan
menggunakan section, ya!</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggXwwV0KePhzhNfuEzwlXppiiMDPNPHluemuaKRYjpX_8568F6aYqsp5eBWBPd2Z6sctUjUHkDFW4BpXj69kYQb_6PuaIvb_Nrs_8PAY4QDPA4a-yw-2X830-RjQXV62rOCE6RtuP-12Y/s640/2019-06-27+12.31.29+1.jpg" width="480" /> </div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV0rdPH1Aicb4bu1ufMesTrpnEUks9XvpwZSnJ50YageTRjs1UKLSjgY95LxRZY2qhF8Cp9Q-_MZzAczwOhVEK0B_ek7tzmjaWWXCruEe2Nw85-b-NS3Hyhri_lG84YEYXi7OC8JJoiCU/s1600/2019-07-16+10.53.01+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV0rdPH1Aicb4bu1ufMesTrpnEUks9XvpwZSnJ50YageTRjs1UKLSjgY95LxRZY2qhF8Cp9Q-_MZzAczwOhVEK0B_ek7tzmjaWWXCruEe2Nw85-b-NS3Hyhri_lG84YEYXi7OC8JJoiCU/s640/2019-07-16+10.53.01+1.jpg" width="480" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Dimana Pulau Mantang itu?</span></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pulau
Mantang adalah pulau yang masih masuk ke wilayah administratif Kabupaten
Bintan. Pulaunya sendiri ada di sebelah selatan dari daratan Bintan yang besar.
Pulau Mantang sesimpel itu, kecamatannya Kecamatan Mantang, desanya berjumlah 4
–<span style="font-style: italic;"> for 3 of them were the spots of volunteering</span>,
yaitu Mantang Lama, Mantang Baru, Mantang Besar. Gue akan ditempatkan di
Mantang Lama, sementara peserta lainnya dibagi ke 3 desa tersebut.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwldW_HY0W4PMAVvK7VpaeoE0DQSvgG4h4_UAvs6slTUkozotjobtmWCzGgZgKsJvy0NrJEsUXLqw-gmrbGoUdwfhJ4PTamLxhzecSMK5fpDpSFKhxYcyKcWw_j8W6YorBG9-mNk0L-qM/s1600/Pulau+Mantang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="400" data-original-width="600" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwldW_HY0W4PMAVvK7VpaeoE0DQSvgG4h4_UAvs6slTUkozotjobtmWCzGgZgKsJvy0NrJEsUXLqw-gmrbGoUdwfhJ4PTamLxhzecSMK5fpDpSFKhxYcyKcWw_j8W6YorBG9-mNk0L-qM/s640/Pulau+Mantang.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><i>Aerial view Pulau Mantang. Courtesy from: PBase.com</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><span style="font-family: inherit;"></span><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Bagaimana akses kesana?</span> </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Akses
ke Pulau Mantang tentu saja tidak bisa pakai kendaraan darat – <span style="font-style: italic;">gotta tell you this</span> karena beberapa pulau di
Kepulauan Riau punya jembatan untuk nyambung ke pulau lain, misal dari Tanjung
Pinang ke Pulau Dompak, yang notabene sekarang jadi pusat pemerintahan Provinsi
Kepulauan Riau. Tapi untuk kasus Pulau Mantang, gue harus nyetir dulu dari
Tanjung Pinang ke Kijang (40 menit - 1 jam perjalanan), lanjut naik perahu
pompong (perahu kecil) dari Pelabuhan Sei Enam di Kota Kijang untuk ke Pulau
Mantang. Nah, kita bisa request sama nahkoda pompongnya untuk turun di dermaga
yang mana, misalnya lo mau ke kecamatan Mantang Baru, bisa request turunnya di
dermaga Mantang Baru aja. Durasi naik pompong sampai ke Pulau Mantang kisaran
30 - 40 menit, tergantung angin dan ombak.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCdlccAo6NoOhZLs5PDLasb9GdbgOYdBX7VBs7AV0-dkN9lYksnQHYkffvvoaoywDS4X0b8uo-qv8CAPa-9qq0b7JBse3Nu7rmQc7pdLY8FXmHn9owN-7O_Rrv6dmQTbgi5EHtXcmCblI/s1600/2019-08-03+07.49.28+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCdlccAo6NoOhZLs5PDLasb9GdbgOYdBX7VBs7AV0-dkN9lYksnQHYkffvvoaoywDS4X0b8uo-qv8CAPa-9qq0b7JBse3Nu7rmQc7pdLY8FXmHn9owN-7O_Rrv6dmQTbgi5EHtXcmCblI/s640/2019-08-03+07.49.28+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Ini yang namanya pompong, perahu kecil.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Apa highlight dari Pulau Mantang?</span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<ol style="direction: ltr; font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.375in; margin-top: 0in; unicode-bidi: embed;" type="1">
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;" value="1"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">Gak banyak informasi spesifik mengenai Pulau Mantang, bahkan
ketika lo udah bermalam-malam blusukan di internet </span></span></span></li>
</ol>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Biasanya sebelum volunteering, gue akan riset dulu mengenai
lokasi pengabdian. <span style="font-style: italic;">Be it</span> hanya <span style="font-style: italic;">scroll internet</span> dan modal space memori untuk
download halaman Badan Pusat Statistik daerahnya atau baca berita mengenai
isu-isu di daerahnya. Gue nggak mau dateng ke daerah terus buta nggak tau soal
geografisnya, kultur masyarakatnya, apalagi ketika mau<span style="font-style: italic;"> volunteering</span> dan harus nyiapin program (dimana program sangat
adjustable ke kondisi sumber daya alam dan manusia di lokasi), pasti juga harus
tau sedikit mengenai isu-isu yang up di masyarakat, dimana letak ketidakpuasan
masyarakat terhadap hidupnya. <span style="font-style: italic;">Turns out I could
not seem to find anything clear about this island on the internet when I did a
background check</span> dan akhirnya hanya mengandalkan data panitia inti yang
sudah bersinergi dengan orang-orang lokal Pulau Mantang untuk membuat profil
daerah. Jadi, kalau lo emang niat mau
pergi plesiran ke pulau ini, pastikan lo punya 'orang dalem' alias teman lokal
untuk membantu lo mendapatkan insight tentang pulau ini dan juga membantu
memberikan akomodasi seperti transportasi dan tempat tinggal (<span style="font-style: italic;">I will later explain why</span>).</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://i.imgur.com/R5iWoqR.gif?1" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="200" data-original-width="480" height="166" src="https://i.imgur.com/R5iWoqR.gif?1" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><i>I feel powerless.</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<ol style="direction: ltr; font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.375in; margin-top: 0in; unicode-bidi: embed;" type="1">
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;" value="2"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">Ternyata listrik tidak mengaliri pulau ini selama 24 jam tapi
sinyalnya 4G</span></span></span></li>
</ol>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tinggal di kota yang deket dengan ibukota (<span style="font-style: italic;">supaya tidak terkesan mengaku-ngaku berdomisili di
ibukota</span>) membuat gue merasakan betapa generousnya listrik di daerah
perkotaan. Mata gue sering sakit kalo malem-malem harus nyetir di deket
Semanggi, ngeliat billboard elektronik di gedung BRI 2 yang mohon maaf silaunya
nyaris gue kira sebagai ledakan bom atom. Silau banget sampe keluar air mata
ngeliatnya. Sungguh billboard tersebut merupakan sebuah pencemaran cahaya di
sekitar Semanggi. Tapi, kenyataannya berbeda ketika gue ada di Pulau Mantang, <span style="font-style: italic;">specifically talking about</span> Desa Mantang Lama.
Listrik hanya menyala dari jam 5 sore sampai jam 7 pagi keesokan harinya. Siang
hari nggak ada listrik. Orang disana kalo ada acara hajatan yang melibatkan
musik pasti dilaksanakan malam hari karena ya, properti yang menggunakan listrik
baru bisa digunakan pada malam hari. Di sana aku bertahan hidup dengan
powerbank aja sih, hp nggak papa nggak di-charge yang penting setiap bisa
charge powerbank, powerbank harus diisi (<span style="font-style: italic;">ternyata
no matter how much I got involved in volunteering or hiking, I could not seem
to afford a life without telecommunication</span>).</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Lanjut ngomongin soal telekomunikasi, walaupun coverage
listrik tidak 24/7, tapi sinyal dari beberapa operator (BEBERAPA – bukan hanya
1 operator saja) bisa mencapai 4G. Jadi tenang saja, buat kamu yang pengen cari
ketenangan tapi juga pengen update, sebenernya bisa banget dilakukan di Pulau
Mantang, asal hemat baterai aja karena listrik untuk nge-<span style="font-style: italic;">charge handphone</span> terbatas.</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<ol style="direction: ltr; font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.375in; margin-top: 0in; unicode-bidi: embed;" type="1">
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;" value="3"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">Potensi pariwisata masih <i>underdeveloped</i></span></span></span></li>
</ol>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Ya, alasan kenapa kamu akan membutuhkan orang dalem untuk
membantu kehidupan kamu di Pulau Mantang adalah karena potensi pariwisatanya
belum dikembangkan. <span style="font-style: italic;">We have to admit that
tourism is great for an area's development and growth</span> – ketika sudah <span style="font-style: italic;">establish</span> suatu potensi wisata, akomodasi yang
menunjang seperti penginapan, transportasi, dan spot kuliner pasti akan
mengikuti. Nah, sepertinya pariwisata belum jadi prioritas perhatian pemerintah
setempat, karena ya pulau ini tadinya punya aktivitas tambang bauksit yang
sekarang sudah tidak terlihat lagi keberadaannya dan mayoritas penduduknya
masih nyaman dengan profesi nelayan. Tapi, bukan berarti Pulau Mantang sama
sekali nggak punya tempat untuk dipertimbangkan sebagai <span style="font-style: italic;">touristy spot</span>. Bekas-bekas tambang dengan background seperti
gundukan pasir (<span style="font-style: italic;">sand-dunes</span>) merah
kekuningan bisa jadi opsi. Selain itu,
pantai juga bisa jadi opsi, walaupun pantai berpasir di Pulau Mantang agak
jarang. <span style="font-style: italic;">Given the condition and circumstance</span>,
Pulau Mantang sangat cocok jika kamu sedang ada di Tanjung Pinang dan bingung
mau menghabiskan waktu kemana buat sehari semalam dan memutuskan untuk <span style="font-style: italic;">explore</span> satu wilayah kecil dan lepas dari
keriweuhan hidup sehari-hari untuk sesaat.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhui3ZOHOfZmGOb3Y5iVBiT5mCpKe88k2Asw6ilK5m04YiG8xV907Y1_v1BGyhNGPZMoGWAsbY_dHXH4EECJmrD7HxZb9Gmi5DmIkU4S9NtjX3KBiuV2GC7pZPJBaPI4DlGCiP_uDsPhB0/s1600/2019-07-16+11.00.07+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhui3ZOHOfZmGOb3Y5iVBiT5mCpKe88k2Asw6ilK5m04YiG8xV907Y1_v1BGyhNGPZMoGWAsbY_dHXH4EECJmrD7HxZb9Gmi5DmIkU4S9NtjX3KBiuV2GC7pZPJBaPI4DlGCiP_uDsPhB0/s640/2019-07-16+11.00.07+2.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Bisa spend time di dermaga sore-sore, duduk sambil baca buku.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtis2TvZW492jtsSc4goBJALXRik2VL8ybavZtYMeMDbzQ5Uv5EOf_4glM7pl_GNXm87qqfupkWaJ_Zf-FLi-eXen5zUk-TkHtX9tr_sWwoB_lXT1tT05Nm5LznAlE-aW0sUvB0XLWRbc/s1600/2019-06-30+10.49.35+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtis2TvZW492jtsSc4goBJALXRik2VL8ybavZtYMeMDbzQ5Uv5EOf_4glM7pl_GNXm87qqfupkWaJ_Zf-FLi-eXen5zUk-TkHtX9tr_sWwoB_lXT1tT05Nm5LznAlE-aW0sUvB0XLWRbc/s640/2019-06-30+10.49.35+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Bisa juga spend time naik kano.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqWKggYpMsSIXdKBHUM039AtXIQcjLhhHaWmysgyBk-rcJjRP3ZF5rgbE7abwbfFQyFbp29d_WhqTna1CyWox3MWO8tJMNTam7F-8KlAz0LqGkSc3hoBFaai3JtIgwbhyhakOMe8EuJcg/s640/2019-07-16+10.58.15+2.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="480" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Bisa juga spend time dengan berenang.</span></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7OL1DEVg4yXgudBNQwZOX4PTRHjjWRNovfhlxYT1bHJPexT239J8tYZuClLmbslz-_qOgs_1h41Ns10-eOeMBeo7KetBiQ5dAKfLyPKDNYYkxdzeEe_vsDqzJiFSh5vhuu8PmPPLTPCk/s1600/2019-07-28+06.57.18+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7OL1DEVg4yXgudBNQwZOX4PTRHjjWRNovfhlxYT1bHJPexT239J8tYZuClLmbslz-_qOgs_1h41Ns10-eOeMBeo7KetBiQ5dAKfLyPKDNYYkxdzeEe_vsDqzJiFSh5vhuu8PmPPLTPCk/s640/2019-07-28+06.57.18+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Tanah merah kayak gini khas banget di Mantang. Kubangan yang terbentuk adalah bekas tambang bauksit.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"></span></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia29qqPl8UOQTRhyf7tmXV5Phvv-awLMH5EddEW87IsRWJEhmCD0chESpHk_LnfXS0TdXlr2Y5VW9mhfljpo2SaFfjpyifsqZ4lxq7y6Fpdo3FuNtK1t4f4nSjTjUZSyAa2KUSESb7oE0/s1600/2019-07-28+06.58.09+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia29qqPl8UOQTRhyf7tmXV5Phvv-awLMH5EddEW87IsRWJEhmCD0chESpHk_LnfXS0TdXlr2Y5VW9mhfljpo2SaFfjpyifsqZ4lxq7y6Fpdo3FuNtK1t4f4nSjTjUZSyAa2KUSESb7oE0/s640/2019-07-28+06.58.09+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Mungkin rally patut dicoba.</span></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody></tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
</div>
<ol style="direction: ltr; font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.375in; margin-top: 0in; unicode-bidi: embed;" type="1">
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;" value="4"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">Mak Yong, kesenian unik dari Pulau Mantang</span></span></span></li>
</ol>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Kenapa di topik bertajuk kepulauan Riau ini gue pakai kata
Gurindam? Yep, karena Kepulauan Riau adalah kepulauan dengan tradisi Melayu
yang kental – bahasanya pun, walaupun <span style="font-style: italic;">customized</span>
di setiap pulau, pasti merupakan modifikasi dari bahasa Melayu. Gurindam adalah
karya sastra khas Melayu, yang paling terkenal di seantero Kepulauan Riau
adalah 12 Gurindam gubahan Raja Ali Haji. Dengan kata lain, gurindam adalah
pride seluruh Kepulauan Riau, lain halnya dengan Mak Yong.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Mak Yong adalah kesenian tradisional kebanggaan Pulau
Mantang, gabungan antara seni sandiwara dan tari. Sebenernya Mak Yong
diadaptasi dari kebudayaan Melayu juga, dan juga dipraktekan di Malaysia,
Thailand, dan Medan, tapi yang membedakan Mak Yong Mantang dari Mak Yong lain
adalah Mak Yong Mantang memakai properti topeng. Sekarang Mak Yong agak susah
diturunkan karena para penggiatnya sudah ada di usia yang tidak muda dan minat
generasi piyik yang menurun untuk melanjutkan kejayaan Mak Yong. Duh.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in 0in 0in 0.375in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSDpSU6_iTJ0W_E5ByQVm7_Gm_Yq8vBn1O3io9rGjxnH7Zwh-lhCi7UqqLEH0XQ2CVKFse-uMoMyleXAzIPJq5sHTFhWZy8xhN26SsEt4iVdEbXkNhRN96LBj0Twcxgt_D9PpzbmGAstw/s1600/2019-07-16+11.11.39+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSDpSU6_iTJ0W_E5ByQVm7_Gm_Yq8vBn1O3io9rGjxnH7Zwh-lhCi7UqqLEH0XQ2CVKFse-uMoMyleXAzIPJq5sHTFhWZy8xhN26SsEt4iVdEbXkNhRN96LBj0Twcxgt_D9PpzbmGAstw/s640/2019-07-16+11.11.39+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Topeng Mak Yong yang dipajang di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Tanjung Pinang</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><b>Ngomong aspek wisata terus, gimana masalah <i>volunteering </i>di sana? </b><span style="font-style: italic;"> </span></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">Volunteering</span> gue bersihnya hanya 2 hari dan
itu membuat sejumlah pihak harus puter kepala dan rela rombak ulang sebagian
besar program yang sudah dipokokan pada saat rapat virtual. Sampai ke Pulau
Mantang sudah sore dengan kondisi sudah agak drop karena kemarin itinerary
padat di Singapore, hanya sempat untuk <span style="font-style: italic;">social
mapping</span> sedikit dan tentunya karena baru landing di wilayah, nggak bisa
langsung <span style="font-style: italic;">social mapping</span> ngobrol berat
dan terarah, lebih banyak ke ngobrol ramah tamah khas pendatang. Malam hari,
lanjut rombak program kerja yang sudah dibuat karena memang semuanya harus
ditata ulang – bagaimana caranya kegiatan 4 divisi dipadatkan dalam 2 hari?
Tentu saja semua divisi ingin program kerjanya terlaksana dan ingin panggungnya
masing-masing. Berdebat itu biasa dalam acara keorganisasian apapun, tapi
perdebatan bisa mengurangi jatah istirahat secara signifikan. Rapat pertama
selesai jam 1 pagi.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">(<span style="font-style: italic;">"Ya, namanya volunteering ya bukan liburan!
Kurang tidur, gak mandi, gak masalah!," ucap beberapa pihak yang sudah
sering volunteering. Aku hanya bisa mengutip, sambil senyum.</span>)</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><a href="https://media.tenor.com/images/796dd0315c87f362b2ab813604b1e7b1/tenor.gif" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="131" data-original-width="220" height="238" src="https://media.tenor.com/images/796dd0315c87f362b2ab813604b1e7b1/tenor.gif" width="400" /></a> </span></span></div>
</div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Hari
pertama <i>volunteering</i>, fokusnya adalah sekolah. Ada yang melaksanakan program di
SD dan program di SMP. Gue sendiri pergi ke SD untuk mendampingi teman-teman.
Institusi pendidikan memang panggung besar untuk divisi pendidikan, tapi selalu
bisa tricky dimasuki oleh divisi lainnya. Divisi pendidikan seperti biasa
menjadi <span style="font-style: italic;">center</span> komando untuk semua
divisi yang ada kalau punya program di sekolah, karena divisi pendidikan
biasanya dipenuhi pribadi-pribadi menyenangkan, suka melucu, suka meladeni anak
kecil, sekalipun anak kecil sulit diatur dan cenderung bawel. Biasanya, divisi
pendidikan yang akan ngumpulin anak-anak, <span style="font-style: italic;">warming
up</span>, sampai euforia anak-anak dirasa cukup untuk membawa mereka fokus
sampai akhir materi. Disini divisi pendidikan punya program mengenai pengenalan
cita-cita dan membuat pohon cita-cita. Selanjutnya program dilanjutkan dengan
perilaku hidup bersih sehat dari divisi kesehatan dan dilanjutkan pengenalan
sampah oleh divisi lingkungan.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfqbbidzikL-OsACUB4dze-z-1c5xyqlH21jzF7zzMTBcakoMwe9J7_blKLQOnhC9Ov5elJ12WOlgjYbjc7yJHJlisoh18UqOu3OkVRPKn9OB5957tS7nMsoR49_P1thghARIl0zeCmMY/s1600/2019-07-25+06.52.06+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfqbbidzikL-OsACUB4dze-z-1c5xyqlH21jzF7zzMTBcakoMwe9J7_blKLQOnhC9Ov5elJ12WOlgjYbjc7yJHJlisoh18UqOu3OkVRPKn9OB5957tS7nMsoR49_P1thghARIl0zeCmMY/s640/2019-07-25+06.52.06+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHHOSxaD8FDidMxVahsQ3gVP1QzsaR8WkQvShTbUdk6tQASL1y54p7lLYSWXGlwvgjah5GFdAHG7XjLAX11Yp4tM3QN7Tzh2KStGChevHHPuFdfg03QZhHmmrhmQzfSdt_5E06abBBKRo/s1600/2019-08-03+07.42.48+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHHOSxaD8FDidMxVahsQ3gVP1QzsaR8WkQvShTbUdk6tQASL1y54p7lLYSWXGlwvgjah5GFdAHG7XjLAX11Yp4tM3QN7Tzh2KStGChevHHPuFdfg03QZhHmmrhmQzfSdt_5E06abBBKRo/s640/2019-08-03+07.42.48+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-ze3LiGWIb8klUPo43z9yM5anUSeh4dwfQts2sQS_TZqZQ5UlXh-N8D17RC0vK7ucauO8w88tN0YgDHL2rdQuPqrftk3fjoefhW5UN4Z918YW95HDbd6eqnDOVz0Z4EGFC-2djP4otZE/s1600/2019-08-03+07.44.48+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-ze3LiGWIb8klUPo43z9yM5anUSeh4dwfQts2sQS_TZqZQ5UlXh-N8D17RC0vK7ucauO8w88tN0YgDHL2rdQuPqrftk3fjoefhW5UN4Z918YW95HDbd6eqnDOVz0Z4EGFC-2djP4otZE/s640/2019-08-03+07.44.48+1.jpg" width="640" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqQnHff2yrKoG-YB_yuK9RXNzv32Wj7KAWB7F59pNPJlA2T3TRuCM8l44s5Y3K-qwPO-udKUybMjhm3KW5hTr7Wm8vyhTE-_0SrbCCC60G3LzZERLE0-9bBu8R8iX1uLxbMjLeC7GRpTY/s1600/2019-07-28+09.30.59+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqQnHff2yrKoG-YB_yuK9RXNzv32Wj7KAWB7F59pNPJlA2T3TRuCM8l44s5Y3K-qwPO-udKUybMjhm3KW5hTr7Wm8vyhTE-_0SrbCCC60G3LzZERLE0-9bBu8R8iX1uLxbMjLeC7GRpTY/s640/2019-07-28+09.30.59+1.jpg" width="640" /></a></span></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Menurut
gue, divisi yang pekerjaannya paling sulit dari seluruh divisi yang mungkin ada
di sebuah acara <span style="font-style: italic;">volunteering</span> ialah
divisi ekonomi. Ekonomi – menurut gue pribadi yang benar-benar tidak mengerti
prinsip ekonomi selain "<span style="font-style: italic;">demand semakin
tinggi tapi supply rendah, maka akan terjadi scarcity dan inflasi"</span>
– adalah sesuatu yang kompleks namun krusial. Untuk bisa hidup, orang butuh
daya dan upaya ekonomi. Basically, setiap orang menjual sesuatu dari dirinya
untuk bisa hidup, tapi tidak pernah ada jalan mudah untuk optimalisasi daya
perekonomian suatu daerah. Butuh observasi dan analisis dalam waktu yang
panjang untuk menemukan inti masalah perekonomian suatu daerah, dan butuh waktu
yang panjang lagi untuk menerapkan solusinya dan merasakan hasilnya. Untung
rugi tidak dinilai dari sekejap mata, tapi dinilai dari waktu ke waktu,
fluktuasinya, dan result secara garis waktu. Dan semua kekompleksan ini yang
membuat kinerja divisi ekonomi di acara volunteering ini cukup berat, karena
butuh waktu lebih untuk menggali dari masyarakat mengenai kepuasan mereka terhadap
tingkat ekonomi sekarang, apa yang kira-kira bisa dicanangkan atau
dioptimalisasikan sebagai sumber pemasukan masyarakat, apa kendalanya, dan lain
sebagainya. Hari pertama, teman-teman dari divisi ekonomi masih pergolakan
batin mau bikin pelatihan apa karena masih belum nemu titik temu antara kondisi
perekonomian dan kemampuan intervensi dari mereka.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Hari
kedua, fokus program adalah ke masyarakat semua usia. Acara paling banyak
berpusat di balai desa, terdiri dari pemeriksaan kesehatan gratis dan juga
seminar ekonomi. Sorenya, lanjut dengan acara senam bersama masyarakat
(sekalian ramah tamah sebelum besok pulang ke daerah masing-masing) dilanjutkan
dengan gotong royong membersihkan lingkungan desa bersama masyarakat yang
merupakan acara dari divisi lingkungan (sebagai kompensasi program yang tadinya
ingin membersihkan pantai – namun karena pantai berpasir adanya di desa lain
dan desa kita <i>sadly</i> nggak punya pantai yang berpasir, jadilah program ini
disederhanakan).</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pagi-pagi,
gue sudah dikejutkan oleh hasil cek kolestrol dan asam urat yang tinggi-tinggi
dari warga desa yang berobat – sebenernya nggak harus kaget karena <span style="font-style: italic;">what do you expect from people who eat seafood as
their daily menu?</span> – pasti tingkat kolestrol dan asam uratnya tinggi,
tapi tetep seterkesima itu karena kadar total kolestrolnya nggak main-main,
bahkan ada yang sampai 300. Cukup tercengang juga karena banyak pasien ibu-ibu
yang mengeluh sering kesemutan dan nyeri dari pergelangan tangan ke bawah,
dengan tinnel dan phallen-nya positif menandakan <span style="font-style: italic;">carpal
tunnel syndrome</span>, ada juga yang share gejala sama tapi pemeriksaannya
negatif, namun tetap sugestif neuropati perifer. Setiap daerah memang punya
penyakit mayoritas yang berbeda-beda dan ini yang selalu bikin gue seneng
volunteering karena suka menebak-nebak dan cocoklogi penyakit mayoritas daerah
dengan aspek sosiokultural dan kebiasaan daerah tersebut.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3rZ0Xzqgu6uf2vlFW1IEJj_gyF4jAgkwrjhyimw-BckgYWHtiHeCd9jGB124IADYvPzELSlDoBos4kS_3k3y7u7Coaf99eQM0d9RTQ35PxRbTvDOOOyh9C4aoFkBRNyV8YkkB_ijccgQ/s640/2019-08-03+07.44.34+1.jpg" width="640" /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr align="center"><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXxp61rHx6FY80iuZiya5-dzfeRRFgqXqD8oViXLsOe9XNdukJYYTJw7uxhIf9KoGy9sGZ6OHkhrbB_teqwd-UJe0ryG0hpnEiB2YUhWCIzHLKUTMc2BjNUjGb-tiaUfFMlmY8dSwCeYQ/s1600/2019-06-30+10.18.06+1+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXxp61rHx6FY80iuZiya5-dzfeRRFgqXqD8oViXLsOe9XNdukJYYTJw7uxhIf9KoGy9sGZ6OHkhrbB_teqwd-UJe0ryG0hpnEiB2YUhWCIzHLKUTMc2BjNUjGb-tiaUfFMlmY8dSwCeYQ/s640/2019-06-30+10.18.06+1+copy.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr align="center"><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Palu reflek-ku banyak fungsi di Pulau Mantang~</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pemeriksaan
kesehatan dilanjutkan dengan seminar ekonomi di siang hari, penduduk dan ketua
RT RW datang meramaikan. Tadinya, fokus acara adalah melatih warga desa untuk
keterampilan baru yang mungkin hasilnya kelak bisa dijadikan komoditas andalan
Mantang, tapi acara dirubah menjadi sharing session mengenai pandangan warga
terhadap aspek pariwisata Pulau Mantang serta membahas juga komoditas yang
sekarang dihasilkan warga dan memiliki nilai jual. Dari sharing session,
ditemukanlah kesimpulan bahwa komoditas andalan masyarakat adalah kerupuk ikan,
namun untuk penjualannya masih sulit karena lemah di packaging, labelling
(termasuk perizinan untuk industri rumah tangga, sertifikat halal), dan juga di
dalam hal distribusi karena terhalang faktor geografis. Yang bisa dilakukan
divisi ekonomi tentu saja optimalisasi produksi dan pemasaran dari kerupuk ikan
ini, karena jelas masyarakat sangat nyaman dengan komoditas mereka yang satu
ini.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPT3i1QZfgzkJdJSdRJeXazrA-extXCPQW5SlPDcnjvTIcTWAeciRr7uKMU4VFq6GHWEpX789eCc3oe76uN9G-Rboy_MAczMAoIAfnI7zxgEOuunVh-5mtiBuYjdrcr6qVpOGBKviWpxg/s1600/2019-08-03+07.40.01+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPT3i1QZfgzkJdJSdRJeXazrA-extXCPQW5SlPDcnjvTIcTWAeciRr7uKMU4VFq6GHWEpX789eCc3oe76uN9G-Rboy_MAczMAoIAfnI7zxgEOuunVh-5mtiBuYjdrcr6qVpOGBKviWpxg/s640/2019-08-03+07.40.01+1.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"></span><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWS-hz7xaCxsE7RM1r0Z02lZtejw86rRFGLUIewIrJwDOJCXc7LcyvsYjUI6YUN2CkPcjtd3Exi69RAauaOsOJ_BGACIANc214UzpcqKvVp1KEG0a3eugK_dY31EGCTicRCUAV9STl8fQ/s1600/2019-07-28+09.34.25+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWS-hz7xaCxsE7RM1r0Z02lZtejw86rRFGLUIewIrJwDOJCXc7LcyvsYjUI6YUN2CkPcjtd3Exi69RAauaOsOJ_BGACIANc214UzpcqKvVp1KEG0a3eugK_dY31EGCTicRCUAV9STl8fQ/s640/2019-07-28+09.34.25+1.jpg" width="640" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sore
harinya, langit tidak begitu bersahabat sehingga membuat program kerja divisi
lingkungan yaitu senam sehat dan kerja bakti membersihkan lingkungan tidak bisa
terlaksana dengan baik. Tadinya sasaran program mau ke seluruh masyarakat, ke
seluruh lapisan usia, tapi di akhir yang bisa digerakan adalah anak-anak.
Malamnya, seluruh volunteer berkumpul dengan orang penting di desa dan warga,
berkumpul di masjid untuk seserahan dan penutupan acara. <span style="font-style: italic;">Too little time, too much to do – too little time,
too many tears</span>, itu yang bisa gue simpulkan dari malam penutupan karena
banyaknya peserta yang menangis – menangis karena sedih ini semua sudah
berakhir, sedih akan pisah sama temen-temennya, sedih karena waktu terlalu
sebentar, tapi belum memberi banyak. Walau tidur malem terus, itinerary padat,
berebutan kamar mandi dan giliran untuk charge handphone, intinya tetap ada
sesuatu yang <span style="font-style: italic;">worth to cry for</span>. Sedikit
banyak ada prinsip <span style="font-style: italic;">volunteering</span> yang
selalu absolut di mata gue yaitu orang akan lebih erat menyatu dalam beban
dibanding dalam senang.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUNEo1VUzSwM5CpAj5PYP463YE72zupWh8ePj_RUwxL4iGndPUalN3q0tjJrDEH93l57jwrbqoCX4LHVuatri4oZbRPOUDqwVSPX0hM2A3ZLoLsL24GND0EVaQdGZn_gMGT2OwQ1Iyql8/s1600/2019-08-03+07.46.17+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUNEo1VUzSwM5CpAj5PYP463YE72zupWh8ePj_RUwxL4iGndPUalN3q0tjJrDEH93l57jwrbqoCX4LHVuatri4oZbRPOUDqwVSPX0hM2A3ZLoLsL24GND0EVaQdGZn_gMGT2OwQ1Iyql8/s640/2019-08-03+07.46.17+1.jpg" width="640" /></a> </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tengah
malam, gue menenggak kopi dan tidur "power nap" seperti yang gue
biasa lakukan saat ko-as. Kadang, volunteering membangkitkan jiwa ko-as gue
yang makannya cepet, serba power nap, galak, dan ngotot. Jam setengah 4 pagi,
gue mengangkat koper bersama dengan volunteer lain ke dermaga untuk antre naik
pompong ke dermaga Sei Enam di Kijang. Laut begitu tenang dan riak-riaknya
bahkan tidak sanggup membangunkan yang tertidur. </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Jam
5 pagi, semua jiwa-jiwa terlelap di dalam bis menuju Bandara Raja Haji
Fisabilillah – gue pun terduduk di atas koper dengan mata menyala karena
pengaruh kafein. Di jam 8 pagi, gue melepas volunteer lain dan senderan di
belakang koper gue. Gue akan stay di Tanjung Pinang selama kurang lebih 1
minggu untuk kemudian pindah pulau lagi.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Jam
12 siang, gue<span style="font-style: italic;"> softly landing</span> di salah
satu hostel tua di Tanjung Pinang dengan mata nyaris terpejam. Tiba-tiba gue
dibangunkan, "Dok, ayo ke pantai."</span></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha3E-cdbpXuJnAtJGfEWgPYh6QQyz844jkDyKf3HPfiNuYKbAE7t6YRaZBDe__xK-ZvN6pQe7ztj_16vsjIn4U_-sjZA-Vf1Z5FdlNfJ55tN0sopVQx-3hwaSYmqnMyRj8bYsMAwH9xNI/s1600/2019-07-01+11.16.43+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1599" data-original-width="1600" height="638" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha3E-cdbpXuJnAtJGfEWgPYh6QQyz844jkDyKf3HPfiNuYKbAE7t6YRaZBDe__xK-ZvN6pQe7ztj_16vsjIn4U_-sjZA-Vf1Z5FdlNfJ55tN0sopVQx-3hwaSYmqnMyRj8bYsMAwH9xNI/s640/2019-07-01+11.16.43+2.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Sneak peak untuk next post :)</span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Akhirnya
gue bangun, menyadari bahwa hari-hari Kepulauan Riau gue sama sekali belum
selesai.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Jadi </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">what were the lessons</span><span style="font-weight: bold;">?</span><span style="font-style: italic;"> </span></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">Well, it's my second time volunteering – and I always
have my own superstition about</span> 'the second time of everything'.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Seperti
halnya waktu gue ke Gunung Pangrango untuk mendaki gunung yang kedua kalinya
(setelah sebelumnya mendaki ke Papandayan), perjalanan kedua itu selalu membawa
suatu pelajaran – <span style="font-style: italic;">my </span>'second time of
everything'<span style="font-style: italic;"> were usually miserable, but full of
lesson</span>, seperti gue mendaki Pangrango kemudian terkilir, harus dipapah 4
jam turun ke bawah, dan cantengan. Pulau Mantang juga penuh pembelajaran buat
gue, bahwa gue masih segini belum bisanya berinteraksi dan komunikasi efektif
sama orang apalagi kalau <i>underpressure</i>, gue orangnya sangat <span style="font-style: italic;">well-planned</span> sehingga sebenernya males kalo
harus ngerombak sesuatu habis-habisan dan kerja dari 0 lagi, dan juga gue
semakin menyadari bahwa <i>at some points, when I volunteer</i>, gue gak ada
apa-apanya kalau nggak di <i>backup</i> dengan pemerintah.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Gue juga turut menyadari bahwa
at some points, <span style="font-style: italic;">there is nothing special about
being a pemuda</span>. P<span style="font-style: italic;">emuda adalah agent of
change, beri aku sepuluh pemuda maka akan kuguncang dunia </span>– tidak peduli
betapa <i>quotation</i> dari Soekarno itu sangat menggugah, tapi <i>I do not feel the
same way</i>. Pemuda pada dasarnya adalah makhluk idealis dengan semangat
patriotis,<i> not bad but not entirely good</i>.
<i>That is what I felt throughout the journey</i>, termasuk ketika gue
bercermin– <span style="font-style: italic;">jika ada 10 pemuda yang benar-benar
berjiwa pemuda berkumpul untuk memajukan bangsa, maka dunia akan
berguncang karena baku hantam.</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="Image result for soekarno beri aku sepuluh pemuda" class="irc_mi" data-iml="1564883962479" height="640" src="https://pbs.twimg.com/media/CSX1nwgUYAAMNpe.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><i>Can't really relate with this quotation, actually. Pardon, sir. </i>Courtesy goes to the righteous owner, Seputar Event.</span></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sedikit
menyadari bahwa walau tahun ini gue berusia 24 tahun, gue tetap pemuda, dan
bahkan belum sepenuhnya berdaya atas diri sendiri.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Jadi…
Whoa, sudah benar-benar panjang post ini. That's what always happen when I am
being too honest.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Well,
sorry to end up this whole story with a lot of dark vibes – beg your pardon!
Sometime, lessons come in sour taste– they are bitter, but should still be
appreciated.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Terima
kasih sudah membaca,</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">sampai
ketemu di Tanjung Pinang!</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Your
doctor x writer,</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" /></a></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-58340928607231957692019-05-17T01:00:00.000+07:002019-05-17T10:47:55.937+07:00Separuh Hati yang Tertinggal di Gunung Tambora<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Assalamualaikum warrahmatulahi wabarakatuh.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selamat malam semuanya.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selamat menjalani satu di antara 5 hari kerja dan semoga kita bisa selamat sampai tibanya weekend – setelah mengalami serangan libur dan long weekend yang sedemikan bertubinya di minggu lalu. Well, I should admit that the past long weekend didn't go parallel with my productivity dan tolong jangan merujuk pada kalimat "The time you enjoy wasting is not wasted time" yang dikutip John Lennon dari Bertrand Russell karena gue tidak menikmati pembuang-buangan waktu ini sama sekali. Hehe.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Jadi,
sekarang sudah bulan Mei. Sudah 1 bulan lebih berlalu sejak perjalanan paling
tidak terduga, paling magis, paling surreal, dan paling membekas di hati
bersama orang-orang yang tidak terduga. Gue sendiri di hari ini, masih tidak
percaya bahwa sebulan lalu pernah menginjakan kaki di salah satu gunung
legendaris di Indonesia (walau nggak mendaki dan nggak <span style="font-style: italic;">summit</span>), naik truk bencana, lompat-lompat kegirangan tiap ada
sinyal numpang lewat (walau setelahnya <span style="font-style: italic;">no
service</span> lagi), dilanjutkan dengan traveling ke beberapa kota dan solo
traveling untuk pertama kalinya.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">So this whole post is going to be about my recent
journey</span> – menyambangi masyarakat yang tinggal di kaki sebuah gunung
berapi yang pernah menggelapkan langit Eropa selama 1 tahun,
menggonjang-ganjing iklim, dan membinasakan tiga buah kerajaan di masa lampau
dan how this journey <span style="font-style: italic;">left so much trails in my
heart</span>.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Ya
walaupun momennya sudah lewat 1 bulan lebih, semoga ceritanya masih bisa
dinikmati.</span></span><br />
<br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Desember
akhir kemarin, gue sedang ada dalam<span style="font-style: italic;"> state</span>
bahagia namun tersiksa karena ko-as sudah resmi selesai, tapi masih harus
memeras otak untuk belajar untuk ujian akhir yang menentukan gue boleh maju ke
ujian nasional atau enggak. Pas itu, gue sama sekali belum mikirin, apa yang
akan gue lakukan jika semua badai ini sudah berlalu – apakah mau coba cari <span style="font-style: italic;">part-time job </span>di luar ranah medis, magang sama
dokter spesialis, atau bikin penelitian. <span style="font-style: italic;">It was
gonna be a long holiday after a long war, and I was not ready to embrace both
of them.</span> Di saat lagi serius-seriusnya menjejalkan segala teori untuk
balik ke otak, seorang temen kirim screenshot laman IG tentang <span style="font-style: italic;">volunteering fully-funded</span> (full dibayarin)
yang akan bertempat di antara Gunung Tambora dan Gunung Kerinci. Nama acara <span style="font-style: italic;">volunteering</span> itu sendiri adalah Ekspedisi
Sosial Puncak Indonesia (ESPI) dan diselenggarakan oleh sebuah <span style="font-style: italic;">non-governmental organization</span> Indonesia,
bernama National Initiatives for Community Empowerment (NICE). Karena suka
dengan konsepnya yaitu mengabdi di kaki gunung, gue memutuskan untuk membuka
laman website-nya dan baca peraturan submit-nya.</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Keesokan
harinya, gue nyambi sambil belajar dan sambil jawab pertanyaan di laman web NGO
ini. Cukup sedih juga gue liat jawaban pertanyaan gue kayaknya kok <span style="font-style: italic;">practical</span> banget khas tenaga lapangan, nggak
visioner dan menggugah sama sekali seperti birokrat. Berkali-kali gue pikirin
jawabannya, tetep aja jawaban gue skeptis realis khas tenaga kerja lapangan. Di
satu sisi, gue berpikir bahwa mungkin jiwa skeptis-realis non birokrat, ketidak
visioneran, dan ketidak gregetan gue ini adalah karena gue sudah terlalu lama
absen dari kepengurusan organisasi, jadinya gue cenderung melihat semua
alakadarnya aja – <span style="font-style: italic;">yang bisa gue lakuin ya
lakuin, yang enggak ya ngapain dipikirin</span>. Dengan full berserah diri, gue
submit semua persyaratan di akhir batas submit. Nggak kepikiran apa-apa waktu
submit, cuman ada sedikit penyesalan bahwa sejak SMA gue sudah vakum
berorganisasi secara serius.</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Turns
out, semesta ini kadang suka mengejutkan kita, penghuninya. Nama gue ada di
salah satu dari para peserta yang berhak dapat kesempatan untuk seleksi
wawancara. Baru masuk seleksi wawancara aja udah sekian terharunya karena
mereka mau mempertimbangkan orang lapangan skeptis-realis seperti gue. Akhirnya
gue wawancara dengan pihak NICE dan setelah wawancara itu, gue beneran skeptis
bakal diterima. Di tanggal pengumuman akhir, gue udah niat nggak mau buka, tapi
ternyata nama gue ada di sana. Gue ada di antara 10 delegasi yang akan dikirim
ke Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, untuk <span style="font-style: italic;">volunteering.</span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">This
blows my head too much, since the <span style="font-style: italic;">kupu-kupu</span>
type of student now finally have to fly away (<span style="font-style: italic;">plus
meeting with strangers</span> dari berbagai daerah di Indonesia).</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://media1.tenor.com/images/e653a12737acdba489200d713aca50c9/tenor.gif?itemid=3419980" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="299" data-original-width="500" height="238" src="https://media1.tenor.com/images/e653a12737acdba489200d713aca50c9/tenor.gif?itemid=3419980" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">And now the butterfly gotta go~~~~~ (Source: Tenor!)</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Dari
awal tahun 2019 sampai tanggal keberangkatan juga bukannya gabut. Hampir 1-2
minggu sekali peserta<span style="font-style: italic;"> volunteering</span> ikut
rapat-rapat virtual membentuk ketua geng dan ketua pelaksana per-divisi. Ada 3
divisi di ESPI, yaitu ekonomi, pendidikan, dan kesehatan – karena suka nggak
mudeng ngitung berapa besar keuntungan dan juga gak sabaran kalo ngajar anak
orang, akhirnya di-submit-lah gue ke dalam divisi kesehatan (<span style="font-style: italic;">hey, what else can I do?</span>). Dari sesi
rapat-paparan proker-revisi proker-rapat lagi dan bolak-balik menghubungi rekan
se-divisi yang tersebar di Sumatera dan Jawa <span style="font-style: italic;">(pemaparan
program kerja kesehatan di malam ujian nasional, btw. Greget abis!</span>),
akhirnya terbentuklah proker kesehatan dan melajulah kita ke hari-H dengan
penuh debaran dan ekpektasi.</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">H-2
keberangkatan ke Nusa Tenggara Barat, gue naik kereta malam ke Surabaya
menempuh hampir 10 jam perjalanan. <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Kereta selalu menjadi pilihan utama</span>, sebabak belur apapun pantat
dan sepanjang apapun waktu tempuh (kamu bisa lihat penjelasan mengenai ini di
post sebelumnya). Gue meninggalkan rumah dengan kostum khas pendaki gunung:
berpakaian jaket polar dengan sepatu hiking, gendong carrier 50 liter dan tas
selempang. Gue tiba di Stasiun Pasarturi Surabaya pukul 06.30 di pagi hari dan
menghabiskan seharian dan semalam mengelilingi kota Surabaya – ke Tunjungan
Plaza, makan es krim Zangrandi, beli sambel Bu Rudi buat stok temen makan nasi
beberapa bulan ke depan, dan strolling di pedestrian lane super nyaman, hopping
dari taman ke taman, dan memotret jalan Tunjungan di malam hari (serta berikrar
untuk nginep di hotel Majapahit nanti kalau sudah mandiri dan mampu secara
finansial). Kota Surabaya panas tapi so far <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">the closest one resembling Jakarta</span>, senang sekali ada
sensasi-sensasi ibukota yang sedikit bikin kangen rumah (jiakh padahal juga
baru pergi semalem).</span></span></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: x-small;"><span lang="en-ID" style="font-size: 12.0pt;"></span></span></span></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: x-small;"><span lang="en-ID" style="font-size: 12.0pt;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9P64auVN-4XzktCt__aLbrT_Es4yLLN3n3e1XcffqpFkuJjs9HoMv3cj8iwthJYgUPRm4Asw_ZLTPcO8CDSVuu2nmK9FLqX7ukfuHlIudlNG_qTQgUl6N0c2KhqaERqDoZ7jUDWxdGjE/s1600/2019-05-15+01.54.41+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1202" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9P64auVN-4XzktCt__aLbrT_Es4yLLN3n3e1XcffqpFkuJjs9HoMv3cj8iwthJYgUPRm4Asw_ZLTPcO8CDSVuu2nmK9FLqX7ukfuHlIudlNG_qTQgUl6N0c2KhqaERqDoZ7jUDWxdGjE/s640/2019-05-15+01.54.41+1.jpg" width="480" /></a></span></span></span></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: x-small;"><span lang="en-ID" style="font-size: 12.0pt;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSlACG_OgyB6WzDGYnsNvG1jDlWny3LZPO87_Hx5WbZcEwcsEcQq_GR2eJRhvkhaWoZIYw02ApPwBFetRnJb5vH7c29-LmvDBk8jvBWteyUqwH4gLsJfL1FfPv7pFkBz_cUlDy4s3UZaY/s1600/2019-05-15+01.51.41+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSlACG_OgyB6WzDGYnsNvG1jDlWny3LZPO87_Hx5WbZcEwcsEcQq_GR2eJRhvkhaWoZIYw02ApPwBFetRnJb5vH7c29-LmvDBk8jvBWteyUqwH4gLsJfL1FfPv7pFkBz_cUlDy4s3UZaY/s640/2019-05-15+01.51.41+1.jpg" width="480" /></a></span></span></span></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: x-small;"><span lang="en-ID" style="font-size: 12.0pt;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_inPQxjBYxq-9a04ZwiwTL3v1M9cE6ns3mqDvbqSE2PeKQ2i-TEZWtj-Ud_CkFzRkiBXZ50zEU8P0YNrvWKPIbp4wuxzYsnYzIMBphyphenhyphenmWoCe3444dl8MvWRWyjD7PGtOCZfTNJQcf_Tw/s1600/2019-05-15+01.53.36+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_inPQxjBYxq-9a04ZwiwTL3v1M9cE6ns3mqDvbqSE2PeKQ2i-TEZWtj-Ud_CkFzRkiBXZ50zEU8P0YNrvWKPIbp4wuxzYsnYzIMBphyphenhyphenmWoCe3444dl8MvWRWyjD7PGtOCZfTNJQcf_Tw/s640/2019-05-15+01.53.36+1.jpg" width="480" /></a></span></span></span></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: x-small;"><span lang="en-ID" style="font-size: 12.0pt;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_80Vzk6-YrfoXUGWVg_Q26bxrZXvcIJOnNf49XeExTiuUzZ7LIWGMdO7f2rwYALCsEsbUJvYo4HoM3gUPr2UOm5xV8tPTHoGsVfZLJDIpD2cRrbUulTEWjTro8_pJYA-1GJN9_b1acuM/s1600/2019-05-15+01.52.42+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_80Vzk6-YrfoXUGWVg_Q26bxrZXvcIJOnNf49XeExTiuUzZ7LIWGMdO7f2rwYALCsEsbUJvYo4HoM3gUPr2UOm5xV8tPTHoGsVfZLJDIpD2cRrbUulTEWjTro8_pJYA-1GJN9_b1acuM/s640/2019-05-15+01.52.42+1.jpg" width="480" /></a></span></span></span></span></div>
<br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Akhirnya, tiba
hari keberangkatan dan semua delegasi serta fasilitator ESPI kumpul di Bandara
Juanda. Namanya juga baru kenal, pasti ada <span style="font-style: italic;">awkward</span>nya
sedikit walaupun udah dihajar rapat bareng-bareng sejak 1 bulan yang lalu.
Berkat rapat-rapat virtual itu, bakat beberapa teman mencairkan suasana, dan
juga keadaan yang memaksa untuk mempererat kerjasama (seperti menggotong barang
donasi sebanyak 22 kilogram), jadilah suasana akrab sudah mulai terasa sejak
kita duduk di <span style="font-style: italic;">boarding room</span> bareng.
Jadi, lokasi pengabdian kita adalah di Desa Oi Bura, di kaki Gunung Tambora,
Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat dan untuk ke sana, kita harus naik pesawat,
transit dulu ke Lombok, dan lanjut penerbangan dengan pesawat yang lebih kecil
ke Bandara Bima. Malam ini, kita akan tidur di sekitar Bandara Bima dan di pagi
buta esok hari baru menempuh 6-7 jam perjalanan darat ke Desa Oi Bura.<span lang="en-ID"> </span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="en-ID">Singkat cerita, setelah melalui berbagai macam kesulitan, drama,
stigma, dan pandangan tidak enak dari banyak orang selama flight dari Surabaya
sampe Bima (terutama karena kita anak-anak muda, modelan pendaki bawa carrier
segede gaban), kita sampai dengan selamat di Bandara Bima sesaat sebelum
petang. Baru sampai Bima dan diriku sudah terkejut karena kualitas sinyal yang
buruk padahal sudah pakai operator yang menurut orang-orang sinyalnya nyampe
sampe pelosok plus ternyata kendaraan kita selama di Nusa Tenggara Barat adalah
mobil truk bencana </span><span lang="en-US">– karena
tidak ada kendaraan lain sekuat truk bencana yang modelnya truk terbuka ini
dalam menghadapi medan pegunungan Tambora. Setelah banyak keterkejutan, </span><span lang="en-ID">malamnya kita masih rapat dan bahas
timeline perjalanan esok hari.</span> </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Untuk
selanjutnya cerita akan gue bagi dalam section saja ya, demi kebaikan mata gue
dan mata pembaca.</span></span></div>
<br />
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-weight: bold;">Day 1</span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-weight: bold;">Kabupaten Bima - Kabupaten Dompu</span></span></span></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="en-ID">Besoknya, gue dan teman-teman bangun pukul setengah 4 dan selepas
sholat subuh sebentar, kita berangkat dengan truk bencana. Truk bencana yang
digunakan ini adalah milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan
pengemudi handal di balik kemudi adalah Baba Dodi dan Mas Radit, yang memang
merupakan orang terdidik soal bencana dan sudah kontribusi di banyak tim </span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">rescue</span><span lang="en-ID"> saat bencana </span><span lang="en-US">– contohnya waktu tsunami di Lampung-Banten
kemarin. Truk melaju dengan kecepatan tinggi menembus gelapnya jalanan
Kabupaten Bima yang berkelok-kelok. Oleng-oleng dan rem mendadak pas itu nggak
terlalu terasa karena jiwa kita cuman separo yang alert, jadi paling abis rem
mendadak terus terjungkal, ya balik tidur lagi. Matahari terbit, kita sudah ada
di Kabupaten Dompu buat ngemil di pasar. Demi kebaikan bersama (menghindari
muntah), maka sarapan dibungkus dan dimakan nanti saja.</span></span></span><br />
<div style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOxWPHArTNr-NBxWRTtZumMpNLQkCgE-3cWiwakC_jRwRuEGus1yx1NkNP3Ki_phJQCcKydq26q3-ZQReAZKkieMl_mVHSTnigX6soKJlH9k_PP85qDGybd3T_3Im0IBMXdNkiHhBMyMg/s1600/2019-05-15+01.58.05+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOxWPHArTNr-NBxWRTtZumMpNLQkCgE-3cWiwakC_jRwRuEGus1yx1NkNP3Ki_phJQCcKydq26q3-ZQReAZKkieMl_mVHSTnigX6soKJlH9k_PP85qDGybd3T_3Im0IBMXdNkiHhBMyMg/s640/2019-05-15+01.58.05+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibPNyMiT3X-KH6QGyGRa8klW1fbTynXkqjnjSsQq2cgjDQcT79aejbyqBzKOTC07bE0dSQk83CVZp90p2XpsO5SDpOfpmQ0mKsM2nyunAdozorvZoxJzaa6KZt4y3l6TuDNHj7N9i7GkQ/s1600/2019-05-15+01.56.56+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibPNyMiT3X-KH6QGyGRa8klW1fbTynXkqjnjSsQq2cgjDQcT79aejbyqBzKOTC07bE0dSQk83CVZp90p2XpsO5SDpOfpmQ0mKsM2nyunAdozorvZoxJzaa6KZt4y3l6TuDNHj7N9i7GkQ/s640/2019-05-15+01.56.56+1.jpg" width="480" /></a></div>
</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="en-US"><br /></span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Perjalanan
setelahnya lebih berat karena kita semua sudah mulai <span style="font-style: italic;">alert</span>, langit sudah terang, perut sudah separo keisi, tapi
jalanan makin jelek dan berliku. Mulailah balada mabok kendaraan, mual, dan
terkapar di hamparan <span style="font-style: italic;">carrier-carrier</span>
bagi yang sudah kepalang mabok dan kepalang sakit pantatnya dicium kerasnya
hentakan jalanan (pantat bertubrukan dengan kursi kayu). Kita terus menembus
jalanan Kabupaten Dompu - Bima dengan kecepatan tinggi dan di sana <span style="font-style: italic;">feelings</span> bener-bener campur: antara lelah dan
takjub, karena jalanan begitu berliku dan memabukkan, tapi pemandangan di kanan
kiri adalah bukit-bukit savana bercampur tanaman jagung yang menguning indah.
Ada beberapa saat kita semua terdiam karena ingin mengapresiasi momen, saking
indahnya pemandangan di kontur jalanan yang sungguh menyakitkan.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy0zUpgDPbPbd1LUjR1bUHUEjtYQFJbdBnJ3ncvLsWTLVkHF_6JPjWfWbfp_PM7uKeMA2VrX9fi2CU2ZtkaRYcNkPOF2otR61z4ZkTnu26sEKBpw5_Ymaw8l76GKOgqQHUWMfGZBg_3Tg/s1600/2019-04-07+06.37.56+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy0zUpgDPbPbd1LUjR1bUHUEjtYQFJbdBnJ3ncvLsWTLVkHF_6JPjWfWbfp_PM7uKeMA2VrX9fi2CU2ZtkaRYcNkPOF2otR61z4ZkTnu26sEKBpw5_Ymaw8l76GKOgqQHUWMfGZBg_3Tg/s640/2019-04-07+06.37.56+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiW7xfRXLNwzPCMdEVu8l3mkURBsgQYRp0V3HPfhlVE_Yt77XQ44g4x3upDTbnWau80008cS4GlcxeONqxAhDlr25PtVH6CYIMSoX3XR664pLBEIykAFrA7a9su67__tYrWFbDSLidQUg/s1600/2019-05-15+02.58.20+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiW7xfRXLNwzPCMdEVu8l3mkURBsgQYRp0V3HPfhlVE_Yt77XQ44g4x3upDTbnWau80008cS4GlcxeONqxAhDlr25PtVH6CYIMSoX3XR664pLBEIykAFrA7a9su67__tYrWFbDSLidQUg/s640/2019-05-15+02.58.20+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Setelah
beberapa kali rem mendadak dan terjungkal lagi, akhirnya truk berhenti di
sebuah lokasi wisata, yaitu mata air Hodo – atau dalam bahasa sana-nya adalah <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Mada Oi Hodo</span>. Mata air ini
terletak di dekat sebuah tanjung yang mohon maaf, nggak tahu nama tanjungnya
apa. Di Kabupaten Dompu ini banyak sekali tanjung. Air di mata airnya segar,
jernih, tidak berasa, sementara tanjung di dekatnya airnya asin. Kerbau-kerbau
di lepas bebas di pasir-pasir sekitar tanjung dan mata air, kita makan nasi
bungkus dalam damai bersama ayam-ayam. </span></span></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1HnkLFZia6hVx7CI7Iu49-g2pb4-SjPPPSzPjcd8cohKrXaiPtUVH6kuqpuZRuLhbkNLEfDSM2USpDBuYF6EAae1HHEVL81ap_ouMNLCMLykYBFfefw1cUTIoNDWcEzK7quEf-SFm0fM/s1600/2019-05-15+02.47.50+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1HnkLFZia6hVx7CI7Iu49-g2pb4-SjPPPSzPjcd8cohKrXaiPtUVH6kuqpuZRuLhbkNLEfDSM2USpDBuYF6EAae1HHEVL81ap_ouMNLCMLykYBFfefw1cUTIoNDWcEzK7quEf-SFm0fM/s640/2019-05-15+02.47.50+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzoFbh__XqzNbh3OsW70tqiw-wrOfsRyW8tpoYqdea1FrezRsxxk7ZiDu2NLK0LCbA7U1_eo-EQAiyg_wM6H7v25WubThJBP_warT0lJfs2L4Hi3sPD2MHoaLqqeJwWUQfvFv1vJO6e0A/s1600/2019-05-15+02.50.14+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1437" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzoFbh__XqzNbh3OsW70tqiw-wrOfsRyW8tpoYqdea1FrezRsxxk7ZiDu2NLK0LCbA7U1_eo-EQAiyg_wM6H7v25WubThJBP_warT0lJfs2L4Hi3sPD2MHoaLqqeJwWUQfvFv1vJO6e0A/s640/2019-05-15+02.50.14+1.jpg" width="481" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWyIS7p_7xXeiZU_4NIAEUwmtSU_xezxJq5-aSf7qjXi55TLpahbB901_at8RDBbX3ih3f98PVDfw7NVa9MMtTvSx72yv89InP7IGdm3Qlra97AbJ6uuKnEnvhDwQjCnxmjLT6_Xux2Jo/s1600/2019-05-15+02.48.39+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWyIS7p_7xXeiZU_4NIAEUwmtSU_xezxJq5-aSf7qjXi55TLpahbB901_at8RDBbX3ih3f98PVDfw7NVa9MMtTvSx72yv89InP7IGdm3Qlra97AbJ6uuKnEnvhDwQjCnxmjLT6_Xux2Jo/s640/2019-05-15+02.48.39+1.jpg" width="480" /></a> </div>
</div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="font-size: 11pt; margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Perjalanan
lanjut terus sampai akhirnya Gunung Tambora terlihat dari kejauhan. Bentuk
Gunung Tambora unik dari kejauhan – walau termasuk dalam stratovolcano
tapi bagian puncaknya tidak mengerucut
alias gepeng dikarenakan letusannya di tahun 1800 yang meluruhkan puncaknya.
Awalnya tinggi gunung ini berkisar 4000 m.d.p.l tapi sekarang hanya 2851
m.d.p.l dan di puncaknya terdapat kaldera dengan garis tengah bibir 7 km serta
kedalaman hampir 1 km. Jadi, kalo diliat dari jauh, Gunung Tambora ini lebar
sekali dan gepeng tertutup awan di atasnya. Tidak susah menangkap gunung ini
dari kejauhan karena di sekitar kita pemandangannya tandus sehingga tidak ada
yang menghalangi siluet gunung sama sekali</span>.</span></div>
<br />
<div style="margin: 0in;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF8rkpzKJbRE39mWkxcyXNZcSr7JhWYzhmzPawc9bgNDfazmH0D_2ka2f75jDIy8PRsgZ3YCT1myivxZDXn0TYez3gpfzHkhVDdcp4vhsu6N0rFdKSKi3PNLybYrqG1oZe_VM9D8LIJUg/s1600/2019-04-07+06.40.58+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF8rkpzKJbRE39mWkxcyXNZcSr7JhWYzhmzPawc9bgNDfazmH0D_2ka2f75jDIy8PRsgZ3YCT1myivxZDXn0TYez3gpfzHkhVDdcp4vhsu6N0rFdKSKi3PNLybYrqG1oZe_VM9D8LIJUg/s640/2019-04-07+06.40.58+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Siluet gunung Tambora di belakang savana yang isinya ternak yang dilepas bebas.</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span lang="en-US" style="font-size: 11.0pt;"></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Jalanan
di beberapa titik rusak parah pasca banjir kemarin dan membuat kita semakin
dikocok-kocok di dalam truk, tapi savananya tetep luar biasa. Belum lagi di
kanan kiri jalan banyak ternak yang dilepas bebas. Tidak lama setelah
dikocok-kocok, truk berhenti di Balai Taman Nasional Gunung Tambora dan kita
disambut oleh pihak Taman Nasional dan dikasih beberapa info soal Gunung
Tambora. Beberapa info yang gue dapet dari petugas adalah:</span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">
</span></span><br />
<ol style="direction: ltr; font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.375in; margin-top: 0in; unicode-bidi: embed;" type="1">
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;" value="1"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">Taman Nasional Gunung Tambora sudah resmi jadi geopark nasional
dan sudah diajukan jadi geopark UNESCO. Aim dari Taman Nasional Gunung
Tambora adalah untuk menjadi cagar biosfer di masa mendatang.</span></span></span></li>
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Terdapat beberapa jalur
pendakian ke Gunung Tambora. Jalur paling lama dan paling sering digunakan
sampai sekarang adalah Jalur Pancasila (desa pengabdian Oi Bura ada di
jalur pendakian ini) dan metodenya tentu saja jalan kaki, tapi sekarang
kalau mau mendaki juga bisa pakai jeep atau motor, salah satu jalurnya
terletak tepat di depan gedung balai taman nasional.</span></span></li>
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Masalah yang masih
dialami oleh petugas taman nasional adalah<span style="font-style: italic;"> illegal logging</span>. Adapun <span style="font-style: italic;">illegal
logging</span>
yang paling sering adalah kayu duabanga (<span style="font-style: italic;">Duabanga mollucana</span>).</span></span></li>
<li lang="en-US" style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Tambora dulu punya
peradaban yang maju, tapi karena erupsinya <span style="font-style: italic;">mass killing</span> penduduk di sana,
jadilah semua tinggal kenangan.</span></span></li>
</ol>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Setelah
dijelaskan berbagai hal singkat mengenai Gunung Tambora dan Taman Nasional,
kita foto bareng dan menikmati sejenak pemandangan di sekitar Balai Taman
Nasional Gunung Tambora. Sungguh orang yang kerja di Balai Taman Nasional ini
beruntung dalam versinya sendiri – kalau mau ngopi buka jendela depan,
pemandangannya Gunung Tambora dan kalau lagi mau ngaso di halaman belakang,
pemandangannya Teluk Saleh. Iri aku, tuh.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX7eBEyYniQVSd2JMPgJs92TPlI0eboX3OHp8bxQkEMdZYoIpk7OQ54lh40MPUhONYE2vDEbX_FhCw2PxV6ZxpaKA_vSgfpPXIHBMZwcVfxqPJPsHa5ptSnGG3-0pY84MO18GA0a2hyP4/s1600/2019-05-15+02.51.33+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX7eBEyYniQVSd2JMPgJs92TPlI0eboX3OHp8bxQkEMdZYoIpk7OQ54lh40MPUhONYE2vDEbX_FhCw2PxV6ZxpaKA_vSgfpPXIHBMZwcVfxqPJPsHa5ptSnGG3-0pY84MO18GA0a2hyP4/s640/2019-05-15+02.51.33+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Ranger Taman Nasional Gunung Tambora menjelaskan soal Gunung Tambora</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1z8SFuYZZNQKAgLWcdni7NMwSW2O-ZhnKGqWKUvnW9NNptCI82BQTwiyUKxSzDNZvJHKDZBQIA0-9eODxyQ0ZYpE6tdVzQ8Zgtv8BC9nksC9x3IUp0YB0MY2DP7CJrvcO6ydWK9af8i4/s1600/2019-04-07+06.44.06+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1z8SFuYZZNQKAgLWcdni7NMwSW2O-ZhnKGqWKUvnW9NNptCI82BQTwiyUKxSzDNZvJHKDZBQIA0-9eODxyQ0ZYpE6tdVzQ8Zgtv8BC9nksC9x3IUp0YB0MY2DP7CJrvcO6ydWK9af8i4/s640/2019-04-07+06.44.06+1.jpg" width="640" /> </a></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpH3M2z835Tp8gKJSmdHkg6GEjBBliWwRHq173mmfOVkKzL-m8KMdrItsDRHb-YxPAGhiJy0XhgKh5VJicX89RyooJSPNirtEDN0K4kgaVR8ICvauwHmBTTzBYHPnlhNal-AeUJE90Iy4/s1600/2019-04-07+06.44.52+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpH3M2z835Tp8gKJSmdHkg6GEjBBliWwRHq173mmfOVkKzL-m8KMdrItsDRHb-YxPAGhiJy0XhgKh5VJicX89RyooJSPNirtEDN0K4kgaVR8ICvauwHmBTTzBYHPnlhNal-AeUJE90Iy4/s640/2019-04-07+06.44.52+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Di sinilah start pendakian Gunung Tambora kalo mau pake jeep. Ini adalah pemandangan halaman depan balai.</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"> </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"></span></span></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvt0k77ANCeAOC-lWbAXA_en2pF-hT9ce9bEw-FY20_x_BNv9ovFkEgaqaCyzWyA1b2xk21hSs4P_Ci4mwrsSTVNFS1An0aT1v1uN__INs6-VIpEnkN8vkfOc4LvvIj7xI03yqHashpyw/s640/2019-04-07+06.26.39+1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Indonesia rasa Afrika, bener-bener sepanas itu! (Featuring kresek kuning isi tolak angin plus metoclopramide)</span></td></tr>
</tbody></table>
</span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvt0k77ANCeAOC-lWbAXA_en2pF-hT9ce9bEw-FY20_x_BNv9ovFkEgaqaCyzWyA1b2xk21hSs4P_Ci4mwrsSTVNFS1An0aT1v1uN__INs6-VIpEnkN8vkfOc4LvvIj7xI03yqHashpyw/s1600/2019-04-07+06.26.39+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> </a> </span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUrnO7ukrg_TAzdyfOh4frlZOhSjkr6qVy05tIf6ibZFjYaJAxr6b3l1ad9Em8__DSrC3CErnyts9O-vSL-tDCfrk9KP1ixoBVwOhIYT2xFP2USdPKyKUuxKnJJ0s0jAwvDZYNGaKpeaw/s1600/2019-04-07+06.46.14+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUrnO7ukrg_TAzdyfOh4frlZOhSjkr6qVy05tIf6ibZFjYaJAxr6b3l1ad9Em8__DSrC3CErnyts9O-vSL-tDCfrk9KP1ixoBVwOhIYT2xFP2USdPKyKUuxKnJJ0s0jAwvDZYNGaKpeaw/s640/2019-04-07+06.46.14+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Teluk Saleh. Ini pemandangan halaman belakang balai Taman Nasional Gunung Tambora.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Perjalanan
dilanjutkan tanpa kenal ampun menembus savana, separo hutan lagi, hingga
akhirnya masuk ke pedesaan. Dari pedesaan itu, akhirnya mobil berhenti di pintu
masuk jalur pendakian Pancasila. Turun dari truk, kita akhirnya mulai hiking
dengan medan yang cukup surprising karena hanya plek tanah saja tanpa akar.
Jalanan setapak bisa dilalui motor tapi sangat berbahaya karena curam dan
tanahnya mendelep tidak beraturan. Beberapa kali kita papasan dengan motor lalu
kena sapa, "Lembo adek…". <i>Lembo adek</i> atau <i>kalembo adek</i> ini adalah sapaan dalam bahasa Nusa Tenggara (mohon maaf, saya nggak hapal rumpun bahasa Nusa Tenggara, karena memang ada banyak logat) yang artinya adalah <b><i>besarkan hati</i></b>.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /><span lang="en-ID"></span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEibJ_xpWJe_j1wEsagvJCSRXIT6NHB0FdWQkLM9uwGOrnGv0TdKVFP6SVGmrDmafW6tITuAVkztgYd4o2E8KiR8XrCm1e9bIDc4sLhjNLP4Zl7Ish9cDnYGcn227Gymxiec8zg-iMcsw/s1600/2019-04-07+06.28.23+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1437" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEibJ_xpWJe_j1wEsagvJCSRXIT6NHB0FdWQkLM9uwGOrnGv0TdKVFP6SVGmrDmafW6tITuAVkztgYd4o2E8KiR8XrCm1e9bIDc4sLhjNLP4Zl7Ish9cDnYGcn227Gymxiec8zg-iMcsw/s640/2019-04-07+06.28.23+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzupl6VYizH6fdWW-qfWtt_VI8FHHCEEawvaxdSBxUJ9Yjka13DgWk5Q4MTWfoYbB1fNmBCvITnP4Gwsjg0DIG-HHQFKCp_-Bfn3kEbYM8HBuVuS5uQvXxEkpN9GJB175r7rEM1yI184E/s1600/2019-04-07+06.50.17+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1437" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzupl6VYizH6fdWW-qfWtt_VI8FHHCEEawvaxdSBxUJ9Yjka13DgWk5Q4MTWfoYbB1fNmBCvITnP4Gwsjg0DIG-HHQFKCp_-Bfn3kEbYM8HBuVuS5uQvXxEkpN9GJB175r7rEM1yI184E/s640/2019-04-07+06.50.17+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Setelah
1 jam hiking, kita akhirnya sampai ke Kampung Sumber Urip, salah satu kampung
di Desa Oi Bura. Di kampung ini, ada rumah belajar yang dinamakan Rumah Belajar
Tambora yang didirikan oleh pihak relawan sebelum-sebelumnya dari organisasi
berbeda. Rumah Belajar Tambora ini bertempat di rumah seorang warga yang biasa
dipanggil Ibu Kartini. Ibu Kartini ini adalah salah satu warga kampung paling
aktif dan paling concern soal pemberdayaan masyarakat dan pendidikan, serta
sudah biasa menampung volunteer. Di rumah belajar sekaligus rumah Ibu Kartini
inilah kita akan tinggal selama pengabdian. Sampai di sana, ngaso sebentar
kemudian divisi pendidikan langsung gaspol mengambil alih keadaan dengan
mengajar anak-anak mulai dari pengetahuan umum sampai mengaji. Gue sebagai
divisi kesehatan sangat tercengang dengan kemampuan temen-temen divisi
pendidikan yang sangat <span style="font-style: italic;">well-prepared</span>,
berpengetahuan luas, dan bisa bercengkrama dengan anak-anak (uhm, pergaulan
dengan anak-anak bukan <span style="font-style: italic;">specialty</span> saya).
Gue lebih pilih jadi tukang foto dan tim hore saja.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNsNkB-hci8k0aWLpqsLs0BhXdWp4GkRRfVWJ49-Wr5_lj1apGDWUoIgeZvNacRPSkUjP_1XDGzt-5YHIX95hiQrihvhhEljWxEWzOUFkKJBRpHPvZjV1JTaaTp0TR538rIPUEb8UZyNQ/s1600/2019-04-07+06.30.03+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1437" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNsNkB-hci8k0aWLpqsLs0BhXdWp4GkRRfVWJ49-Wr5_lj1apGDWUoIgeZvNacRPSkUjP_1XDGzt-5YHIX95hiQrihvhhEljWxEWzOUFkKJBRpHPvZjV1JTaaTp0TR538rIPUEb8UZyNQ/s640/2019-04-07+06.30.03+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0usmhKijOZVXh7qt00ReWgCXt6VAdwEamIQ9CJ7Idvz85MHgjwRzna3DN7RVZ7wv-V3zQSET7YUVXvU4JJwxtgWSmaSvjVw9vtgumjyAyUApr47i6DpGTxePSSQQmu8kMqp3TkKj2T4s/s1600/2019-04-07+06.31.26+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0usmhKijOZVXh7qt00ReWgCXt6VAdwEamIQ9CJ7Idvz85MHgjwRzna3DN7RVZ7wv-V3zQSET7YUVXvU4JJwxtgWSmaSvjVw9vtgumjyAyUApr47i6DpGTxePSSQQmu8kMqp3TkKj2T4s/s640/2019-04-07+06.31.26+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNdl7YAsrdVVy-2zAbquD1oYiVmi7-CYsT6BTgd5ytQyPmw28_MirDc1cB0aBn_1GGa3D7_Hz40Jhz_YjLMGmQ-YnErpyR_UElaGE6Hn2GOkTKRLtyMZiXKKMcEmP7o8_8UXsTte8edEc/s1600/2019-04-08+06.07.24+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNdl7YAsrdVVy-2zAbquD1oYiVmi7-CYsT6BTgd5ytQyPmw28_MirDc1cB0aBn_1GGa3D7_Hz40Jhz_YjLMGmQ-YnErpyR_UElaGE6Hn2GOkTKRLtyMZiXKKMcEmP7o8_8UXsTte8edEc/s640/2019-04-08+06.07.24+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Sore
hari kita isi dengan berkeliling sekitar desa untuk bantu tim ekonomi melakukan
<span style="font-style: italic;">social mapping. S</span>ebelum berangkat,
divisi ekonomi sudah punya gambaran mengenai mata pencaharian mayoritas
penduduk desa, yakni penghasil kopi dan berencana untuk optimalisasi penjualan
biji kopi Tambora sampai ke tanah Jawa supaya perekonomian masyarakat lebih
kuat. <span style="font-style: italic;">Social mapping</span> ini bertujuan untuk
<span style="font-style: italic;">crosscheck</span> ulang <span style="font-style: italic;">background</span> sosial ekonomi masyarakat sekitar, mata pencaharian
terbanyak, dan sekaligus supaya delegasi membaur dengan penduduk. Selain itu,
karena optimalisasi penjualan biji kopi ini butuh digitalisasi juga, maka
masyarakat harus diedukasi lebih dulu, sehingga <span style="font-style: italic;">social
mapping</span> ini berfungsi juga sebagai ajang mengundang masyarakat ke
paguyuban desa besok dimana divisi ekonomi akan edukasi mengenai digitalisasi. </span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;">Malam
berlanjut, kita bercengkrama sambil ngomongin agenda besok. Besok, rencananya
kita akan berkegiatan di sekolah – dan perjalanan ke sekolah dilakukan dengan
hiking sekitar 1 jam. Divisi pendidikan akan membawakan banyak programnya
besok, di antaranya pengenalan profesi, menulis pohon cita-cita, sampai ke
pendidikan mitigasi bencana karena memang program disesuaikan dengan kondisi
geografis sekitar yang harus siaga bencana. Divisi kesehatan akan membawakan
materi Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) berupa cara sikat gigi dan cuci
tangan yang benar. Divisi ekonomi akan melipir sendiri untuk bertemu
tokoh-tokoh desa yang berperan penting dalam distribusi kopi Tambora.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbdoZ2891vJUWv5gZkg36w6trd4fF0SNHRplYWir-hORtuZgHC4JaSicOahUj3Z4nn3x_Hb5k3939W9ZpPu8w8bHRwnKnagdeyfIcqbOSQZYpys_h3bWhQUC22hlZsXdFBgOp6I7Zivjw/s1600/2019-04-08+08.54.15+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbdoZ2891vJUWv5gZkg36w6trd4fF0SNHRplYWir-hORtuZgHC4JaSicOahUj3Z4nn3x_Hb5k3939W9ZpPu8w8bHRwnKnagdeyfIcqbOSQZYpys_h3bWhQUC22hlZsXdFBgOp6I7Zivjw/s640/2019-04-08+08.54.15+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhq5EqKOXvI1z5PcLGDIdUAACCH1XtwDlVXGAaHXn6PcdYHxgbLVxcb2DTgkk05p8NIPuyPxC8EQg-rEDKwCqSdrr3_ajKBAvEkmKjAifWvh9UnoVFGg0Gi38mxN-65Vas3GhG-nCuKNSk/s1600/2019-04-08+08.51.49+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhq5EqKOXvI1z5PcLGDIdUAACCH1XtwDlVXGAaHXn6PcdYHxgbLVxcb2DTgkk05p8NIPuyPxC8EQg-rEDKwCqSdrr3_ajKBAvEkmKjAifWvh9UnoVFGg0Gi38mxN-65Vas3GhG-nCuKNSk/s640/2019-04-08+08.51.49+1.jpg" width="640" /></a></div>
</div>
<div lang="en-US" style="font-family: "Minion Pro"; font-size: 11.0pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Day 2</span></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Pesanggrahan Belanda - SDN Tambora</span> </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pagi
harinya, kita berangkat dari Rumah Belajar pukul 7 pagi WITA, ditemani
anak-anak yang tinggal di sekitar Rumah Belajar yang juga mau ke arah sekolah
untuk ikut program. Jadi sebenarnya, program hari ini separuhnya akan
dilaksanakan di Pesanggrahan Belanda, yaitu aula dan rumah bernuansa Belanda yang
memang didirikan oleh orang Belanda sejak jaman dulu, yang lokasinya kira-kira
hanya berjarak 5-7 menit dari SDN Tambora, dikarenakan di sekolah sedang
diadakan try out kelas 6 SD, jadinya anak kelas 1-5 SD akan dikumpulkan di
Pelataran Belanda. Kita menelusuri jalur pendakian Pancasila, yang sekali lagi
gue pertegas, adalah medan tanah becek yang akan mbelesek jika diinjak, tapi
walaupun seperti itu juga, tetap dilewati motor penduduk sehingga berisiko terpleset
hingga terpental saat berkendara.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgw3VV67VfOPVrK6_FQDmcDVcDhiIwQT3SIq1djy8oDN9OH2-eTr8VJsg5vPJd7URrTHZNEHLUdTUvowq8zMopoU_yc3UoUplF6LqFDG9vVw3_6NkfPowfkNHGt5aQ1Kd8veM6Y563mz7E/s1600/2019-04-08+12.12.20+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1437" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgw3VV67VfOPVrK6_FQDmcDVcDhiIwQT3SIq1djy8oDN9OH2-eTr8VJsg5vPJd7URrTHZNEHLUdTUvowq8zMopoU_yc3UoUplF6LqFDG9vVw3_6NkfPowfkNHGt5aQ1Kd8veM6Y563mz7E/s640/2019-04-08+12.12.20+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHXMYZiWdgT_kiCSDx8kRnVF9r6ga2cwHOacN7rSGZ8Dn7YvwrF4p0XAyGwkfZCgb3YA9XLfG2lRhKDgvY3xMVZAbMZuzDN9bz3vHMGBNR3S3bp07tMWkbhBP2z6p1ZOa8D9Bcqexg_ug/s1600/2019-04-07+06.36.22+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1437" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHXMYZiWdgT_kiCSDx8kRnVF9r6ga2cwHOacN7rSGZ8Dn7YvwrF4p0XAyGwkfZCgb3YA9XLfG2lRhKDgvY3xMVZAbMZuzDN9bz3vHMGBNR3S3bp07tMWkbhBP2z6p1ZOa8D9Bcqexg_ug/s640/2019-04-07+06.36.22+1.jpg" width="480" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH5e2nTteg7n_n6snh_Mc4Yj65GdOloAGHJXWPOxr0jMKmVN6WdjAqYp7bBmX4AizD_Gc8V24TYUfZ_dgDTwkbTeOzcHFyxwTe12r2_iiSsgkmKevPrBoDjoYMBa2Grh2AXUwqbaBPo-M/s1600/2019-04-08+12.06.03+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgH5e2nTteg7n_n6snh_Mc4Yj65GdOloAGHJXWPOxr0jMKmVN6WdjAqYp7bBmX4AizD_Gc8V24TYUfZ_dgDTwkbTeOzcHFyxwTe12r2_iiSsgkmKevPrBoDjoYMBa2Grh2AXUwqbaBPo-M/s640/2019-04-08+12.06.03+2.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sesampainya
di Pesanggrahan Belanda, kita disambut oleh anak-anak mulai dari kelas 1-5 SD yang
berasal dari berbagai kampung di Desa Oi Bura. Divisi pendidikan mulai
materinya dan sudah hari keduapun gue masih tercengang dengan kebaikan dan
kesabaran yang dimiliki personel divisi pendidikan. Sungguh sebuah bakat yang
tidak akan kumiliki sekalipun aku mengusahakannya dengan keras. Dimulai dengan
sapaan untuk <span style="font-style: italic;">warming up</span> suasana,
kemudian kita semua menjelaskan profesi-profesi yang ada di bumi ini mulai dari
guru sampai youtuber. Gue menjelaskan tentang profesi dokter dengan keramahan
yang canggung dan intonasi menjelaskan yang sangat tidak keibuan (<span style="font-style: italic;">ugh sorry</span>). Ada perasaan malu ketika gue absen
satu-satu anak udah pada mandi apa belom, padahal pagi itu gue gak mandi karena
gak sempet antre kamar mandi. Semoga anak-anak yang lugu dan baik hati itu
tidak menyadarinya.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Acara
berlanjut ke mitigasi bencana dari divisi pendidikan dan ke pengenalan perilaku
hidup bersih sehat milik divisi kesehatan. Anak-anak dibagi ke beberapa
kelompok, didudukan dalam bentuk lingkaran, dan kita ngobrol dulu soal
kebiasaan sikat gigi dan cuci tangan mereka sekarang bagaimana sih. Rupanya,
sebagian besar anak-anak sudah tahu sikat gigi harus berapa kali dan bahkan
beberapa dari mereka sudah ingat langkah-langkah cuci tangan yang baik
(walaupun bukan versi terbaru <span style="font-style: italic;">World Health
Organization</span>). Antusiasme anak-anak is like a <span style="font-style: italic;">double-edged knife</span> for me, di satu sisi semakin mereka semangat,
gue akan merasa semakin canggung dan berusaha terlalu keras untuk terlihat
sangat ramah (in this circumstance I would rather talk to geriatric population)
tapi antusiasme anak-anak also lights up a fire within me, bahwa nantinya
apapun profesi kita, kita tetap harus bisa mengajar dengan baik dan benar,
karena bagaimanapun, <span style="font-style: italic;">this world is not made for
us, but the later generation of us</span>. Dunia ini akan selalu bergulir untuk
mereka yang di masa depan di banding kita yang ada di masa kini. Maka dari itu,
orientasi kita melulu adalah <span style="font-style: italic;">masa depan yang
baik</span>, bukan <span style="font-style: italic;">masa kini yang baik</span>.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBDNV_lXwJ9JsyBLi93g41HVzvRm4gMCVJ3fs-SXrVgPWa3mctuF6_uSEy8H_Da9Ji4OLtKADtx9AYCcRlv9tULgL6Vrn7iwIOwXXf_lPmQWBaz3e0CFuBjX9Sma5kgaXCEX5Tc-W-558/s1600/2019-04-08+12.03.50+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBDNV_lXwJ9JsyBLi93g41HVzvRm4gMCVJ3fs-SXrVgPWa3mctuF6_uSEy8H_Da9Ji4OLtKADtx9AYCcRlv9tULgL6Vrn7iwIOwXXf_lPmQWBaz3e0CFuBjX9Sma5kgaXCEX5Tc-W-558/s640/2019-04-08+12.03.50+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrQTeFDMj3ULN5TyE1N3ob9CXnphcZ421yJNdFBa1g2LIxz-JVx2r_XhM_7A399lqUf1RswymvKvyhJF6zLKPu8rdkdWPpZQFixW_n3ieN_DDAhfbPBkBXrVXIa2aFDlkgbUu7mF3Q9kw/s1600/2019-05-06+04.55.59+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrQTeFDMj3ULN5TyE1N3ob9CXnphcZ421yJNdFBa1g2LIxz-JVx2r_XhM_7A399lqUf1RswymvKvyhJF6zLKPu8rdkdWPpZQFixW_n3ieN_DDAhfbPBkBXrVXIa2aFDlkgbUu7mF3Q9kw/s640/2019-05-06+04.55.59+2.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">The main reason why this area was named by "Pesanggrahan Belanda".Rumah kuning ini didirikan Belanda untuk rumah singgah selama ekspedisi di gunung Tambora. Rumah ini ventilasinya super bagus (plus WCnya oke banget sampe gue foto juga semua kamar dan WCnya hiks)</span></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgprmhMVEynbhrLsdXZXM-f14smVx6s_tyef_eTrw04d84S1sgNKy1L-U1qB280GfU6Z_JUVR47wzFK9QrFk6KvnFpkpzGrvDpKpX7bQ-bspIPEF7RHjj-U6amm5wNp7bCTMkDeEaCT5Ic/s1600/2019-04-08+12.07.13+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgprmhMVEynbhrLsdXZXM-f14smVx6s_tyef_eTrw04d84S1sgNKy1L-U1qB280GfU6Z_JUVR47wzFK9QrFk6KvnFpkpzGrvDpKpX7bQ-bspIPEF7RHjj-U6amm5wNp7bCTMkDeEaCT5Ic/s640/2019-04-08+12.07.13+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhceHoYlWb8Pb-jeaVFPduy7KcEiGZOMHAHnhNAXfEPbaiH1lljtsBzL_yj4gzzQvkVn2pAEnX1ZFb94l-f8iVn0Io52aLMsBBykdrjqHX2g0dNNOzRPr96AdQkl3kYM8-8cRROlTd4ayY/s1600/2019-03-28+02.21.21+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhceHoYlWb8Pb-jeaVFPduy7KcEiGZOMHAHnhNAXfEPbaiH1lljtsBzL_yj4gzzQvkVn2pAEnX1ZFb94l-f8iVn0Io52aLMsBBykdrjqHX2g0dNNOzRPr96AdQkl3kYM8-8cRROlTd4ayY/s640/2019-03-28+02.21.21+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Belum
selesai menata perasaan sendiri karena melihat antusiasme anak-anak yang
meluluhkan hati, datang seorang ibu-ibu dengan anaknya saat sesi PHBS.
"Kak, itu dicariin ibu-ibu. Katanya cari ibu dokter," kata temen gue.
Rupanya ibu tersebut datang membawa anaknya yang sakit demam sudah 3 hari dan
batuk pilek, denger kabar katanya ada relawan dokter datang ke desa. Sebagai
club anti menye-menye, gue sulit sekali menemukan kata-kata yang bisa
menggambarkan perasaan gue saat itu – tapi satu yang gue rasakan adalah gue
merasa gue <span style="font-style: italic;">powerless</span>. Di tengah gunung
itu gue merasa kecil sekali: Tidak punya banyak pasokan obat untuk diberikan ke
masyarakat, tidak punya <span style="font-style: italic;">backingan</span> dinas
kesehatan untuk mengadu soal kesehatan warga atau untuk mengeksekusi pengobatan
gratis (akibat surat ke dinkes <span style="font-style: italic;">went unnoticed</span>,
sepertinya), tidak punya kapabilitas untuk merawat orang sakit di sana secara
komprehensif dan berkelanjutan. Tapi karena kaki sudah menjejak, apa yang bisa
gue lakukan selain melakukan apa yang gue bisa, walaupun <span style="font-style: italic;">tidak sebesar itu</span>?</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Bergeser
dari Pesanggarahan Belanda, kami menuju sekolah untuk menemui pihak guru, mengkaji
bangunan sekolah, sekaligus menyapa anak-anak kelas 6 SD yang otaknya habis
panas pasca try out. 5 menit jalan, kami sudah sampai di SDN Tambora dan <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">everything there was fully
surprising</span>.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAhXiHZkL8-HkkwNg1pVcrAbLe_sJ9P1qtQ175jCYqGpm7-7Q0J90CGbLZwq5Fdz-94a8QB17NYVDUyFY7UU9phzytF_ZwSAm3Nvx6oN5e-JsCf_W-P8EL5HDvxAurk5VMuYzQ3PIUd3U/s1600/2019-04-08+06.08.30+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAhXiHZkL8-HkkwNg1pVcrAbLe_sJ9P1qtQ175jCYqGpm7-7Q0J90CGbLZwq5Fdz-94a8QB17NYVDUyFY7UU9phzytF_ZwSAm3Nvx6oN5e-JsCf_W-P8EL5HDvxAurk5VMuYzQ3PIUd3U/s640/2019-04-08+06.08.30+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8Pq2U0lqjqWQSZJVAnD4wAh9xI0wJSZR3q72BZQnaSjtl-fOhQJxy-VO1M4eytZu0jgkGmeYlW1qQVedh7MjAVtW8gdvD_O_t7qQCZc4ja2r7-oApy0GOYLwt2sO6U6uHKWyvlg8LYLY/s1600/2019-04-08+12.04.44+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8Pq2U0lqjqWQSZJVAnD4wAh9xI0wJSZR3q72BZQnaSjtl-fOhQJxy-VO1M4eytZu0jgkGmeYlW1qQVedh7MjAVtW8gdvD_O_t7qQCZc4ja2r7-oApy0GOYLwt2sO6U6uHKWyvlg8LYLY/s640/2019-04-08+12.04.44+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">SDN
Tambora ini benar-benar sudah bobrok tok. Dindingnya retak penuh lumut,
langit-langitnya semi koyak, lantainya kusam tidak terawat. Untuk sementara
kegiatan belajar mengajar lebih banyak dilakukan di gedung dekat sana, yang
notabene masih separuh jadi dan hanya punya 1 papan tulis dan beberapa meja dan
kursi. Hidup memang kadang selucu itu, orang yang hidup berdampingan dengan
akses pendidikan layak malah males sekolah (<span style="font-style: italic;">and
proud about it</span>) sementara yang niat dan harus mendaki dulu ke sekolah,
bangunan sekolahnya malah rusak dan kadang pengajar tidak hadir sekalipun murid
sudah berkumpul. <span style="font-style: italic;">I always believe that there's
a major reasoning behind things and I try to apply it on</span> "pengajar
tidak hadir di sekolah sekalipun murid hadir". Melihat medan ke sekolah
yang sulit, keadaan kelas yang secara struktural tidak kondusif, serta <span style="font-style: italic;">rewarding</span> yang kurang untuk apresiasi jasa
pengajar, I guess it all makes sense – and to kill this <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">endless satanic circle</span> is such a huge work to
do.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVAEZysm0wdDTg6y8erpnr5ql2gMwncLcNEnxF81n8MU8Bet4bxZ44wVhqrAjxPvuBMqLp8M4skamF3oHnYc1-XewrfFYQq08SdXiUlFV_7FB6Leh9d9sLRQ9rhCQ0wezv4NUJhL_QZ9Q/s1600/2019-05-15+02.05.28+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1134" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVAEZysm0wdDTg6y8erpnr5ql2gMwncLcNEnxF81n8MU8Bet4bxZ44wVhqrAjxPvuBMqLp8M4skamF3oHnYc1-XewrfFYQq08SdXiUlFV_7FB6Leh9d9sLRQ9rhCQ0wezv4NUJhL_QZ9Q/s640/2019-05-15+02.05.28+1.jpg" width="640" /></a></div>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtkQLq8Gts_yzByogIcKm84sDloM42aW-j5gjEF9Kb-mn3TuE9xKmkR0zg0aVgqp9bUYiI2ZwnL3cvgCi2qKwSnAM-nndJ6jRE64y00lUmT04nO2iNTUooqzmtrtK_xNQXl-W9AJlc850/s1600/2019-05-15+02.05.06+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1024" data-original-width="769" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtkQLq8Gts_yzByogIcKm84sDloM42aW-j5gjEF9Kb-mn3TuE9xKmkR0zg0aVgqp9bUYiI2ZwnL3cvgCi2qKwSnAM-nndJ6jRE64y00lUmT04nO2iNTUooqzmtrtK_xNQXl-W9AJlc850/s640/2019-05-15+02.05.06+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgk99m6kq9HZDj-uc-ReguPPGskwbpqbfNdvlMBaLGUIm7l9yzJH57sLUp9NLWite3MOrTnoz_UyKT7Ujm6Nq6omZd2n23E9vJ6AoHaedjlxdCo1FHFYmmhHmJp4HZIiS6QSWzklPAEckM/s1600/2019-05-15+02.08.47+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1040" data-original-width="780" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgk99m6kq9HZDj-uc-ReguPPGskwbpqbfNdvlMBaLGUIm7l9yzJH57sLUp9NLWite3MOrTnoz_UyKT7Ujm6Nq6omZd2n23E9vJ6AoHaedjlxdCo1FHFYmmhHmJp4HZIiS6QSWzklPAEckM/s640/2019-05-15+02.08.47+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Terdapat 2 kelas di bangunan ini untuk menampung anak SD kelas 1-6.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxvQKgdlPVLARdbAqJQIncW5MTiajTxrPf5_a7Nxo6FpajgNfZv2u_KIxUVabSzSeByFKiGnehkTTzWrLOYBO3VELTAdgCysmWw900O3kc_uqIn79lHc4CSm18CnUFrD0yXLh9Q0xlwfI/s1600/2019-04-08+06.08.05+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxvQKgdlPVLARdbAqJQIncW5MTiajTxrPf5_a7Nxo6FpajgNfZv2u_KIxUVabSzSeByFKiGnehkTTzWrLOYBO3VELTAdgCysmWw900O3kc_uqIn79lHc4CSm18CnUFrD0yXLh9Q0xlwfI/s640/2019-04-08+06.08.05+2.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Karena bangunan sekolah yang sebenarnya sudah bobrok, maka kegiatan belajar mengajar dilakukan di bangunan ini.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5SVM8KXor8koXv-HIsla58j27q4zMoID9B0W8NDBb1iiYiGHU9_Hs7n2xrSe8Xjj9Be9Ugtwh6t5tRYUXYtLXuvQC1iWa05m5ZnouQHl_4T8YbmWQ7tMdYbPOWCH89yJnBs8QG9XQPIA/s1600/2019-05-15+02.10.18+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="769" data-original-width="1023" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5SVM8KXor8koXv-HIsla58j27q4zMoID9B0W8NDBb1iiYiGHU9_Hs7n2xrSe8Xjj9Be9Ugtwh6t5tRYUXYtLXuvQC1iWa05m5ZnouQHl_4T8YbmWQ7tMdYbPOWCH89yJnBs8QG9XQPIA/s640/2019-05-15+02.10.18+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Langit
saat kita pulang dari sekolah menuju ke Rumah Belajar benar-benar semuram tim
ESPI saat melihat keadaan sekolah. Gerimis kembali turun menghibur pegunungan
yang sangat berbeda dari gunung-gunung lainnya yang pernah gue jajaki untuk
mendaki atau sekedar tamasya sebentar – berbeda karena gunung ini panas banget
udaranya. Mohon maaf, nyesel saya pake jaket polar dan saya juga gak tahan
tidur ditambel pake sleeping bag di malam hari saking gerahnya. Gerimis
menambah becek tanah di jalur pendakian dan benar saja, beberapa rekan dari
Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan teman divisi ekonomi pada jatuh dari
motor, padahal nanti sore masih harus <span style="font-style: italic;">social
mapping</span> dan ada paguyuban untuk mendidik petani kopi. Beberapa dapat
oleh-oleh luka lecet dan ada yang kena luka robek serta butuh jahit. <span style="font-style: italic;">Mau nangis rasanya,</span> di tengah gunung-pun, gue
masih mengundang pasien. Semakin sadar dengan kenyataan, bahwa sebrilian apapun
manusia, tidak akan optimal jika <span style="font-style: italic;">equipment</span>-nya
tidak ada. Begitupun <span style="font-style: italic;">equipment</span> yang
sehebat apapun tidak akan berarti jika manusianya bodoh.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Mengisi
sore, divisi pendidikan masih kolaborasi bareng divisi ekonomi memberikan
pendidikan keniagaan buat anak-anak di Rumah Belajar Tambora. Di kesempatan
kali ini, anak-anak diajarkan prinsip dan cara berdagang, dengan harapan
sedikit ilmu ini bisa diaplikasikan dan menjadi spirit di kemudian hari
mengingat bahwa selama ini mayoritas dari orang tua mereka berdagang kopi dan
hasil bumi lainnya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbPI_zXSdfDLYQaRX0iiI056k_wkatnJKfDofNk5EPmjnc8npxJmgPiAc4KzQJBqrc964p0_AOlQPhiWEOIvBQpneRvX9iQzmKxI4nv0NaZU3oDsj7nkOrsr5XWfCKo7AyyZDymW2Pz8c/s1600/2019-04-18+06.52.04+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1201" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbPI_zXSdfDLYQaRX0iiI056k_wkatnJKfDofNk5EPmjnc8npxJmgPiAc4KzQJBqrc964p0_AOlQPhiWEOIvBQpneRvX9iQzmKxI4nv0NaZU3oDsj7nkOrsr5XWfCKo7AyyZDymW2Pz8c/s640/2019-04-18+06.52.04+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxjVCv62PXtfJV_30hScyfq3Giw_hfdKfdNDB0UamIyXEQN7v5ZqPNekCByq0-K2ZDmI-pbT7XO1DLMG07NRPhDKKMFnzw1AIfkKIshQxYAxKM1rYchCWl9b1Q2dPUUv9H85MMYaJfIu0/s1600/2019-04-18+06.59.36+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1201" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxjVCv62PXtfJV_30hScyfq3Giw_hfdKfdNDB0UamIyXEQN7v5ZqPNekCByq0-K2ZDmI-pbT7XO1DLMG07NRPhDKKMFnzw1AIfkKIshQxYAxKM1rYchCWl9b1Q2dPUUv9H85MMYaJfIu0/s640/2019-04-18+06.59.36+1.jpg" width="640" /></a></div>
</div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Day 3</span></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Rumah Belajar Tambora – </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Health Division Kerja Rodi Day</span> </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sedari
sore kemarin hari, gue sudah kadung panik mikirin hari ketiga yang isinya
banyak kegiatan kesehatan. Dari 6 orang di divisi kesehatan, masing-masing
memegang program penyuluhan dan besok adalah show time. Gue-pun pegang program
skrining kesehatan. Butuh banyak equipment seperti timbangan berat badan,
meteran untuk ukur tinggi, plus alat-alat kesehatan terutama yang sekali pakai,
seperti jarum, strip pemeriksaan kolestrol, gula darah, dan asam urat.
Sungguh-sungguh ngeri sedap karena kita tidak ada backing-an dinas setempat
sehingga untuk alat-alat, kita bawa sendiri dari tempat tinggal masing-masing,
dan bahkan minjem timbangan ke istri kepala dusun, yang juga seorang eks-kader
kesehatan. Masih terngiang di pikiran gue sampe sekarang gimana pemuda setempat
nawarin diri untuk ke rumah istri kepala dusun yang lokasinya 30 menit jalan
kaki hiking ke atas untuk pinjem timbangan. Gue yang 100% murni ansosnya
sekarang dihadapkan dengan kegiatan kesehatan di tengah gunung, mau nggak mau
sering <span style="font-style: italic;">panic attack</span> di dalam batin ini.
Untunglah segenap tim meyakinkan bahwa semua beban jangan dibawa panik
sendirian dan fasil-fasil juga sangat suportif.</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy7fu64eFPFw2ieJNiECCI9sDA0cBT92yfLzar5_0EDCL_2VoKUMoB61OQSfqtbmifzwMSFUlAeMz__DoUTM0-6rzLmEhq8tv3EGjXT_uoDei2g9KbihrdfR72EUzqWkezJaOdUwHS-5A/s1600/2019-04-18+07.02.52+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1203" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy7fu64eFPFw2ieJNiECCI9sDA0cBT92yfLzar5_0EDCL_2VoKUMoB61OQSfqtbmifzwMSFUlAeMz__DoUTM0-6rzLmEhq8tv3EGjXT_uoDei2g9KbihrdfR72EUzqWkezJaOdUwHS-5A/s640/2019-04-18+07.02.52+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Jadi,
pada hari ketiga, kegiatan akan dibuka dengan penyuluhan terpisah antara
ibu-ibu dan bapak-bapak. Ibu-ibu akan diberi materi mengenai ASI, makanan
pendamping ASI, pijat bayi, dan juga mengenai diare, dehidrasi, dan
penanganannya. Bapak-bapak akan diajak penyuluhan tentang rabies (<span style="font-style: italic;">since the issue was going strong around NTB and NTT
in past few months</span>) serta tentang tanaman obat. Setelah massa terkumpul,
penyuluhan selesai, baru di handle untuk skrining kesehatan, kemudian diarahkan
untuk mengikuti <span style="font-style: italic;">bazaar</span> barang donasi
(baju-baju yang sudah kami kumpulkan dengan open donation) yang diprakarsai
oleh tim ekonomi. Gue cuman cetak kartu berobat 30 lembar dengan ekspektasi
hanya segitu pasien gue hari itu, mengingat populasi di kampung Sumber Urip
yang tidak banyak-banyak amat dan skeptis bahwa akan ada warga kampung lain
yang akan datang.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Kenyataannya,
peserta penyuluhan dan skrining kesehatan hari itu tembus hampir 70 orang. 2
kali lipat jumlah perkiraan. Gue campur senang, bersemangat, haru, capek,
sekaligus malu – karena sempat <span style="font-style: italic;">underestimate</span>
jumlah partisipan. Ternyata banyak penduduk dari kampung-kampung lain yang
turut serta memeriksakan diri karena dengar kabar ada orang kesehatan lagi
bakti sosial di gunung. Disamperin orang di tengah gunung yang menaruh
ekspektasi dari kita itu perasaannya <span style="font-style: italic;">thrilling</span>
sekali. Banyak dari mereka yang bukan hanya memeriksakan kesehatan, tapi juga
punya komplain personal soal kesehatannya. Been trying to examine people <span style="font-style: italic;">lege artis</span>-ly (<span style="font-style: italic;">properly,
skillfully, according to law of art</span>) there walaupun dengan segala
keterbatasan ruang periksa dan <span style="font-style: italic;">equipment</span>,
lumayan nemu beberapa kasus osteoartritis dengan krepitasi yang kedengaran,
dapat sikatriks kornea dengan daya pengelihatan <span style="font-style: italic;">no
light perception</span>, herpes zoster, pulpitis, suspek <span style="font-style: italic;">carpal-tunnel syndrome</span> yang gue sarankan
rujuk. Terharu dengan banyaknya kesempatan belajar bahkan di tengah gunung.
Dari kegiatan skrining, bisa tahu juga bahwa jenis penyakit tidak menular
terbanyak di penduduk sana bukan hipertensi atau diabetes mellitus, tapi kadar
asam urat yang tinggi! <span style="font-weight: bold;">Semuanya rata-rata
hiperurisemia</span>, bahkan jarang sekali yang
hiperkolestrolemia. Bagi yang interested untuk bikin penelitian kenapa
orang gunung yang jarang makan daging-dagingan ini bisa hiperurisemia, monggo.
Suspek sementara adalah karena penduduk sana suka sekali makan hasil laut yang
sering dibeli di pasar. "Nggak makan pake ikan, nggak komplit, dok,"
begitu kata mereka.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1f7OeLwhyphenhyphenBW-eH60syjvdvbD_razL7NM3NKmyK7jYu4eiC84_k8HYN2g67NjG5O-rs9K0dLpxvqUAq1dbaip6JdTTnH1i9k_8fmLQej-YzzdBTHYt3pNTb1LUWBGPl5jcawiWSzUu-4Q/s1600/2019-04-13+10.42.26+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1f7OeLwhyphenhyphenBW-eH60syjvdvbD_razL7NM3NKmyK7jYu4eiC84_k8HYN2g67NjG5O-rs9K0dLpxvqUAq1dbaip6JdTTnH1i9k_8fmLQej-YzzdBTHYt3pNTb1LUWBGPl5jcawiWSzUu-4Q/s640/2019-04-13+10.42.26+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfxWfuvfO9GgmffyTIm5vi-n9y2kcEQG71Ay2sQKYQPuMS_waCyES8X3oyAgmxrjzPPhNMyBMrXjkVl6mFlji319FMzrcykOkZVexKKaJa1vUWot356pdNBFsNOQh7XTV8-qKwFlBzUOc/s1600/2019-04-13+10.43.01+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfxWfuvfO9GgmffyTIm5vi-n9y2kcEQG71Ay2sQKYQPuMS_waCyES8X3oyAgmxrjzPPhNMyBMrXjkVl6mFlji319FMzrcykOkZVexKKaJa1vUWot356pdNBFsNOQh7XTV8-qKwFlBzUOc/s640/2019-04-13+10.43.01+1.jpg" width="480" /></a></div>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sore
terakhir di gunung dihabiskan dengan edukasi eks-kader yang pernah diberikan
Surat Tugas oleh pemerintah mengenai masalah medis umum yang sering ditemukan
di real life dan bagaimana cara penanganan utamanya (misal, diare, demam,
luka). Selain itu tim ESPI rembukan dengan kepala desa yang baru terpilih dan
penyampaian saran dari divisi kesehatan ke kepala desa untuk kembali
mengoptimalkan peran kader, mengingat akses kesehatan masih jauh dari pemukiman
warga. Peran kader dirasa penting di lingkungan gunung karena keterbatasan
sumber daya manusia kesehatan yang berprofesi medis di sekeliling pemukiman,
sehingga butuh pihak yang melek medis dan watch out kalau ada masalah kesehatan
di pemukiman warga. Malamnya, terjadi mati lampu di kampung dan tim ESPI
diundang menghadiri acara salah satu warga. Kita beriringan jalan dalam gelap
pakai headlamp menyusuri jalanan kampung sambil melihat langit yang penuh
bintang. Se-romantis itu malam tanpa listrik di Tambora dan sepenuh sesak itu
langit malam dengan bintang.</span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz9Z_QgsQd0Ozu5Njbac8IO9e0zinyANB1rwIPpzhsJ9tKH4aOhZHXo9JdJuOH_2njqhTXjyax9ygqJ-L3b8ykn99QZwOuYld5JRhZnmaVKTLnq0fFysYQkPMUQraM9f_eMr0LIFd29Hw/s1600/2019-03-29+05.48.32+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz9Z_QgsQd0Ozu5Njbac8IO9e0zinyANB1rwIPpzhsJ9tKH4aOhZHXo9JdJuOH_2njqhTXjyax9ygqJ-L3b8ykn99QZwOuYld5JRhZnmaVKTLnq0fFysYQkPMUQraM9f_eMr0LIFd29Hw/s640/2019-03-29+05.48.32+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">"Bu dokter, ini coba buah! Enak kali seperti markisa kecil"</span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Day 4</span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;"> </span></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">'Till we meet again, Oi Bura,</span><span style="font-weight: bold;"> dan hiking Pulau Satonda</span> </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Pukul
6 pagi di Rumah Belajar Tambora penuh hiruk pikuk. Kita sibuk dengan carrier
masing-masing, sarapan, lalu kembali memakai sepatu hiking. Pukul 7 pagi, kita
berpamitan pada Ibu Kartini, yang bersikap selayaknya ibu untuk semua pada kita
yang sebelumnya orang 100% asing yang datang dari berbagai sudut Indonesia.
Terima kasih atas atap teduhnya, masakannya (kacang tumis dan telor balado yang
super enak), serta semangatnya untuk jadi tonggak perubahan bagi penduduk
sekitar. Mobil dan rumah besar tidak melulu jadi simbol orang besar – di
Tambora, orang besar itu punya simbol warung dan taman baca.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tidak
ada rencana lanjut <span style="font-style: italic;">hiking</span> dan<span style="font-style: italic;"> summit attack</span> ke puncak Tambora. Sedikit
kecewa, tapi gue tau kalo gue paksa <span style="font-style: italic;">summit</span>-pun
akan ribet juga mengingat baju gue sudah habis (saking irit barang bawaan
akibat nggak mau kena charge bagasi).
Nggak papa, I had this strong feeling kalau ini bukan terakhir kalinya
gue akan pergi mengunjungi Tambora, <span style="font-style: italic;">because how
could I ignore this beating in my chest that continuously told me that it just
dropped right at Oi Bura?</span></span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhox9opX3iv03DOeFIMrFL_QMqkB09XSBaXIxATQIoCpcyKyIhGOucAwjzYUCrDvUleE0klT_qtxg_uLUgFkrI8OlggN_y34gJ5u6_mjLOhUmU8kxh7beYHDoax-WsttSPe2_gBKZn1n3Y/s1600/2019-04-16+07.02.14+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1134" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhox9opX3iv03DOeFIMrFL_QMqkB09XSBaXIxATQIoCpcyKyIhGOucAwjzYUCrDvUleE0klT_qtxg_uLUgFkrI8OlggN_y34gJ5u6_mjLOhUmU8kxh7beYHDoax-WsttSPe2_gBKZn1n3Y/s640/2019-04-16+07.02.14+2.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Kita
kembali menapaki trek pendakian Pancasila, menuruni tanah-tanah becek. Tegur
sapa dengan penduduk yang lewat dengan motor, <span style="font-style: italic;">"Kalembo
adek…"</span>, ditawari mampir untuk nyicip kopi Tambora di rumah penduduk
yang dilewati, dan berusaha menghindari ranjau kotoran sapi di jalan. Cahaya
matahari hangat memeluk wajah dan kita terus turun, meninggalkan serpihan hati
di sepanjang trek pendakian.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5uAsc4AxGKYIEDC1OKB3xt2b_3KKzUpt9zp3BzXgOPofHmrvKSM4v5zK0z0GVD_-esxDNcPW2eBqPhJf3rjAy_WBdtydbgk7K6b5lP6wJvW7RsfjhO1w9AnneZANE7wkQRkV9lAPxek8/s1600/2019-05-15+02.58.04+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5uAsc4AxGKYIEDC1OKB3xt2b_3KKzUpt9zp3BzXgOPofHmrvKSM4v5zK0z0GVD_-esxDNcPW2eBqPhJf3rjAy_WBdtydbgk7K6b5lP6wJvW7RsfjhO1w9AnneZANE7wkQRkV9lAPxek8/s640/2019-05-15+02.58.04+1.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Kembali
ke truk legendaris dengan rem yang semi-blong, kami memutuskan untuk melipir
sedikit ke dermaga Satonda. Dermaga Satonda letaknya di Dompu, hanya sekitar 30
menit dari plang awal pendakian Pancasila (tentu saja dengan kecepatan
berkendara Baba Dodi plus modalitas sirine), di sana banyak kapal klotok yang
melipir dan siap membawa kita bertualang ke pulau kecil di tengah laut yang
terkenal dengan taman wisata airnya, yaitu Pulau Satonda. Kita modal Rp
50.000/orang untuk naik kapal menuju Pulau Satonda dan sangat tidak menyesal.
Di perjalanan, lumba-lumba sibuk melompat sana-sini tidak jauh dari kapal,
belum lagi pemandangan bukit-bukit gersang NTB dari kejauhan. Baru melipir di
Pulau Satonda, kita langsung disambut air super jernih dengan terumbu karang
yang bahkan terlihat sangat <span style="font-style: italic;">clear</span>
karena visibilitas <span style="font-style: italic;">underwater</span>nya oke sekali. Pasir pantainya
putih dan the greatest thing was, pulau ini sepi sekali.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkiDsxH9L8J2PYmoUmldu5oahoreg0TM-aQNxP3DrFirN0bslvzlidOzk-4omI6SiVVL3o5CuKAL_bo6kArxIEg5vvHRb609AAOMpspFFj35lXzdqMjfju88FqdbOnS5c8BxCHcwliyBk/s1600/2019-04-08+06.09.37+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkiDsxH9L8J2PYmoUmldu5oahoreg0TM-aQNxP3DrFirN0bslvzlidOzk-4omI6SiVVL3o5CuKAL_bo6kArxIEg5vvHRb609AAOMpspFFj35lXzdqMjfju88FqdbOnS5c8BxCHcwliyBk/s640/2019-04-08+06.09.37+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuujtEHYp74ocG_D_mFu2EB7pjcszfmqm4z3ZUY4CYFuT37NZiYLuAL7BCppx81my0lRwxwIUbz_LSuF8L5xmZyIi22n2HIUMD-CRhhOuBOgT-J2oPBOhR9dMznwFgcd1TeQcx2ls9PCE/s1600/2019-05-08+05.45.01+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuujtEHYp74ocG_D_mFu2EB7pjcszfmqm4z3ZUY4CYFuT37NZiYLuAL7BCppx81my0lRwxwIUbz_LSuF8L5xmZyIi22n2HIUMD-CRhhOuBOgT-J2oPBOhR9dMznwFgcd1TeQcx2ls9PCE/s640/2019-05-08+05.45.01+1.jpg" width="640" /> </a> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeIV0E0bPDIkmo0nu369WpWpJrROLxWXAztZsO16YFaJlSl56WeUicsLegUay32KvVln4MWsxzj6q1XbUyhcoSY9n_w1W7saxlF5zEnyTfWuA8b_Ql9tSvRa-rGh1Wlx60PPKfl7jvu4I/s1600/2019-04-08+06.10.04+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeIV0E0bPDIkmo0nu369WpWpJrROLxWXAztZsO16YFaJlSl56WeUicsLegUay32KvVln4MWsxzj6q1XbUyhcoSY9n_w1W7saxlF5zEnyTfWuA8b_Ql9tSvRa-rGh1Wlx60PPKfl7jvu4I/s640/2019-04-08+06.10.04+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Masuk
pulau Satonda dikenakan tiket retribusi Rp 10.000/orang – sangat worth it jika
gue kilas balik ke betapa menakjubkannya pulau tersebut. Dari dermaga pulau,
kita menapaki jalan setapak dan di tengah-tengah pulau langsung ada danau air
asin (yang mohon maaf, lupa banget namanya apa! Udah cari di Google-pun nggak
ketemu). Di tepi danau air asin yang besar itu ada pohon yang banyak digantungi
batu di dahannya, seringkali disebut Pohon Kalibuda atau pohon harapan.
Dinamakan pohon harapan, karena batu-batu yang digantung merepresentasikan
penggantungan harapan. Katanya, kalau mau harapannya dikabulkan, berharaplah
sambil memegang batu kemudian batunya digantung dengan tali di pohon tersebut.
I am not a fan of urban legend – <span style="font-style: italic;">especially</span>
ketika urban legend tersebut bicara soal harapan, but well, a good place can't
stand without any legend.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO8FtfUQDYQjpIL0d9eDZeVrzux9utioHZMyHw43MfV2m61avex8qhiLTBCvan2dOXwlwebw4bOoE2F7zRxZu3Qovgoifo9RjMPrVXSRO9pr5jboxGL2wYrHx7b2X4KpHKcWkJiJBK6aY/s1600/2019-03-30+05.37.21+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO8FtfUQDYQjpIL0d9eDZeVrzux9utioHZMyHw43MfV2m61avex8qhiLTBCvan2dOXwlwebw4bOoE2F7zRxZu3Qovgoifo9RjMPrVXSRO9pr5jboxGL2wYrHx7b2X4KpHKcWkJiJBK6aY/s640/2019-03-30+05.37.21+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm0Q0OVJQCee9p4FHZGano1tUpLbCzLwXPdp3XM5jbwz5_8S2mFiYEUKQupECFk-SgwY_0G7DrH6srFWeSotR_1WZpqquabxCT1X6UVykQ6RN7p7s1BaV8Sw21yB0wa4-xd3tThtlTdF0/s1600/DSC00293edit.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1440" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm0Q0OVJQCee9p4FHZGano1tUpLbCzLwXPdp3XM5jbwz5_8S2mFiYEUKQupECFk-SgwY_0G7DrH6srFWeSotR_1WZpqquabxCT1X6UVykQ6RN7p7s1BaV8Sw21yB0wa4-xd3tThtlTdF0/s640/DSC00293edit.jpg" width="640" /></a></div>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Ketika
gue kira hal terbaik yang bisa gue lakukan adalah melihat danau pulau Satonda
dari tepiannya, ternyata ada hal yang lebih baik lagi – yaitu hiking sampai ke
puncak Pulau Satonda untuk melihat danaunya dari ketinggian. Tapi tentu saja
hal baik tidak datang dengan mudah – gue yang sudah lama tidak olahraga
sehingga berbadan (dan berjiwa) renta ini ngos-ngosan dengan trek menanjak
Pulau Satonda. Sebenernya nggak nanjak-nanjak banget dan nggak harus hiking
lama, tapi karena stamina jompo ini gue ada di paling belakang dengan segenap
nafas pendek untuk sampai ke atas. Matahari siang itu menyengat sekali dan gue
belum pakai <span style="font-style: italic;">sunblock</span> sehingga kaki gue
makin terseret-seret dengan pikiran, "Astaga gue takut kanker kulit".</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tapi
<span style="font-style: italic;">ain't complaining much</span> – Pulau Satonda
dan air asinnya seindah <span style="font-style: italic;">itu</span>, dan <span style="font-style: italic;">aerial view</span>-nya sangat bikin tercengang.
Bagaimana bisa sebuah pulau kecil dianugerahi begitu banyak hal baik di
dalamnya?</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnwWZ8hzaW_CdFG5P6-H2mAYbQlQ2zcADWtBNWv97YbYBuqptycDeXU0kR_dABB2OHE1hHH7R50ywLNwLQfY-nk9PSPF7tSR1WDea_umJKVKaTo0Q-a_GeUo4AtQZHc1UKxsv23vuuxvw/s1600/2019-04-08+06.10.31+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnwWZ8hzaW_CdFG5P6-H2mAYbQlQ2zcADWtBNWv97YbYBuqptycDeXU0kR_dABB2OHE1hHH7R50ywLNwLQfY-nk9PSPF7tSR1WDea_umJKVKaTo0Q-a_GeUo4AtQZHc1UKxsv23vuuxvw/s640/2019-04-08+06.10.31+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0q3BFQ2BKGXdRsxCA_HxfkrVGQy_UXgQ8giJ3QqR-Btdd0qzI10QbjfySqDLYpoc3j-cSxqrzye938amTufEvDYSkX58tRp5tZibal6CUzBJ9HyxOQL5TzruQPjW7X6zWtMq90LB-z80/s1600/2019-04-08+06.13.04+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1438" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0q3BFQ2BKGXdRsxCA_HxfkrVGQy_UXgQ8giJ3QqR-Btdd0qzI10QbjfySqDLYpoc3j-cSxqrzye938amTufEvDYSkX58tRp5tZibal6CUzBJ9HyxOQL5TzruQPjW7X6zWtMq90LB-z80/s640/2019-04-08+06.13.04+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEsOBx5V_ddrql-_w081yeXFZwtHyn-c3z_906ctw1IPftZEvtU-iu_QRcMIQL1lOJvIh1xynHUdxou2ru8MVwpyL0dmiEAZhkJyzzLB3JPYCVKsCxc4ej1T2teRt57VF_kL4kAHxMQ7s/s1600/2019-03-30+12.43.29+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEsOBx5V_ddrql-_w081yeXFZwtHyn-c3z_906ctw1IPftZEvtU-iu_QRcMIQL1lOJvIh1xynHUdxou2ru8MVwpyL0dmiEAZhkJyzzLB3JPYCVKsCxc4ej1T2teRt57VF_kL4kAHxMQ7s/s640/2019-03-30+12.43.29+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Setelah
lunch paling spektakuler dengan nasi bungkus di puncak Pulau Satonda, kita
turun kembali ke dermaga. Sayang sekali kita nggak berenang, untuk orang yang
tidak bisa berenang, gue merasa air pantai sangat menggoda untuk diselami.
Polisi air menawarkan tumpangan ke beberapa anggota tim untuk ke Bima naik
kapal patroli, tapi karena kita semua adalah penggemar berat truk BNPB dan gaya
menyetir Baba Dodi, kita sepakat untuk stick up naik truk seekstrem apapun gaya
menyetir Baba. Kita kembali ke tempat parkir dan setelahnya melaju dengan
kecepatan penuh ke Bima – bahkan lebih gila-gilaan dari sebelumnya. Tapi the
good thing was, kita sampai di Kota Bima sore hari dan bisa<span style="font-style: italic;"> catch sunset</span> duduk di pinggiran pantai kota
Bima sambil makan mie cup, bakso, dan minum es kelapa. Penutupan petualangan
yang indah – I couldn't ask for better things, because <span style="font-style: italic;">all was the finest selection.</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0DFFmjw77NhuedSOWj6gXaZU51P4RZ9VFiB2FjopfbtQujOYiEG9usbNk3rGkWwnDKPLB3LxswIKdREdwpwGvy4AlGsmoKmyJeKsSVCz9HBMDIuFztnKwSiyA0364KU6bI1XUKEuW5gM/s1600/2019-04-06+10.22.42+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0DFFmjw77NhuedSOWj6gXaZU51P4RZ9VFiB2FjopfbtQujOYiEG9usbNk3rGkWwnDKPLB3LxswIKdREdwpwGvy4AlGsmoKmyJeKsSVCz9HBMDIuFztnKwSiyA0364KU6bI1XUKEuW5gM/s640/2019-04-06+10.22.42+2.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8cLv8SvzEu-FMKocTCYm6LYKUoZA1ujtTeXn7wZluq9CgUP9krKYFR-C5NaYj63PZA1tVwFj8UtYj32yTTbQLxKSfPyna9n0Fy0K-NXhjpya_JeMl0K-u37cN2rWpauhbx2AXuIv7tgA/s1600/2019-04-06+10.23.15+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8cLv8SvzEu-FMKocTCYm6LYKUoZA1ujtTeXn7wZluq9CgUP9krKYFR-C5NaYj63PZA1tVwFj8UtYj32yTTbQLxKSfPyna9n0Fy0K-NXhjpya_JeMl0K-u37cN2rWpauhbx2AXuIv7tgA/s640/2019-04-06+10.23.15+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">
</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">-----------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Keesokan
harinya, gue meninggalkan Bima dengan perasaan campur aduk – tapi sebagian
besar tempat di hati gue penuh dengan rasa "gagal move on sebelum
benar-benar diberi kesempatan move on". Serpihan hati gue tertinggal di
setiap inci tubuh Bima dan dan Dompu yang gue sudah jajaki beberapa hari ini.
Tentu saja, perjalanan balik gue masih dipenuhi dengan drama. Mulai dari KTP
yang gak sengaja kebuang di bandara Juanda bersama tiket bekas flight,
ngobrak-ngabrik tas di stasiun Gubeng karena nyari keberadaan KTP, kunjungan
singkat ke Jogja selama 7 jam, serta lari-lari ngejar kereta malam di Stasiun
Tugu menggendong carrier 8,6 kg dengan status kesadaran yang tidak penuh (<span style="font-style: italic;">I am surprised myself</span> bahkan hingga sekarang,
kok bisa ya kekejar kereta itu dengan kondisi gue yang begitu).</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Malam
hari di sepanjang Tugu - Gambir itu, tidak ada yang lebih gue rasakan dari rasa
syukur. Syukur karena nggak ketinggalan kereta (<span style="font-style: italic;">duh,
of course!</span>) dan syukur karena ada hari dimana Dina bisa solo travelling
ke beberapa tempat walau tidak luput dari segala macam kesialan dan drama. 2
tahun ko-as, tidak pernah sedetikpun gue pikir bahwa kesempatan ini akan ada
dalam hidup gue dan sepanjang hidup gue selama 23 tahun ke belakang, tidak
pernah gue bayangkan di tahun 2019 gue akan tensi dan ngobatin orang di gunung
yang bahkan tidak pernah gue mimpi untuk kunjungi dan naik bodi belakang truk bencana yang melaju ugal-ugalan
di jalanan Nusa Tenggara Barat. Kalau umur gue panjang, ini adalah jenis cerita
yang akan gue sampaikan ke anak cucu gue sampe mereka bisa dikte cerita gue
kata per kata bahkan sampe mereka muak lalu bilang, "Duh, please deh nggak
ada cerita lain ya."</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Perjalanan
dengan membawa tensi dan stetoskop kali pertama ini sedikit banyak meyakinkan
gue bahwa for now, this is what I want. Gue mau tensi dan stetoskop ini
menempel ke berbagai macam kulit – sawo matang, hitam, kuning langsat, dari
pribadi paling well-educated hingga lacking of education, di kalangan urban
hingga rural. <span style="font-style: italic;">No exception or exclusion to all
I touch</span> – karena kesehatan dan ilmu pengetahuan adalah concern bersama.
So then I am looking for another good day to finally use my brain and hands for
developing better communities, be it through endless volunteering or be it
through my upcoming medical internship program – well, I am so upset, I
actually can't wait. Mohon doanya teman-teman, nuhun!</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifNIHB92KhhX6MuqpXfJuFUEX7CMqczCf8BGHLI8BRxHtOatX2vwqTGVDZh4DjOd0VLuWBEqgNlKEjO4zTixeBmSX1RutTp0iIm6M8vuSPkxQ4RmjFAIUVkhU9WV1sc5e1DMlZpLLrJJ0/s1600/2019-03-30+04.39.37+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifNIHB92KhhX6MuqpXfJuFUEX7CMqczCf8BGHLI8BRxHtOatX2vwqTGVDZh4DjOd0VLuWBEqgNlKEjO4zTixeBmSX1RutTp0iIm6M8vuSPkxQ4RmjFAIUVkhU9WV1sc5e1DMlZpLLrJJ0/s640/2019-03-30+04.39.37+1.jpg" width="480" /></a><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">– Oh
okay, outro yang sangat extra (dari tulisan yang sangat panjang).</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Terima
kasih sudah membaca!</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Love,</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Finally
a <span style="font-style: italic;">doctor x writer</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1k4bahJhs8i_XDCWycsLBnfGGSyJa27JKwBNrrFccoegp8UTsxA4rwuGB-6Q1E-3co6TnZi-3bwL0bnzQmF-vQ6Eb6UVY9XeD-s_36HCSNhAyJXBoAC3pZCO08QC-64oqHsnzmum9fe8/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1k4bahJhs8i_XDCWycsLBnfGGSyJa27JKwBNrrFccoegp8UTsxA4rwuGB-6Q1E-3co6TnZi-3bwL0bnzQmF-vQ6Eb6UVY9XeD-s_36HCSNhAyJXBoAC3pZCO08QC-64oqHsnzmum9fe8/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" /></a></div>
</div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Dengan
tulisan ini, here I send you a part of my heart and all grateful and thankful
feelings:</span></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span><br />
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">National Initiatives for Community Empowerment</span>
| Karina Isnaini | Syahdan a.k.a Minke a.k.a Guru Besar Filsafat Kehidupan |
Aba Min | Baba Dodi Surahman | Mas Radit
| Ibu Kartini dan keluarga | Anak-anak Tambora | Seluruh warga kampung
Sumber Urip Desa Oi Bura | Rizky Amelia Arifin | Yani Jayani | Safira Anis |
Zaid Ali Wardana | Dewi Kurniasari | Dewi Ratna Sari | Agus Wijaya Cahyadi |
Sri Novita Sari | Indriani Karliana | Mufidah Anisah | Yumna Nur Millati Hanifa
| <span style="font-style: italic;">Serta semua yang terlibat secara langsung dan
tidak langsung dalam keberlangsungan ESPI Tambora 2019</span></span></span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><i><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: x-small;">P.S. Pictures were courtesy of mine and ESPI Tambora 2019 group.</span></span></i></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: x-small;"><i>Mine was taken by Xiaomi Redmi 3 and Sony Cybershot DSC-S2000 with VSCO enhancements.</i></span><span style="font-style: italic;"><br /></span></span></span></div>
</div>
Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-84809443387878508392019-04-05T00:00:00.000+07:002019-04-06T18:40:38.981+07:00Semarang: Perjalanan Darat dan Ragam Cara Memuja<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Assalamualaikum
warrahmatullahi wabarakatuh.</span></span></div>
<div style="direction: ltr; text-align: left;">
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;">
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.6041in;">
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Selamat tengah
malam semuanya,</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">semoga
jiwa-jiwa kalian tenang dipeluk banyak gelombang delta at this hour.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Nah, cukup gue
saja yang bangun di jam-jam ini akibat kebanyakan tidur di siang hari.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">So I just
recently finished all tasks regarding my study:<span lang="en-ID"> </span></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span lang="en-ID">I just finished co-ass in December 2018 and did the comprehensive
exam from the campus in January 2019 </span><span lang="en-US">– and surprisingly
passed the comprehensive one, so the campus sent me off to national exam for
medical doctor certification. The national examination was held on February,
consisting of multiple choices and practical exams in clinical setting (yea, it
is like having a </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">fake</span><span lang="en-US"> clinic with </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">fake</span><span lang="en-US"> patient but the examiners scored you and </span><span lang="en-US" style="font-style: italic;">everything you did</span><span lang="en-US">).</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Jadi
setelah 3 minggu gue dan kalangan terdekat merasakan yang namanya anhedonia,
hilang nafsu makan, insomnia jenis delayed (yang penuh dengan terbangun di
malam hari, mimpi buruk), serta jenis-jenis somatisasi (<span style="color: red;">"Aduh, perut gue
sakit banget kayaknya gue <span style="font-style: italic;">irritable bowel
syndrome</span>", "Aduh tengkuk gue gatel banget, siku dan lutut gue
juga gatel, mulai deh<span style="font-style: italic;"> stress-induced dermatitis</span>
gue"</span>), akhirnya kita merasakan kebebasan dimana kita iidak harus
memikirkan masalah akademis untuk sementara waktu hingga hasil ujian diumumkan.
Yea, the result will be announced in March and I really hoped that this time I
really can change my degree and move it to the front. Mohon doanya juga,
teman-teman. </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Yep,
<span style="font-style: italic;">long story short</span>, ada sebuah periode
waktu antara pengumuman ujian komprehensif dengan ujian nasional dimana pada
waktu tersebut gue nggak ada bedanya sama anak kelas 3 SMA yang lagi
getol-getolnya ngejar perguruan tinggi negeri. Ikut bimbel, belajar bareng
temen, tapi secara administratif sudah nggak banyak berkaitan sama jenjang
pendidikan sebelumnya. Persis deh pokoknya sama anak kelas 3 SMA, cuman beda di
tampang dan usia yang sudah semakin menua dan tidak belia lagi seperti mereka.
Di waktu ini, beberapa temen-temen gue ada yang kerjanya update terus ngerjain
lusinan paket soal ujian nasional, ada yang sibuk ngecat kuku, seneng-seneng,
dan ada juga yang gak update apa-apa kayak gue. Di tengah-tengah fase-fase <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">tenang sebelum badai</span> itu,
tiba-tiba nyokap gue ngajakin ke Semarang.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Mau
ujian nasional. Bolos bimbel dan belajar kelompok. Ke Semarang. Mendadak.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Terlebih
lagi naik mobil.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Untuk
mencoba tol Jawa yang baru diresmikan <span style="font-style: italic;">Mr.
President</span>.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Oh I
thought I was too old to be included in such careless decision-making – <span style="font-style: italic;">but yea</span> in the end, I trapped in the backseat
of my car, dengan 8 paket soal try out online yang belum dikerjakan, 2 paket
soal tertulis yang belum rampung, dan pikiran kusut karena <span style="font-style: italic;">'takut ujian nasional tapi pengen ikut tamasya
gratis'</span>.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">-------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Buat
gue, menempuh perjalanan via darat akan selalu menjadi hal yang spesial.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Misal,
naik kereta. Gue selalu suka moda transportasi ini walaupun beberapa kalangan
bilang, "Ya ampun, kenapa sih lo nggak naik pesawat aja? Emang masih lebih
murah dikit dibanding diskonan tiket *sebut airline*, tapi bisa hemat waktu,
nggak perlu duduk dan tertidur<span style="font-style: italic;"> secara duduk</span>
di kursi kereta untuk waktu yang lama, dan nggak perlu repot-repot ke Jakarta
untuk ke stasiun".</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tapi
bukankah ada esensinya disana?</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">I mean</span>, gue suka membuang-buang waktu di
kereta. Melihat pemandangan di luar sana; sawah-sawah yang sedang diairi oleh
empunyanya, beberapa motor lalu lalang di jalanan kecil sekitar pedesaan dan di
tepi rel kereta – menunggu giliran untuk lewat, ibu menyuapi anaknya di depan
halaman rumah kecil yang langsung berhadapan dengan gerbong-gerbong yang
melintas. Setelah kenyang mengobservasi, terserahlah pikiran ini mau terbang
kemana. "Di rumah itu tinggal berapa orang ya? Jendelanya terlalu
sedikit", "Tahun ini sawah-sawah itu panen berapa ton ya?", atau
mungkin, "Masyarakat di sekitar sini jauh nggak ya kalau mau ke jalan
raya, ke sekolah atau ke dokter?" –
those were my frequent questions when I was on board.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Buang-buang
waktu di kereta adalah sebuah kemewahan.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7uE_tY20bRE42khIpIqtJ7ECSDpEBmYWxMOebEl8DDL4ZRMa5e4qKRhY-7cD5joawgIF5TpXJXD9ADTw35T-fMb0AcJ9pD6UacdJu26iy5xNlBMfhs8lLkiLoX1QJpPGWXHDojBJlFgo/s1600/2014-12-19+11.45.39+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1598" data-original-width="1600" height="398" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7uE_tY20bRE42khIpIqtJ7ECSDpEBmYWxMOebEl8DDL4ZRMa5e4qKRhY-7cD5joawgIF5TpXJXD9ADTw35T-fMb0AcJ9pD6UacdJu26iy5xNlBMfhs8lLkiLoX1QJpPGWXHDojBJlFgo/s400/2014-12-19+11.45.39+2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><i>Circa 2014 waktu orang masih boleh tidur nyelonjor di lantai.</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Goyangan
kereta ke kanan dan ke kiri, decit suara remnya, alih-alih membuat was-was,
malah memberikan rasa tenang. Tenang – karena segala eksistensi di sekeliling
gue, mulai dari kaki, kursi-kursi, begitupun roda kereta, semua masih patuh
pada gravitasi. <span style="font-style: italic;">Tidak ada usaha menentang.</span>
Turbulensi pesawat membuat gue selalu cemas karena gue, manusia-manusia di
kabin, dan seluruh perangkat mesin yang ada sedang melawan sesuatu yang kuat,
tapi begitu kita menurutinya sekejap, kita tidak tahu kemana kita pergi
nantinya.</span></span>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Meniti
jalan darat dengan menggunakan mobil juga merupakan sesuatu yang spesial. Di
sana ada berbagai skill yang patut di asah – skill berkendara, navigasi (hei,
walaupun aplikasi maps itu ada, tapi pribadi yang yang pintar memilih rute dan
jam melintas itu <span style="font-style: italic;">cool</span> banget), dan juga
skill manajemen waktu (manajemen kapan harus gaspol terus sampe 100 km/jam dan
kapan harus melipir untuk ISOMA dan buang air kecil). Yang sangat gue suka dari
perjalanan dengan mobil adalah lo bebas untuk berhenti kapan saja ketika merasa
capek, bebas untuk melambat dan mempercepat laju kendaraan, dan sometime, I
have this indescribable feeling when I drove and this cool music from my
playlist just played out of the shuffle – and the driving mood was enhanced
100000%.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both;">
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitolnexoQMS6GVzBRK1_UmTGk1DGSvQw0n7SX4KcJSyrZ7XNSPxn58R8gUJX0UQJUefEEeyAsQZ6O9yzGPLdIUVf08vctwIFTw99ECZfyQ4LJ8gxAkWlu3Os7NHWw6nWWZRWDF31m2lo4/s1600/2017-08-13+02.43.03+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitolnexoQMS6GVzBRK1_UmTGk1DGSvQw0n7SX4KcJSyrZ7XNSPxn58R8gUJX0UQJUefEEeyAsQZ6O9yzGPLdIUVf08vctwIFTw99ECZfyQ4LJ8gxAkWlu3Os7NHWw6nWWZRWDF31m2lo4/s1600/2017-08-13+02.43.03+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Tidak pernah lelah meninggalkan rindu di jalan tol Cipularang.</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both;">
</div>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Same
applied to my trip to Semarang last January. Gue mendapati diri gue ada di
balik kemudi setelah sepagian (selama Cikampek moment berlangsung) tidur di jok
belakang dengan buku try out ujian nasional yang bahkan belum sempet gue
kerjain tapi udah ditinggal molor duluan.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tol
baru Pemalang-Batang-Semarang was great. Jalanan masih apik, walau di beberapa
spot sedikit grudak-gruduk yang cukup bisa membangunkan orang tidur, tapi
overall masih bagus. Jalanan lengang, kalo mau melanggar hukum dengan ngegeber
mesin 100 km/jam sebenernya visible (tapi mending jangan karena ada beberapa
bagian jalan yang meninggi kemudian merendah – alias jeglugan). Kanan-kiri
penuh dengan sawah, bahkan pas udah mulai melipir-lipir Semarang, kita bisa
lihat siluet laut dari jalan tol. Semuanya indah disinari matahari pukul 11
pagi – matahari bulan Januari tidak pernah terlalu terik. Rest area hanya
nampak di beberapa tempat (jarang banget – <span style="font-weight: bold;">JARANG
BANGET</span>) jadi manajemen bahan bakar dan kandung kemih sebaiknya dilakukan
dengan cermat selepas tol Cikampek-Palimanan (Cipali). Overall, I enjoyed
driving along the new toll-road, walau kartu e-toll yang kupegang tidak enjoy.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">But
hey, everything has its own price, doesn’t it? You <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">gotta pay more for more comfortable things</span> – and
you can't continuously hope (or in some situations, <span style="font-style: italic;">being mad</span>) that people will lower their standard (or even
letting go for free) just because you can't afford it.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;">(Yea, I just hope I can work my brain off and get
paid in decent amount when I am older, so that I can afford all the bills and
also recreational expenses.)</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Mulai
masuk ke arah Semarang, jalanan tidak lagi sesantai itu karena tikungannya
sangat tajam dan penuh dengan tanjakan yang bikin mesin mobil (dan juga
pengemudinya) mengejan kuat untuk melawan gravitasi. Di beberapa titik, jalanan
tol Semarang membuat gue kangen jalan tol Cipularang. Pemandangannya mirip –
jalanan menanjak dan menurun, kanan-kiri bukit, beberapa spot berupa jembatan
melayang di antara jurang dengan bukit di sekitarnya (dan tentu saja angin
lembah yang cukup bikin kolong mobil gradak-gruduk!). Minus rel kereta api di
sekitarnya (hey, <i>'flying' railway road</i> scenery is what I miss the most from
Cipularang).</span></span><br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZmHfBqntd61UgvM3SILzkaorfZ9GCGRclzyl84x1a5C8bvYFFB87CqPPAHZYDlK-p5iLJpxm-gVH-fOoLGKaItm4YLQE6scT6FYG2kVEvdyrxpuSKMlvbSyYsTC0O0RcGTM_8eDCMrEQ/s1600/2017-01-01+06.42.14+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZmHfBqntd61UgvM3SILzkaorfZ9GCGRclzyl84x1a5C8bvYFFB87CqPPAHZYDlK-p5iLJpxm-gVH-fOoLGKaItm4YLQE6scT6FYG2kVEvdyrxpuSKMlvbSyYsTC0O0RcGTM_8eDCMrEQ/s400/2017-01-01+06.42.14+1.jpg" width="398" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">The scenic flying railway.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Ya,
setelah deg-degan apakah bensin cukup sampai destinasi pertama, akhirnya gue
sukses landing dengan bensin tinggal 1-2 bar di Ambarawa. Officially landing di
Semarang dan saya sangat happy walaupun cuaca mendung dan cenderung manyun di
saat touchdown. Oke, selanjutnya mungkin tulisan (yang sudah maha panjang ini)
akan gue bagi ke beberapa segmen sesuai destinasi.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Eling Beling – Jalan Sarjono, Ambarawa, Semarang</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Karena
sayang sudah ada di perbukitan Ambarawa dan menurut rekomendasi orang-orang
sekitar makanannya<span style="font-style: italic;"> family-friendly</span>
(keluarga gue selalu mencari makanan Sunda, makanan Jawa, atau apapun itu yang
penting tidak western, Italian, jejepangan), akhirnya destinasi pertama adalah
ke Eling Bening – suatu restoran yang ada di ketinggian Ambarawa, cukup
terkenal untuk makan dengan such a view dan rekreasi tambahannya (seperti
flying fox, dsb). Berdasarkan prior research, Eling Bening punya luas 10 hektar
di sekelilingnya masih ada tanah kosong, dan view-nya spektakuler karena bisa
lihat gunung-gunung terkenal Jawa Tengah dari kejauhan (Merbabu, Andong,
Telomoyo), serta punya kebun bunga, kolam-kolam, archery area, trekking area
(ya barangkali lo abis makan, mau nurunin makanan dengan trekking), dan flying
fox.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Situasi
dan kondisi cukup ramai ketika gue datang, tapi parkirnya tetep oke (all thanks
to bunch of lahan kosong, bahkan bispun masih bisa parkir dengan lega). Eling
Bening is a place with such a view and people couldn't help but taking lots of
selfies – ya maklum sih, karena selfie (atau swafoto) adalah budaya orang
Indonesia kini apalagi kalo tempatnya bagus. Udara sejuk, pemandangan cukup
bagus (walaupun banyak kehalangan tongkat selfie sih). Untuk makanan kuberi
nilai 3 karena ya <span style="font-style: italic;">average</span> aja sih.
Sebenernya agak bingung aku makan di daerah Sukabumi atau di Semarang, soalnya
menunya mirip sama restoran Sunda, cuman kurang musik Sabilulungan aja.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5SJk7E-CZ8hYArfxOonUievYaomZD5RW4FJ3kVyYo4Y34Xo6h-m_6Trm0qITfGBvg9HS2kK8zsdEVXnjobXSrk_PC5KFe4E7iA7lbMPfqqEjKxLU_GOwj88UDHv0AGh_nt1cK93nF0As/s1600/2019-01-26+02.59.11+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5SJk7E-CZ8hYArfxOonUievYaomZD5RW4FJ3kVyYo4Y34Xo6h-m_6Trm0qITfGBvg9HS2kK8zsdEVXnjobXSrk_PC5KFe4E7iA7lbMPfqqEjKxLU_GOwj88UDHv0AGh_nt1cK93nF0As/s640/2019-01-26+02.59.11+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Masjid Agung Jawa Tengah</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Setelah
dari Ambarawa, kita turun gunung (atau turun bukit?) ke daerah yang lebih kota
dan berkunjung di sini untuk sholat Maghrib. Ini adalah kali kedua gue kesini,
yang pertama kali waktu karyawisata pas SMA. Suasana di Magrib itu sedikit
bergerimis tapi orang-orang tetap menunggu waktu sholat di sekitar air mancur –
ada yang foto suasana pakai kamera, ada yang jalan muter-muter, dan ada juga
yang duduk bengong tepat di air mancur seperti gue. Jadi sedikit teringat masa
muda, waktu SMA gue dateng kesini dengan perasaan babak belur karena lagi
marahan dengan mantan pacar (yang waktu itu adalah pacar) dan nggak sempet
menikmati apapun di sini padahal ada banyak spot yang banyak makna
filosofisnya. Ya, we're all adulting – and <span style="font-style: italic;">regretting
our teenager years is a part of adulting too</span>.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Gue
baru sadar pilar-pilar besar yang membentuk setengah lingkaran yang bertuliskan
kaligrafi Arab itu adalah adaptasi dari arsitektur Romawi-Yunani (ya separuh
resembling Collosseum?). Arsitektur masjid dan menara pantau hilal (yang
ternyata namanya adalah menara Al Husna) masih terasa ke Jawa-Jawaan – dan gue
baru tahu kalau di dalam menara pantau hilal itu ada museum, stasiun radio, dan
juga ada teleskop yang diklaim lebih bagus dari teleskop Boscha untuk ya, <span style="font-style: italic;">memantau hilal</span>. Duduk di pelataran masjid
berlantai dingin sambil menghadap payung-payung besar dan membayangkannya
terbuka adalah sebuah kemewahan buat gue – dimana lagi masjid yang <span style="font-style: italic;">chill</span> banget seperti ini? Bahkan Istiqlal,
dengan kekayaan sejarah dan arsitekturnya, masih belum se-<span style="font-style: italic;">chill</span> Masjid Agung Jawa Tengah ini dengan
pelataran terbukanya dimana kita bisa bebas melihat langit dengan beralaskan
lantai yang sejuk.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2V3C5fKU0UvN97oEbrYQn41giYOLXIoPNSl-EitxDFbQ6lUkPMhC1RnuzWR67lnS28ZmFFRPu11KbwS15qOZKQ4d0CngFnkeceZU_a0YyCbmmUQ_a-JBLYOcGf8MUMGKgA_VQsYLqsq4/s1600/2019-01-26+06.21.43+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2V3C5fKU0UvN97oEbrYQn41giYOLXIoPNSl-EitxDFbQ6lUkPMhC1RnuzWR67lnS28ZmFFRPu11KbwS15qOZKQ4d0CngFnkeceZU_a0YyCbmmUQ_a-JBLYOcGf8MUMGKgA_VQsYLqsq4/s640/2019-01-26+06.21.43+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIlrXDZqn6HZa4GiAJJLurEnQmHXoXwfYMr-8ctVq-z_8DB87EE-7zAs3lJDoZyngxXoJKXT3S_YFRXH-bF5KZC4DnsM-3P6msvouv_DlxeTfroCpFUVAFJ83B1D5CgtHwaigdF0F_H0g/s1600/2019-01-26+06.23.12+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIlrXDZqn6HZa4GiAJJLurEnQmHXoXwfYMr-8ctVq-z_8DB87EE-7zAs3lJDoZyngxXoJKXT3S_YFRXH-bF5KZC4DnsM-3P6msvouv_DlxeTfroCpFUVAFJ83B1D5CgtHwaigdF0F_H0g/s640/2019-01-26+06.23.12+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMhDQqyMhyN7De8MuS2Io-_vZ6i-a_ROx8EHJAYCl_bJT_Y4nAWuJK9aaBuADV1jFIQCxEd8PRr-GZSUAxaxTD-rFn1zI4rqecwczsduTSnYHMq9uVl0Cur5xuPmeA2JrrVbYVlolbuNc/s1600/2019-02-28+12.23.00+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMhDQqyMhyN7De8MuS2Io-_vZ6i-a_ROx8EHJAYCl_bJT_Y4nAWuJK9aaBuADV1jFIQCxEd8PRr-GZSUAxaxTD-rFn1zI4rqecwczsduTSnYHMq9uVl0Cur5xuPmeA2JrrVbYVlolbuNc/s640/2019-02-28+12.23.00+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Setelah
beberapa waktu lamanya, akhirnya saya bener-bener hit the town untuk bermalam –
di dekat jalan Pandanaran, persis di seberang GOR Trilomba Juang. Sedikit jalan
kaki, bisa sampai di Simpang Lima dan Taman Indonesia Kaya. Sejauh mata
memandang (walaupun gelap) masih cukup jatuh cinta dengan pedestrian lane di
kota Semarang. Besok harinya, awan jauh lebih murung dari hari sebelumnya dan
gue sebagai orang yang akan selalu lebih memilih kepanasan dibanding kedinginan
ini merasa tidak kalah murung. Belum hujan, tapi sepertinya akan terjadi – ya,
hujan adalah konsekuensi dari berpergian di bulan Januari. Gue sempat berharap
bahwa gue bisa menyelipkan sedikit wisata gunung di perjalanan kali ini karena
seburuk apapun terakhir kali pengalamanku ke gunung (yea you may see the post
here), it keeps calling me back for more. Rasanya ada sesuatu yang belum
selesai antara gue dengan gunung – hawa dingin, jalan menanjak, akar dan tanah
seolah-olah candu. Awalnya gue merencanakan untuk pergi ke salah satu destinasi
wisata yang common di daerah Gunung Ungaran, yaitu Candi Gedong Songo, tapi
karena cuaca kurang kondusif akhirnya aktivitas wisata akan dipusatkan
diperkotaan. Yea, sadly, I took the girly costumes out of the bag – blouse dan
skirt, karena <span style="font-style: italic;">'tidak ada alam-alaman hari ini'.</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Vihara Bodhgaya Watugong</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Awalnya,
nama vihara ini tidak cukup familiar. Bodhaya Watugong? Batu Gong? Tapi
ternyata, setelah menginjakan kaki di kompleks vihara ini, akhirnya saya ngeh
juga bahwa salah satu bangunan di kompleks ini sangat hits di instagram, yaitu
Pagoda Avalokitesvara.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><i>Learning
history and linguistic when you travel feels great.</i> Singkat cerita, akhirnya
gue ngeh kenapa nama vihara ini adalah Batu Gong, karena di sana ada batu besar
yang bentuknya seperti gong. Ternyata gagasan keberadaan vihara ini sudah ada
sejak era kolonialisme, dimana waktu itu keyakinan Buddha mulai bisa
dipraktekan kembali oleh banyak orang dan akhirnya terealisasikan di tahun
1955. Pagoda Avalokitesvara yang warna-warni dan instagrammable itu ternyata
adalah pagoda tertinggi se-Indonesia dengan tinggi mencapai 45 meter dan punya
makna mendasar dari arsitekturnya sendiri. Bentuk pagoda terlihat seperti segi
delapan, ternyata resembling pat kwa. Warna pagoda adalah merah, ternyata untuk
resembling good luck. Well, I open wikipedia a lot when I travel – all thanks
to wiki.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjgNL6GZ8bq0DkltJuz2yX3GgFlz9sdzoexuFf295FnQZCl2NWUXazromnksY0mRmQobmVPqgiRJEfTr8DDMsLBfZJezeWboHHOZqJUY6VWk6dcrFXZEDGLZ8lZUSaWzeUSWdoaot11rs/s1600/2019-02-28+12.27.23+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjgNL6GZ8bq0DkltJuz2yX3GgFlz9sdzoexuFf295FnQZCl2NWUXazromnksY0mRmQobmVPqgiRJEfTr8DDMsLBfZJezeWboHHOZqJUY6VWk6dcrFXZEDGLZ8lZUSaWzeUSWdoaot11rs/s640/2019-02-28+12.27.23+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZY7J3RmUkvUt2QIGmuc1adLIh29qPXtvUH1y-4h71cvOK2VuNwVCRawq9HhyphenhyphensB2afwul-RFa78snOBRcfMarCQ7h8Q5q6yQ6DoMt8ebyQOs8qefkri7UeAoRiIzJOl9HPM4pKqO0nGLk/s1600/2019-02-28+12.28.21+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZY7J3RmUkvUt2QIGmuc1adLIh29qPXtvUH1y-4h71cvOK2VuNwVCRawq9HhyphenhyphensB2afwul-RFa78snOBRcfMarCQ7h8Q5q6yQ6DoMt8ebyQOs8qefkri7UeAoRiIzJOl9HPM4pKqO0nGLk/s640/2019-02-28+12.28.21+1.jpg" width="480" /></a></div>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Satu
lagi yang paling berkesan adalah ada pohon Boddhi di pelataran vihara, dimana
di bawahnya terdapat patung Buddha dan sejumlah kertas merah yang digantung di
dahan pohon (maaf, saya tidak tahu namanya). The Boddhi tree was planted around
1955 (sure, is old) dan terlihat sangat cantik dan damai sekalipun tertiup
angin.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTwGeUEFDRCSYhwiYkT38vZvecPWl7WPfTrKHLSr8S_mBNkWt-rS0MW3wP0l1Kqi_nVwLmKVuV1w_DoWJhuCBZiSoB68cUEzZs6waWn2P8_j0d6tFCNhdlEasDbrJm4aASzIbOBAneMOU/s1600/2019-02-28+12.25.31+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTwGeUEFDRCSYhwiYkT38vZvecPWl7WPfTrKHLSr8S_mBNkWt-rS0MW3wP0l1Kqi_nVwLmKVuV1w_DoWJhuCBZiSoB68cUEzZs6waWn2P8_j0d6tFCNhdlEasDbrJm4aASzIbOBAneMOU/s640/2019-02-28+12.25.31+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Candi Gedong Songo</span> – <span style="font-style: italic;">YEAH I KID YOU NOT!</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sesi
memandangi kertas-kertas merah yang digantung di bawah pohon Boddhi harus
terdisrupsi tiba-tiba karena keluarga mendadak ingin pergi ke Candi Gedong
Songo. Saat nyokap bilang, "Ayo liatin pohonnya jangan lama-lama, kita mau
ke Candi Gedong Songo," itu adalah saat yang membingungkan – karena cuaca
sangat mendung plus kita pakai blus dan rok super feminin. Tapi apa daya,
impulsivitas selalu lebih besar dari rasionalitas dalam keluarga ini (dan mau
tidak mau diwariskan ke dalam DNA saya) sehingga jadilah beberapa jam kemudian,
setelah melewati macet dan lautan manusia, gue kedapatan sedang berada di
tengah hawa dingin di kaki gunung Ungaran, menunggu kuda untuk naik ke candi
terjauh.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Gue
tidak suka naik kuda, karena kalaupun gue jadi kuda, gue tidak akan mau
ditunggangi manusia. Gue bersikeras untuk jalan saja sampai candi terjauh, tapi
nyokap lebih bersikeras lagi menyuruh gue naik kuda karena it took a lot of
time untuk sampai ke candi terjauh. Jadi, di kompleks per-candi-an ini ada 9
candi yang dikelompokan lagi menjadi empat area. Area terjauh adalah area ke-4,
namun yang biasanya menjadi jangkauan turis baik dengan berjalan kaki maupun
menunggangi kuda adalah area ke-3. Area ke-4 terlalu jauh dan adding more cost
kalo buat naik kuda. Untung manusia pejalan kaki yang takut dengan kuda (atau
simply takut nginjek kotoran kuda), jangan khawatir karena jalanan kuda dan
manusia dipisah. Jalanan manusia lebih berliku dan mendatar sementara jalan
kuda cenderung menanjak dan minim kelokan.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sepanjang
perjalanan ke area 3, gue ngobrol dengan abang-abang joki kuda. Ternyata kuda
yang gue tumpangi ini bernama Mei-Mei dan merupakan kuda pacuan yang pernah
ikut kompetisi internasional. Karena kasta Mei-Mei cukup tinggi, maka Mei-Mei
tidak diberi makan sembarangan. Concern gue adalah bagaimana jika kuda sakit di
area pegunungan, kata abang-abangnya, ada dokter hewan panggilan yang biasa
dipanggil ke kompleks candi ini jika ada kuda yang sakit. Jadi ketika ada hewan
sakit, dokter hewan itu harus nanjak, menembus dinginnya kabut. Oke, melompat
dari bahasan dokter hewan, candi-candi yang ada di kompleks Gedong Songo ini
adalah candi Hindu, jadi arsitekturnya mirip sekali dengan candi yang ada di
Dieng dan Candi Prambanan. Not a really big fan of candi, but when the fog sure
helped building the mysterious atmosphere around the temples.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjODRjzYOeygg3ptjt-vCOGdX2egOqVQwWHu_TU-tgExJ8QDwgN05hQkfkun-0dBG2fjy8S8nCAfYZlCEAhEomWe2_855d_mp3qg7A_FZCpyRIxTItBuRbS2z0IiEgxkFZnPKXVDqO6YKE/s1600/2019-02-28+12.18.26+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjODRjzYOeygg3ptjt-vCOGdX2egOqVQwWHu_TU-tgExJ8QDwgN05hQkfkun-0dBG2fjy8S8nCAfYZlCEAhEomWe2_855d_mp3qg7A_FZCpyRIxTItBuRbS2z0IiEgxkFZnPKXVDqO6YKE/s640/2019-02-28+12.18.26+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL6w3npYoHsSBnGHOgBvouUe2HJmJwp9LnFaq_-6jSEPFrMsNLFxrcEMKCcBc3M7_hTriORXgrtRLcSIBhHkkRD0BMnFXj_5ORU9x7fDSRZ3smCJBctSkLxqlw5tsV_YBVGJEGvB7e0pA/s1600/2019-02-28+12.21.01+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL6w3npYoHsSBnGHOgBvouUe2HJmJwp9LnFaq_-6jSEPFrMsNLFxrcEMKCcBc3M7_hTriORXgrtRLcSIBhHkkRD0BMnFXj_5ORU9x7fDSRZ3smCJBctSkLxqlw5tsV_YBVGJEGvB7e0pA/s640/2019-02-28+12.21.01+1.jpg" width="480" /></a></div>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Semarang Old Town</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Akhirnya
setelah mengarungi kemacetan di arah balik disertai hujan deras, kita berhasil
mencapai kota Semarang lagi. Kali ini, kita bertandang ke kompleks Kota Tua
Semarang dan tempat terkenalnya, yaitu Gereja Blenduk. I always love old town:
Kota Tua Jakarta, Malaka – semua tempat ini membuat gue rasanya ingin punya
mesin waktu hanya untuk sightseeing.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Gayung
kita tidak bersambut, Semarang Old Town sedang dalam renovasi besar-besaran
sehingga banyak lubang dimana-mana dan banyak plang permohonan maaf atas
ketidaknyamanan. Ditambah, hujan gak berhenti-berhenti dan ketika mau ke gereja
Blenduk, ternyata ada acara pernikahan dan kita tidak bisa longak-longok ke
dalam. Sedih, gue hanya strolling sedikit karena merasa semesta tidak berada
bersama gue dan rencana-rencana di hari ini. Mungkin, ini sedikit teguran dari
semesta bahwa <span style="font-style: italic;">bertamasya bulan Januari bukanlah
hal yang terlalu menyenangkan</span> dan <span style="font-style: italic;">mungkin
kita bisa coba ke Semarang lagi di lain waktu. </span>Maka, saya persembahkan
foto ala kadarnya:</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRcJ0fNh66NsFTBGaUNtI_yjukOaIZuF_rB8kjIOwVr_u12tkPTy6drE4pmvDCUPlbRhl_uzcM8dFagrO13f5zHOGcbiz3SesRfL4hN5k8Hm-u9ohCiRjchzHjepZ7pTlqOEMgunXYSyE/s1600/2019-02-28+12.14.18+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRcJ0fNh66NsFTBGaUNtI_yjukOaIZuF_rB8kjIOwVr_u12tkPTy6drE4pmvDCUPlbRhl_uzcM8dFagrO13f5zHOGcbiz3SesRfL4hN5k8Hm-u9ohCiRjchzHjepZ7pTlqOEMgunXYSyE/s640/2019-02-28+12.14.18+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIFJyPp53AW0sb_RtgJRMK30CxI_tWEajnvRdFEGzfYBo92trZChJMcrMtgP3xE5_EfRUaBR5Yb8WEKuQ-6BAGWh1Efc1__ygtDJFPbz4ojnrj8cAQAIatcQBvH32hdKhsmwsfiA1QR8U/s1600/2019-02-28+12.16.09+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIFJyPp53AW0sb_RtgJRMK30CxI_tWEajnvRdFEGzfYBo92trZChJMcrMtgP3xE5_EfRUaBR5Yb8WEKuQ-6BAGWh1Efc1__ygtDJFPbz4ojnrj8cAQAIatcQBvH32hdKhsmwsfiA1QR8U/s640/2019-02-28+12.16.09+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0K-4XDyms_vsBP21iodMMDbhA4W2sv1AEbyw5Bc5Fg2k2rmLYR0KZGGyP9uKsp-v4A4b5vOT5RX3md1T34qhk65xtrepzfjYvhPztTeUUntluggTx9T8tvmsqG98eYP7jLvpJ-1DRFcY/s1600/2019-02-28+12.17.19+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0K-4XDyms_vsBP21iodMMDbhA4W2sv1AEbyw5Bc5Fg2k2rmLYR0KZGGyP9uKsp-v4A4b5vOT5RX3md1T34qhk65xtrepzfjYvhPztTeUUntluggTx9T8tvmsqG98eYP7jLvpJ-1DRFcY/s640/2019-02-28+12.17.19+1.jpg" width="480" /></a></div>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Sam Poo Kong Temple</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Perjalanan
Dina di Semarang kali ini sudah seperti wisata kajian agama-agama di Indonesia
karena jika kamu sadar, sudah berapa banyak objek wisata yang memiliki
identitas religi yang sudah gue tuliskan di sini – mulai dari masjid, candi,
vihara, gereja, dan sekarang kita balik lagi ke vihara. <span style="font-style: italic;">Sam Poo Kong temple</span> di sore itu adalah penutup wisata kajian
historis dan arsitektural dari bangunan-bangunan agama di Semarang.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Sam
Poo Kong temple sendiri, lagi-lagi adalah sebuah kompleks yang terdiri dari 5
vihara. Instan wiki, Sam Poo Kong temple ini didirikan sudah lama sekali,
bertepatan dengan datangnya laksamana Cheng Ho yang datang jauh-jauh dari Cina,
yang banyak menginfluence budaya Cina-Muslim ke tanah Semarang. Arsitektur dari
klenteng ini mengadopsi gaya Cina-Jawa.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSE_gqwD2zD8cGJcZ-Dq5xmAKHzlwyBSEEA0wrnyOIRKDdTkm_lk99hH9TaSzxyU17qrThla-gGtpWtMDNo4c96PG2pV9y6aNHaZFoparpChA45u6_O1MkkI4L-ljmjT6tfmKg74Sxtds/s1600/2019-02-28+12.10.26+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSE_gqwD2zD8cGJcZ-Dq5xmAKHzlwyBSEEA0wrnyOIRKDdTkm_lk99hH9TaSzxyU17qrThla-gGtpWtMDNo4c96PG2pV9y6aNHaZFoparpChA45u6_O1MkkI4L-ljmjT6tfmKg74Sxtds/s640/2019-02-28+12.10.26+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGWR86ckNOSncm1Rw4-YB_gAOcqr3J3JXASBT9eNb18htQ6bia7by0SpshVdQDiOldqNWEOzaV2E1IztnEBBp_NHtNt76Qu3HBICkr0P5qbOZckMIcpHataHpFhjdeqXstzVFptLfaEIc/s1600/2019-02-28+12.11.55+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGWR86ckNOSncm1Rw4-YB_gAOcqr3J3JXASBT9eNb18htQ6bia7by0SpshVdQDiOldqNWEOzaV2E1IztnEBBp_NHtNt76Qu3HBICkr0P5qbOZckMIcpHataHpFhjdeqXstzVFptLfaEIc/s640/2019-02-28+12.11.55+1.jpg" width="640" /></a></div>
</div>
<div style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">For
your information, tiket masuk ke kompleks klenteng ini ada 2 jenis, yaitu hanya
untuk masuk kompleks saja dan untuk masuk kuil. Saya lupa berapa harganya –
tapi yang jelas kamu boleh pilih, mau masuk kompleksnya saja tanpa masuk ke
setiap kuilnya (seperti saya!) atau mau masuk per-kuilnya. Terakhir ke sana,
saya juga dapet cashback dari go-pay dong!</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Lawang Sewu</span></span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Apalah
arti mampir Semarang sebagai turis kalau tidak mengunjungi Lawang Sewu?</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Akhirnya
gue berkesempatan menginjakan kaki di Lawang Sewu, bangunan yang diklaim
ter-angker se-antero Semarang. Gue menginjakan kaki di sana sebagai penutup
manis wisata kajian agama-agama hari ini karena lokasinya yang dekat dengan
penginapan. Gue datang sore-sore menjelang Magrib, berharap bahwa yang mistis
sudah mulai berseliweran, hahaha.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLKzlgZVg2otmyF7j7u952F7RX-694i_QM1mj7JBenxoEBDmgePQXBl88Pmn9jc3RGHzlJpd_x19FCxV_r3e68CBXb2ZBGUnvTOjWTuGV7H8I_w26NITdOaX_5dCR6EhNSM136gcfVMe8/s1600/2019-01-27+03.18.19+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLKzlgZVg2otmyF7j7u952F7RX-694i_QM1mj7JBenxoEBDmgePQXBl88Pmn9jc3RGHzlJpd_x19FCxV_r3e68CBXb2ZBGUnvTOjWTuGV7H8I_w26NITdOaX_5dCR6EhNSM136gcfVMe8/s640/2019-01-27+03.18.19+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxV9bX03DoYcHra4nk7Bp2DijChJtyHzpawBlJ7BCdnPa5fntNmphD4ALIbz60uObv8JCH6p4MRGr_W6FlqtYD1qcBxZRRYVMZAbaOCX3VydyBcWVwHtf7cU1U7KZel2CO_d5Aolhw0MA/s1600/2019-02-28+12.03.12+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxV9bX03DoYcHra4nk7Bp2DijChJtyHzpawBlJ7BCdnPa5fntNmphD4ALIbz60uObv8JCH6p4MRGr_W6FlqtYD1qcBxZRRYVMZAbaOCX3VydyBcWVwHtf7cU1U7KZel2CO_d5Aolhw0MA/s640/2019-02-28+12.03.12+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2laBxhny-lamos9_jUVtNu8LLqai329DNvuKRJxlXQugfEA71LO1bSLzMfwR0XeYJSnw2kOuvzqoTkVlehuqdUOqDWK3j7Jltf9l2FgSu1DH8EFILbp1-2zFEs4nbhEk0VUEFW-4d7AE/s1600/2019-02-28+12.04.40+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2laBxhny-lamos9_jUVtNu8LLqai329DNvuKRJxlXQugfEA71LO1bSLzMfwR0XeYJSnw2kOuvzqoTkVlehuqdUOqDWK3j7Jltf9l2FgSu1DH8EFILbp1-2zFEs4nbhEk0VUEFW-4d7AE/s640/2019-02-28+12.04.40+1.jpg" width="480" /></a></div>
</div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Tapi
klaim ter-angker se-antero Semarang tidak gue rasakan sama sekali walaupun
langit Semarang hari itu mendung dan bercampur dengan oranye-oranye senja.
Bangunan Lawang Sewu apik – menjulang tinggi dengan cat-nya yang masih mulus,
hasil revitalisasi. Orang-orang berlalu lalang, tapi tidak terlalu ramai.
Keramaiannya masih adekuat untuk mengamati setiap informasi yang tersaji di
bilik-bilik Lawang Sewu. Sebagai salah satu bangunan aset PT. Kereta Api
Indonesia, informasi yang disajikan tentu saja berkaitan dengan sejarah
perkeretaapian Indonesia. Lawang Sewu awalnya merupakan gedung untuk company
kereta api Belanda, dibangun tahun 1904
dan selesai 15 tahun setelahnya. Ketika Belanda menyingkir dan Jepang masuk, gedung
ini berubah jadi penjara dan tempat eksekusi – and <span style="font-style: italic;">that’s why this place is claimed as spooky</span> – karena ada bagian
sejarah kelam dimana nyawa-nyawa harus melayang di sini. Tapi, image angker itu
sekarang tidak terlalu terasa karena revitalisasi dan digitalisasi dari pameran
sejarah kereta api di Lawang Sewu.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<b><i><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">(Plus,
kaca patri di bangunan tua always stole my heart)</span></span></i></b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZSr5AXNwVX0gS-54U9BqgmLxVd9yBXuJlb9BTI6_YnPxnOLtq4w8aUd_JdhO4OETtd2amYSJKLhpDzwqUi-ukJejnrE7GJ34wXwMO3ZsbEPIOyVFz0yInCTco4bm3jNOaqFTP9p0wIaY/s1600/2019-01-28+02.32.19+3.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZSr5AXNwVX0gS-54U9BqgmLxVd9yBXuJlb9BTI6_YnPxnOLtq4w8aUd_JdhO4OETtd2amYSJKLhpDzwqUi-ukJejnrE7GJ34wXwMO3ZsbEPIOyVFz0yInCTco4bm3jNOaqFTP9p0wIaY/s640/2019-01-28+02.32.19+3.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"> </span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Lawang
Sewu adalah atraksi turis terakhir yang gue kunjungi. Besoknya gue sudah harus
cao dari Semarang karena masih harus berkendara jauh untuk memulangkan diri ke
ibukota. Berakhirnya liburan gue berarti adalah waktunya start mengerjakan 8
set soal try out online dan kembali menghadapi kenyataan bahwa untuk gue, time
is ticking out karena ujian sudah di depan mata.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Dari
perjalanan ini, gue yakin gue akan selalu jatuh cinta dengan perjalanan darat,
walaupun lebih memakan waktu, lebih effort, dan lebih melelahkan. Gue suka rasa
familiar saat kaki menapak mantap di atas tanah dan dipeluk gravitasi, rasa
tercengang dan kemampuan untuk bereksplorasi saat menemukan hal baru di tepi
jalan, juga rasa bebas untuk memilih berhenti atau melanjutkan. Bahkan, gue
suka pahitnya kenyataan bahwa perjalanan darat membuang banyak waktu – tapi
hal-hal yang terpikir saat itu toh belom tentu akan gue temukan di lain
kesempatan.</span></span></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Semarang,
untuk gue hanyalah sebuah kota yang gue kunjungi karena memungkinkan – tapi
untuk orang lain, tempat ini mungkin adalah rumah, tempat bernostalgia masa
kecil, gudang kenakalan saat kuliah, kota rantau yang punya tempat spesial di
hati. Gue tidak semesra itu dengan Semarang – tidak ada ikatan batiniah yang
menyesakan dada seperti gue dan Jogja atau Bandung, tapi Semarang sangat <span style="font-style: italic;">worth-visiting</span>, terutama untuk mereka yang
lupa bahwa Indonesia sebenarnya adalah satu wujud utuh dari fragmen-fragmen
budaya dan keyakinan. Lihat, sosok
berjilbab itu masuk ke dalam vihara dan berdiri di bawah pohon Boddhi, sosok
dengan rok selutut itu memandangi pelataran masjid agung, dan wajah-wajah
dengan lipatan mata yang tipis memotret pemandangan pura. Sosok adidaya yang
maha mengatur alam semesta itu memiliki banyak cara untuk dipuja – melalui
rapalan surat-surat di masjid, melalui doa di kapel, melalui senandung di
vihara, maupun asap dupa yang terbawa angin di pura.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8gTEamqIQVu8cdFju_GVO94f14F7dzFa-JQkfIV6dgXJEBJSpJukkWMQ-OF3f8tnOjGhX4pkJzp6iRKscoLYwQCAommAvSu9V6yh8A7ZSZCEmoyY3qNJccbBOvuYGicJYiCSkecnC3yw/s1600/2019-01-28+02.25.03+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8gTEamqIQVu8cdFju_GVO94f14F7dzFa-JQkfIV6dgXJEBJSpJukkWMQ-OF3f8tnOjGhX4pkJzp6iRKscoLYwQCAommAvSu9V6yh8A7ZSZCEmoyY3qNJccbBOvuYGicJYiCSkecnC3yw/s640/2019-01-28+02.25.03+1.jpg" width="640" /></a></div>
<br /></div>
<div lang="en-US" style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Terima
kasih Semarang, sudah mengingatkan bahwa yang Maha Dipuja masih menyayangi kita
semua walau kita berbeda.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Dan terima kasih untuk kalian semua yang bertahan sampai akhir membaca post ini. </span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><i>PS: I should be posting this on around January-February, so the timeline in this post may not be congruent to the reality I experience. I hope to write more often (and more updated, also!).</i></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Love,</span></span><br />
<i><span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">Your (no more) co-ass writer</span></span></i><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqY_rKovwrJlTwUMqSgTjpdlgeQFwZylRGU3BCdrwdWdhhIJ8qPeMlub89CDUmJCnKWW8RoSb2TxuKZFGkcH2YoChzhq5F12Us_S115IMxgfGYo8wgv6zsPaWRQTHg7pipoCjaByhGs4s/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
</div>
</div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: small;">
</span></span></div>
Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-78590792785458556592019-03-22T01:00:00.000+07:002019-03-22T15:32:47.636+07:00Demi Apapun, Ini Pukul 1 Pagi<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<br />
<div style="border-width: 100%; direction: ltr;">
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.577in;">
<div style="direction: ltr; margin-left: 0in; margin-top: 0in; width: 7.577in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkHfGCCspO6M103NMOGGYaffl1gSUzwzSV33mxpwOUjBOS35gZyCWcgjiTpIlfofhd-fcBZ-yHAUqjQO0C4fpavQW_DrtnuW2medY9UQ6Rq1uYBFB4F2TIphI9WwIk9hDR8BsLSeGRSoU/s1600/2018-08-01+06.21.59+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkHfGCCspO6M103NMOGGYaffl1gSUzwzSV33mxpwOUjBOS35gZyCWcgjiTpIlfofhd-fcBZ-yHAUqjQO0C4fpavQW_DrtnuW2medY9UQ6Rq1uYBFB4F2TIphI9WwIk9hDR8BsLSeGRSoU/s640/2018-08-01+06.21.59+2.jpg" width="480" /></a></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;"><span lang="en-ID">Jam rumahku berdentang 12 kali saat ini, sangat jarang aku
mendengarnya berdentang seperti itu </span><span lang="en-US">–</span><span lang="en-ID"> karena tak selalu aku terjaga di </span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">jam ini</span><span lang="en-ID"> seperti </span><span lang="en-ID" style="font-style: italic;">saat ini</span><span lang="en-ID">.</span></span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Waktu kecil,
orang tua suka sekali menasihati kita yang masih kanak,<span style="font-style: italic;"> "jangan terjaga melebihi tengah malam"</span>. Kata
orang-orang tua, yang tak terlihat suka menampakan diri di<span style="font-style: italic;"> jam ini</span>. Kata kakekku, Patung Pancoran yang
biasa tak bergeming melihat kemacetan di bawah kakinya akan turun dari tahtanya
dan pergi buang hajat ke toilet di <span style="font-style: italic;">jam ini</span>.
Walau di usiaku kini aku<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berkawan dengan
malam dan akrab dengan gelap, tapi ternyata omongan mereka tak begitu penuh
kebohongan.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Jangan terjaga
melebihi tengah malam;</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">lalu aku
berusaha memejamkan mata, menghitung banyaknya pekerjaan yang belum selesai.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Namun sial,
tiba-tiba wajahmu ada di sana, karena kau adalah salah satu dari banyaknya
pekerjaan yang belum selesai.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Jangan terjaga
melebihi tengah malam,</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">karena karena
yang <span style="font-style: italic;">tak terlihat suka menampakan diri</span>
di jam ini.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Sialnya, baik
yang<span style="font-style: italic;"> tidak terlihat dan tidak terasa</span>
tiba-tiba nampak setelah beberapa saat hilang.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Berbulan-bulan
usahaku menormalkan ketidakhadiran dan memaklumi sebuah perpisahan tanpa
kalimat selamat tinggal akhirnya menemukan titik jenuhnya.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Maka malam ini,
kuakui saja dosaku dalam senyap;</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">bahwa mungkin
sebuah kehidupan tanpamu tidak akan pernah jadi sesuatu yang wajar,</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">bahwa
perpisahan tanpa kalimat selamat tinggal tidakakan bisa dan tidak perlu untuk dimaafkan,</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">bahwa selama
ini aku hanya berpura-pura tidak kehilangan apa-apa.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Pengakuan dosa
kulakukan dalam senyap,</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">pelan-pelan
lewat tulisan,</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">karena walau
penyerahan ini bergemuruh keras dalam diriku, aku tak sanggup membuatnya gegap
gempita;</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">pun merongrong
dan meronta pada pemilik rindu aku tak bisa.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Karena centang
satu ini tak kan berteman dan jadi dua.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Karena yang
terkirim tidak akan pernah terbaca.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Karena sunyi
ini tak kan maju menjadi bunyi.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<i><span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Demi apapun,
ini pukul 1 pagi.</span></span></span></i></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Aku harap besok
pagi mataku tak terlalu perih dan rinduku sudah terlalu letih.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">.</span></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">. </span></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi28MVGXwr0z7yI03gqiFbRgT1sFUDsGOM0LilJFbGrNsCGk5AicUDheY2_woZSYYnyFVZX6vYyiYK7rXF_A4cC4X3PmWC_1xN-DZ0QRdpR7sXsT-lQCvbHPMDDXqkvUaAKmqoAYW7wGXU/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi28MVGXwr0z7yI03gqiFbRgT1sFUDsGOM0LilJFbGrNsCGk5AicUDheY2_woZSYYnyFVZX6vYyiYK7rXF_A4cC4X3PmWC_1xN-DZ0QRdpR7sXsT-lQCvbHPMDDXqkvUaAKmqoAYW7wGXU/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">
</span></span></span>Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-23368332704581169222019-01-14T01:00:00.000+07:002019-03-22T15:31:50.146+07:00A Personal Way of Creating 2018's Highlight<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: inherit;">Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh!</span><br />
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Selamat menyambut Indonesia dini hari semuanya.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Okay. I was kind of disoriented about time these days – well, maybe not only these days, but more like these past 2 months. Gue ada di fase dimana gue bangun tidur, melakukan rutinitas yang rasanya tidak berat-berat amat namun toh akhirnya sampai rumah dengan perasaan wasted dan tertidur lelap, kemudian paginya segar lagi untuk memutar ulang rutinitas biasanya, tidak mengenali perbedaan signifikan antara weekdays dengan weekend –<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan tanpa sadar, tahun 2018 sudah selesai.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Well first, I want to congratulate everyone who reads this;</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">congratulations for passing one more year of your life – congratulations for coming out alive and well!</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Despite all the troubles and chaos happened in 2018, I hope it still gives us something precious to keep or to look up,</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">and I hope all the empty squares in our lists will all get checked in 2019,</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><b>happy new year!</b></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">People have their own signature in doing things, mulai dari hal berjalan, berpakaian, sampai metode menyelesaikan masalah, seperti gue yang kalo jalan cepet banget kayak dikejar rentenir (all thanks to ko-as, kebiasaan inipun rasanya susah dirubah walau baru berlangsung dua tahun ke belakang), berpakaian sekenanya (sedang menunggu waktu yang tepat untuk bertobat tapi lagi-lagi <span style="font-style: italic;">budget</span> < keinginan), dan cenderung menghindari bertemu masalah karena tahu akan malas menyelesaikannya. Yup, people do things in the way they want – sama halnya dengan merekapitulasi ulang kejadian-kejadian penting dalam 1 tahun kehidupan mereka. Maka dari itu, munculah <span style="font-style: italic;">YouTube Rewind</span> sebagai salah satu cara mengekspresikan apa yang sudah terjadi selama satu tahun ke belakang di kancah per-YouTube-an atau simply a joke I skimmed once in Twitter:</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Story Instagram Sehari-Hari</span></div>
<div style="margin: 0in; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTqn4JVZwAraK7PQSOIZqhHqSO5ylXfMV0ZFHrGKE402ZA__S5p7WCWusbOM6OMT-rthdiLVsyGBUOJteELP4Mhy8ma2xv7vh_nw1rAX8Xzil3AWn54vXMuumD3JTNm2cAfiOejSwcgNM/s1600/StoryKerja.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="28" data-original-width="271" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTqn4JVZwAraK7PQSOIZqhHqSO5ylXfMV0ZFHrGKE402ZA__S5p7WCWusbOM6OMT-rthdiLVsyGBUOJteELP4Mhy8ma2xv7vh_nw1rAX8Xzil3AWn54vXMuumD3JTNm2cAfiOejSwcgNM/s1600/StoryKerja.jpg" /></a></div>
</div>
<div style="margin: 0in; text-align: center;">
</div>
<div style="margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span> <span style="font-family: inherit;">Story Liburan ke Dalam Negeri</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnf7m-sfxrMAGcf91rCgJs7qQmSgAmJUc5T9Xs6JrzDlD8eXcKHRms-Dv8gxyrr-8bxUO-nSUf1PeazhYkdydF0sPUKNpvzmhs0hE1D7Tgzxtn3RlZw3lSHsSERE9AUPrl8wTl1s54vKM/s1600/StoryLiburLokal.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="29" data-original-width="290" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnf7m-sfxrMAGcf91rCgJs7qQmSgAmJUc5T9Xs6JrzDlD8eXcKHRms-Dv8gxyrr-8bxUO-nSUf1PeazhYkdydF0sPUKNpvzmhs0hE1D7Tgzxtn3RlZw3lSHsSERE9AUPrl8wTl1s54vKM/s1600/StoryLiburLokal.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div style="margin: 0in; text-align: center;">
</div>
<div style="margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Story Liburan ke Luar Negeri</span> </div>
<div style="margin: 0in; text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTawTmH89Z0xZXhVOfbS40GVo1JFbsqEUTSwGRx343wxiNIrPIDKR89R2ef0bgNYNvIB-62f2K_t8H0TMjZL6eYTY_VqQfMjIp5GTmFshckGtKJnCxub7beWl20h0fkBzqSwt3oHwNaBQ/s1600/StoryLiburLN.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="29" data-original-width="297" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTawTmH89Z0xZXhVOfbS40GVo1JFbsqEUTSwGRx343wxiNIrPIDKR89R2ef0bgNYNvIB-62f2K_t8H0TMjZL6eYTY_VqQfMjIp5GTmFshckGtKJnCxub7beWl20h0fkBzqSwt3oHwNaBQ/s1600/StoryLiburLN.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Kalo boleh gue tambahin:</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Story Highlight 2018</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBOjPO2_JdOeO6ngihI2x_atQnAw2sPZoyVOS1volTk9w2gRtD877nJ5apexbSrZZz4o4CbhbrFlzPv9KjWDeY49uMd4g25E19RjqFxJEfllAb24KEhXL0G8zuwONx7pARTuhf2HoyhdU/s1600/StoryHighlight.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="24" data-original-width="305" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBOjPO2_JdOeO6ngihI2x_atQnAw2sPZoyVOS1volTk9w2gRtD877nJ5apexbSrZZz4o4CbhbrFlzPv9KjWDeY49uMd4g25E19RjqFxJEfllAb24KEhXL0G8zuwONx7pARTuhf2HoyhdU/s1600/StoryHighlight.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</div>
<div style="margin: 0in; text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span> <span style="font-family: inherit;">Yup, setiap orang memiliki preferensi berbeda untuk mengilasbalik hidupnya, termasuk khalayak pengguna Instagram. Sebenarnya ingin saja aku ikut berkecimpung re-upload story seperti teman-teman <span style="font-style: italic;">se-per-Instagram-an</span>, tapi berhubung rata-rata isi story aku hanyalah kehidupan ko-as dan kucing peliharan (<span style="font-style: italic;">read</span>: <span style="font-weight: bold;">miskin konten</span>), guess I have no Instagram story to show, but still – I have a blog, so I am gonna do some highlighting in my way: <span style="font-style: italic;">Writing</span>.</span></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit; font-style: italic;">(Anggaplah ini kayak rekap apa yang harusnya gue tulis rutin per bulan di blog ini).</span></div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit; font-weight: bold;">2018 awal adalah titik berat kehidupan</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Gue menghabiskan malam natal 2017 dan malam tahun baru 2018 di kamar operasi rumah sakit sebagai ko-as jaga anestesi. Anestesi adalah stase yang menurut gue melelahkan secara mental dan terlebih lagi secara fisik, karena badan gue yang katro ini nggak kuat ada di bawah suhu dingin terlalu lama, jadilah dari 5 minggu gue anestesi, 3 minggunya gue habiskan dengan siklus bersin-batuk-demam-bersin-batuk-demam sampe turun 2 kilo (ya kita lihat masih ada berkah di dalam derita). Malam tahun baru yang <span style="font-style: italic;">one of a kind</span>, sebenernya – dimana seharian gue berharap nggak ada orang yang celaka di malam tahun baru dan butuh kamar operasi, serta diundang pesta martabak oleh dosen dan perawat di ruang karyawan kamar operasi rumah sakit sebelah, dan menghabiskan sisa hari dengan nonton SBS Gayo Dajeun dengan Blackpink yang menyanyikan lagu Wonder Girls "I'm So Hot" yang sudah di remix.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" data-original-height="250" data-original-width="444" height="225" src="https://thumbs.gfycat.com/CreativeHandsomeCobra-max-1mb.gif" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="400" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Model tontonan kita di malam tahun baru 2018.</span><br />
<span style="color: #444444;">Thanks to Giphy and the creator for this great GIF!</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://thumbs.gfycat.com/CreativeHandsomeCobra-max-1mb.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><span style="font-family: inherit;"></span></a></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;">Di awal tahun 2018, gue gagal ujian anestesi karena grogian setengah mati, harus ujian ulang besoknya sambil jaga malam, dan baru diluluskan setelah intubasi 3 pasien dan pasang LMA di 1 pasien dengan operasi yang tidak berhenti mengalir sampai dini hari pukul 2.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXuN9kppRwN2qxeinwSfnUn-ckkOPnsgrZSbeHyeuJXvwCWzigDN3nCESQouGhBgoVzdhjsidBbKapYoSvXVjUmwofVQ8WicV6c87VkMgIoEdpjTdc7Wnm47FIvxpeVgNZQwWSm1VkpsQ/s1600/showtime.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXuN9kppRwN2qxeinwSfnUn-ckkOPnsgrZSbeHyeuJXvwCWzigDN3nCESQouGhBgoVzdhjsidBbKapYoSvXVjUmwofVQ8WicV6c87VkMgIoEdpjTdc7Wnm47FIvxpeVgNZQwWSm1VkpsQ/s400/showtime.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;">Di bulan Februari 2018, gue masuk stase yang cukup menggetarkan jiwa – pediatrik, yang bener-bener kalo gue pikir sekarang, "<span style="font-style: italic;">Kok bisa ya gue survive</span>" di tengah badai bayi-bayi prematur yang kecil dan harus diplastikin supaya tetap hangat, anak-anak dengan penurunan kesadaran, kejang demam, ataupun kurang gizi, dan hitung-hitungan kalori, cairan, serta dosis anak yang mumet (untuk orang yang masuk jurusan kedokteran karena <span style="font-style: italic;">'kemampuan berhitung saya ngepas</span>', ini adalah sebuah cobaan yang pelik).</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Ya, 2018 sedikit mengajarkanku</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">hidup itu <span style="font-style: italic;">spartan</span> aja, terjang, <span style="font-style: italic;">jangan terlalu banyak mikir nanti juga lewat</span>.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit; font-weight: bold;">2018 adalah perjalanan</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah tidak kemana-mana di tahun 2017 karena sibuk dengan dunia per-koas-an dan segala stase mayor dan minor kelas berat, akhirnya di tahun 2018 bulan April, gue resmi pindah ke Jakarta dan mulai ko-as di tempat baru, sebuah rumah sakit tentara yang ada di Selatan Jakarta. Ini adalah momen yang menyegarkan – ngekos (dari dulu sudah rindu ngekos karena selama kuliah pulang-pergi rumah-kampus saking deketnya), pindah ke tengah hiruk pikuk kota dimana segala transportasi terintegrasi dengan cukup baik dan murah (<span style="font-style: italic;">ah how I love Transjakarta</span>), dimana gemerlap kotanya pun tidak berkesudahan hingga pagi menyambut lagi. Kegiatan di rumah sakitpun nggak sepadat di tempat kerja sebelumnya, sehingga setiap hari masih punya waktu untuk <span style="font-style: italic;">strolling</span> sore atau malam setelah mencicil mengerjakan tugas. Rekor perjalanan paling halu dan di luar rencana adalah ketika tiba-tiba dengan impulsif memutuskan untuk pergi ke Ancol di waktu mepet-tengah-malam dan sesi-sesi (ya, jamak – karena memang terjadi <span style="font-style: italic;">berkali-kali</span>) tiba-tiba ngidam Taichan Senayan di tengah malam (nggak nanggung-nanggung, jam 12 pagi baru mau berangkat). Serangkaian <span style="font-style: italic;">impulsive hours</span> di Jakarta ini membuat gue semakin jatuh cinta terhadap kota yang selama ini lebih dikenal bobroknya daripada pesonanya.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9wNT3BgYPOE9TGNSh9P4ALRHjIQCWTku3xEGsGRjXu6vnk9D2H1r8Ob2jAWhf2e5leFQUnvmnqsoJte_fXCiEtoRbG5BPBFALmuxynjHkD7eml1ftDGAtEqLx1jXgE0wQ9yBoFpELJPE/s1600/2018-12-02+04.11.43+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1167" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9wNT3BgYPOE9TGNSh9P4ALRHjIQCWTku3xEGsGRjXu6vnk9D2H1r8Ob2jAWhf2e5leFQUnvmnqsoJte_fXCiEtoRbG5BPBFALmuxynjHkD7eml1ftDGAtEqLx1jXgE0wQ9yBoFpELJPE/s640/2018-12-02+04.11.43+1.jpg" width="466" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Incidentally captured couple on a traffic jam.<br />Anget-anget sambil nunggu lampu merah, my heart was also warm.</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span> <span style="font-family: inherit;">Hari-hari di Jakarta adalah sebuah momen dan seperti halnya sebuah momen, ia tidak bisa apa-apa ketika waktu sudah <span style="font-style: italic;">ticking out</span>. Setelah perpisahan yang super drama dengan kosan, jalan-jalan tempat jogging sore, dan semua pojok-pojok Jakarta yang sudah dijamah, gue pindah tugas ke Serang untuk stase forensik dan medikolegal. Walaupun bukan pertama kali ke Serang, tapi transisi dari Jakarta ke Serang bukanlah hal yang tidak mengejutkan. Bahasanya, orang-orangnya, suasananya bener-bener beda walaupun sama-sama di Indonesia. Di Jakarta bebas pilih mau ke bioskop mana, sementara di Serang (kota) cukup bingung mau nonton dimana karena hanya ada satu bioskop. Mau explore yang lebih jauh daripada sekitaran museum dan gedung pemerintahan tapi kurang sreg dengan kendaraan umumnya karena kurang terintegrasi (maafkan saya yang tidak memiliki kendaraan pribadi selama di Serang). Akhirnya 3 minggu di Serang berlalu tanpa banyak eksplorasi karena jalan-jalan gue hanya sebatas <span style="font-style: italic;">jogging</span> sore yang sarat dengan <span style="font-style: italic;">catcalling</span> di sepanjang langkah.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMjVVqlaLG0lnfj-7kxDSPPmugUp2krXkLf36hQXgHMrHmusXX3eSAjrYFuweF7ZY4Oa2SVkAc23FjzxVo5k5RYQcX3NqZBMz1WB26jFliyy-jeZmmj8E0QYnkgfxrp1M9dkKtjtrd6DE/s1600/2018-09-23+11.58.52+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMjVVqlaLG0lnfj-7kxDSPPmugUp2krXkLf36hQXgHMrHmusXX3eSAjrYFuweF7ZY4Oa2SVkAc23FjzxVo5k5RYQcX3NqZBMz1WB26jFliyy-jeZmmj8E0QYnkgfxrp1M9dkKtjtrd6DE/s640/2018-09-23+11.58.52+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Evening routine on Serang: Strolling around the city.</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br />Selain berpindah-pindah tempat kerja, di tahun ini juga gue traveling lebih banyak. Bandung (untuk beberapa orang Bandung adalah rutinitas, buatku Bandung adalah kemewahan), Malaysia, belum lagi puncak-puncak Papandayan dan Pangrango, serta kunjungan rutin ke Anyer setahun sekali hanya untuk duduk di tepi pantai sambil denger musik dan baca buku dengan angin sore sepoi-sepoi menjelang senja-pun tertuntaskan. More places to go this year, please! *glass clank*</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXK9TRRRNfTecIRE4YcdxCAQzX-8HahLMLlQcsxSnNB5gHEgDVz2Zs2XxZ15NQ8OhFTujQ_2jTylqkxxsjoM6beRevxTr6wscNF99esw6eWU6g6FUjYC_f7161k1K5cicWAzJCT9peRJs/s1600/2018-07-22+11.08.54+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXK9TRRRNfTecIRE4YcdxCAQzX-8HahLMLlQcsxSnNB5gHEgDVz2Zs2XxZ15NQ8OhFTujQ_2jTylqkxxsjoM6beRevxTr6wscNF99esw6eWU6g6FUjYC_f7161k1K5cicWAzJCT9peRJs/s640/2018-07-22+11.08.54+1.jpg" width="480" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit; font-weight: bold;">2018 adalah realisasi dari keinginan yang selama ini tersupresi</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Selama ini, gue ingin mencoba banyak hal dalam hidup namun karena terbatas entah waktu, dana, tenaga, malah jadi tidak terealisasi. Sehubungan dengan mulai melonggarnya pekerjaan, gue akhirnya bisa melakoni beberapa keinginan yang selama ini belum bisa direalisasikan, di antaranya adalah naik gunung, melancarkan nyetir mobil, bikin banyak puisi, dan juga nonton konser.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;">Highlight</span> gue di tahun 2018 ini adalah naik gunung! Ini bener-bener <span style="font-style: italic;">dreams come true</span> –<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>akhirnya bisa direalisasikan setelah berwacana sekian tahun. Kata orang, gue kebanyakan wacana dan telat naik gunungnya, tapi ya aku <span style="font-style: italic;">sabodo teuing</span>. Bagaimana kalo zona waktu gue memang berjalan lebih lambat dari orang-orang? Zona waktu hidup kita kan nggak melulu harus seragam. Gue baru dapet izin sekarang, baru punya waktu sekarang, dan baru bisa mendanai secara mandiri sekarang, jadi if I start just today, it means the universe is being with me, just recently. Baru dua gunung yang gue jajaki tahun ini: Papandayan dan Pangrango. Papandayan sebagai pembukaan untuk jiwa <span style="font-style: italic;">beginner</span>-ku and it was great! A kind of journey I will always look up to. Pangrango adalah perjalanan kedua sekaligus bikin gemeter karena perjalanan ini penuh intrik dan cedera sana-sini karena kurang persiapan. This journey might not be as good as the first – it made me question myself <span style="font-style: italic;">"Why on earth you hike, Din?"</span>, but sure it was memorable and it taught me so much that<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="font-weight: bold;">good physical stamina would help you maintain your rational thoughts and sanity on mountains.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">… Dan hal mistis pun akan segan dengan mereka yang sehat dan rasional (dan tentu saja tidak sombong serta berlaku baik!)</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE7eDcVq0LHesceJez4IXKVVrS2U-U_NEWsNM_lClI-rKlBlBavmviy5PnkeEpO_NUgbKh5Y_TsmUBUJnyt1UdRIeZbsrtRTcDbQYd6m0OwVsuF3c6nP1eoCxxwoYJbYCIem2G_-m5624/s1600/2018-09-09+11.54.17+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE7eDcVq0LHesceJez4IXKVVrS2U-U_NEWsNM_lClI-rKlBlBavmviy5PnkeEpO_NUgbKh5Y_TsmUBUJnyt1UdRIeZbsrtRTcDbQYd6m0OwVsuF3c6nP1eoCxxwoYJbYCIem2G_-m5624/s640/2018-09-09+11.54.17+2.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Puncak Pangrango -- masih nggak percaya bisa summit.</span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span> <span style="font-family: inherit;">Selain itu, salah satu <span style="font-style: italic;">to do list</span> kita tahun ini adalah ngelancarin nyetir mobil karena kita dari dulu udah kursus nyetir tapi pengaplikasiannya jarang sehingga selalu panik ketika menyetir di jalanan bebas (apalagi di Jakarta, gang sempit, dan parkiran). Tahun ini, keinginan melancarkan nyetir bisa terealisasi berkat teman-teman yang dengan lapang dada meminjamkan mobilnya untuk gue setirin dan parkirin, serta membimbing <span style="font-style: italic;">do's</span> and <span style="font-style: italic;">don't's</span> di jalanan.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tidak pernah gue lupa nasihat temen-temen, "Masuk jalan jangan buru-buru, kan mereka yang lurus, lo yang dari persimpangan, jadi harus ngalah dan sabar.", "Kalo di tol lagi macet, sebelum pindah lajur lihat dulu lajur yang mau lo pindah itu padet juga nggak? Kan bodoh kalo lo udah pindah lajur, <span style="font-style: italic;">expect</span> supaya lebih cepet, tapi ujung-ujungnya lebih lama dan akhirnya lo minta pindah lajur ke tempat semula. Diketawain mobil belakang nanti, dikira <span style="font-weight: bold;">klabing</span> (<span style="font-style: italic;">kelayapan bingung</span>)", dan sejumlah nasihat bijak bestari lainnya. As I grow up, I learned lots of things from my friends rather than my parents (<span style="font-style: italic;">yea, to be honest</span>).</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjViicMJHuvxnhVVX-4_7MVMqwAL0DcsanYTC6tVG8FSyJFt_xwSEzSGIKUD-Hi2j0wH-L3Wy4DAdMRIWLh-fA_UzQ8n2IpUC82i2U7qZj651hdSb-SxznwxM2zpQ8FQHuEm1tf3A26qP8/s1600/2018-12-12+04.22.01+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1599" data-original-width="1600" height="636" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjViicMJHuvxnhVVX-4_7MVMqwAL0DcsanYTC6tVG8FSyJFt_xwSEzSGIKUD-Hi2j0wH-L3Wy4DAdMRIWLh-fA_UzQ8n2IpUC82i2U7qZj651hdSb-SxznwxM2zpQ8FQHuEm1tf3A26qP8/s640/2018-12-12+04.22.01+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Jalanan Fatmawati-Dharmawangsa serta toll JORR dan Karang Tengah menjadi saksi bisu gue latihan nyupir.<br /><i>Jakarta Selatan, selalu penuh nostalgia di setiap kilometernya.</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br />Salah satu keinginan gue di tahun ini adalah banyak membuat puisi yang akhirnya terealiasi dengan akun instagram <a href="http://instagram.com/365versifications" target="_blank">365versifications</a>. Niat semula adalah mau bikin 1 puisi per hari, dilengkapi dengan foto yang kira-kira punya konsep serupa dengan puisi yang ditulis serta musik kesukaan di beberapa</span><span style="font-family: inherit; font-style: italic;">post</span><span style="font-family: inherit;"> (tentu saja dengan mencantumkan nama pemilik yang berhak atas musik tersebut), tapi apa daya ternyata membuat puisi itu tidak semudah itu – butuh banyak sumber inspirasi, pandangan yang luas mengenai berbagai hal (ya, gue sebenernya nggak mau melulu nulis tentang percintaan juga, kan?), permainan kata, dan juga penyocokan segmen "kira-kira berapa persen dari orang-orang yang melihat puisi ini can relate to what I write?", belum lagi proses editing dengan photoshop dan penyocokan foto. I know sometime </span><span style="font-family: inherit; font-style: italic;">my mind is nothing more than a messy constellations full of flying asteroids and degenerating planets going down in explosions</span><span style="font-family: inherit;"> and the solution sometime turned out </span><span style="font-family: inherit; font-style: italic;">as simple as that</span><span style="font-family: inherit;"> –</span><span style="font-family: inherit;"> </span><span style="font-family: inherit;">nothing like I could imagine, but I really enjoy every single thing that bothered my mind in the process of making 365versifications alive.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-SdmWrAacKMFdaw02KotYqcff90H7HZioUzOkUbmeBBcXWV5Qe9ULJmfaa7tzKnFKjFFgGYP9zeaWKsV-Zw5oEypTZ8yHKVPt4Hm1u7cf35R0HGCoVKfXHNKtk6SnOdfoch_BokFoWJE/s1600/day4-temporary+desire.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-SdmWrAacKMFdaw02KotYqcff90H7HZioUzOkUbmeBBcXWV5Qe9ULJmfaa7tzKnFKjFFgGYP9zeaWKsV-Zw5oEypTZ8yHKVPt4Hm1u7cf35R0HGCoVKfXHNKtk6SnOdfoch_BokFoWJE/s400/day4-temporary+desire.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Still working for better poems and proses.</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span> <span style="font-family: inherit;">Dan, salah satu yang bisa terealisasi adalah menonton konser tunggal dan konser yang gue tonton pertama kali adalah konser Kygo. I am not that type of concert girl (<span style="font-style: italic;">I am not really into concert, sekalipun itu hype seperti La La La Festival atau We The Fest and I can really ensure you that you would not meet me in Djakarta Warehouse Project</span>), but I would always fall for Kygo for his personality, the <span style="font-style: italic;">good-boy</span> vibe, and his tropical music which is considered <span style="font-style: italic;">too generic</span> for some people. Saya selalu suka lirik-lirik Kygo yang syahdu kadang cenderung sedih tapi <span style="font-style: italic;">yaudahlah jadi enjoy aja</span> karena bawaan tropical music yang membuat kita bisa menari di atas kesedihan tanpa harus terlebih dahulu <span style="font-style: italic;">hilang akal</span> (err… you got what I mean?).</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPOz3Ms1uAlLGF6bNs6mL5DVIYODiK0MdNFweEzWy4Tygf7dVBU3CIm_75llf4AG1jzRx8qbeIJLdVPF0_SC7WQl_tHiL0YgCbVFc6W22Xd90xz-SVQUvSff72-ZI74jSJArXLY5fZJA4/s1600/2018-11-03+12.47.29+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1599" data-original-width="1600" height="398" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPOz3Ms1uAlLGF6bNs6mL5DVIYODiK0MdNFweEzWy4Tygf7dVBU3CIm_75llf4AG1jzRx8qbeIJLdVPF0_SC7WQl_tHiL0YgCbVFc6W22Xd90xz-SVQUvSff72-ZI74jSJArXLY5fZJA4/s400/2018-11-03+12.47.29+1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;">"You have things you can't ever speak of, so in the end you listen to music."</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit; font-weight: bold;">2018 adalah teman-teman baru</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Selain teman-teman baru dari jagat perinternetan dan perpindahan tempat ke Serang, yang memungkinkan koas antaruniversitas untuk bekerjasama, gue sangat senang punya banyak teman baru sepergunungan yang gue dapat dari acara pendakian massal bersama ke Papandayan, bareng sama suatu penyelenggara jasa travel (khususnya naik gunung) bernama Theater Adventure. Cukup menyenangkan bisa kenalan sama orang baru dari berbagai rentang usia dan berbagai latar belakang pekerjaan yang berbeda (mulai dari pegawai korporat, entrepreneur, mahasiswa berbagai jurusan – musik, psikologi, ekonomi, anak SMA, sampai ke semi selebgram bertajuk pendaki).</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Apakah 2019 kita akan mengikuti pendakian massal lagi? Kita tunggu saja.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqkH1oswMRvoXJE2keRTH7i39ppfFoSrRssDsn5eREXsM-EVde5LMOMU_8CJbO2cko_E_PL4UQOzLXXHQQmUS2Ktaf7-gpgBvM04ZlUNREMI4A8zvXrkoYDmmG6b0ELDEQ5UGgHFlxCvE/s1600/IMG-20180716-WA0001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqkH1oswMRvoXJE2keRTH7i39ppfFoSrRssDsn5eREXsM-EVde5LMOMU_8CJbO2cko_E_PL4UQOzLXXHQQmUS2Ktaf7-gpgBvM04ZlUNREMI4A8zvXrkoYDmmG6b0ELDEQ5UGgHFlxCvE/s640/IMG-20180716-WA0001.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">This is what<i> 'hiking with strangers went well' </i>looks like<i>.</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-weight: bold;">2018 adalah menyadari bahwa yang kamu </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">yakini</span><span style="font-weight: bold;"> bisa berakhir dalam sekejap – dan </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">patah hati</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Er…<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>I think I am gonna skip this part. We okay with this.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit; font-weight: bold;">2018 adalah tenggat waktu</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Ya, akhir 2018 adalah batas waktu yang sudah gue targetkan untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik alias ko-as dan alhamdulillah, tanggal 22 Desember 2018, gue sudah menyelesaikan 88 minggu rangkaian per-koas-an. Tidak ada lagi jaga malam atau jaga weekend untuk sementara waktu, tidak ada lagi panas dingin mengerjakan laporan kasus dan referat yang sudah dekat hari deadline, bahkan tidak ada lagi kepanikan karena kebanjiran pasien atau kehilangan jejak konsulen yang sedang diikuti. Sekilas rasa, di tanggal itu gue sangat excited karena mengakhiri segala per-koas-an dan sangat thrilled saat menapaktilas semua hal yang telah gue lakukan (seperti gue mengutip perkataan ke teman gue; gue sangat cengo dengan how we, co-ass, could be put on <span style="font-style: italic;">that kind</span> of pressure yet still managed<span style="font-style: italic;"> to be alive</span> in the end), tapi semua luapan emosi positif itu mendadak jadi hambar akibat ingat kenyataan bahwa dalam 2 minggu ke depan akan ada ujian praktek sebagai salah satu syarat untuk bisa masuk ke liga ujian nasional kedokteran. Walhasil, perasaan senang dan punya harapan itu hanya bertahan untuk tanggal 22 dan 23 Desember 2018. Sejak tanggal 24 Desember 2018, seluruh spirit <span style="font-style: italic;">Dina the free elf</span> sudah tenggelam ke dalam palung kehidupan, yang ada hanya ketegangan mau menyambut ujian.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://media.giphy.com/media/ZSQGSwO2qpgUo/giphy.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="209" data-original-width="500" height="166" src="https://media.giphy.com/media/ZSQGSwO2qpgUo/giphy.gif" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Dina has no more ko-as day. Dina is a free elf.</span><br />
<span style="color: #444444;">Thanks to Giphy and the creator for this great GIF!</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br />--------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span> <span style="font-family: inherit;"><b>What to expect in 2019?</b></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Aku pingin dapet gelar dokter di depan namaku. Secepat mungkin dan sedini mungkin di tahun ini. Sekarang lagi struggling menghadapi sejumlah mimpi buruk takut nggak lulus ujian kompre kampus karena nilai tidak kunjung keluar. Mohon doanya saja teman-teman, semoga kita bisa disumpah jadi dokter di kloter paling awal tahun ini. Aamiin.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Aku pingin pergi ngabdi di Indonesia yang jauh di sana. Outside the purpose of traveling and seek the beauty of the nature, gue ingin merasakan mendiagnosis dan menatalaksana penyakit endemis di pulau lain, ikut kasih edukasi khususnya tentang persalinan aman, pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di 1000 hari pertama, pentingnya merencakan jumlah anak, dan juga pentingnya untuk membentuk pemikiran anak yang sudah ada untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Dan semua ide-ide yang agaknya terkesan <span style="font-style: italic;">halu-halu sedap</span> ini terasa visible ketika di-include dalam suatu momentum bernama: Internship. Can I? <span style="font-style: italic;">Really, can I?</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;"><br /></span></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJpJXphKqs9-nWuYNbnXTLB_XR35UI_jQ4KtAtaRrf4VLriI87kdd2LRrpIzyhX4qiovjDVRlQKzF3KShOOQuCVw5F_XpWXdYf3WPXGO2PzIf8CD5b3CIF1wAPDWyAugYkv79-6qVvpAk/s1600/2018-09-23+11.45.26+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJpJXphKqs9-nWuYNbnXTLB_XR35UI_jQ4KtAtaRrf4VLriI87kdd2LRrpIzyhX4qiovjDVRlQKzF3KShOOQuCVw5F_XpWXdYf3WPXGO2PzIf8CD5b3CIF1wAPDWyAugYkv79-6qVvpAk/s640/2018-09-23+11.45.26+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><i>Little houses on the country-side with kids and bikes</i>is kind of scenery I aspire to reach this year.</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span> <span style="font-family: inherit;">Aku pingin kerja dan ingin bisa hidup mandiri dengan uang yang sudah dicari sendiri. Syukur-syukur kalo lebaran bisa kasih salam tempel ke saudara-saudara yang masih cilik atau keponakan. Seyogyanya, penghasilan ini ingin kuinvestasikan dan kuputar-putar (ya, ini adalah omongan orang yang </span><span style="font-family: inherit; font-style: italic;">crash course trading</span><span style="font-family: inherit;"> saham sana-sini tapi belum berani ikut main).</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">I want to do things I couldn't bear (or afford) before, seperti khusyuk berfotografi dan mulai berburu ensiklopedia-ensiklopedia atau buku-buku fotografi, terutama those about the history or old photographs of Indonesia.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEEV7CanPt-uDq6AjDjZDtmV_5uWNlHiuBrofQkxQSaOQHJZPH1g6lbkdhN9RMVns7VE6pQpl88VZXdHuKOEP_Ml-zAU48CmL3TGNH7OWqnIGkPEcmdS1bgQIADBEZHu3tnMsK9K8tSig/s1600/2018-12-02+04.12.57+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEEV7CanPt-uDq6AjDjZDtmV_5uWNlHiuBrofQkxQSaOQHJZPH1g6lbkdhN9RMVns7VE6pQpl88VZXdHuKOEP_Ml-zAU48CmL3TGNH7OWqnIGkPEcmdS1bgQIADBEZHu3tnMsK9K8tSig/s640/2018-12-02+04.12.57+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;">Sebuah standar kekayaan:<br />Belanja ke Blok M borong buku-buku (ensiklopedia tebel-tebel jadul)<br />pulangnya makan enak di Little Tokyo tanpa mikirin uang di rekening tinggal berapa </span></i></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span> <span style="font-family: inherit;">Aku pingin juga ada orang yang bisa menciptakan alat perekam pikiran. Yes, <span style="font-weight: bold;">perekam pikiran</span>. Because sometime I got a lot of ideas and they flooded so fast – <span style="font-style: italic;">they came in such a rush</span>, but I am away from those medias I<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>could use to capture them (e.g. mobile phone's notes or simply paper and pen).</span><br />
.<br />
.<br />
.</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Do you hidden ambitions you are afraid to tell because it sounds irrational or just… <i>too big</i>?</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Do you have any crazy idea of invention for 2019?</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">You can freely drop it on the comment.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Happy new year.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Thank you,</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;">Your (still) co-ass writer</span>.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXyTtyclX_U6jWEQ02X76I8Te3_Sgo2cCgUZIAPvBe6u2d21bvOxIo42PgY38rgidHSyhwOiAvfahOnFvyJJ3p-nF0OcR2Dqn7SqiQt1ppULK57GpObeku4AY8PNVF5iqWmtS8hIQgTHU/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="137" data-original-width="195" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXyTtyclX_U6jWEQ02X76I8Te3_Sgo2cCgUZIAPvBe6u2d21bvOxIo42PgY38rgidHSyhwOiAvfahOnFvyJJ3p-nF0OcR2Dqn7SqiQt1ppULK57GpObeku4AY8PNVF5iqWmtS8hIQgTHU/s1600/Blog+Sign+Baru.jpg" /></a></div>
</div>
Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-49078767028686565632018-09-22T22:10:00.000+07:002018-09-27T00:21:04.767+07:00Ancient Part of Malaysia: Malacca or Melaka<span style="font-family: inherit;">Assalamualaikum
warrahmatullahi wabarakatuh!</span><br />
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Halo, selamat
sore semuanya.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Jadi,
tulisan ini dibuat di sebuah Sabtu malam (yang kemudian diteruskan ke Minggu
malam – dan kemalam-malam lainnya jika
sibuk) yang sebenarnya cukup spesial dan tidak biasa, karena gue sedang berada
di sebuah kota yang berbeda – lebih konvensional dan minim <span style="font-style: italic;">streelight</span>, tapi tetap sebuah kota – dimana setiap waktunya azan
berkumandang, pasti surau-surau akan saling sahut menyahut menyambut waktu
solat. Selain merupakan ibukota Provinsi Banten, kota ini mengklaim dirinya <span style="font-style: italic;">bertakwa</span>. Guess where?</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9Pv_OIiecraS5QIBLmlDvtkYkaKg5D3U3VJZGtlVwB0HFtVcuDJ_zpaHCfpM6U5GgMhP2-QWMFeWUpQfw3IpJb_egYSnPq8N5WC5FvCfqUn-HgmEurjqs1cD3u70edTqRboaGyN-OEmc/s1600/446133.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1108" data-original-width="1477" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9Pv_OIiecraS5QIBLmlDvtkYkaKg5D3U3VJZGtlVwB0HFtVcuDJ_zpaHCfpM6U5GgMhP2-QWMFeWUpQfw3IpJb_egYSnPq8N5WC5FvCfqUn-HgmEurjqs1cD3u70edTqRboaGyN-OEmc/s640/446133.jpg" width="640" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-family: inherit; font-size: x-small;">Yup! This city has this 'old town' vibes, too!</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Jadi, hari-hari
Jakarta gue sudah resmi berakhir dan it was great to be in the heart of the
town. I miss the crowds, the traffics (I mean it), and the streetlights, and
everything happened in between. I miss how it never sleeps, <i>how it erases
loneliness at some points</i>. Gue akan nomaden sampai akhir tahun, sampai akhirnya
ko-as gue selesai, dan Serang adalah salah satunya. Kembali ke pangkuan Serang,
setiap hari rasanya penuh debaran. Dulu waktu stase kebidanan dan kandungan,
gue selalu deg-degan kalo harus masuk ruang operasi. Sekarang, setiap malam gue
selalu deg-degan takut dapet mayat. Yup, <span style="font-style: italic;">forensic
life is coming</span> – and <b>it's nothing like CSI.</b></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Sebelum masuk
ke stase forensik, akhirnya gue punya seminggu off yang sudah lama nggak muncul
di dunia perkoas-an gue. Liburan seminggu ini gue manfaatkan untuk sambung
libur dari pegunungan (Pangrango) ke negeri tetangga. Turun gunung dini hari di
hari Senin dengan kedua kaki udah nggak berasa dan 4 jam kemudian kembali <span style="font-style: italic;">brisk walking</span> di bandara untuk ngejar
penerbangan…</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Yes, Malaysia –
with ankles sprained and bruises that appeared out of nowhere on thighs that I
couldn't feel my legs. Shall we start?</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-weight: bold;">I am a sucker for a holiday abroad.</span> I never
deal with VISA and my passport is outstandingly empty. The last time me being
abroad was Mecca and Medina back in 2016. Setelah itu, ko-as life menghantam
dengan kecepatan dan intensitas tinggi sehingga saya bahkan tidak tahu lagi apa
arti kata vakansi.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP1KTTyDQ2dXY428iqR2ptohqumDA9jyrhW-xOSNVcI-MTI8zlhgN14joTZd1y7cuINvcipqbqRKd64VWlVoMi6s-E9fxs4BDw9cP216TwJitM2K9iH0oVpIEFybh4lEpwXoochLQxe3Q/s1600/2016-08-14+08.33.04+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="934" data-original-width="699" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP1KTTyDQ2dXY428iqR2ptohqumDA9jyrhW-xOSNVcI-MTI8zlhgN14joTZd1y7cuINvcipqbqRKd64VWlVoMi6s-E9fxs4BDw9cP216TwJitM2K9iH0oVpIEFybh4lEpwXoochLQxe3Q/s640/2016-08-14+08.33.04+2.jpg" width="478" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-family: inherit; font-size: x-small;"><i>Last time being abroad?</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Singkatnya,
setelah satu tahun nggak punya liburan yang utuh, bala bantuan datang dari
keluarga yang waktu itu ada perlu ke Malaysia dan sekalian lah saya yang fakir
liburan ini diboyong ke Malaysia. Tidak banyak babibu, dari <span style="font-style: italic;">lounge</span> bandara sampai landing di Malaysia, gue
separo menyeret jiwa yang sama beratnya dengan mata, dan bersikap seperti
karung beras di bagian belakang mobil <span style="font-style: italic;">pick up</span>
– alias tidur, tidur, dan tidur hingga tiba-tiba udah sampai Malaysia. Siang
itu, Kuala Lumpur Airport nampak so-so, tidak terlalu ramai dan tidak terlalu
sepi, namun jalanan lengang sekali karena selain berdekatan dengan tahun baru
Islam, ternyata vakansi gue mepet (atau jatuh pada?) hari ulang tahun Yang
Dipertuan Agong Malaysia.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #38761d;">"So, I
think you make great decision if you plan to visit Kuala Lumpur, because
everyone is in holiday and the city must not be crowded!,"</span> kata bapak
Grab.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #b45f06;">"Well, no
Kuala Lumpur plan. Actually we're going to… Malacca? The next day,"</span> gue
membalas dengan English khas Dina milikku seorang (<span style="font-style: italic;">well, if you meet me every day, you'll know how it sounds like</span>)</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="color: #38761d;">"No
Malacca, noooo… It must be lots of traffic jams around there since it's
holiday!,"</span> kata bapak Grab lagi sambil geleng-geleng.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Memikirkan
macet di Malaysia sama sekali tidak membuat ngeri, karena dalam hidup gue,
rekor pengalaman termacet masih dipegang oleh macet di Cisarua sepulang gue
naik gunung Pangrango kemarin. Bayangkan, jarak yang tidak terlalu jauh yang
harusnya bisa ditempuh dalam 30-45 menit jadi 2 jam – hampir 3 jam, dengan
posisi kemacetan yang bener-bener berhenti dan beberapa personil diungkep dalam
angkot, berdesakan bersama tumpukan carrier. Kemacetan ibukota (dan daerah
lainnya di Indonesia) meningkatkan threshold penerimaan gue terhadap kemacetan
di tempat lain, so Malacca, it's okay for me to have some traffic jams. <i>I can
endure that.</i></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Esok harinya,
gue pergi ke Malaka yang berjarak sekitar 130-an km dari tempat gue tinggal,
yaitu Cyberjaya. Jalan tol yang membentang memungkinkan perjalanan ditempuh
dalam waktu 1 jam 45 menit dengan kecepatan yang sedang-sedang saja. Malaka
adalah sebuah negara bagian (<span style="font-style: italic;">state</span>) di
Malaysia yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Malaka itu luas, masih
dibagi atas Alor Gajah, Malaka Tengah, dan Jasin. Daerah kecil yang isinya
peninggalan penjajahan Portugis namanya Bandar Malaka, adanya di Malaka Tengah.
This post is gonna surround Bandar Malaka as the writer was too broke to afford
any further trip… Lol.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Bandar Malaka
termasuk dalam UNESCO World Heritage Site sejak tahun 2008 berkat keantikannya.
Bandar Malaka yang antik ini sangat cucok ditelusuri dengan berjalan kaki (gue
akan jalan kaki ke SELURUH kota kecil ini jika kaki tidak cedera) karena memang
setiap sudutnya bikin penasaran – selain keantikannya, dinding-dinding bangunan
di Bandar Malaka penuh dengan mural.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Well, shall I
let you judge by pictures only?</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-weight: bold;"><span style="font-family: inherit;">Red Square, Jalan Gereja</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Ketika
melintasi jantung Bandar Malaka atau lebih elok dipanggil 'kota' Melaka,
kumpulan bangunan antik berwarna merah ini pasti kelihatan dan menarik minat
buat turun ke jalan (kecuali kalo lo tidur kayak karung beras) karena warnanya
merah. Kumpulan bangunan antik ini didirikan kisaran tahun 1700-an hingga
1900-an oleh Portugis, dan nama keseluruhan kompleks ini adalah Red Square. <span style="font-style: italic;">Red</span> – sesuai penampakannya.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Awalnya, gue
kira sekumpulan bangunan antik ini adalah Stadthuys, tapi ternyata salah!
Stadthuys merupakan nama salah satu bangunan di sini yang dulunya adalah <span style="font-style: italic;">city hall</span> atau balai kota dan sekarang
beroperasi sebagai <span style="font-style: italic;">History and Ethnography
museum</span>. Di samping Stadthuys, masih dengan cat berwarna merah, ada
gereja Christ Church, dan disamping Christ Church ada Balai Seni Melaka
berdampingan dengan Youth Museum. Di depan Christ Church ada air mancur yang
ternyata punya nama – <span style="font-style: italic;">Queen Victoria's fountain</span>,
dan jam merah yang menjulang tinggi di depannya adalah menara jam Tan Beng Siew
– yang setelah gue cari melalui extensive research adalah seorang milioner Cina
yang tinggal di Malaka yang bangun jam itu. Well, actually the family built the
clock tower – not basically him – and beside the clock tower, the family also
built the bridge and owned a Chinese cemetery. Bener-bener <i><b>Crazy Rich Asian</b></i>
pada zamannya.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<b><span style="font-family: inherit;"><br /></span></b></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7z95kfw52pdbEGIbs6o_x0Z4CEaEhe2hjcyyHThKXL5jUFPr2d7CeNUrBFPALdjxgS_vO-ZKW5og82jePwEsh6iD-_zgKxL8eZf3Ar63Qan972VBWoMGOXlHjp4uge5a1XXzBTIyhcK0/s1600/2018-09-11+08.51.55+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7z95kfw52pdbEGIbs6o_x0Z4CEaEhe2hjcyyHThKXL5jUFPr2d7CeNUrBFPALdjxgS_vO-ZKW5og82jePwEsh6iD-_zgKxL8eZf3Ar63Qan972VBWoMGOXlHjp4uge5a1XXzBTIyhcK0/s640/2018-09-11+08.51.55+1.jpg" width="480" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-family: inherit; font-size: x-small;">Christ Church dan Queen Victoria's Fountain</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitIq1dpGYHN_J36wfafKIXTZn24zYrLzY44UpjMVE4U0UASL-9wm_JQaij61bB7vcqA_NmLtf2R894JCzHDg45qqR3SW63QuaJsTxCxsIK0LRS5apPaQ9K5YtctYB57NQC_Y-9dSI-i-I/s1600/2018-09-13+06.38.14+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitIq1dpGYHN_J36wfafKIXTZn24zYrLzY44UpjMVE4U0UASL-9wm_JQaij61bB7vcqA_NmLtf2R894JCzHDg45qqR3SW63QuaJsTxCxsIK0LRS5apPaQ9K5YtctYB57NQC_Y-9dSI-i-I/s640/2018-09-13+06.38.14+1.jpg" width="480" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-family: inherit; font-size: x-small;">Balai Seni, di belakangnya Youth Museum.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxH6ymZZeFoDVSdIzhZg0UjyBuKo6bVFo9oT8tU1RWSpmF1gHa_e723KKYQZMo0f6aYN0vQ7hPtddb_cu6iME9HMU-0zPQzQFen1VxBtl6vSgntCrN_SL7k0AW2VHb7m2HJyvx1kUmESI/s1600/2018-09-13+06.38.12+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxH6ymZZeFoDVSdIzhZg0UjyBuKo6bVFo9oT8tU1RWSpmF1gHa_e723KKYQZMo0f6aYN0vQ7hPtddb_cu6iME9HMU-0zPQzQFen1VxBtl6vSgntCrN_SL7k0AW2VHb7m2HJyvx1kUmESI/s640/2018-09-13+06.38.12+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Bangunan di belakang tulisan ini baru yang namanya Stadthuys!</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh84_xCLX-29KEWvRcv7FINHdEadKLnluZBWtUpVpKY8vi6dqCOxz5p11PBF_W6XNrIXc_3RWG1YfM-ka7H6gFxE77s3nvs1sU_pBouTb2_as-lCooSPXB3KjdyMNTw_Nm5B7GcWTN_1pw/s1600/2018-09-13+06.38.17+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh84_xCLX-29KEWvRcv7FINHdEadKLnluZBWtUpVpKY8vi6dqCOxz5p11PBF_W6XNrIXc_3RWG1YfM-ka7H6gFxE77s3nvs1sU_pBouTb2_as-lCooSPXB3KjdyMNTw_Nm5B7GcWTN_1pw/s320/2018-09-13+06.38.17+1.jpg" width="240" /></span></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy5u-FqfupGKGn5u-31cOabyI9bL782oczrJL0yliRfBax3JYogiKcvqBh7bIbFjxTOHAUZ_x3RcN0aZ-ujqvVeHmq7ageUkdSj3tU1_pNLqKJdcLc1tAyltLZrRyX9BOFAJILJ6nTDss/s1600/2018-09-13+06.38.17+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy5u-FqfupGKGn5u-31cOabyI9bL782oczrJL0yliRfBax3JYogiKcvqBh7bIbFjxTOHAUZ_x3RcN0aZ-ujqvVeHmq7ageUkdSj3tU1_pNLqKJdcLc1tAyltLZrRyX9BOFAJILJ6nTDss/s320/2018-09-13+06.38.17+2.jpg" width="240" /></span></a><span style="font-family: inherit;"> </span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLieGF5MLn0H-LvVzveZeVKqnoAnVMpD3oSgsaur33WlOILuQclns-ku1jVPiICNdf9suaGm8AcSuOQh7rUHzC_iJwAA3gAiOI1fznkqPfnola6SntU5DdFtZgw_HwbBldZLOdB3Zfpd4/s1600/2018-09-13+06.38.18+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit; font-size: x-small;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLieGF5MLn0H-LvVzveZeVKqnoAnVMpD3oSgsaur33WlOILuQclns-ku1jVPiICNdf9suaGm8AcSuOQh7rUHzC_iJwAA3gAiOI1fznkqPfnola6SntU5DdFtZgw_HwbBldZLOdB3Zfpd4/s640/2018-09-13+06.38.18+1.jpg" width="480" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-family: inherit; font-size: x-small;">One of the proof of ancient Crazy Rich Asian: Tan Beng Siew Clock Tower!</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<b><span style="font-family: inherit;">The river cruise and strolling around city</span></b></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Untuk ukuran
kota wisata, Malaka benar-benar sudah persiapan matang. Persis di depan
Stadthuys, ada lahan parkir untuk turis-turis yang tergoda untuk berjalan kaki.
Enaknya, setelah puas menelusuri Red Square, langsung nyebrang jalan, lewat
jembatan (gue lupa jembatannya namanya apa! Tapi memang banyak banget jembatan
di daerah Melaka), dan langsung masuk ke Jonker Street (Jalan Hang Jebat). Di
Jonker Street banyak makanan kayak cendol, rice ball, dan makanan Nyonya alias
makanan peranakan. Di Melaka cukup banyak populasi Chinese sehingga dari dulu,
makanan peranakan cukup terkenal sebagai destinasi perut di Melaka – makanya
Jonker street disebut juga Chinatown-nya Melaka. Karena jam-jam gue ke sana
adalah jam-jam <span style="font-style: italic;">brunch</span> dan gue tidak
lapar, maka gue tidak menyempatkan wisata kuliner khusus di Jonker Street.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<b><span style="font-family: inherit;"><br /></span></b></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Jonker street
merupakan jalanan yang sangat crowded dengan pejalan kaki, tapi mobil masih
bisa melintas satu arah di jalanannya. Mobil-mobil yang melintas rata-rata baik
sama pejalan kaki, mereka jalan pelan sekalipun jalanan kosong dan
mempersilakan orang menyebrang tanpa kita harus effort atau memelas minta
dikasih nyebrang. Walaupun di siang hari Jonker street udah keliatan sibuknya,
tapi katanya waktu terbaik untuk jalan-jalan di sekitar Jonker dan untuk
kulineran adalah di malam hari (biasanya ada Jonker Walk Night Market). Di
sepanjang jalan terutama di pinggir sungai, banyak bar (well, a bit alco,
music, and view from the riverside – purrrrrfect eh?) dan dipenuhi murals.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwW619ITDuZjk0mfZpzYEesJIvfwnhwfkOVgMAfWzUXcib4xHxlNMdZHasGJb7687O4xqTHt_FYU-wfO5ofbBaVPrvwwzi0YDMMLxzB3UNRgrvw98a8IBHk97NycU3DSivACmVhpy454I/s1600/2018-09-13+07.00.14+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwW619ITDuZjk0mfZpzYEesJIvfwnhwfkOVgMAfWzUXcib4xHxlNMdZHasGJb7687O4xqTHt_FYU-wfO5ofbBaVPrvwwzi0YDMMLxzB3UNRgrvw98a8IBHk97NycU3DSivACmVhpy454I/s640/2018-09-13+07.00.14+1.jpg" width="480" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-family: inherit; font-size: x-small;">Colorful murals!</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAsywIF4F3uXbEd3ku9UDgdhe58xUgnb8N8cHNrvC6T1yQrHdke1Y8sp6cszHAeV4vPlLqO2fQipKBNZBUhdju1ACcpoGUzRwxfCrtCmho5IythXDbGA7atIONuAEg_WuCZKMPsqTkJQE/s1600/2018-09-13+07.16.31+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"></span></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTdou0W7WLUY28xoRwuYPDxNjZQqVwda6whktzKWmXLb2T3_b1LRts24m2t_xJxyhqA0Hq3dr6IZgIx9QX6aLWtbMOHkHwm6h6EM1JBGWZZsfcqcBeVU8cby5imFaVo3TjjeKfvq7azQ8/s1600/2018-09-13+07.16.33+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><span style="font-family: inherit;"></span></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9QywS8uP4A2RJdTuUMYRqj4xTeqssINs1WPcqJamDHeySXRzz7-HiViQgMOiJZ4XGfCijTpS_b4o0Og_MwzXKuHdoW4dvgYjCjuI6xU_OyiOaOykTRUIRQu_Sx9kqgvNjofZSej8G4GU/s1600/2018-09-13+07.00.12+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9QywS8uP4A2RJdTuUMYRqj4xTeqssINs1WPcqJamDHeySXRzz7-HiViQgMOiJZ4XGfCijTpS_b4o0Og_MwzXKuHdoW4dvgYjCjuI6xU_OyiOaOykTRUIRQu_Sx9kqgvNjofZSej8G4GU/s320/2018-09-13+07.00.12+1.jpg" width="240" /></span></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2WIq71HYRJ4XpJV-FJU0j9vxMl6yAhnL0dvMfutsHLAkqd4M9zuxvUoCY3VJw8LTj1b3SqrAci-k_juhBStx9ZEnFkyXyg2lwP_0JgkaooZkfuyYF9o0zYVmtLM5Bk5yNd6QIQ7jbesI/s1600/2018-09-13+07.15.02+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2WIq71HYRJ4XpJV-FJU0j9vxMl6yAhnL0dvMfutsHLAkqd4M9zuxvUoCY3VJw8LTj1b3SqrAci-k_juhBStx9ZEnFkyXyg2lwP_0JgkaooZkfuyYF9o0zYVmtLM5Bk5yNd6QIQ7jbesI/s320/2018-09-13+07.15.02+1.jpg" width="240" /></span></a><span style="font-family: inherit;"> </span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2CkFTXRo2dTo-Fmi7mz3wnvBYNCcaU1ZZJo9sM6S7HZ_4iZ5icrWzrljdqS4q-vZfElXcqQxkvxWjUKyMbC_EaFszQzjycMKdrVPNyEIdGHYZO2Ewf6io9zWwoDz5IApO8WKS8qPPyrY/s1600/2018-09-21+04.00.26+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1201" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2CkFTXRo2dTo-Fmi7mz3wnvBYNCcaU1ZZJo9sM6S7HZ_4iZ5icrWzrljdqS4q-vZfElXcqQxkvxWjUKyMbC_EaFszQzjycMKdrVPNyEIdGHYZO2Ewf6io9zWwoDz5IApO8WKS8qPPyrY/s320/2018-09-21+04.00.26+1.jpg" width="240" /></span></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRqSHpJ8CnmG9AiqSZBp3Xo1EulMZ9Ri4Pez_z_uoEvz3dub1eoQe_k9uvGZZxRemh3YQ3PDQ3uPhiuoEEsLJC53Baw7JcUBcGqOtWEbV6RrWocg5iFQhWQKESCB2P5xZu8W1mIJDGyJk/s1600/2018-09-13+07.16.30+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRqSHpJ8CnmG9AiqSZBp3Xo1EulMZ9Ri4Pez_z_uoEvz3dub1eoQe_k9uvGZZxRemh3YQ3PDQ3uPhiuoEEsLJC53Baw7JcUBcGqOtWEbV6RrWocg5iFQhWQKESCB2P5xZu8W1mIJDGyJk/s320/2018-09-13+07.16.30+1.jpg" width="240" /></span></a><span style="font-family: inherit;"> </span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTdou0W7WLUY28xoRwuYPDxNjZQqVwda6whktzKWmXLb2T3_b1LRts24m2t_xJxyhqA0Hq3dr6IZgIx9QX6aLWtbMOHkHwm6h6EM1JBGWZZsfcqcBeVU8cby5imFaVo3TjjeKfvq7azQ8/s640/2018-09-13+07.16.33+1.jpg" width="480" /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAsywIF4F3uXbEd3ku9UDgdhe58xUgnb8N8cHNrvC6T1yQrHdke1Y8sp6cszHAeV4vPlLqO2fQipKBNZBUhdju1ACcpoGUzRwxfCrtCmho5IythXDbGA7atIONuAEg_WuCZKMPsqTkJQE/s640/2018-09-13+07.16.31+1.jpg" style="font-family: inherit;" width="480" /></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;">Selain untuk
kulineran, di sekitar Jonker ada Baba-Nyonya Heritage museum, yaitu museum yang
menjelaskan budaya peranakan, Cheng Ho Cultural museum beserta kuburannya, ada
beberapa kuil (temple juga), yang paling sering masuk rekomendasi adalah Cheng
Hoon Teng dan Sri Poyyatha Vinayagar Moorthi (kalo yang ini, temple Hindu),
tapi yang gue sempet foto-foto cuman Hokkien Huay Kuan temple. Dekat Hokkien
Huay Kuan itu ada Mamee Jonker House – ya, concept store untuk Mamee aja sih.
Tapi karena gue suka mie remes-nya Mamee (Mamee Monster), ya sayang juga sih,
enggak masuk sini. Gue sempet icip kopi durian dan teh tarik dari salah satu
toko di deretan ini (sederet sama Mamee Jonker House, tepat di seberang Hokkien
Huay Kuan, tapi lupa namanya) dan itu rasa kopi durian sama teh tariknya oke
banget sih.</span></div>
</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://www.mamee.com/images/contents/brand/brand-pic-mamee-monster.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="227" data-original-width="426" height="170" src="https://www.mamee.com/images/contents/brand/brand-pic-mamee-monster.jpg" width="320" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-family: inherit; font-size: x-small;">Mamee Monster makanan pokok kos-an ku.<br />I love you! (Courtesy: mamee.com)</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Untuk ukuran
manusia dengan dengkul soak dan kaki terkilir, gue cukup kuat untuk menelusuri
sekitaran Jonker karena memang setiap sudutnya sangat cantik untuk diabadikan
dengan kamera, tapi river cruising juga merupakan salah satu pilihan untuk
jelajah Malaka. Gue juga river cruising (berhubung gue pergi dengan kakek nenek
juga yang kasian banget kalo harus nurutin cucunya belingsatan) dan
berkesempatan menelusuri tepian sungai kota Melaka. Tepian sungai kota Melaka
dipenuhi dinding-dinding mural dan terpampang jelas deretan bar dan resto yang
kayaknya asik banget jika dikunjungi malam hari. Untuk river cruising, biaya
per-orangnya adalah sekitar RM 23 untuk turis, cukuplah untuk river cruising selama kurang lebih 1 jam
dan sedikit 'dikhotbahkan' apa-apa saja atraksi yang ada di sisi sungai.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD_sWUgX6TUofpgVRPasLfw1l8koHtPBXaJ2KqeSdOe8-VWFlCRTzBsge38gvWYlMh3Vas4G9UxDadHn9Y1UNlDEJJqVwKxmEKJ0pb3QuwSqL_Eek9ISQ1FsFQMd0f-6D-9lXu5ph1cMU/s1600/2018-09-13+06.38.23+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD_sWUgX6TUofpgVRPasLfw1l8koHtPBXaJ2KqeSdOe8-VWFlCRTzBsge38gvWYlMh3Vas4G9UxDadHn9Y1UNlDEJJqVwKxmEKJ0pb3QuwSqL_Eek9ISQ1FsFQMd0f-6D-9lXu5ph1cMU/s640/2018-09-13+06.38.23+1.jpg" width="480" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption"><span style="color: #444444; font-family: inherit; font-size: x-small;">The river cruise, shall we start?</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjItKQpsADirG_UyeHlMNYYTKhJeFF6dqpBxQEpNhd8kXmu0pqh45e40LHr3qZNCh7r901thzUVhNiNZmKyB8kpOM2N4TskRbwx9mbge2mIifiDbCKp2N-FMpvhw0wV8zz-ZMPqpJ0rXmo/s1600/2018-09-13+07.00.09+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjItKQpsADirG_UyeHlMNYYTKhJeFF6dqpBxQEpNhd8kXmu0pqh45e40LHr3qZNCh7r901thzUVhNiNZmKyB8kpOM2N4TskRbwx9mbge2mIifiDbCKp2N-FMpvhw0wV8zz-ZMPqpJ0rXmo/s320/2018-09-13+07.00.09+1.jpg" width="240" /></span></a></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtHyQcZpSAwd5t8-GRS726GAdPYQH9IvJvzlZoKYcxQ1rD27HQ38xGPQzHQdNDRK-6Cdh-2uEIHBsFh0DlgsrseZB_R1GHY_Aqh2bXP0gyhe3ZeAHPHagJQrAcA0rQfHKMxW_b3YMLAJ8/s1600/2018-09-13+07.00.10+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtHyQcZpSAwd5t8-GRS726GAdPYQH9IvJvzlZoKYcxQ1rD27HQ38xGPQzHQdNDRK-6Cdh-2uEIHBsFh0DlgsrseZB_R1GHY_Aqh2bXP0gyhe3ZeAHPHagJQrAcA0rQfHKMxW_b3YMLAJ8/s320/2018-09-13+07.00.10+1.jpg" width="240" /></span></a><span style="font-family: inherit;"> </span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicISCsbEoxnIEuKqVZt9zdGyn1epa30ryRNtvKKxhYrJ-O7HDv_zu6Ei5qe6WI3Y1nJinfO2dF2O8jroMIfarxHGWnVC5CixPKFENcO9LK46jZKYnKWwAABDkDMKXeY2jDt3VGaumI0SI/s1600/2018-09-13+07.00.11+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicISCsbEoxnIEuKqVZt9zdGyn1epa30ryRNtvKKxhYrJ-O7HDv_zu6Ei5qe6WI3Y1nJinfO2dF2O8jroMIfarxHGWnVC5CixPKFENcO9LK46jZKYnKWwAABDkDMKXeY2jDt3VGaumI0SI/s640/2018-09-13+07.00.11+1.jpg" width="480" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Ngomongin kota
kecil Melaka ini nggak akan selesai tuntas kayaknya, karena di sekitarnya padat
atraksi pariwisata. Belom lagi gue sebut gereja tua di Melaka yang namanya St.
Francis Xavier beserta Maritime Museum, dimana di dekatnya ada Flor de la Mar,
replika kapal Portugis yang banyak berperan pada sejarah Kerajaan Melaka dan
Portugis, dan sejumlah destinasi lainnya.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw7AZ2pRqxyGbCbiAVKDQdOtRRvhSvlaADVPE3pok2hnPOXgJDGT09u5lYJ8MiN7QHsMuUzFzLhh_b42qKzNcJCNlZCzgKjo03mKWi91Qk0yBrXwXVmSFsUh17GudH60RjgCR28Npo3CM/s1600/2018-09-13+07.15.04+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw7AZ2pRqxyGbCbiAVKDQdOtRRvhSvlaADVPE3pok2hnPOXgJDGT09u5lYJ8MiN7QHsMuUzFzLhh_b42qKzNcJCNlZCzgKjo03mKWi91Qk0yBrXwXVmSFsUh17GudH60RjgCR28Npo3CM/s640/2018-09-13+07.15.04+1.jpg" width="480" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-family: inherit; font-size: x-small;">One of the oldest churches...</span></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3z6Ww0TOE7yljiB98RFN9Tk8QauRMh77aIcfQRn8xRhT7agXAwt8WDy8djUr7IBSXnNrX4LwsZWKXC21AYJzUj07jvAjQK798hN2aoDC4QhuzU7Rz_KYYwu3aFma9HOD3PREdEU4lQUw/s1600/2018-09-21+03.58.24+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1202" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3z6Ww0TOE7yljiB98RFN9Tk8QauRMh77aIcfQRn8xRhT7agXAwt8WDy8djUr7IBSXnNrX4LwsZWKXC21AYJzUj07jvAjQK798hN2aoDC4QhuzU7Rz_KYYwu3aFma9HOD3PREdEU4lQUw/s640/2018-09-21+03.58.24+1.jpg" width="480" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-family: inherit; font-size: x-small;">Flor de la mar, replika kapal Portugis milik museum maritim</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-weight: bold;"><span style="font-family: inherit;">The legendary floating mosque, Melaka Strait Mosque</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-weight: bold;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Floating mosque
atau masjid terapung (yang sebenernya nggak terapung, tapi seenggaknya terlihat
terapung jika air laut sedang pasang), berada tepat di sisi selat Melaka,
menghadap lautan luas. Posisi geografis masjid ini sebenarnya terpisah dari
Melaka Tengah, karena masjid ini ada di pulau Melaka, alias pulau sendiri.
Pulau Melaka ini terhubung dengan Melaka tengah melalui sebuah jembatan.
Berbeda dengan kenampakan Melaka yang dijabarkan sebelumnya, masjid ini baru
diresmikan tahun 2006, jadi masih tergolong baru.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Karena berada
di tengah-tengah lautan secara literal, angin di sini super kencang, tapi nggak
menghalangi melankolisme yang hadir saat kamu merenung di tepian laut sambil
melihat masjid ini. Kalau kamu mau menyalurkan kegalauan, monggo banget duduk
di bangku-bangku taman yang sudah disiapkan menghadap ke laut. Semoga
pulang-pulang dari sana bisa menghasilkan <a href="http://instagram.com/365versifications" target="_blank"><span style="color: #38761d;">365 puisi</span></a>.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqiG1KLzwZDbRr_iIsvyJa3UcvgnjU0K_mKk4rA7368AjwZMlVnrx50mjhM_ArxSlFIy7YnN80BUeqZlJjGzTFRPdDxzwN_IhEFFDIRUDfMwrXjkq0ZwXTBwMwh2yMLTpd9gabZhkqmUc/s1600/2018-09-21+04.03.14+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqiG1KLzwZDbRr_iIsvyJa3UcvgnjU0K_mKk4rA7368AjwZMlVnrx50mjhM_ArxSlFIy7YnN80BUeqZlJjGzTFRPdDxzwN_IhEFFDIRUDfMwrXjkq0ZwXTBwMwh2yMLTpd9gabZhkqmUc/s640/2018-09-21+04.03.14+1.jpg" width="480" /></span></a></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5ktTIbbwPFVVereaTrHQMaBE2jIAbXrijFFA0RB5GPSruQVHT7KPdpSfO-K6q4F2_EKom7VmQQXdvI1EqyqtV8ey6R8gKKW-Qd06yVACUQWm422qVbAl8Ge8JRgsNPETTf-IpWulo2-A/s640/2018-09-21+04.04.24+2.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="480" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Feel the melancholy?</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5ktTIbbwPFVVereaTrHQMaBE2jIAbXrijFFA0RB5GPSruQVHT7KPdpSfO-K6q4F2_EKom7VmQQXdvI1EqyqtV8ey6R8gKKW-Qd06yVACUQWm422qVbAl8Ge8JRgsNPETTf-IpWulo2-A/s1600/2018-09-21+04.04.24+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"></span></a></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Ya, setelah
terombang-ambing 130-an kilometer dari Cyberjaya, pulangnya gue mampir dulu ke
Kuala Lumpur dan kembali merasakan ibukota vibe. Rasanya mirip-mirip kayak
melipir ke Grand Indonesia, hanya saja harus lebih banyak berdoa karena takut
tergoda sementara terkendala budget dan perbedaan mata uang yang kadang suka
bikin miskalkulasi pengeluaran (oke, sebenernya ke Grand Indonesia-pun gue
cuman mampu melipir ke CGV Blitz aja). Dalam hati, sedih banget ninggalin
Melaka karena wisata hari ini sebenernya kentang alias nanggung sekali. Ah, I
left my heart at Melaka.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpPdhZmXXQii7Ka1l8AVa6pKLndwiNUxqfzmt6TNNo8iM6Wtl8-64WqWpSZsPnVWKYIEy9KqgQKRUeBIBhcx3yQXvuSvU6W9WPQs8WcjHVLFcJmWD0-fxnTSmhFnoKAZ9uKg-f2cELWuo/s1600/2018-09-13+07.15.06+1.jpg" imageanchor="1" style="display: inline !important; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpPdhZmXXQii7Ka1l8AVa6pKLndwiNUxqfzmt6TNNo8iM6Wtl8-64WqWpSZsPnVWKYIEy9KqgQKRUeBIBhcx3yQXvuSvU6W9WPQs8WcjHVLFcJmWD0-fxnTSmhFnoKAZ9uKg-f2cELWuo/s640/2018-09-13+07.15.06+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="clear: right; display: inline; font-family: inherit; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwL0PwmxrYDrePZTx2r8bosujvi_JSMw8hWllviPddh-vFOMq0R1Ozps07iYZN12WKZo7pJ7IV8eHBfhHUBfV6rCEEl-vJpxCCrF0wnvR4pgzB7OcXsLLKM6kfkBQq8-ZyRzouJYfMHEY/s640/2018-09-13+07.15.07+1.jpg" width="480" /></span></div>
<br />
<div style="margin: 0in;">
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Jikalau gue
tiba-tiba nemu duit 10 juta rupiah di bawah bantal dan disuruh pilih pingin <span style="font-style: italic;">mengulang</span> berwisata ke mana, pastilah gue akan
menjawab ke Melaka. Gue sangat suka wisata sejarah karena <span style="text-decoration-line: line-through;">selain gue orangnya susah move on</span>
gue adalah orang yang sangat suka mencari asal muasal dan mendengar cerita masa
lalu. Gue udah berkali-kali ke Kota Tua Jakarta, tapi enggak pernah bosen dan
selalu setiap <span style="text-decoration-line: line-through;">galau</span> rasanya
pengen lari kesana. Dikasih yang sepetakan kayak Kota Tua aja nggak
bosen-bosen, gimana dikasih sekomplek luas kayak Melaka? Wah alamat nggak
pulang-pulang ke tanah air sebulan (kalo duitku nggak abis-abis).</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Selain wisata
sejarah, melihat deretan warkop, resto dan bar di sekitar sungai Melaka membuat
gue ingin mencicipi vibe nightlife dan crowd-nya. Rasanya mungkin enak juga
ngobrol-ngobrol sambil denger musik live dan menatap nanar ke riak-riak air
sungai yang tenang dari kejauhan.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Gue juga aiming
untuk lebih khusyuk merenung di bangku-bangku tepi laut di sekitar Masjid Selat
Melaka karena hawanya super melankolis dan membangkitkan imajinasi-imajinasi
terliar. Jikalau gue diberi kesempatan lagi ke sana, gue akan ingat untuk
membawa pulpen dan notes, serta membawa earphone terbaik, kemudian mendengarkan
playlist terbaik untuk menulis materi-materi terbaik yang bisa dihasilkan sel
otak gue.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Intinya, wisata
kali ini sangat nanggung dan Melaka is surely a destination to come back to at
my bucket list. Semoga kembali ke Melaka dan enjoy Melaka to the fullest bisa
benar-benar gue realisasikan suatu hari nanti. Till that moment come, I will
eat less and have fun less to fill my piggy banks!</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://media1.tenor.com/images/0235ac27806d9fb522b5ad521ba0cbaa/tenor.gif?itemid=4650303" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="248" data-original-width="450" height="176" src="https://media1.tenor.com/images/0235ac27806d9fb522b5ad521ba0cbaa/tenor.gif?itemid=4650303" width="320" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: inherit; font-size: x-small;">Thank you for the GIF, Disney and Tenor!</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Love,</span></div>
<div style="margin: 0in;">
</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="color: #990000; font-family: inherit;"><i>Your (still
co-ass) writer</i></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbKEinWgdgxnIkBd-HZRkRRv_f0T4OHlDENG4pTOhXEmtW8gKZxa0OD5XuTGJOW6df5j-LcpKE0BgLCuu2L53QewtLVbUD5e8MoovJDxFBx3stwxhczLfbUIItt1F-BgcNGgEnzxpKZ9s/s1600/Sign.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" data-original-height="194" data-original-width="165" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbKEinWgdgxnIkBd-HZRkRRv_f0T4OHlDENG4pTOhXEmtW8gKZxa0OD5XuTGJOW6df5j-LcpKE0BgLCuu2L53QewtLVbUD5e8MoovJDxFBx3stwxhczLfbUIItt1F-BgcNGgEnzxpKZ9s/s200/Sign.jpg" width="170" /></span></a></div>
<div style="font-family: "Minion Pro"; font-size: 12.0pt; margin: 0in;">
<br /></div>
Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-30557852414509994652018-09-14T19:06:00.000+07:002018-09-14T19:21:04.469+07:00Java's Dearest Rain Forest: Pangrango<span style="font-family: inherit;">Assalamualaikum
warrahmatullahi wabarakatuh!</span><br />
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Selamat
siang semuanya <span style="background: white;">– Selamat hari kejepit
nasional bagi khalayak yang menunaikan dan selamat beraktivitas selayaknya hari
Senin bagi yang tidak merayakan. Teruntuk koas yang sedang rotasi di
stase-stase besar, selamat berjaga malam dan selamat jaga libur besok...</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">*menyayat
hati para koas : <span style="font-style: italic;">project done</span>*</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Hari
ini, gue termasuk kaum yang sedang merayakan ibadah libur <span style="background: white;">– bukan dalam rangka harpitnas, tapi dalam rangka
dapet libur seminggu dari perkoasan (oke, jangan salah baca). Akhirnya setelah
terpaan stase-stase besar di tahun lalu (dimana jaga malam dan jaga libur sudah
menjadi makanan sehari-hari), gue memasuki fase-fase stase kecil, seperti
forensik dan radiologi, yang rotasinya nanggung cuma 3 minggu, sehingga
memungkinkan koas fana sepertiku mendapat sempilan hari libur.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Yang kusayangkan cuma kenapa ada hari libur nasional
di tengah-tengah minggu liburku – kenapa tidak di minggu depan saja saat
aku sudah masuk stase agar aku dapat additional holiday. Lol.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;">So, right now, I am sitting on a chair quite far from
Indonesia, with sore hands, back, and feet, sleepy as hell, but just because I
have this fire on heart to tell things around, I keep </span><span style="background: white; font-style: italic; font-weight: bold;">sitting and typing</span><span style="background: white;">. I just got back from a mountain (</span><span style="background: white; font-style: italic; font-weight: bold;">yes, a
mountain, </span><span style="background: white; font-style: italic;">kid you
not</span><span style="background: white;">) pasca menunaikan ibadah rekreasi dan
hiking. Hm, where should I start?</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">It was just in July when I started to hike mountains.
Bisa dibilang pendakian pertama gue tidak buruk, malah cenderung menyenangkan,
menambah teman, minim sore legs dan injured anatomies, dan setiap hari setelah
pulang, gue selalu ada semacem dorongan untuk "kapan ya gue bangun di atas
gunung lagi". Maka dari itulah sepulang dari gunung, gue selalu
menyempatkan menabung sepeser demi sepeser, menghindari mengambil uang yang
sudah ditabung hanya untuk keperluan perintilan khas cewek, dan melakukan riset
dan semacam pembulatan determinasi mau ke gunung mana aja.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white; font-style: italic;">Make it short,</span><span style="background: white;"> akhirnya gue memiliki niat untuk menyelesaikan
beberapa gunung di Jawa.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>So the previous
hiking brought me to 2665 m.a.s.l, which was really kind to my feet. Setelah
menempuh angka 2000-an m.d.p.l, gue merasa sepertinya harus mulai
mengenal yang 3000-an m.d.p.l. Setelah melakukan </span><span style="background: white; font-style: italic;">research</span><span style="background: white;">, keputusan gue jatuh pada gunung Gede atau
Pangrango – yang berujung pada gue memilih Pangrango. Pilihan jatuh ke
Pangrango karena menurut beberapa referensi katanya banyak pemandangan
sepanjang jalan, misalnya Telaga Biru, Hot Spring, dan beberapa air terjun. Gue
tidak mendapatkan banyak deskripsi soal pemandangan Gede (terkecuali untuk
Eidelweiss-nya, dimana Pangrango juga punya Eidelweiss di Mandalawangi), jadi
begitulah asasku dalam memilih gunung kali ini. Jalur pendakian yang dipilih adalah
melalui Cibodas.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;">Gue kembali mendaftar open trip dengan teman sehidup
semati sepergunungan, Ayla, dan tidak lupa bersama 2 rekan kami yang berjenis
kelamin pria. Intinya kita berempat, masuk ke dalam grup open trip, yang
ternyata kali ini setelah ditotal, cuma berjumlah 8 orang termasuk kita dan
guide-nya. Agak kontras dengan Pendekatan Massal ke Papandayan tempo hari
dimana pesertanya sampai 30 orang (</span><span style="background: white; font-style: italic;">well, I kid you not</span><span style="background: white;">),
tapi yasudah kita jalani saja.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Gue akui, kepergian gue yang sekarang agak
ugal-ugalan; gue sedang sibuk mengakhiri masa magang di rumah sakit yang
sekarang gue tempati, sehingga gue harus pak-pak barang dari kosan, ujian
akhir, plus masih jaga-jaga malam karena stase gue mewajibkan jaga malam (<i>well,
a hardcore ENT department, of course!</i>), ditambah lagi kepergian gue ke gunung
ini bersambung dengan kepergian gue selanjutnya bersama keluarga ke sebuah
negara tetangga. Fix, turun gunung pegel-pegel, langsung lari ke bandara untuk
kejar pesawat.</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO9IGlIxsf1xPXefMSNEuA3ci_tO5v631PBya9Kw-dvdz6VuX-67A7AaaLMaTbkQfHmTlEHpaCz8M5W6XTc1vjhQcMxGReCHxP8NEXROyqHtvRF-rHGHpgU6e47vuDqWFiV_rGGxFo_cE/s1600/2018-09-11+08.51.55+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO9IGlIxsf1xPXefMSNEuA3ci_tO5v631PBya9Kw-dvdz6VuX-67A7AaaLMaTbkQfHmTlEHpaCz8M5W6XTc1vjhQcMxGReCHxP8NEXROyqHtvRF-rHGHpgU6e47vuDqWFiV_rGGxFo_cE/s640/2018-09-11+08.51.55+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;">A sneak peak for the next post?</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white; font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="background: white; font-family: inherit;">Jadi, bukannya rutinin lari dan latihan fisik lainnya,
yang ada gue modar karena tiap hari harus berurusan dengan berkendara PP dari
tempat tinggal sementara yang lebih jauh ke rumah sakit (<i>because I can't afford
kosan for longer</i>) dan stuck di kemacetan ibukota. Setiap hari kerjaku cuma
malas-malasan dan H-1 naik gunung, gue jaga malam pula. Sungguh daebak dan </span><span style="background: white; font-family: inherit; font-style: italic;">reckless</span><span style="background: white; font-family: inherit;">.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit;">Jadilah hari Jumat sore, dengan penuh ketetapan hati
dan segala sisa energi yang gue punya (post jaga malem juga), gue berangkat
nyetir motor sendiri dari Jakarta Barat ke Jakarta Timur, ke Kampung
Rambutan – hulu dari segala open trip. Karena cuma 8 orang peserta,
menunggu tidak perlu waktu lama sehingga dalam 1 jam, kita udah cao. Btw,
rombongan ini minim peserta cantik, alias cuma ada 2 orang perempuan saja.
Well...</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;">Terkantuk dan termolor se 2018 – tidak butuh
waktu lama hingga bis sampai di Ciawi jam setengah 12 malam. Perjalanan
dilanjutkan dengan menggunakan angkot sampai ke sekitar Taman Nasional Gede
Pangrango, dan kita sampai sekitar jam setengah 2 pagi. Setelahnya tentu
saja makan lalu tidur, </span><span style="background: white; text-decoration: line-through;">yang berkontribusi pada penambahan berat badanku</span><span style="background: white;">. Jam 5 pagi, kami semua mulai menembus dinginnya hawa
pagi pegunungan, menuju kegelapan hutan Taman Nasional Gede Pangrango.</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_ttx4bUkNVp4CRRM1D_YJkc6mIDBppVS1BwVfFUMZ_KbwPkl2gY0FNKvHsrB3HHPphOM_vbMF7LJqri0Q3RYBAYSA0UoEArFrxSGMoWPvfRluc2kPATfJsPYAVErpcIu5gjMANg8FlEM/s1600/IMG_20180908_052235.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_ttx4bUkNVp4CRRM1D_YJkc6mIDBppVS1BwVfFUMZ_KbwPkl2gY0FNKvHsrB3HHPphOM_vbMF7LJqri0Q3RYBAYSA0UoEArFrxSGMoWPvfRluc2kPATfJsPYAVErpcIu5gjMANg8FlEM/s640/IMG_20180908_052235.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;"><br /></span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white; font-family: inherit;">Dari hasil perabaan kaki dan </span><span style="background: white; font-family: inherit; font-style: italic;">headlamp</span><span style="background: white; font-family: inherit;">, trek awal berbatu (tipe batu kali yang tersusun
asal) di antara tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh rapat. Trek berbentuk tangga dan
terus menanjak, sehingga untuk makhluk jelata yang tidak berolahraga terlebih
dulu sepertiku ya cukup bikin ngos-ngosan. Sekitar jam 6 pagi, matahari mulai
naik dan trek mulai terlihat. Rombongan lain mulai terlihat bergerombol,
rupanya mengerumuni salah satu atraksi di sepanjang trek pendakian: Telaga
Biru.</span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGWU_4A8bdHVwtg3hlYQCy6MKR8ucbSlUQ9quX4DWioP91C2evI8lpeL5bcMODLiwIgObe6lbpLO9sSai6IWAC8mlixMJolr44avSFnAsmxwzlooN7HEIUVw9qa59nUiG7F15sMcgmywg/s1600/2018-09-10+01.42.45+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGWU_4A8bdHVwtg3hlYQCy6MKR8ucbSlUQ9quX4DWioP91C2evI8lpeL5bcMODLiwIgObe6lbpLO9sSai6IWAC8mlixMJolr44avSFnAsmxwzlooN7HEIUVw9qa59nUiG7F15sMcgmywg/s640/2018-09-10+01.42.45+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"> </span><span style="background: white; font-family: inherit;">Perjalanan lanjut sampai akhirnya jalanan setapak
berbatu berubah menjadi geladak panjang yang menurut gue, extra indahnya
(karena selain mendatar, </span><span style="background: white; font-family: inherit; font-style: italic;">view</span><span style="background: white; font-family: inherit;">-nya juga bagus sekali). Siluet gunung Pangrango berdiri gagah di
kejauhan.</span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3UopgD-b-z5NuJ8La00CBhsV41erKxzeoTLew1swjOBs6DM4cUmUJ895wg5O1Rqjxi8gmNoS37qiyRdkf8FdIdc8jzqArKZ4k4BwcucrOyEp60AaD9Aosw8lmwhMhVK3eeHePcouo7M8/s1600/2018-09-13+08.39.24+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3UopgD-b-z5NuJ8La00CBhsV41erKxzeoTLew1swjOBs6DM4cUmUJ895wg5O1Rqjxi8gmNoS37qiyRdkf8FdIdc8jzqArKZ4k4BwcucrOyEp60AaD9Aosw8lmwhMhVK3eeHePcouo7M8/s640/2018-09-13+08.39.24+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Setelah melewati geladak (atau apa ya istilahnya?)
kita kembali masuk ke dalam rimbunnya hutan dan diterpa trek tangga berbatu
yang terus menanjak without mercy. Tapi karena masih stamina awal, nggak banyak
keluh kesah yang keluar.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sepanjang jalan
banyak vegetasi unik yang membuat pendaki yang lewat sedikit terdistraksi dari
trek yang terus menerus menanjak. </span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc1dAWA5EaMp3oQtiHtiKQvWym6ROqgWnmC4uiooiq2rcBS3Tm1ifpZjGYDW-ohNhKIhxckWsTlHOPnUSRGcbPlRdWEEPWEiDrzeHLMNJu6IxbL8qZHU0oxvlRrCKvwcZvcESr1fv_MJc/s1600/2018-09-14+06.54.53+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc1dAWA5EaMp3oQtiHtiKQvWym6ROqgWnmC4uiooiq2rcBS3Tm1ifpZjGYDW-ohNhKIhxckWsTlHOPnUSRGcbPlRdWEEPWEiDrzeHLMNJu6IxbL8qZHU0oxvlRrCKvwcZvcESr1fv_MJc/s640/2018-09-14+06.54.53+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;"><br /></span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;">Setelah 4 jam dihantam jalan menanjak dan vegetasi
rapat khas hutan hujan yang akhirnya membuat kita agak letih, akhirnya
terdengar suara air terjun di kejauhan dan mulai ada plang tulisan
"hati-hati jalanan licin". Kita disambut hot spring, jadi modelannya
kayak air terjun berisi air panas, yang harus kita lintasi dengan tali. Btw,
sisi sebelahnya langsung menuju ke jurang dan trek masih batu-batuan yang
tersusun lebih longgar (jadi harus semi lompat-lompat dari satu batu ke batu
lain, di </span><span style="background: white; font-style: italic; font-weight: bold;">pinggir jurang</span><span style="background: white;"> – well ok).</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiINaUJYYim4uJ7i-4YXOEd1oTY12uHx2m30ZxXxidDV0zIytFKlekgkqtGSWDl_2Up3l17IMFZbBG1OvLYe5VvaZzzRtQ_bTjemOiXcTUgRKodMWw5I0zQbM-a3ml_qeNlEUhuSCha9Zo/s1600/2018-09-10+01.47.22+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiINaUJYYim4uJ7i-4YXOEd1oTY12uHx2m30ZxXxidDV0zIytFKlekgkqtGSWDl_2Up3l17IMFZbBG1OvLYe5VvaZzzRtQ_bTjemOiXcTUgRKodMWw5I0zQbM-a3ml_qeNlEUhuSCha9Zo/s640/2018-09-10+01.47.22+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Gue akui, perjalanan dari Telaga Biru sampai ke Hot
Spring ini cukup menyiksa batin karena rasanya lama banget, trek nanjak dengan
ribuan tangga batu (? Oke hiperbolis), dan juga pemandangan di kanan kiri
terlalu seragam. Di hot spring, agak emosi jiwa juga karena tali yang
dikhususkan buat berpegangan malah ngelondoy nggak karuan, nggak kenceng,
sehingga sulit dijadiin pegangan juga.</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Karena batu-batu di hot spring cenderung tersusun
menanjak, maka ada rasa sedikit aman. Gak lama setelah hot spring – ya
kira-kira 10 menit dengan kecepatan jalan gue, dan 5 menit dengan kecepatan
jalan orang yang sudah pernah hiking, kita melewati Kandang Batu. Tempatnya
luas, jalannya rata dan lempeng, kadang orang suka berkemah disini juga. Tapi
destinasi berkemah kita adalah di Kandang Badak, so the show must go on.</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFLwsfDJxvJg2x9hfVY6Buv7Hmkw6Gmi108n1ANtgQ7UKbm_Ksycg8oOFlD3WZruLKYbsvspoO1v9PS6pFlQ2kJ7nRINO1mK_VY3Wpoun5nLBEqLk3slKDRSAjokoAUw4eP_Cyfshhdmk/s1600/2018-09-10+04.55.46+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFLwsfDJxvJg2x9hfVY6Buv7Hmkw6Gmi108n1ANtgQ7UKbm_Ksycg8oOFlD3WZruLKYbsvspoO1v9PS6pFlQ2kJ7nRINO1mK_VY3Wpoun5nLBEqLk3slKDRSAjokoAUw4eP_Cyfshhdmk/s640/2018-09-10+04.55.46+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXlijdfyYbsLx33wy-GNc5874cdLGPMSMoD4wi5iiWlvbHkh6uc5xG_aehM2de3Au_RRyLF7SG9qOveyz9IeS7zrAqmda43xQJPc8IONn6G1v0Tnzm2nrDUJIzGppFs3pEmyNIMoTnbHY/s1600/2018-09-08+08.59.00+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXlijdfyYbsLx33wy-GNc5874cdLGPMSMoD4wi5iiWlvbHkh6uc5xG_aehM2de3Au_RRyLF7SG9qOveyz9IeS7zrAqmda43xQJPc8IONn6G1v0Tnzm2nrDUJIzGppFs3pEmyNIMoTnbHY/s640/2018-09-08+08.59.00+2.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;">Setelah dimanjakan trek sekitar Kandang Batu yang
tidak begitu menyiksa, akhirnya realita kembali datang. Batu-batu yang semakin
asimetris tapi terus membuat trek menanjak kembali berdatangan. Di beberapa
tempat, memanjat is necessary thing to do, karena trek mulai kombinasi dengan
akar dan tanah yang gap-nya tinggi-tinggi. Langit mulai gelap, rintik gerimis
mulai turun. Tapi, </span><span style="background: white; font-style: italic;">there
is always a blessing in disguise</span><span style="background: white;">, kita
masih disuguhkan pemandangan air terjun di sisi jalan dan sejenak feeling okay
with anything.</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRnthUPI5eDYwALOl8xLU6WuOx8SmhVq4MsukhQ7QwtHxD8gRZSwVAmaU0JOj6LlTOma6NGvA58DO_4bofKjjSHUeUHQOScurDE7puKgMOHIFbgW5r85vYf7ujFJbSNw-23M6QJW_qAn4/s1600/2018-09-10+01.49.09+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRnthUPI5eDYwALOl8xLU6WuOx8SmhVq4MsukhQ7QwtHxD8gRZSwVAmaU0JOj6LlTOma6NGvA58DO_4bofKjjSHUeUHQOScurDE7puKgMOHIFbgW5r85vYf7ujFJbSNw-23M6QJW_qAn4/s640/2018-09-10+01.49.09+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;">Langit muram dan gerimis turun, tapi gak ada satupun
yang buka ponco. Untungnya, gak lama kemudian, kita sampai ke </span><span style="background: white; font-style: italic;">basecamp</span><span style="background: white;"> Kandang Badak. Ternyata </span><span style="background: white; font-style: italic;">weekend</span><span style="background: white;"> kemaren </span><span style="background: white; font-style: italic;">basecamp</span><span style="background: white;"> bisa jadi
serame itu. Tapi kalau memang masih mau blusukan ke ujung-ujung, masih cukup
tempat kosong untuk mendirikan tenda. Di se-antero basecamp, hanya ada 2 tukang
jualan kopi, gorengan, dan pop mie, kontras dengan pendakian gue sebelumnya
dimana banyak warung-warung. Ini pun bentuknya bukan warung, tapi abangnya
berkemah di tenda dan dagangannya diemper di luar tendanya. Satu hal yang gue
salut, abang-abang ini cukup telaten dengan sampah-sampah mereka. Sampah-sampah
bekas pop mie dan bekas ngopi orang bener-bener ditiris dengan baik dan dikumpul
sampe nggak bersisa di sekeliling.</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOADqw6s-ZUc8Q8r4nHolkk3gU8vYpfbO33lHwTalqv2TdX1kzoHDbR5xZDmXJ6PLNg73Woh_sDE4WaYvGaZKpZ76lf3d_Be8ZhAiY0UXeAKl7SHqbW-h8Gi6_DY1QmUbyb15njNOT1sk/s1600/2018-09-10+04.57.12+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOADqw6s-ZUc8Q8r4nHolkk3gU8vYpfbO33lHwTalqv2TdX1kzoHDbR5xZDmXJ6PLNg73Woh_sDE4WaYvGaZKpZ76lf3d_Be8ZhAiY0UXeAKl7SHqbW-h8Gi6_DY1QmUbyb15njNOT1sk/s640/2018-09-10+04.57.12+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;">Hujan berhenti, gelap pun datang. Akhirnya malam tiba.
I was feeling all sore terutama di daerah selangkangan (<i>idk why I always felt
troubled there whenever I took the long road</i>, betis dan dengkul malah fine-fine
aja). Masakan gunung malam itu adalah ayam goreng, tempe goreng, dan pecel. Gue
selalu suka masakan apapun di atas gunung. Rasanya jadi 1000000x lebih enak.
Ritual ngopi di gunung-pun kembali gue laksanakan, rasa kopinya-pun naik
kualitas. </span><span style="background: white; font-style: italic;">Surprisingly</span><span style="background: white;">, malam di Pangrango setelah siang-sore yang berhujan
tidak sedingin itu. Tidur malam bisa dilakukan comfortably karena suhu tidak
terlalu dingin. Malam itu cerah – bintang bertaburan di langit, </span><span style="background: white; font-style: italic; font-weight: bold;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>I could even see the reddish Mars</span><span style="background: white;">. Menurut berita, banyak benda langit bisa terlihat di
bulan September ini, contohnya Mars. Tidak gue abadikan karena gue ngeliat
bintang waktu gue perjalanan ke WC.</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Jam 3 pagi, gue terbangun dengan perasaan (dan
selangkangan) yang terasa lebih baik karena menggunakan berton-ton balsem (oke,
hiperbolis lagi) dan siap-siap untuk summit. Menurut itinerary, summit butuh
waktu 2 jam dari tempat berkemah ini.</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;">Di awal perjalanan, kanan kiri terasa sangat gelap.
Jalanan banyak terhalang batang pohon yang mengharuskan kita menunduk,
memanjat, bahkan tiarap dalam gelap. Medan dibentuk tanah dan akar. Gue mulai
bisa mendengar anggota kelompok gue lainnya (yang terdiri dari pria-pria yang
lebih tua dan lebih berpengalaman naik gunung) bergumam. "wah medannya
fisik banget sih ini". Di detik-detik gue harus pasang banyak pose dan
kuda-kuda untuk meneruskan perjalanan, gue selalu berpikir adalah sebuah kesalahan
besar pergi ke gunung tanpa latihan fisik dan </span><span style="background: white; font-style: italic;">proper stretching. I was not in my best physical state</span><span style="background: white;"> – dan sekarang, </span><span style="background: white; font-style: italic; font-weight: bold;">it's too late to go back</span><span style="background: white;">.</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;">Jam 4, jam 5, jam 6, waktu berlalu – kemudian matahari
terbit dan mulailah gue melihat medan yang gue lewati dengan penuh kesadaran.
Medan akar, tanah, celah sempit di antara tanah, batang pohon besar dan kecil
melintang, tanjakan yang harus dipanjat, sekarang terlihat lebih nyata. Waktu
gelap tadi gue halu aja main hantem, panjat, merunduk, melompat tanpa
bener-bener ngeh di depan gue sebenernya ada apa. Tapi, ketika matahari terbit,
well the fact was kinda mocking me, "Rasain lo nggak olahraga dulu sebelum
naik gunung!". </span><span style="background: white; font-style: italic;">Well,
I made mistakes…</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white; font-style: italic;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtZKanWOEM7hASWit1CAaMQaXF5xxsXRJ4-fMeNunR7iTkUSUUm55jsQ0cxGvTJGtLcBCIBMsuHS1az6xNf3AuDD6EW2pWlP3AqvyWOyN6AqUf6S_HPfjd9Klgj4M33MBuBTISo4FB0lA/s1600/2018-09-13+08.46.17+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtZKanWOEM7hASWit1CAaMQaXF5xxsXRJ4-fMeNunR7iTkUSUUm55jsQ0cxGvTJGtLcBCIBMsuHS1az6xNf3AuDD6EW2pWlP3AqvyWOyN6AqUf6S_HPfjd9Klgj4M33MBuBTISo4FB0lA/s640/2018-09-13+08.46.17+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgorcy6G_FLoZ8EWYN5sGcSsNtmp4q2Gmkzf2s2sIOY1M4N3HJ29oyAVC_9eDPzQ2eLXKcoWqN4yRNQN7BEhQggEzxvf3pLsbjrj52M_mgxJSy_naQt4kYW3jy75hBbVeJQLzrHWfnipwM/s1600/2018-09-10+01.50.23+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgorcy6G_FLoZ8EWYN5sGcSsNtmp4q2Gmkzf2s2sIOY1M4N3HJ29oyAVC_9eDPzQ2eLXKcoWqN4yRNQN7BEhQggEzxvf3pLsbjrj52M_mgxJSy_naQt4kYW3jy75hBbVeJQLzrHWfnipwM/s640/2018-09-10+01.50.23+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Celah sempit sekali boskuuuu!</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white; font-family: inherit;">Jam 6 pagi, gue masih 3/4 jalan menuju puncak
Pangrango sementara matahari sudah cukup tinggi dan terang. Dari jauh, terlihat
siluet Gede dan asap dari kawahnya, di kelilingi awan-awan. Kata beberapa
orang, Gede dan Pangrango umumnya merupakan gunung muram yang lebih sering
diselimuti kabut daripada dikelilingi awan. Tapi hari itu, awan bertengger
cantik di sekitar gunung Gede. </span><span style="background: white; font-family: inherit; font-style: italic;">I felt mesmerized, I felt small.</span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white; font-style: italic;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgloXqD29_xQ9OdO5B7l8wJqIf5fjqy_ZncSBa3TaYVbM2uqorzqjRr7eiY6_B48E1ZvvRHiUtQS6IQS8L6YVq6NpVU6MTxUO4ZUvN2Ap_Z5QZeeLrJ0T_l_oaKQNgywXyNCvLjugBHSVE/s1600/2018-09-13+08.43.17+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgloXqD29_xQ9OdO5B7l8wJqIf5fjqy_ZncSBa3TaYVbM2uqorzqjRr7eiY6_B48E1ZvvRHiUtQS6IQS8L6YVq6NpVU6MTxUO4ZUvN2Ap_Z5QZeeLrJ0T_l_oaKQNgywXyNCvLjugBHSVE/s640/2018-09-13+08.43.17+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white; font-family: inherit;">Jam 7 pagi, akhirnya gue mencapai puncak Pangrango di
ketinggian 3019 m.d.p.l – </span><span style="background: white; font-family: inherit; font-style: italic;">3000-an m.d.p.l pertam</span><span style="background: white; font-family: inherit;">a yang gue
lakukan tanpa banyak persiapan fisik dan membuat gue sangat menyesal karena
sepanjang jalan terganggu oleh kaki yang nyerinya </span><span style="background: white; font-family: inherit; font-weight: bold;">khan maen</span><span style="background: white; font-family: inherit;">. 3000-an m.d.p.l yang syahdu, dengan sinar matahari
adekuat dan awan-awan yang tenang berarak memberikan </span><span style="background: white; font-family: inherit; font-style: italic;">feel</span><span style="background: white; font-family: inherit;"> negeri di atas awan. Gunung Gede di kejauhan terlihat lebih tandus
dengan kepulan asap dari kawahnya. Dengan mesra gue memeluk tiang bertuliskan </span><span style="background: white; font-family: inherit; font-style: italic;">Puncak Pangrango 3019 m.d.p.l</span><span style="background: white; font-family: inherit;">, setengah meratapi bagaimana cara gue turun dari
ketinggian 3019 m.d.p.l ini.</span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWbW6HYk-zVPdnDXskwj0W8e3Q685CZtwvz-HdPvUo743NCysEgfJiJuws5mkOquaHG5qZQNOYuHYIEI_3fWdk-ETkxDRXF5cZ_LfkYEdmKHVQ5Ei93_vhjDwe5uYmap_TNKF_dIEnPqc/s1600/2018-09-10+04.56.34+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWbW6HYk-zVPdnDXskwj0W8e3Q685CZtwvz-HdPvUo743NCysEgfJiJuws5mkOquaHG5qZQNOYuHYIEI_3fWdk-ETkxDRXF5cZ_LfkYEdmKHVQ5Ei93_vhjDwe5uYmap_TNKF_dIEnPqc/s640/2018-09-10+04.56.34+1.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Tidak lama setelah scene negeri di atas awan, keadaan
berubah menjadi berkabut dan sinar matahari serta syahdunya awan pergi entah
kemana. Akhirnya, setelah itu kita pergi ke Mandalawangi, Tegal Alun-nya Gunung
Pangrango yang dipenuhi dengan bunga abadi Eidelweiss. Sampai di Mandalawangi,
yang terlihat adalah hamparan Eidelweiss yang tertutup kabut cukup tebal dan
diterpa angin kencang yang rasanya cukup freezing. Gigi gue gemeretak diterpa
kabut dingin. 20 menit saja di Mandalawangi, akhirnya kita turun gunung melalui
trek yang sama dengan trek kita summit.</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio7FE1pJUO3Q2Rc0ifTiKxS0gNR_IUuX86uFjnxe0RaDbrOmoX0yVCwwhWje-FcIg-Y_0BlR-vHBpIbl37xor3OB7DFxTluW3RNp6qEtD7jvBUi6w8V5C__KXv4cw70mNJYlejKpsBLos/s1600/2018-09-10+05.01.19+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEio7FE1pJUO3Q2Rc0ifTiKxS0gNR_IUuX86uFjnxe0RaDbrOmoX0yVCwwhWje-FcIg-Y_0BlR-vHBpIbl37xor3OB7DFxTluW3RNp6qEtD7jvBUi6w8V5C__KXv4cw70mNJYlejKpsBLos/s640/2018-09-10+05.01.19+3.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFi26COIWqi5Q7ws_8gFnZwqmcwVLPiAMV2ybTeI6TLnKWQ88Y9R357H9hh-DhWDusNYm-RLjh7kazkOXOCEvqMPztusu0uQL-UCsBNhCgFqzAhhbrLxlggabgqy29xmuQEpnrhupn2GA/s1600/2018-09-10+05.01.20+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFi26COIWqi5Q7ws_8gFnZwqmcwVLPiAMV2ybTeI6TLnKWQ88Y9R357H9hh-DhWDusNYm-RLjh7kazkOXOCEvqMPztusu0uQL-UCsBNhCgFqzAhhbrLxlggabgqy29xmuQEpnrhupn2GA/s640/2018-09-10+05.01.20+2.jpg" width="480" /></a></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white; font-family: inherit;">Setelah pendakian gunung kedua kalinya, gue baru
menyadari bahwa mungkin datang tidak sesulit pulang dan menanjak tidak sesukar
turun – mungkin melawan gravitasi tidak sesulit menurutinya. Turun dari puncak,
kita kembali disambut akar dan tanah, sekarang bercampur dengan hujan, dan
tanah jadi liat dan becek. Gue mulai mengandalkan kemampuan leluhur –
bergelayut, berjalan dengan 4 ekstremitas, pokoknya semua kaki tangan kerja
untuk membopong diri balik dari ketinggian 3019 m.d.p.l. Gue bisa liat mereka yang
udah pro berlomba-lomba lari dari puncak dan segampang itu turun (kayak tinggal
merosot aja </span><span style="background: white; font-family: inherit; font-style: italic;">effortlessly</span><span style="background: white; font-family: inherit;">) sementara aku si anak newbie culun masih "eh
kalo nginjek ini jatoh nggak ya",
"eh dahannya patah", "eh kepleset", "eh dengkul
soak" dan segala kata hati lainnya </span><span style="background: white; font-family: inherit;">yang tidak usah kuungkapkan agar tidak terlihat
cemen</span><span style="background: white; font-family: inherit;">. Walhasil, kayaknya waktu summit
dan turun gue gak beda-beda jauh amat.</span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;">Tapi ternyata pulang dari puncak ke </span><span style="background: white; font-style: italic;">basecamp</span><span style="background: white;">, masih kalah perjuangannya dibandingkan pulang dari </span><span style="background: white; font-style: italic;">basecamp</span><span style="background: white;"> ke dasar.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Di
perjalanan pulang, kaki gue luka-luka karena sepatu mungkin ukurannya pas
sehingga ujung-ujung jari terlalu tertekan ke sepatu saat turun dan ketika gue
ganti sendal, jari-jari gue malah kehantem batu-batu yang ada, plus kaki kiri
gue agak keseleo karena hiperekstensi pergelangan kaki. Tungkai kanan udah
geter-geter gak jelas karena fatigue, kaget karena jalanan turun terus. Ya gitu
deh, naik salah turun salah – pemandangan yang indah jadi nggak kewiri akibat
kaki udah sakit dan panik karena pas azan magrib gue masih ada di sekitar
kawasan Taman Nasional Gede Pangrango, masih di jalan turun. Walhasil, naik ke
basecamp butuh waktu 7 jam, turun pun butuh waktu 6 jam. Sama aja lamanya…</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Oke.</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Jadi, moral of this post yang sangat ingin aku
tuturkan pada khalayak ramai adalah:</span></span></div>
<ol style="direction: ltr; font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.375in; margin-top: 0in; unicode-bidi: embed;" type="1">
<li style="color: black; margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;" value="1"><span style="background: white; font-style: normal; font-weight: normal;"><span style="font-family: inherit;">Always do extensive research about the mountain.
Beberapa orang suka hutan hujan tropis yang lebat, dimana pegunungannya
sedang 'tidur' atau tidak aktif lagi, tapi perjalanan ini menyadarkan gue
bahwa gue lebih prefer gunung aktif yang berpasir dan gue cukup mendamba
savanna gersang.</span></span></li>
<li style="color: black; margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;">Jangan
lupa tanya sebanyak mungkin opini orang yang pernah ke gunung tersebut.
Jangan opini tunggal. Akan ada perbedaan opini di antara orang-orang, yang
dari orok udah ke gunung, akan bilang "trek gampang, cenderung
bosenin" dan yang baru jajal naik gunung akan bilang "wah
bersahabat sih treknya tapi tetep aja sulit, cuman </span><span style="background: white; font-style: italic;">worth it</span><span style="background: white;"> kok". Kumpulkan sebanyak mungkin
opini.</span></span></li>
<li style="color: black; margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">SELALU
DAN SELALU LATIHAN FISIK SEBELUM NAIK. Ini jadi pelajaran buat gue banget,
karena akibat minim latihan fisik, chance cedera lebih banyak, stamina
turun, plus nyusahin orang, dan jadi nggak enjoy sama pengalaman yang satu
ini. Padahal Pangrango cantik juga loh kalo diliat-liat.</span></span></li>
<li style="color: black; margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;">Kalo
beli sepatu gunung, jangan terlalu ngepas. </span><span style="background: white; font-style: italic;">In this
case</span><span style="background: white;"> kaki gue ukuran 36,5 tapi sepatu gue 37, dan masih
tergolong ngepas. RIP ujung-ujung jari kaki gue waktu turun gunung.</span></span></li>
<li style="color: black; margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="font-family: inherit;"><span style="background: white;">Istirahat
dan jangan maksain. Kalo misalnya kaki udah </span><span style="background: white; font-style: italic;">fatigue</span><span style="background: white;">,
geter-geter gak jelas, duduk. Karena kalo kaki udah kram, pikiran jadi
kemana-mana, nggak konsen sama trek, dan jadi ngelantur. Faktor ini yang
bikin entah celaka atau nyasar (hampir ngalamin soalnya, thank God I have
my own savior).</span></span></li>
<li style="color: black; margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Bawa
P3K yang lengkap. Counterpain or any given koyo is a must.</span></span></li>
</ol>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Jadi, sebelum akhirnya aku bikin novel mengenai
Perjalananku ke Pangrango, I think we better finish this now for good – because
this post is already long enough!</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">To make it short, gue nggak kapok naik gunung karena
pendakian ini dan pendakian kedua gue ke Pangrango ini sure contains lessons
and a lot of reminders for me.</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjqFxCgkDlu7V8u0CdBJq7ijE0nTkzc3LFw_mZrY3GNRfRWJjTht9r0JxZBLX85YEyO55YS0WQ3EFkSR1D94489lqZ3ghO7x8qT6NSF7t0pv593lIIt7NCodgT_zs3_Oorwme7OnYm0BU/s1600/2018-09-13+08.45.23+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjqFxCgkDlu7V8u0CdBJq7ijE0nTkzc3LFw_mZrY3GNRfRWJjTht9r0JxZBLX85YEyO55YS0WQ3EFkSR1D94489lqZ3ghO7x8qT6NSF7t0pv593lIIt7NCodgT_zs3_Oorwme7OnYm0BU/s640/2018-09-13+08.45.23+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;">Misty</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Selanjutnya, kemana lagi ya –</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Prau, Merbabu, Semeru?</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Well, we'll see!</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">I hope this post is useful, have a great day everyone.</span></span></div>
<div style="color: black; margin: 0in;">
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;">Love,</span></span><br />
<span style="background: white;"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;">Your co-ass writer.</span></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbKEinWgdgxnIkBd-HZRkRRv_f0T4OHlDENG4pTOhXEmtW8gKZxa0OD5XuTGJOW6df5j-LcpKE0BgLCuu2L53QewtLVbUD5e8MoovJDxFBx3stwxhczLfbUIItt1F-BgcNGgEnzxpKZ9s/s1600/Sign.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="194" data-original-width="165" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbKEinWgdgxnIkBd-HZRkRRv_f0T4OHlDENG4pTOhXEmtW8gKZxa0OD5XuTGJOW6df5j-LcpKE0BgLCuu2L53QewtLVbUD5e8MoovJDxFBx3stwxhczLfbUIItt1F-BgcNGgEnzxpKZ9s/s200/Sign.jpg" width="170" /></a></div>
Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-22647872071446491872018-07-27T21:01:00.000+07:002018-07-28T05:03:15.671+07:00Nature's calling: Papandayan<span style="font-family: inherit;">Assalamualaikum
warrahmatullahi wabarakatuh</span><br />
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Selamat siang
semuanya, semoga hari ini merupakan Jumat yang sungguh barokahnya luar biasa.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><i>*religious mode: on*</i></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">I think my level of
blogging has reached its peak because right now I am blogging in poliklinik
kulit at midday, while my doctor (a dermatovenerologist, of course) sits just
beside me. Well… I deserve a cheer for this awesomeness.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">---------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">So where should I
start?</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Orang yang sudah
bertahun-tahun baca blog gue (<span style="font-style: italic;">yes, I have been
blogging for almost </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">9
or 10 years</span><span style="font-style: italic;">?</span>), mungkin berpikiran
bahwa blog ini merupakan kombinasi antara curhatan <span style="font-style: italic;">daily life</span> dikombinasikan dengan <span style="font-style: italic;">trashy
poetry</span> dan keisenganku berjalan-jalan. Well, jalan-jalan is my hobby.
Not a fancy kind of traveling, but I am pretty satisfied just to stroll around
a city (with<span style="font-weight: bold;"> SUCH</span> lack of money), seeing
city lights, and taking pictures that worth a nice caption.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">So, as I grow older,
I have determination to go on hiking. I have been wanted to hike since 2015.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-weight: bold;">Real hiking</span>. <span style="font-weight: bold;">To
mountains.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Using proper
equipments. Hiking shoes, not fancy sport shoes. Bringing a great carrier, not
a simple daypack while leaving all things in a hotel room. Spending night in
tent, not a simple strolling in a noon and going back to a proper bed at night.
Gue ingin merasakan wildness membakar jiwa, nyamuk dancing around, or simply
just freezing in the middle of <span style="font-style: italic;">mountain air</span>.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">But that simple
dream of mine tidak bisa terealisasi segera.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">2015, gue udah di
tahun terakhir kuliah, lagi sibuk-sibuknya dan tobat-tobatnya kuliah
memperbaiki absen yang buruk rupa.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">2016, gue udah mepet
tahun koas, mulai sekarang absensi diperketat dan mulai suka ada keharusan
masuk di saat weekend. Plus, di tahun ini gue sedang berada di titik nadir
perekonomian seumur hidup gue.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">2017, gue udah resmi
jadi koas, mulai tahun ini, sebagian besar (oke, hampir semua) hidup gue, gue
baktikan untuk menggeser gelar S.Ked ke depan menjadi dr. Di sinilah
ketidaksinkronan hidup itu dimulai; weekdays selalu pulang malem, kalo lagi
nggak pulang malem stamina wasted, weekdays juga ikut tersita job-job koas.
Sangat susah cari waktu untuk sekedar rekreasi ke kota sebelah yang terdekat.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhULfXs_gC9TEgDIW-axod7vTod_yKczn8h5L_ldCzCYUK2IWw-lBMAPYBTzgTlCrCV3q2f-zPZes_h1hZ_wX4cW7qdca2I04yFQ5x8A5T6IYt_HwF8hrLGGi_2Jy3dsECPq_GYAfr0cyQ/s1600/2015-12-30+09.29.30+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1024" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhULfXs_gC9TEgDIW-axod7vTod_yKczn8h5L_ldCzCYUK2IWw-lBMAPYBTzgTlCrCV3q2f-zPZes_h1hZ_wX4cW7qdca2I04yFQ5x8A5T6IYt_HwF8hrLGGi_2Jy3dsECPq_GYAfr0cyQ/s640/2015-12-30+09.29.30+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Terakhir kali back to nature sama keluarga di tahun 2016. Sekarang kalau diajak pasti kebentur,</span><br />
<span style="color: #444444;">"Yah... Aku jaga tanggal segitu..."</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">2018, April, gue
resmi pindah ke tempat kerja baru yang jam kerjanya lebih nice. I got a proper
weekend, a comfortable working hours at weekdays. Rencana naik gunung-pun sudah
di depan mata. Tapi namanya naik gunung kan nggak mungkin gue sendirian, jadilah
gue ngajak orang-orang. "Yuk temenin gue hiking,</span><span style="font-family: inherit; font-style: italic;"> weekend ini</span><span style="font-family: inherit;"> – Papandayan, Gede, manapun deh yang deket,"
gue separo memelas saking desperate mau naik gunung. Tapi jawaban orang selalu
mirip, "Din, kok baru mau naik gunung sekarang? Orang tuh udah naik turun
gunung sampe jenuh, lo baru mau naik. Udah lewat masanya…"</span><br />
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Kesimpulannya, gue
ini telat puber. Dah, gitu aja.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Karena
ngajak-ngajakin orang nggak berhasil, akhirnya gue bertekad kalo gini gue mau
ikut open trip aja sendirian. Nggak papa deh ber-<span style="font-style: italic;">awkward
awkward</span> ria dahulu dengan strangers, tidur setenda sedempetnya dengan
strangers, mungkin pulang-pulang bisa tambah kenalan dan relasi. Begitu niat
impulsif gue sudah membakar 200% jiwa, tiba-tiba temen seperjuangan,
sepermotoran, dan se<span style="font-weight: bold;">kamar kos</span>an (<span style="font-style: italic;">I KID YOU NOT</span>) bilang, <span style="font-style: italic;">"Yuk gue ikut"</span> (Ayla was there in my Leuwi Hejo post: <a href="http://fragilemelancholy.blogspot.com/2015/06/a-waterfall-next-to-town.html" target="_blank">click</a> )</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5qVtqV-ENjCuMKadMRDPFeiElv8Gfsug5LnBDcs4o2jFuvwhHz5fddpVsTPYVO2L9xRNcdBKSyTc7B01JBjHqOFGwJqF1nofJVh4I8LQTje8q3zViRxzrYH_P9fC_1XR_hNoZ9wqIt0k/s1600/2015-05-29+05.10.22+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="1024" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5qVtqV-ENjCuMKadMRDPFeiElv8Gfsug5LnBDcs4o2jFuvwhHz5fddpVsTPYVO2L9xRNcdBKSyTc7B01JBjHqOFGwJqF1nofJVh4I8LQTje8q3zViRxzrYH_P9fC_1XR_hNoZ9wqIt0k/s640/2015-05-29+05.10.22+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">I miss my old adventurous days...</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">So I ended up
choosing an open trip to Papandayan, setelah meminta advis sana-sini mengenai
"Hm, baiknya gue naik gunung apa ya yang cucok buat </span><span style="font-family: inherit; font-style: italic;">entry level</span><span style="font-family: inherit;">". Ketika gue bilang Gunung
Gede, katanya "Ya bagus sih, tapi mending jangan, agak curam-curam".
Ketika gue bilang Gunung Salak, katanya "Nanti lo ilang". Jadilah
mayoritas suara menyarankan gue naik ke Papandayan saja dan menganjurkan gue
untuk beli equipment yang perlu. </span><span style="font-family: inherit; font-style: italic;">Hiking shoes
itu wajib kalo enggak mau terpleset, terpelanting, kaki lecet, dan menyusahkan
khalayak serombongan</span><span style="font-family: inherit;">.</span></div>
<span style="font-family: inherit;">
</span><br />
<div style="font-family: Calibri; margin: 0in;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Tanggal 13 Juli
malam, gue sama Ayla tergopoh-gopoh memesan gojek sambil bawa carrier untuk
ketemu di Kampung Rambutan. Iya, carrier yang baru dikemas 1 jam sebelum
keberangkatan, karena hari itu begitu <span style="font-style: italic;">hectic</span>nya
sampe kita baru sempet packing sesaat sebelum magrib. Jalanan Jumat malem plus
rush hour,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>plus jok abang-abang gojek
yang tersita carrier 55 liter yang nemplok dan narik-narik pundak gue, nikmat
sekali rasanya. Sesampainya di Kampung Rambutan, dengan kemampuan navigasi yang
jelek, akhirnya kita bisa menemukan rombongan open trip. Senyum,
salaman-salaman, memperkenalkan diri sambil nuhun-nuhun minta bantuan selama
trip berlangsung, terus duduk. <span style="font-style: italic;">Yes, I know it
was gonna be awkward.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Jam 10 malam, diri
gue ada di jok tengah bis malam ke Garut dengan dangdut koplo mewarnai
perjalanan. Di sepanjang jalan, gue bisa merasakan badan dengan ekstrim
tertarik ke kanan dan ke kiri, tapi ya memang itu <span style="font-weight: bold;">sensasi naik bis malam antarkota antarprovinsi</span> so I simply
accepted that dan cuma berharap bahwa I would make it up alive. Jam 4 pagi, gue
tiba di sebuah pom bensin di Garut, dikomando untuk turun bis oleh panitia
–untuk kemudian<span style="font-style: italic;"> switch</span> kendaraan berupa mobil pick-up dan beberapa mobil
pribadi jenis APV.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Jam 5 pagi, gue
mendapati diri gue ada di belakang mobil pick-up yang terus menanjak menapaki
jalan pegunungan dan gue bisa lihat lampu-lampu kota Garut dari ketinggian,
semakin memudar ditelan kabut dan jarak. Pipi gue kebas kedinginan tapi gue
puas. Puas –<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>I woke up in a different
city and an adventure was about to come. My epinephrine was rushing out in my
blood. <span style="font-style: italic;">"I should do this often,"</span>
pikir gue.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilTPjQbAJsTZycstROM8-tUZf0X3pVmbKPcuPkpUtJntIKTBzGcAggvbRRPEiUCZ24QDsFvDviO2KIIKGfO8S0lzZfQ59-TGNHU0vR8JJl2whmEjxsTjTcnEn5XQyn8Bm6RWSWncEby2w/s1600/2018-07-16+11.25.07+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilTPjQbAJsTZycstROM8-tUZf0X3pVmbKPcuPkpUtJntIKTBzGcAggvbRRPEiUCZ24QDsFvDviO2KIIKGfO8S0lzZfQ59-TGNHU0vR8JJl2whmEjxsTjTcnEn5XQyn8Bm6RWSWncEby2w/s400/2018-07-16+11.25.07+1.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgw_8bSHiY4XIK-z4lpGi6T7EgmMIBAGk8Jy1GFVt71rY8vl8Ra5W33ViRzvt026r5ZHfMIKHn-yHTWeJ419UFddBDEs0XjGNMicAvDMupGobCDEqmri0u6Dq4YNgsPtYFKBQMZ2zA7EoQ/s1600/2018-07-16+11.25.06+4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgw_8bSHiY4XIK-z4lpGi6T7EgmMIBAGk8Jy1GFVt71rY8vl8Ra5W33ViRzvt026r5ZHfMIKHn-yHTWeJ419UFddBDEs0XjGNMicAvDMupGobCDEqmri0u6Dq4YNgsPtYFKBQMZ2zA7EoQ/s640/2018-07-16+11.25.06+4.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;"></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Jam 8 pagi, gue
mendapati diri gue sudah berada di <span style="font-style: italic;">entrance</span>
Taman Nasional Gunung Papandayan, mencuci muka dengan air yang <span style="font-style: italic;">sebeku itu</span> rasanya, dan duduk melihat
termometer menunjukan suhu 14<span style="vertical-align: super;">o</span>C,
bahkan di hari yang cerah.</span></div>
<span style="font-family: inherit;">
</span><br />
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Jam 9 pagi, gue dan
rombongan berdoa bersama dan mulai start pendakian.</span></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Well,</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">As a newbie for this
kind of sport, gue melihat gunung dengan pelanga-pelongo norak. Se-<span style="font-style: italic;">amazing</span> itu landscape Papandayan, dengan
beberapa bagian berwarna hijau subur dan beberapa bagian berwarna putih
berpasir.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjInsxhZ5dE7ouTrGt9zTNc5JwbRvb9WgrWoz4HfRS4jdeSfKnxIBN7MmUDLW3RokGSq20r5HwfwTeI2uZxrcaKmUCOfc2omzQRXQ_bXY_lT9rBlMH6FTbk221jS_AuurYZ0ld0dPCdnaI/s1600/2018-07-16+11.24.40+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjInsxhZ5dE7ouTrGt9zTNc5JwbRvb9WgrWoz4HfRS4jdeSfKnxIBN7MmUDLW3RokGSq20r5HwfwTeI2uZxrcaKmUCOfc2omzQRXQ_bXY_lT9rBlMH6FTbk221jS_AuurYZ0ld0dPCdnaI/s640/2018-07-16+11.24.40+2.jpg" width="480" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Sebagaimana reputasi
gunung </span><i style="font-family: inherit;">"beginner level"</i><span style="font-family: inherit;">, jalan Papandayan sangat friendly terhadap
para hikers karena sudah ada path-nya, kecuraman nanjaknya-pun masih bisa
ditolelir oleh jiwa-jiwa yang ngaku dokter tapi minim olahraga (baca: </span><b style="font-family: inherit;">GUE</b><span style="font-family: inherit;">).
Sekitar 1 jam trekking, kita sampai ke dekat kawah. Beberapa anggota open trip
izin melanjutkan perjalanan ke basecamp dan gue termasuk yang penasaran ingin
lanjut ke Kawah.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzC6Cgo6NRegPHQ55B0yK4royGtc5dQQEawjQXo6Ta40gpamcIkQYdSM2h7_CqTM2K6KHW7o7TyIzHSGbY8lSUUkTHRhMijZzodMhgGJJvkmyRRl-OWM7qzHeBG88DKUUW94C5LI4Ocpc/s1600/2018-07-16+11.25.04+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzC6Cgo6NRegPHQ55B0yK4royGtc5dQQEawjQXo6Ta40gpamcIkQYdSM2h7_CqTM2K6KHW7o7TyIzHSGbY8lSUUkTHRhMijZzodMhgGJJvkmyRRl-OWM7qzHeBG88DKUUW94C5LI4Ocpc/s640/2018-07-16+11.25.04+1.jpg" width="480" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRJOuGJkqr_rDT1WZ-OCdsSbyHWBM4_TI6sisy9r9o3tMJjYisq5u1o0eHy4pxTbHo-Am3qNOko1QkKw_n2r4TNpD9_RDIRGpUz42WvtnZ6ScrYiX-azuCwdTM5YN3t-W5t3U1Z7y2mEA/s1600/2018-07-16+11.25.05+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRJOuGJkqr_rDT1WZ-OCdsSbyHWBM4_TI6sisy9r9o3tMJjYisq5u1o0eHy4pxTbHo-Am3qNOko1QkKw_n2r4TNpD9_RDIRGpUz42WvtnZ6ScrYiX-azuCwdTM5YN3t-W5t3U1Z7y2mEA/s640/2018-07-16+11.25.05+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu1-X54VAi5_HEtKaOd3Vup8bH3W7lhoAOS3s279tji9wR6dAoy9G8_wybJpJwawbdKFEOF2BSBOJ3Gp548FeBkc_XeOy3ZcXi0IDtA5LMqMXd5icUInYk7aW7tgR267xTksH6Cfua0Cs/s1600/2018-07-16+11.25.01+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhu1-X54VAi5_HEtKaOd3Vup8bH3W7lhoAOS3s279tji9wR6dAoy9G8_wybJpJwawbdKFEOF2BSBOJ3Gp548FeBkc_XeOy3ZcXi0IDtA5LMqMXd5icUInYk7aW7tgR267xTksH6Cfua0Cs/s640/2018-07-16+11.25.01+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-uKOBaVElevt43owSBmTxVPP3BKP_RswWNepE82u4wBEKjDbniY_AT19JiKM7vQH1ThJJORmL63JYpS5yqtKeEombUtF5Gro8xbF1dFkFmJ581B6LEFl6HUnYRv5cNl9NZh9xHKPZNUc/s1600/2018-07-16+11.25.03+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-uKOBaVElevt43owSBmTxVPP3BKP_RswWNepE82u4wBEKjDbniY_AT19JiKM7vQH1ThJJORmL63JYpS5yqtKeEombUtF5Gro8xbF1dFkFmJ581B6LEFl6HUnYRv5cNl9NZh9xHKPZNUc/s640/2018-07-16+11.25.03+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoE6IRtLDDD2V7rUowiapUyALreSEJeT-KkNsOD2cDjlMQyU9NwkT4ABjuFxG9vtY2LJnxOWNPQ6W4ImwqmGbh-gpyxDjJBt4srIRt4ihhKBjljWzv1evJTYZpBqwCmx2B0cH51O_gH6k/s1600/2018-07-16+11.25.02+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoE6IRtLDDD2V7rUowiapUyALreSEJeT-KkNsOD2cDjlMQyU9NwkT4ABjuFxG9vtY2LJnxOWNPQ6W4ImwqmGbh-gpyxDjJBt4srIRt4ihhKBjljWzv1evJTYZpBqwCmx2B0cH51O_gH6k/s640/2018-07-16+11.25.02+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Tanjakan demi
tanjakan, lagu-lagu Payung Teduh berganti Killing Me Inside berganti lagi
dengan berbagai jenis genre lainnya, mulai dari pemandangan clear sampe
berkabut, akhirnya kaki amatir gue berhasil mencapai Pondok Saladah, dearest
basecamp of ours, where we're gonna hit the sack tonight.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA0o8YoeBn7POQENM0qgwnt9Qfbfw5PlQvzQIWBfdYctIWnXbU29EB96gXdAmzjtVYuor1CXiq5TmbpD_grVZiLxbToNyyXUADj6E7H7qSmUp1DocuqptOlCb83BAXEWA2GU5mD4B-66Q/s1600/2018-07-16+11.24.57+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA0o8YoeBn7POQENM0qgwnt9Qfbfw5PlQvzQIWBfdYctIWnXbU29EB96gXdAmzjtVYuor1CXiq5TmbpD_grVZiLxbToNyyXUADj6E7H7qSmUp1DocuqptOlCb83BAXEWA2GU5mD4B-66Q/s640/2018-07-16+11.24.57+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Siang sampai sore,
dihabiskan dengan bercengkrama dengan anggota-anggota PENMAS. Games,
doorprizes, and (<span style="font-weight: bold;">SUPRISINGLY DESCENT AND
DELICIOUS</span>) lunch were done and given.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: italic;">(Dengan post ini, gue turut mengucapkan terima kasih
pada segenap panitia </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">PENMAS</span><span style="font-style: italic;"> untuk masakan gunung yang sangat enak. Tidak pernah
kulupa rasa tumis tahu buncis, tempe orek, telor balado, ayam goreng, nasi
liwet, kangkung, nasi goreng, ikan asin, dan sambel yang bener-bener </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">wahgelaseh luar biasa enak</span><span style="font-style: italic;">!)</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Sore menjelang
malam, kita berkelana di sekitar Pondok Saladah and found some edelweiss bushes
in an open wide space.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ7mVWkGCl6wAYXYYmr2AhfPqOljoRoZlx_Ta3TP-dYtNLXNl2RL2TSREVXxG-os_VaTDbbS_XnVuPBd1px-jV311-Jb-KxPavLypLSQxNnbTJafnlT1hClxb40jtD_Z3A3K0k8IZjhco/s1600/2018-07-16+11.24.53+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ7mVWkGCl6wAYXYYmr2AhfPqOljoRoZlx_Ta3TP-dYtNLXNl2RL2TSREVXxG-os_VaTDbbS_XnVuPBd1px-jV311-Jb-KxPavLypLSQxNnbTJafnlT1hClxb40jtD_Z3A3K0k8IZjhco/s640/2018-07-16+11.24.53+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcJZumLzP7mQrJ-_E_42fxVJ6nHMJirT80dN0yzbpXnuGAuwfs4iE9CTXjgzPnZSZE0-c1hWg9HI9-C7NpWYU-fxgJVRt6fvvsa63RSDTNimol486AtBxhh7cMC2fwJ8lgWmkwQCBiqJ8/s1600/2018-07-16+11.24.55+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcJZumLzP7mQrJ-_E_42fxVJ6nHMJirT80dN0yzbpXnuGAuwfs4iE9CTXjgzPnZSZE0-c1hWg9HI9-C7NpWYU-fxgJVRt6fvvsa63RSDTNimol486AtBxhh7cMC2fwJ8lgWmkwQCBiqJ8/s640/2018-07-16+11.24.55+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Night came and the
fire was set in the middle of the field. Stories told, laughters up, and cups
of coffee spent – mulai dari perkenalan superfisial hingga obrolan profunda
seputar kenapa menghabiskan banyak waktu (dan weekend) di gunung. Night was
getting late and I got so drunken in the stories I could barely open my eyes (<span style="font-style: italic;">sorry, my eyes were so amateur starting at 8 pm!</span>).
Akhirnya jam 9 tongkrongan bubar dan gue langsung masuk ke tenda,
mencemplungkan diri dalam sleeping bag karena <span style="font-weight: bold;">DEMI
APAPUN JUGA DINGIN BANGET</span>. Gue bahkan tidur dengan menggunakan slayer
saking dinginnya dan takut bangun-bangun gue kena Bell's Palsy. Tengah malam,
gue mendapati gigi temen-temen setenda gue gemerutukan dan badan-badan
menggigil, tapi nggak ada yang bisa dibangunin. Salah satu teman gue bahkan
pake sleeping bag lapis foil saking dinginnya malam itu.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Mulai dari jam 3,
suhu sudah mulai menghangat dan di jam 5.20 beberapa dari kami cao ke Hutan
Mati. Iya, spot andalan Papandayan itu yang katanya instagrammable. Gue
bergegas ke Hutan Mati untuk melawan dingin (<span style="font-style: italic;">yes,
I need to move to keep the heat</span>) dan karena iming-iming <span style="font-weight: bold;">"di ujung Hutan Mati ada sinyal loh!"</span>.
Yes, after all this time, gue masih menjadi tipikal manusia kota yang nggak
bisa hidup away dari sinyal. Gue butuh sinyal sekali pagi itu dan keberadaan
sinyal sounds so tempting walaupun untuk itu gue harus berdiri di ujung jurang
di Hutan Mati.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNj3rD2HH8AazuRV_PzsMafZbgfTi7rcEErBYuGPIA8J66LI8Wr6YC9y2RAev2wYl4ayn58vd67wbICJm9z1vE636bKE4wX1AGFimLFJU27dcov-guWiSea_RCzc-z66vgCLkb7hhHc-o/s1600/2018-07-16+11.24.51+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNj3rD2HH8AazuRV_PzsMafZbgfTi7rcEErBYuGPIA8J66LI8Wr6YC9y2RAev2wYl4ayn58vd67wbICJm9z1vE636bKE4wX1AGFimLFJU27dcov-guWiSea_RCzc-z66vgCLkb7hhHc-o/s640/2018-07-16+11.24.51+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir8FSdTOVA-ii9kSyBj37ykuVmG0o-wYC19CW_hmPS1qrt3bKJbiXo1tTFJVFsvHMbe5R-PtYEAZCy3025jE9kJNKIuMkn0_vxb0OUHm3pRJUOAasK1Kh3SChy7EsHzjpkyjqDLoGqvf8/s1600/2018-07-16+11.24.50+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir8FSdTOVA-ii9kSyBj37ykuVmG0o-wYC19CW_hmPS1qrt3bKJbiXo1tTFJVFsvHMbe5R-PtYEAZCy3025jE9kJNKIuMkn0_vxb0OUHm3pRJUOAasK1Kh3SChy7EsHzjpkyjqDLoGqvf8/s640/2018-07-16+11.24.50+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTB0BwFs2MNHhj2qzb_Ly3fMhuCIjFzBTI8EeudXvv2ghalhZ5CYObIh2AyXT5i_ATY7tkofDrL-2OkUmsYnrL7fSkaoZjcg7rCXiP9G1U8DB9Fci7IDvEJK0D0N5fPhBo-ivZvQT0qEQ/s1600/2018-07-16+11.24.49+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTB0BwFs2MNHhj2qzb_Ly3fMhuCIjFzBTI8EeudXvv2ghalhZ5CYObIh2AyXT5i_ATY7tkofDrL-2OkUmsYnrL7fSkaoZjcg7rCXiP9G1U8DB9Fci7IDvEJK0D0N5fPhBo-ivZvQT0qEQ/s640/2018-07-16+11.24.49+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9Z33xzMAKRWumyhxyqv3oopuKzRTNbMwj08mKpjwIEuLJYWouK4tCIvYh0sfOANHvHHEFnFPd1JA101q-_QpqZzJ_bo_65wnLBTu6LUHSaa_1tugozjxBIpABVbLGT8MzYQgprnbqqII/s1600/2018-07-16+11.24.47+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9Z33xzMAKRWumyhxyqv3oopuKzRTNbMwj08mKpjwIEuLJYWouK4tCIvYh0sfOANHvHHEFnFPd1JA101q-_QpqZzJ_bo_65wnLBTu6LUHSaa_1tugozjxBIpABVbLGT8MzYQgprnbqqII/s640/2018-07-16+11.24.47+1.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah menikmati
pesona Hutan Mati dan berdiri sekitar setengah jam di antara Hutan Mati dengan
jurang demi mencari sinyal (NAMUN SINYAL TETAP TIDAK MUNCUL JUGA SECARA
ADEKUAT, THANKS TO MY CELLPHONE OPERATOR), akhirnya beberapa dari kami ada yang
melanjutkan perjalanan menuju point tertinggi di Papandayan, yakni Tegal Alun,
dan ada yang kembali ke camp. Karena gue adalah golongan orang yang akan ikut kemana saja ketika sudah traveling, maka gue memutuskan untuk ikut ke Tegal Alun
walau sudah diwanti-wanti bisa bikin soak dengkul.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">15 menit mendaki,
napas gue mulai kayak orang asma disuruh berenang 3 km di laut bebas. 30 menit
mendaki, napas udah stabil tapi trek makin vertikal. 40 mendaki, yang ada di pikiran gue cuma Tegal Alun tanpa mikir dengkul soak lagi.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsr6HQPXTRqaSpQNIzZFW1DBcVaP-COd00Utar4xYDHo4lod0nYPt9oUz5TA8yTdKMx6MfkRYnennzr9a_7b7XV5PdVp9pijg0wwDbjgkazPcIlt-vbFdbXL33QwAatXLELXzRzgE8glI/s1600/2018-07-27+08.11.19+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsr6HQPXTRqaSpQNIzZFW1DBcVaP-COd00Utar4xYDHo4lod0nYPt9oUz5TA8yTdKMx6MfkRYnennzr9a_7b7XV5PdVp9pijg0wwDbjgkazPcIlt-vbFdbXL33QwAatXLELXzRzgE8glI/s640/2018-07-27+08.11.19+1.jpg" width="480" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">1 jam pendakian ke
Tegal Alun dengan sibuk mewanti-wanti diri "jangan liat ke belakang,
jangan liat ke bawah" karena trek cukup menanjak dan cukup curam untuk gue
yang newbie, akhirnya Tegal Alun menampakan dirinya dengan malu, dari balik
ranting-ranting dan semak. Sinar matahari jatuh bebas, hangat, membuat gradasi
kuning-oranye pada hamparan semak Edelweiss yang luas. Papandayan, rumah abadi
untuk bunga abadi…</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOTkQ8GG6k5hTNubIbDYdNKZ-h_w_4LI-eeubTH3dpFG2W7B8KC-UPORy-hCKi3XES05JT4ZvgC1DarBI8afUo1gGBZpU8zd9cZhHeINdBZvoD2SFa8Ft0ntE9K4eTTBkqM-Ayp2Vmq30/s1600/2018-07-16+11.24.45+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOTkQ8GG6k5hTNubIbDYdNKZ-h_w_4LI-eeubTH3dpFG2W7B8KC-UPORy-hCKi3XES05JT4ZvgC1DarBI8afUo1gGBZpU8zd9cZhHeINdBZvoD2SFa8Ft0ntE9K4eTTBkqM-Ayp2Vmq30/s640/2018-07-16+11.24.45+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHz_G23YDED-unnmrSm2E72W6iGBraB_7TyIR4CcI4gxX6InRYVzWqVantTZFIu9_qHEUFbrRjMvID611hJxBKzHbC7MOxlL89KgA-zG6qOjacSg5FPHthrr2OFshpzv0XGPc80PvBaEE/s1600/2018-07-16+11.24.44+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHz_G23YDED-unnmrSm2E72W6iGBraB_7TyIR4CcI4gxX6InRYVzWqVantTZFIu9_qHEUFbrRjMvID611hJxBKzHbC7MOxlL89KgA-zG6qOjacSg5FPHthrr2OFshpzv0XGPc80PvBaEE/s640/2018-07-16+11.24.44+1.jpg" width="480" /></a></div>
<span style="font-family: inherit; font-style: italic;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit; font-style: italic;">The wind blown my face</span><span style="font-family: inherit;"> – not that freezing
kind of wind, but warmer – because you were kissed by both the cold mountain
air and the warm ray of sunlight at the same time. I took a lap on the bushes,
facing mountains, and closed my eyes, enjoying my time being embraced both of
the warmth and the cold.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIYp6SOkTGW5h43tjd_PQ0CPm-5xz2lMK0zENJD6uTBxLCV21hRYE6DWfA1llVOFU3Ns2D1q0B-I11W4XVwNsBGcb3bWup9etpTHpNMpJcrR4SAFKZBfmYdGCCn8plDigyr_j8LahcoZM/s1600/2018-07-16+11.24.45+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIYp6SOkTGW5h43tjd_PQ0CPm-5xz2lMK0zENJD6uTBxLCV21hRYE6DWfA1llVOFU3Ns2D1q0B-I11W4XVwNsBGcb3bWup9etpTHpNMpJcrR4SAFKZBfmYdGCCn8plDigyr_j8LahcoZM/s640/2018-07-16+11.24.45+2.jpg" width="480" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah beberapa jam
menikmati terpaan angin dan kehangatan di Tegal Alun, akhirnya tiba saat
berpijak balik ke bumi. Senyum-senyum itu mulai lamur dari wajah ketika gue
inget trek menanjak tadi harus gue tempuh ulang untuk turun. Walhasil
setelahnya gue pasrah aja merosot-rosot akibat dengkul udah mulai soak.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Singkat cerita, gue
berhasil kembali mencapai basecamp dengan dengkul yang cukup menjerit meminta
belas kasihan (<i>pardon my weakness</i>), bersih-bersih, dan bersiap menggendong
carrier keluar tenda. My last meal up there was nasi liwet dengan tumis
kangkung, tempe, ikan asin, dan sambel yang amazingly tasted like 5-stars
dishes. Omg I would definitely eat and drink coffee again on the mountain.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6vDwQwcwjAd32EgjSY6bh5nujWdFhYB3i_7cYeZnR-ufEyIReggMx81R3HY1B5wLbp3p5H5UvuysuCssi4ifPQp-zm2eK4fP0mgWo64v_5f1xO0_oXLI_xJGp1SU09u8sGdCMwI1Nurc/s1600/2018-07-16+11.24.56+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6vDwQwcwjAd32EgjSY6bh5nujWdFhYB3i_7cYeZnR-ufEyIReggMx81R3HY1B5wLbp3p5H5UvuysuCssi4ifPQp-zm2eK4fP0mgWo64v_5f1xO0_oXLI_xJGp1SU09u8sGdCMwI1Nurc/s640/2018-07-16+11.24.56+1.jpg" width="480" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">The greatest coffee I ever had in my life. Would to this again someday!</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Setelah kenyang
makan liwetan, gue membopong carrier pulang, melintasi Hutan Mati sekali lagi
untuk menuruni tangga di sisi kawah. It was a never-ending staircase but the
views were so breathtaking. The echoes of complaint from my feet were nothing
compared to this kind of megap-megap feeling I had in my heart as the signals
popped chaotically in my neocortex of brain, shouting that "YOU SHOULD GO
HIKE AGAIN!"</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqFUtuGJrzOnvu14dwy9H20lLEjZlmqkGFe5JPpQY_PmeYE5aXNN-x01IdgaZx4iDzK4-HYKZF3O7ElMZu1TsCQuCKm-cOUNsW3DLI1uFEF5hqHQweu58UkaSMO6lopdXWrgZJOMBUp_s/s1600/2018-07-16+11.24.43+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqFUtuGJrzOnvu14dwy9H20lLEjZlmqkGFe5JPpQY_PmeYE5aXNN-x01IdgaZx4iDzK4-HYKZF3O7ElMZu1TsCQuCKm-cOUNsW3DLI1uFEF5hqHQweu58UkaSMO6lopdXWrgZJOMBUp_s/s640/2018-07-16+11.24.43+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEKja7gcZN3fnJyXyzSHpdwUdH4Je6mVbMRC8H8U0X0RvqJ04IwyfjMkYQZexqOEcR9sBaJEirQftZQQsVGtbVFCdKsKgeY3aGbyH-mygPKf5vHAWZUu0YvsQM9YQgw8RNitZxrqqyUpU/s1600/2018-07-16+11.24.42+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEKja7gcZN3fnJyXyzSHpdwUdH4Je6mVbMRC8H8U0X0RvqJ04IwyfjMkYQZexqOEcR9sBaJEirQftZQQsVGtbVFCdKsKgeY3aGbyH-mygPKf5vHAWZUu0YvsQM9YQgw8RNitZxrqqyUpU/s640/2018-07-16+11.24.42+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0ROh7Fh1q90NdwSZUebAK-B_qZfzIQwHKUIpeEbP6OHDSM2XTsMzcFADJ9ojM6COj_cG5Qc7Y0itdsmvWdwi7ckjZPx6AInufb7zezfZu_qAAmW_rFF2nUKH5PSnOeCAI-PVow2lrq5g/s1600/2018-07-16+11.24.39+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0ROh7Fh1q90NdwSZUebAK-B_qZfzIQwHKUIpeEbP6OHDSM2XTsMzcFADJ9ojM6COj_cG5Qc7Y0itdsmvWdwi7ckjZPx6AInufb7zezfZu_qAAmW_rFF2nUKH5PSnOeCAI-PVow2lrq5g/s640/2018-07-16+11.24.39+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO4ze-MvOJW8QeQD5jKSRu8WtwEvvAlefGL4aw7Clb2KHnpr3tGJzDyrJWgDrLmSUbDYFU2karqeBjtJZD-2GWH93i3MpGpQ5Vm3Bnl8O8oYLZ0vLxipKhSf0j2xk-iNKiJwx7m6_0etE/s1600/2018-07-16+11.24.36+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO4ze-MvOJW8QeQD5jKSRu8WtwEvvAlefGL4aw7Clb2KHnpr3tGJzDyrJWgDrLmSUbDYFU2karqeBjtJZD-2GWH93i3MpGpQ5Vm3Bnl8O8oYLZ0vLxipKhSf0j2xk-iNKiJwx7m6_0etE/s640/2018-07-16+11.24.36+1.jpg" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3k4uqkiX2lXB0LZjTSx7vuQReFaA1glG2rIV5jz7Sy1BxOfQ6rdkXOeLLjO0Iw9lGHXPd6QRq3JjGDYPmQvHBIWCsKo3f3z4WDIk0tEaAsiH5tAM8Lwxll9RjWGV49HDmIHwzbuZQGEQ/s1600/2018-07-16+11.24.41+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3k4uqkiX2lXB0LZjTSx7vuQReFaA1glG2rIV5jz7Sy1BxOfQ6rdkXOeLLjO0Iw9lGHXPd6QRq3JjGDYPmQvHBIWCsKo3f3z4WDIk0tEaAsiH5tAM8Lwxll9RjWGV49HDmIHwzbuZQGEQ/s640/2018-07-16+11.24.41+1.jpg" width="480" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Sampai di gerbang
penanjakan, gue dihantam sedikit rasa kehilangan – kehilangan hawa dingin,
kehilangan pemandangan, kehilangan waktu-waktu dimana gue dipenuhi excitement.
But I know I am going home and bringing things with me, selain baju kotor dan
sepatu dekil, yakni</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Bunch of new friends</span></div>
<div style="margin: 0in;">
.</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Curiosity fulfilled</span></div>
<div style="margin: 0in;">
.</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Some people who miss
me (right in my cellphone!)</span></div>
<div style="margin: 0in;">
.</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">And one feeling (or <span style="font-style: italic; font-weight: bold;">belief</span>, if you want it to be
cheesy) that I would definitely wake up on the mountain again, or that I would
start chasing great summits <span style="font-style: italic;">for life</span>.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhktSrjhIPjL2k2vR1daxQYcRGTFPaZJu-4cxhyphenhyphenpViQpJRW8eqCBfIoVmS0KLg9bFYronmzjejm556KR_ZqksUdD5Qa-CnjlY4MRfEyFtWEz3HX0AEQGfJGnT5NBWoT_emoxpB0LLCyBSk/s1600/2018-07-16+11.25.06+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhktSrjhIPjL2k2vR1daxQYcRGTFPaZJu-4cxhyphenhyphenpViQpJRW8eqCBfIoVmS0KLg9bFYronmzjejm556KR_ZqksUdD5Qa-CnjlY4MRfEyFtWEz3HX0AEQGfJGnT5NBWoT_emoxpB0LLCyBSk/s640/2018-07-16+11.25.06+2.jpg" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Well, who knows?</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">-------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah mengarungi
pedalaman Garut dengan mobil bak (<span style="font-style: italic;">we were not
allowed to take the main road</span>, because it was illegal to ride mobil bak
when we have angkot) selama 2,5 jam (?) dan menempuh berjam-jam kemacetan dan
end up pulang melalui tol Cipularang, gue kembali mencium kasur di kota Jakarta
pukul setengah 2 pagi. 4 jam lagi gue harus bersiap masuk dan hadir di
rutinitas yang biasa, but I was not complaining. I was fulfilled. I was whole.
Dan tidak peduli seketinggalan jaman apapun gue, I would hike again. I don't
care if it's a one-hit wonder feeling or a one-shot romance, I was in love –
and I am gonna go for it.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIOz3L4XudfVe7pTLhyphenhyphenwGuDlKTZXiQASRvuaG9NZMZHgXji7wnqTfA-LXqhKJ9l4DsuzzsPd4c8yNq8bVcwQyLRcfECjcnb5CMquIGZyed-4Z7ZNBB4sLp2SHoapGadHZTePo8NtIqvzg/s1600/2018-07-16+11.24.58+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1200" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIOz3L4XudfVe7pTLhyphenhyphenwGuDlKTZXiQASRvuaG9NZMZHgXji7wnqTfA-LXqhKJ9l4DsuzzsPd4c8yNq8bVcwQyLRcfECjcnb5CMquIGZyed-4Z7ZNBB4sLp2SHoapGadHZTePo8NtIqvzg/s640/2018-07-16+11.24.58+1.jpg" width="480" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">-------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Senin itu, jam 6
pagi, gue mengawali hari dengan segelas kopi dan memasukan uang ke celengan.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">--------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Love,</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Your (co-ass) writer</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVMU01K3WMWDwrNc1wj74Fb95zuezh6u4qJ9quHeksJt_za4P9PiVaHDNeZSVoogEYdZ8TFccrMR2d9QMFP9YANkMn9wADddfVg9Igom6RsJlWUy72EaPfovtP0Zo9pT7vPsnSA9i6XY8/s1600/Sign.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="194" data-original-width="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVMU01K3WMWDwrNc1wj74Fb95zuezh6u4qJ9quHeksJt_za4P9PiVaHDNeZSVoogEYdZ8TFccrMR2d9QMFP9YANkMn9wADddfVg9Igom6RsJlWUy72EaPfovtP0Zo9pT7vPsnSA9i6XY8/s1600/Sign.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
PS:<br />
- All pictures were taken with an Xiaomi Redmi 3, plus some enhancement from VSCO.<br />
- Here I also thank all people in <i><b>PENMAS JILID 2</b></i> (Pendekatan Massal Jilid 2 – not Pendakian Massal) and theatreadventure, I hope we'll have some session again someday (or maybe just bump to each other on the street)!</div>
Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-35687535666173164652018-07-05T05:42:00.000+07:002018-07-05T06:00:38.566+07:00Menjawab Pertanyaan Seputar Koasistensi: Koas itu makhluk apa?Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh!<br />
Selamat malam semuanya, senang sekali akhirnya kubisa menulis lagi.<br />
<br />
Lagi-lagi harus vakum menulis berbulan-bulan (<i>oke, 2 bulan, jangan lebay</i>) karena emosi kurang stabil akibat stase pediatrik (anak) dan kekurangan energi fisik dan mental untuk menciptakan konten. Stase anak merupakan salah satu stase <i><b>terluar biasa</b></i> sepanjang sejarah per-koasan gue (definisi dari kata <i>luar biasa</i> bisa beragam ya...) dan salah satu stase yang gak akan gue lupakan karena pasien anak itu kompleks, sulit digali datanya, ringkih, dan selalu harus diobservasi ketat karena the game might change in sudden dan <i>you lost</i>. Semoga 10 minggu yang gue dedikasikan sedikit berarti untuk generasi bangsa ke depannya, contoh mengurangi tingkat <i>cerebral palsy </i>pada anak yang kejang-kejang atau kelak membuat anak yang lahir dengan <i>extreme premature</i> memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang bisa <i>keep in pace</i> dengan anak yang lahir normal.<br />
<i></i><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbSiXH67FWhyNtJtrJw4QGyD9v3qmWPt-dT4euiz8JJHYk_8pxgjrm3M8TP-nDdaZc6TY5Wc1fdK6V1zEs_Fc4B-ywSfN2Xe6uyo27a1EJVyjGA3l-GbLW8E021rrl49Z7hWYYGXXE2cw/s1600/baby.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbSiXH67FWhyNtJtrJw4QGyD9v3qmWPt-dT4euiz8JJHYk_8pxgjrm3M8TP-nDdaZc6TY5Wc1fdK6V1zEs_Fc4B-ywSfN2Xe6uyo27a1EJVyjGA3l-GbLW8E021rrl49Z7hWYYGXXE2cw/s640/baby.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Makhluk ringkih :(</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Setelah melewati fase <strike>hidup segan mati tak mau</strike>, akhirnya entah bagaimana caranya gue lulus dan bangkit hidup kembali. Gue mengepak segala barang yang perlu dan pindah tugas ke sebuah RS di ibukota untuk stase besar selanjutnya: Bedah. Bedah adalah salah satu stase yang cukup gue segani karena gue sedikit trauma dengan kamar operasi waktu stase obgyn. Gue akui, gue cukup sering membuat pegawai kamar operasi sebal, gerah, gelisah, was-was, panik karena gue <b>clumsy dunia akhirat</b>. Kikuk. Gugupan. Tremor. Apalagi kalau asistensi. Gak jarang, operator operasinya sendiri (baca: dokter yang akan membedah) ikut shalawatan kalo gue yang ikut operasi. Segitunya... Tapi gue bertekad untuk "gak papa gue diomelin terus waktu asistensi, yang penting diagnosis bener, dan pasien gue dapat dioperasi sesuai indikasi. <i>Do no fault, do no harm</i>."<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk1bas9ZzaZUHilLaPKnxnwM82tcjmdJiwdgssASp12FmuorSdXeAYgztGdIyFvJRnO0jRTwffMjyaUDiB1Cp7IyCEES1gWUZjOYI9BVHLyvbmwGMVcYofcNKY0BUnYqkwwN6R47IQJSE/s1600/yeay.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1279" data-original-width="1280" height="638" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk1bas9ZzaZUHilLaPKnxnwM82tcjmdJiwdgssASp12FmuorSdXeAYgztGdIyFvJRnO0jRTwffMjyaUDiB1Cp7IyCEES1gWUZjOYI9BVHLyvbmwGMVcYofcNKY0BUnYqkwwN6R47IQJSE/s640/yeay.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">My new workplace has this street with some florists around. Can you guess where?</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Maka, masuklah gue ke stase bedah, perkenalan dan familiarisasi dengan lingkungan baru, orang-orang baru, cara kerja baru -- tapi semua terasa enjoyable dan gue suka tempat baru gue. 10 minggu di bedah, gue dibimbing guru-guru yang luar biasa baik, sabar (banget!), dan lucu (LHA INI YA BANGET-BANGET) serta petugas kamar operasi yang menyenangkan -- ya walaupun presentasi kasus, ujian, bimbingan, operasi semua bisa serba mendadak dan gue kudu bertransformasi jadi atlet lari sepanjang waktu, tapi I ain't complaining much. <i>Life was kinda enjoyable.</i><br />
<i><br /></i>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6ZSMbQ2QxWM_cG4XVDeLLQDaiRxUS7mhhoKJR2ePHn9wO3WOfGjpEBZFF0qfkFMRiu_96j8sYBxMAlGcg0I5T8kFo7ex2N4SR5C_r2aVVDq5xgdarLjXOYZS-W1okM0t6k2yC9PrQ5Oo/s1600/light.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1279" data-original-width="1280" height="638" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6ZSMbQ2QxWM_cG4XVDeLLQDaiRxUS7mhhoKJR2ePHn9wO3WOfGjpEBZFF0qfkFMRiu_96j8sYBxMAlGcg0I5T8kFo7ex2N4SR5C_r2aVVDq5xgdarLjXOYZS-W1okM0t6k2yC9PrQ5Oo/s640/light.jpg" width="640" /></a></i></div>
<i><br /></i>
Sebagai seorang manusia biasa yang tidak lepas dari pelukan teknologi, tentunya aku suka meng-instastory a.k.a snapgram mengenai kehidupan ini. Beberapa ada yang nanya sih soal koas dan entah kenapa gue tergelitik untuk membuat suatu post yang menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, karena kadang banyak persepsi keliru soal koas/dunia kedokteran.<br />
<br />
<br />
Jadilah... Inti dari post ini.<br />
Yaudah dari pada panjang lebar tidak tentu arah -- sama kayak <i>gebetan dunia maya kamu yang tiap hari nge-chat dan tiap malem video call tapi tetep nggak mau ngajak kamu ketemu</i> -- let me answer some of the questions!<br />
<br />
<i>P.S: Most questions came from my personal DM responding to my daily instastory/snapgram content.</i><br />
<i><br /></i>
<i>---------------------------------------------------------------------------------------------------------</i><br />
<i><b><br /></b></i>
<i><b>Q: Sekarang jadi dokter dimana?</b></i><br />
<i><b>A:</b></i><br />
Sebenernya ada <strike>sedikit perih di hati walaupun nggak ada bagian yang luka</strike> ketika mendapat pertanyaan seperti ini. Di satu sisi seneng sih orang ngeliatnya udah kayak dokter, tapi ya gimana, secara kapabilitas dan lisensi, saya belum jadi seorang dokter. Biasanya pertanyaan kayak gini gue jawab "Hehehe belom dokter, masih koas" dan akan dilanjutkan lagi dengan pertanyaan<br />
<i><br /></i><b>
"<i>Koas itu apa sih? Bukannya lo udah pernah update foto wisuda? Terus kenapa wisuda kalo emang belom jadi dokter?"</i></b><br />
<br />
Okay <i>inhale</i>, <i>exhale</i>, mari kita jelaskan dimana status dan kedudukan kita.<br />
<br />
Jadi, seperti mahasiswa pada umumnya, mahasiswa kedokteran akan menjalani kuliah yang normalnya 3,5 - 4 tahun dan kemudian membuat skripsi. Selulusnya sidang skripsi, mahasiswa kedokteran akan menjalani wisuda, sama seperti mahasiswa jurusan manapun di bumi ini. Ketika lulus, gelar yang didapat adalah Sarjana Kedokteran (S.Ked). S.Ked ini adalah sebuah pertanda bahwa ilmu kedokteranmu sudah lulus secara teoritik, tapi secara praktek, instingmu belum terasah. Kalau memang mau jadi researcher ilmu kedokteran murni (seperti anatomi, fisiologi, dll) atau mau banting stir ke jurusan lain, inilah saatnya stop. Jangan lanjut. Jangan paksa. Btw, nama setelah sarjana adalah <i>Blablabla, S.Ked.</i><br />
<i><br /></i>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Sarjana kedokteran yang mau beneran jadi dokter dan siap ditempa El Nino dan La Nina kehidupan kemudian akan melanjutkan pendidikan (masih di kampus yang sama) yang biasanya dinamakan <b>kepaniteraan klinik </b>atau koasistensi. Kepaniteraan klinik itu adalah tempatnya kita latihan, mengasah insting, mencocokan teori dengan realita (<i>walaupun sering juga teori dan realita tidak sejalan</i>), belajar komunikasi dua arah yang baik, serta memoles attitude (lagi-lagi, <i>it's all about attitude</i>) supaya layak jadi dokter. Nah, sarjana-sarjana kedokteran yang menjalani kepaniteraan klinik / koasistensi itulah yang disebut koas.<br />
<br />
Setelah melewati serangkaian prosesi dalam kepaniteraan klinik, koas ini nantinya akan di'wisuda' lagi, lengkap dengan pengambilan sumpah dokter atau Hippocratic Oath. Setelah disumpah, maka gelar S.Ked gue tidak lagi dipajang dan dipertimbangkan, karena nama dan gelar sudah berganti menjadi <i>dr. Blablabla.</i><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgceW56uz_tyH8gpMQeiFSmgpIBqzQexow3FmVHfiVac0JB7nvGUwvHhOPM8E_3Z5Pat3rNDK0HRSKQMJ4x9b1c3J7LJWnEYc80f9Uqsdqx_9vkxa0JyYxtAvpBrBwlQ0ZOj_ymIy63jDw/s1600/2018-06-22+09.46.20+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1599" data-original-width="1600" height="638" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgceW56uz_tyH8gpMQeiFSmgpIBqzQexow3FmVHfiVac0JB7nvGUwvHhOPM8E_3Z5Pat3rNDK0HRSKQMJ4x9b1c3J7LJWnEYc80f9Uqsdqx_9vkxa0JyYxtAvpBrBwlQ0ZOj_ymIy63jDw/s640/2018-06-22+09.46.20+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Koas adalah sejenis makhluk yang <i>stand by</i> di panggil kapan saja -- menjadikannya makhluk diurnal dan nokturnal sekaligus.</span></td></tr>
</tbody></table>
<i><br /></i>
<i><b>Q: Kemarin gue ke RS terus diperiksa-periksa sama yang pake jas putih pendek kayak jas lo. Bilangnya asisten dokter gue, apa tuh nama lainnya... Koas? Lo periksa pasien gitu-gitu juga? Lo biasanya ngapain aja?</b></i><br />
<i><b>A:</b></i><br />
<i>Basically</i>, memang tugas-tugas inti kita untuk mempertajam insting dan <i>practical skill</i> itu adalah dengan periksa pasien. Yak, jadi pertanyaan ini ada benarnya. Kita periksa pasien mulai dari tanya karakteristik penyakitnya sampai pemeriksaan fisik, bahkan pemeriksaan penunjang (ambil darah, bikin apusan darah untuk lihat di mikroskop, celup urine, periksa feses) juga kita harus bisa melakoni. Jadilah jobdesk regular seorang koas adalah periksa pasien dimanapun, di poli, di bangsal, di UGD, dan pada umumnya mengikuti dokter (yang sedang diikutinya) kemanapun dokternya pergi.<br />
<i><br /></i>
Tapi sebenernya kita juga punya <i>side job </i>lainnya, yaitu menyenangkan atasan dan klien (ea, kosakata khas makhluk yang tadinya ingin jadi <i><b>pekerja korporat</b></i>) -- artinya menyenangkan dokter yang kita ikuti dan pasien. Kadang kita merangkap jadi teman bicara dan diskusi dokternya. Nggak harus soal pelajaran, tapi apa aja -- <i>point of view</i> dalam kehidupan <i>in general</i>, politik, olahraga (bahkan ngomongin rekomendasi tempat makan dan juga kamera yang bagus) dan hal-hal lainnya yang super <i>fun</i> dan pasti tidak terduga. Selain itu, kadang koas jadi tempat curhat pasien... Kalo koasnya suka ngobrol atau ngedengerin cerita, pasti follow up pasiennya lama. Nggak jarang pasien yang suka ngobrol di follow up paling belakangan supaya ngobrolnya bisa maksimal. Tapi nggak papa sih, kadang koas-koas jenis ini (pendengar yang baik dan penerima curhat) sangat disayang pasien, mulai dari ditawarin ngemil sampe ditawarin jadi menantu <i><b>(I KID YOU NOT)</b></i>.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUXXEcp2wmf5N4V_1NYeqPvE0lzZzMEwVA01hFi-oZsdP2zxAjmfzzHfdbTTv9_z9rG_JiEjf_mZCtregSNQTpMuHiaJEVF2Kwc28p9iS1iJYHuR-8D9kS7vUAEwEoTkYOHhsTqJfDsqs/s1600/2016-11-11+12.31.36+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUXXEcp2wmf5N4V_1NYeqPvE0lzZzMEwVA01hFi-oZsdP2zxAjmfzzHfdbTTv9_z9rG_JiEjf_mZCtregSNQTpMuHiaJEVF2Kwc28p9iS1iJYHuR-8D9kS7vUAEwEoTkYOHhsTqJfDsqs/s640/2016-11-11+12.31.36+1.jpg" width="638" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Di sini, para koas dapat mengobrol dan bahkan ditawari menjadi menantu oleh pasien.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<i><b>Q: Kok lo nggak bisa pergi siang ini? Kan semalam lo abis jaga, emang nggak ada liburnya?</b></i><br />
<i><b>A:</b></i><br />
MOHON MAAAAVV sebelumnya. Karena kami adalah kumpulan makhluk yang secara teknis tidak hanya bekerja, melainkan juga belajar dan belajar tidak pernah kenal waktu, jadilah habis jaga malam di malam weekdays (misal, jaga Senin malam, Selasa malam, Jumat malam -- you name it, weekdays), besoknya kami beraktivitas seperti biasa. Tetap bertugas di pos masing-masing (poli, bangsal, kamar operasi, atau dimanapun). Setelah jam kerja siang selesai (atau setelah disuruh pulang oleh dokter yang kita ikuti), baru kita pulang.<br />
<br />
Kadang ada yang cukup nekat juga ambil 2 hari jaga berturut-turut (dulu, waktu gue masih agak mudaan juga kuat ambil 2-3 hari jaga berturut-turut), tapi bisakah kamu bayangkan:<br />
Senin pagi aktivitas biasa sampai siang<br />
Senin sore sampai Selasa pagi jaga<br />
Selasa pagi aktivitas biasa sampai siang<br />
Selasa sore sampai Rabu pagi jaga<br />
Rabu pagi aktivitas biasa sampai siang<br />
Kemudian mati suri<br />
<i><br /></i>
Ya kurang lebih seperti itu.<br />
<br />
Tapi tetep kalau jaga Sabtu malam, ya Minggu paginya lepas jaga, libur. Atau kalau di rumah sakit yang aktivitasnya cuma Senin-Jumat dan Sabtu dihitung libur, kalau jaga Jumat malam, ya Sabtu paginya lepas jaga, langsung libur.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://media1.giphy.com/media/3D1v8iexqiPbq/200_d.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="200" data-original-width="379" height="210" src="https://media1.giphy.com/media/3D1v8iexqiPbq/200_d.gif" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444; font-size: xx-small;">Thank you for this awesome gif, Giphy!</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<i><b>Q: Din, ambil spesialis apa? Lo jadi spesialis bedah ya sekarang?</b></i><br />
<i><b>A:</b></i><br />
Ini termasuk pertanyaan yang paliiiing sering ditanyakan orang.<br />
<br />
Tidak begitu banyak yang tahu bahwa hierarki pendidikan kedokteran di Indonesia tidak sesimpel itu. Masih banyak yang mengira, kalau memang dari awal mau jadi spesialis bedah, pasti orang itu akan langsung ambil spesialis bedah. Masih juga banyak yang mengira bahwa kalau mau jadi dokter yang jago semuanya, dia ambil <i><b>spesialis dokter umum</b></i>. Banyak.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://img.buzzfeed.com/buzzfeed-static/static/2015-06/23/2/enhanced/webdr13/anigif_enhanced-5336-1435041414-2.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="277" data-original-width="500" height="221" src="https://img.buzzfeed.com/buzzfeed-static/static/2015-06/23/2/enhanced/webdr13/anigif_enhanced-5336-1435041414-2.gif" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Respon gue tiap orang nanya "sekarang udah spesialis ya?"<br />Trust me, I wish I could... :")<br /><br /><i><span style="font-size: xx-small;">(Thank you for this awesome gif, Buzzfeed!)</span></i></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Jadi teman-temanku (atau siapapun yang membaca ini), let me tell you things.<br />
<i>As a doctor, you must understand human's body from head to toe.</i><br />
Dokter spesialis mata enggak cuma belajar tentang mata, karena banyak penyakit mata yang merupakan hasil dari kerusakan anggota tubuh lain, misalnya orang diabetes yang penglihatannya berkurang karena kerusakan pembuluh darah yang merawat syaraf mata. Begitupun spesialis THT, kulit, dan lainnya.<br />
<br />
Untuk menjadi dokter spesialis, seseorang harus menjadi sarjana kedokteran dulu, kemudian dia menjadi koas, lalu menjadi dokter umum, kemudian kuliah lagi ambil spesialis yang diinginkan, menjadi residen (sejenis koas, tapi spesialis), lalu baru menjadi dokter spesialis. Itu <i>pathway</i>-nya.<br />
Jadi, walaupun nggak semua dokter umum akan menjadi spesialis, tapi dokter spesialis <b>PASTI</b> sebelumnya adalah dokter umum.<br />
<br />
Dan nggak ada such thing seperti <i><b>spesialis dokter umum</b></i>.<br />
<br />
Hehe!<br />
<br />
Dan gue pernah menjelaskan hal seperti ini kepada teman-teman gue. Kemudian, mereka bertanya lagi...<br />
<br />
<b><i>Q: Lo kan tadinya di spesialis mata, anak, terus sekarang ke bedah, emang pindah-pindah gitu ya? Berapa lama?</i></b><br />
<b><i>A:</i></b><br />
As explained before, karena sebagai seorang dokter harus tahu <i>head to toe</i>, jadilah kami memang pindah-pindah bagian. Bagian ini nama lainnya adalah stase atau rotasi. Rotasi mata, rotasi anak, rotasi bedah. Stase mata, stase anak, stase bedah. Stase ini ada yang 10 minggu (atau 9 minggu, tergantung kebijakan institusi pendidikan) dan ada yang 5 minggu (atau 4 atau 3 minggu, tergantung kebijakan institusi pendidikan). Stase yang 10 minggu kita namakan stase mayor, stase yang 5 minggu kita namakan stase minor.<br />
<br />
Stase mayor: Penyakit dalam, kebidanan dan kandungan, anak, bedah, ilmu kesehatan masyarakat<br />
Stase minor: Syaraf, gigi dan mulut, anestesi, mata, kulit, telinga hidung tenggorokan, forensik, radiologi, penyakit jiwa.<br />
<br />
Nah untuk bisa ikut ujian negara khusus dokter, kita harus lulus semua bagian tersebut. Pindah-pindah deh.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIZf0L_n48rLdwNNnLN6bukO6yCYkcBfRHb7tZ4XRk7vPR2Aa9T25MAO9xwbbJ89c_ZujUQ5U0WNjg9fHeaoa9_nOocAjPeII3kEIs5TOzWkLDGX4ojZRmpBqK7Ar1DS92ggcIcTuehL4/s1600/2017-07-24+12.41.59+1%257E01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="638" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIZf0L_n48rLdwNNnLN6bukO6yCYkcBfRHb7tZ4XRk7vPR2Aa9T25MAO9xwbbJ89c_ZujUQ5U0WNjg9fHeaoa9_nOocAjPeII3kEIs5TOzWkLDGX4ojZRmpBqK7Ar1DS92ggcIcTuehL4/s640/2017-07-24+12.41.59+1%257E01.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Salah satu stase favorit gue: Ilmu Kesehatan Masyarakat!</span><br />
<span style="color: #444444;">Ketemu banyak pasien dengan latar belakang macem-macem,</span><br />
<span style="color: #444444;">ngeliat bahwa medical practice bisa bener-bener beda dari literatur. Everyday was full of surprise.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<i><b>Q: Perasaan tiap diajak pergi susah banget jaga terus, gajinya pasti banyak...</b></i><br />
<b><i>A:</i></b><br />
Walaupun pertanyaan ini tidak mengandung tanda tanya dan sepertinya lebih ke arah pernyataan dibandingkan pertanyaan, bomat aku tetep mau ngasi respon.<br />
<br />
Sebagai koas yang bekerja dan belajar -- kami nggak dapet gaji. Malah harus bayar SPP ke kampus. Bobot kami lebih berat ke belajar dibandingkan ke bekerja, karena secara teknis kami masih dibimbing dan masih berlindung di belakang dokter spesialis yang menjadi guru kami. Jadi, tolong jangan menyakiti hati koas manapun dengan pertanyaan (atau pernyataan) yang berbau gaji-gaji seperti ini. HAHAHA!<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0Y85qPFq2kWEVXZQo0FCiZxqS_uMVkw0kPNav4BsNl2MU7sSDXGVzVk3DtVP0Sm4sjCHzJokWxtRPjcEYZIvOx09GGxT3C6kWU6vfKeTwt-Y05eE8a3r9hl4oznRGTZHo-6lZzV8GHCs/s1600/2018-03-23+06.51.53+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0Y85qPFq2kWEVXZQo0FCiZxqS_uMVkw0kPNav4BsNl2MU7sSDXGVzVk3DtVP0Sm4sjCHzJokWxtRPjcEYZIvOx09GGxT3C6kWU6vfKeTwt-Y05eE8a3r9hl4oznRGTZHo-6lZzV8GHCs/s640/2018-03-23+06.51.53+1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Siapa hayo yang pulangnya malem tapi bukan lembur (melainkan rutinitas yang tidak bisa dinegosiasikan)?</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<i><b>Q: Habis lulus, berarti langsung jadi dokter-dokter yang dikirim ke daerah ya?</b></i><br />
<i><b>A:</b></i><br />
Habis lulus, maksudnya lulus apa nih? Lulus koas? Lulus ujian negara? Lulus disumpah? HAHA<br />
Oke, jadi habis lulus koas, kita masih harus ujian negara, namanya Ujian Kompetensi Dokter Indonesia, kerennya disingkat UKDI. Setelah melewati tes tertulis berbasis komputer dan ujian praktek OSCE, kita baru disumpah. Habis disumpah, kita internship.<br />
<br />
Orang mengira internship itu harus ke daerah, but no. Bisa kok tetep di deket rumah atau dimanapun yang kamu mau -- mau backgroundnya city light, fireflies, mau ketemu Frambusia, Malaria, Filariasis, atau cukup mau ketemu kejang demam sederhana -- it's all on your hand. Tinggal putuskan kamu mau kemana, selama tempat yang kamu tuju masih ada slot, there you are!<br />
<br />
Cuma untuk beberapa tempat yang populer, misalnya Bali, Jakarta, <i>you name it</i>, memang agak susah ya untuk apply. Senior-senior kita menyarankan kalau memang mau di tempat yang banyak di tuju, usahakan kamu sedang berada di warnet dengan kecepatan internet yang adekuat untuk bersaing dengan beratus-ratus (atau beribu?) teman sejawat doktermu yang sama-sama mau di tempat itu. Jadi kalau misalnya pingin selalu ketemu keluarga dan nggak mau LDR sama pacar, masih bisa sih.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMsECy0zzovNaNo214D17Z2t1iUzJRPjxYSbys4YzN3MWVFBlnK565IM56FN2Uv_YeopWtW0CU_dnmafnP-Xc_ILwC0diohkFNqwXqlQbJeUjzbeWhz610OD13lTZE42vVpZLtJCf-G5k/s1600/2016-05-16+07.07.41+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1570" data-original-width="1569" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMsECy0zzovNaNo214D17Z2t1iUzJRPjxYSbys4YzN3MWVFBlnK565IM56FN2Uv_YeopWtW0CU_dnmafnP-Xc_ILwC0diohkFNqwXqlQbJeUjzbeWhz610OD13lTZE42vVpZLtJCf-G5k/s640/2016-05-16+07.07.41+1.jpg" width="638" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Tempat internship is all yours to choose: Mau tiap hari bangun viewnya gunung, laut, hutan, atau wajah orang-orang terdekat?</span></td></tr>
</tbody></table>
Akhirnya, post ini harus selesai di sini.<br />
Ya emang harus selesai sih, gue ada pre-test tapi tetap saja I choose to fill this blank space first.<br />
<br />
Ya jadi itulah kompilasi pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan orang-orang soal fakultas kedokteran dan mengenai per-koas-an (plis jangan terpuntir ngomongnya) a.k.a kepaniteraan klinik, serta bagaimana hidup sebagai koas atau dokter muda. Semoga tulisan ini bisa memberikan <i>insight </i>bagi banyak orang dan kalau bisa menjadi suatu pencerahan untuk dedek-dedek gemes yang tahun ini sudah harus masuk kuliah tapi masih bingung/hilang arah/galau-galau sedap mau ambil jurusan kedokteran atau enggak.<br />
<br />
I hope this post is not too scary for those dedek-dedek gemes yang mau masuk kedokteran.<br />
Sumpah nggak serem kok kedokteran itu, cuma harus agak sabar kalau ritme hidupmu lebih lambat dari teman-teman sekitarmu yang ambil jurusan lain. Kalau tiap tahun tercetak ribuan dokter se-Indonesia dan mereka bisa sukses jadi dokter, you can do it too, dedek gemas!<br />
<br />
Terima kasih sudah membaca.<br />
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.<br />
<br />
Love,<br />
<i>Your coass writer</i><br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVMU01K3WMWDwrNc1wj74Fb95zuezh6u4qJ9quHeksJt_za4P9PiVaHDNeZSVoogEYdZ8TFccrMR2d9QMFP9YANkMn9wADddfVg9Igom6RsJlWUy72EaPfovtP0Zo9pT7vPsnSA9i6XY8/s1600/Sign.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="194" data-original-width="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVMU01K3WMWDwrNc1wj74Fb95zuezh6u4qJ9quHeksJt_za4P9PiVaHDNeZSVoogEYdZ8TFccrMR2d9QMFP9YANkMn9wADddfVg9Igom6RsJlWUy72EaPfovtP0Zo9pT7vPsnSA9i6XY8/s1600/Sign.jpg" /></a><br />
<br />
Ps: Jika masih tetap galau/hilang arah/menjadi butiran debu setelah membaca posting ini dan masih ingin tahu soal fakultas kedokteran <i>(atau masih butuh diyakinkan)</i>, you can drop <span style="color: red;">some comments below</span>, simply e-mail me in <a href="mailto:nisaadina.18@gmail.com"><span style="color: #38761d;">nisaadina.18@gmail.com</span></a>, or just hit my instagram DM on account <a href="http://instagram.com/adinanisa" target="_blank"><span style="color: #351c75;">@adinanisa</span></a>. Cheers.Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-31616448574370140452018-04-24T14:28:00.004+07:002018-04-24T14:56:41.519+07:00A Sea-side Village; Tangerang in such a depth.<span style="font-family: inherit;">Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.</span><br />
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">*sighing*</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-weight: bold;"><span style="font-family: inherit;">Finally I am back.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">*opening my coffin*</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">*playing EDM songs*</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">*dancing ubur-ubur
dance*</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://thumbs.gfycat.com/MenacingNearArthropods-size_restricted.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="250" data-original-width="500" src="https://thumbs.gfycat.com/MenacingNearArthropods-size_restricted.gif" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Finally wake up from my death. Thank you for the awesome gif, gfycat!</span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">It's been a <b>VERY
while </b>since the last time I had a chance to touch <span style="font-style: italic;">you</span>.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">I mean my blog.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Selamat pagi, siang,
malam -- semuanya, siapapun, yang mampir membaca.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">I hope you are in
your best state of physical, emotional, and <span style="font-style: italic;">financial</span>
health.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><i>(The last one is
crucial)</i></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Semoga semua pembaca
lama masih ingat bahwa saya adalah seorang ko-as yang mohon maaf, <span style="font-style: italic;">belum lulus juga</span>.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Jadi selama beberapa
bulan ini saya hidup mengembara dari satu stase ke stase lain;</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Kelempar ke Serang
dengan populasi ibu melahirkan yang tinggi -- dan tentunya seragam dengan
peningkatan populasi dedek bayi yang baru lahir juga.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Kelempar lagi ke
dalam bekunya kamar operasi dengan desk job membuat orang<span style="font-style: italic;"> tertidur.</span></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Dan lalu saya
kelempar lagi ke dalam suatu stase yang mempelajari sebuah organ yang kecil
tapi ternyata rumit -- <span style="font-style: italic;">mata</span>.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMsoQfrrBaDFOANBwxPeOjrLUCjpvrmxFJECGRB7XyBtzP9ojA6mAhQLDXjn5mUCBxf2p_SeMENRVZU25DbzqZ6Wo3xJRsHQtDQLLYye1gTWoGjMMZzCoLULxc7r1Oc7Du4Ukz7qRSyTc/s1600/showtime.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMsoQfrrBaDFOANBwxPeOjrLUCjpvrmxFJECGRB7XyBtzP9ojA6mAhQLDXjn5mUCBxf2p_SeMENRVZU25DbzqZ6Wo3xJRsHQtDQLLYye1gTWoGjMMZzCoLULxc7r1Oc7Du4Ukz7qRSyTc/s640/showtime.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;">Stase anestesi yang kerjanya membuat orang tertidur...</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj80peZNi2INmbe4qraFqs5f89dkFr6jpoBpHTXmLhUB7nYEz1Vbk1Gf4mUiSA9d-9014NXan28o7VeGYYggxkRasDHjzoKOLeNJV7qb8QzvGHi1d4xpsbt8ZUWl9IjdYDH83vO-iEFXiE/s1600/sphere.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj80peZNi2INmbe4qraFqs5f89dkFr6jpoBpHTXmLhUB7nYEz1Vbk1Gf4mUiSA9d-9014NXan28o7VeGYYggxkRasDHjzoKOLeNJV7qb8QzvGHi1d4xpsbt8ZUWl9IjdYDH83vO-iEFXiE/s640/sphere.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Sekali lagi, semoga
semua pembaca lama masih ingat bahwa saya adalah seorang ko-as yang belum lulus
juga.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Sebagai seorang
ko-as, gue punya tugas-tugas dalam satu stase, di antaranya adalah presentasi
kasus dan referat. Sesuai namanya, presentasi kasus merujuk pada menampilkan
sebuah kasus dan analisanya, yang berarti harus ada orang yang mengalami kasus
tersebut. Nah, setelah terseok-seok mencari kasus sebagai syarat kelulusan, gue
bertemu dengan seorang ibu-ibu yang merupakan pasien di poli mata dan<span style="font-style: italic;"> I thought she was the one I was looking for</span>.
Ternyata, perkenalan dan periksa-periksa ibu-ibu ini membawa gue ke sebuah
kampung kecil di Tangerang -- yang mimpi kesana pun gue nggak pernah, tapi
membuat gue jadi <span style="font-style: italic;">deep in thoughts</span>
mengenai kabupaten yang selama ini gue tinggali.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Namanya Kronjo,</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">letaknya di <span style="font-style: italic;">"Balaraja sonoan dikit"</span> kalau kata
orang-orang.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Iya sih, sonoan
dikit tapi gak sampe 1,5 jam perjalanan juga dari Balaraja kaleee!</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Di suatu pagi di
hari Minggu dimana akhirnya gue bisa libur, gue berjanji ketemu ibu-ibu ini dan
ibu kadernya di Kronjo, daerah rumahnya. Awalnya beliau bilang, "Jangan
neng, jauh. Biar ibu aja ketemu neng di poli hari Senin", gue menimpali
sambil lalu, "Ah nggak papa bu kalo cuman di <span style="font-style: italic;">Balaraja
sonoan dikit</span>, saya bisa kesana naik motor sambil refreshing".</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Jadi here are the
reasons why I agreed to push my gas to that place, without even looking to the
maps before:</span></div>
<div style="height: 0px;">
</div>
<ol style="direction: ltr; font-style: normal; font-weight: normal; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.375in; margin-top: 0in; unicode-bidi: embed;" type="1">
<li style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;" value="1"><span style="font-family: inherit;"><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">Waktu untuk presentasi kasus
sudah mepet (</span><span style="font-style: italic; font-weight: normal;">let's be realistic with time</span><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">; gue tau gue orangnya
lamban, nggak bisa selesai kasus dalam 1 malam).</span></span></li>
<li style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="font-family: inherit;">Sekalian jalan-jalan (udah
lama banget dong nggak naik motor jauh-jauh.</span></li>
<li style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; vertical-align: middle;"><span style="font-family: inherit;">Ibu ini berasal dari daerah
yang agak terbelakang di Kabupaten Tangerang, jarak tempuh relatif jauh
dari tempat gue berpraktek. Untuk ke rumah sakit, biasanya beliau bersama
kadernya (semacam pemuka masyarakat yang suka bawa-bawa pasien ke rumah
sakit untuk diobati) dan biasanya pasien-pasien yang mau berobat ini akan
patungan untuk sewa mobil ke rumah sakit tempat gue praktek. Patungannya
lumayan, bisa 50-75 ribu sehari bolak-balik.</span></li>
</ol>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Dan setelah
angguk-angguk janjian dan nanya alamat, gue baru buka google maps dan mendapati
bahwa jarak tujuan gue adalah <b>49 kilometer</b> dari kantin rumah sakit pada waktu
itu.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Benak gue:</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">WANJIR</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">WADUUU BRB TEPOS</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">HMMMMM</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Tapi kemudian gue
teringat bahwa gue pernah lebih gila lagi ke Sentul naik motor untuk cari air
terjun. Kalo mau tau ceritanya bisa <a href="http://fragilemelancholy.blogspot.co.id/2015/06/a-waterfall-next-to-town.html" target="_blank">klik di sini</a>. <span style="font-style: italic;">Cuma
49 kilometer aja kok</span>, pikir gue.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Jadilah gue
menginjak gas ke daerah tersebut; hanya bermodal google maps, 1 botol minuman
teh, kertas fluoresin untuk periksa kornea mata, dan penlight. Dengan 2 jam
perjalanan semi kebut-kebutan dari rumah belum lagi drama nyasar-nyasar
kemudian terjebak macet akibat ada pasar di tengah jalan, akhirnya gue sampai
ke depan tugu yang diceritakan ibu-ibu ini.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="color: #990000; font-family: inherit;">"Neng, kalo
udah ketemu tugu yang warnanya ungu ada ikan sama udang hadep-hadepan lagi
ngopi, berarti udah deket ya"</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfVvglgiUDTDZI4ATt6IjsiMOZkp_hdGHylvGuJ6qxCTRrLrXL_8LzGnKU1NpfopZTmxeY8yS3bM8vJRsoNFtUnM1k7VOE0evVrEmoNfFkFBpNVcSgui8YLvXGYeUskVETHBPaohcFng0/s1600/Gotik14.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfVvglgiUDTDZI4ATt6IjsiMOZkp_hdGHylvGuJ6qxCTRrLrXL_8LzGnKU1NpfopZTmxeY8yS3bM8vJRsoNFtUnM1k7VOE0evVrEmoNfFkFBpNVcSgui8YLvXGYeUskVETHBPaohcFng0/s640/Gotik14.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;">Beneran lagi ngopi bareng mereka...</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Dari sana, gue belok
mengikuti kata google maps dan menemukan tulisan "pantai … km lagi".</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Dari <span style="font-style: italic;">google maps</span> memang gue tahu bahwa kampung
tujuan gue ini memang dekat pantai, tapi mind-blowing aja mendapati bahwa gue
di Tangerang dan sedeket itu dengan pantai. Oke, agak malu juga mengakuinya,
tapi<span style="font-style: italic;"> I have been in Tangerang for my whole life</span>
dan gue baru tahu bahwa salah satu ujungnya berbatasan langsung dengan lautan.
Emang susah kalo scope pengetahuan cuman sampe Pantai Anyer atau Pantai Ancol.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Selanjutnya, gue
mengikuti jalan dan nyasar lagi sampai ke tepi perairan yang berisi kapal-kapal
kecil yang buat cari ikan dan di sisi-sisinya dipenuhi pohon Mangrove. Rasanya
lumayan seperti PIK tapi dengan sentuhan <i>village</i>.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAuAqci-NhhPSkCCM2Cgri8Vpu1ZbiDPv0Z3kGJig30YYtI58t8CaNh94BugSbKYW0Is1-aKIGQGHo_MvsVGyDp01IWKKAOxvLAUcQNwo7gdneJvy6Cmtx0OHNnoL9K3ke-r1PLL_U3ao/s1600/Gotik12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="412" data-original-width="1600" height="164" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAuAqci-NhhPSkCCM2Cgri8Vpu1ZbiDPv0Z3kGJig30YYtI58t8CaNh94BugSbKYW0Is1-aKIGQGHo_MvsVGyDp01IWKKAOxvLAUcQNwo7gdneJvy6Cmtx0OHNnoL9K3ke-r1PLL_U3ao/s640/Gotik12.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAEJ2oqV-tweljZWd1F5FAgbPricwSBLiLvxBrdlsaiATqyEH9sMEGKMNlH5cGvnRXOFNgWTi-b5-2iyUuOPN4fzQ-Gon08sbQmnSKmvcbVV_zxQdwc0K7SwLxFf-MVx2Ca_v-g6g77tc/s1600/Gotik19.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAEJ2oqV-tweljZWd1F5FAgbPricwSBLiLvxBrdlsaiATqyEH9sMEGKMNlH5cGvnRXOFNgWTi-b5-2iyUuOPN4fzQ-Gon08sbQmnSKmvcbVV_zxQdwc0K7SwLxFf-MVx2Ca_v-g6g77tc/s640/Gotik19.jpg" width="640" /></a></div>
<br /></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;">Sampai akhirnya
setelah nyasar-nyasar akhirnya gue bisa menemukan rumah ibu kader dan ibu kader
akhirnya membawa gue ke rumah ibu-ibu gue. Di perjalanan menuju kesana, ibu kader cerita soal problematika penduduk wilayah pesisir Tangerang ini; mulai dari penduduknya yang masih harus diceramahi untuk <i>concern</i> soal kesehatan diri sendiri, sampai susahnya menemukan fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup bagus untuk 'menampung' mereka yang baru saja <i>concern</i> dengan kesehatannya. Menurut mereka, fasilitas pelayanan kesehatan yang baik itu adalah sebuah rumah sakit yang jaraknya plus minus 49 km dari sana -- dan pergi kesana tentu saja membutuhkan <i>effort</i> secara tenaga dan finansial. Sebagaimana layaknya wilayah pesisir, penduduknya punya penghidupan dari hasil laut dan tingkat sosial ekonominya ya segitu. Tentu saja dukungan finansial berbanding lurus dengan ketaatan kontrol penyakit.</span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0in;">
<span style="color: #990000; font-family: inherit;">"Yah, neng jangan ngomongin ketaatan kontrol dulu karena secara kantong, sulit juga. Pergi ke rumah sakit aja harus patungan sama-sama <i>carter</i> mobil. Yang penting mereka ada kemauan berobat dulu."</span><br />
<br />
Singkat cerita, setelah beberapa saat berboncengan sambil ngobrol mengenai isu sosial dan kesehatan di sekitar daerah pesisir tersebut, sampailah gue ke rumah ibu-ibu. Setelah tes mata dan ngobrol-ngobrol, gue dikenalkan juga sama penduduk-penduduk lain, terutama yang punya kasus mata juga. Misalnya, dedek kelas 1 SMP yang didiagnosa katarak juvenil dan sudah operasi 2 bulan lalu -- tapi nggak balik kontrol lagi karena ibunya mengaku sulit membayar ongkos kendaraan untuk kontrol (padahal segala biaya lainnya ditanggung jaminan; BPJS), banyak juga penduduk-penduduk yang mengaku matanya cukup buram dan setelah dilihat ternyata lensanya keruh juga. Setelah dihitung-hitung kira-kira gue dikenalkan dengan 10 orang lebih yang memiliki masalah mata di daerah itu. Itu baru mereka yang punya masalah mata, belum lagi dengan mereka yang punya masalah kesehatan lain, seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan <i>common diseases</i> lainnya. Ketika ditanya <span style="color: #b45f06;">"kenapa kok ada keluhan tapi nggak berobat?"</span>, jawabannya bervariasi mulai dari...<br />
<br />
<span style="color: #bf9000;">"Saya pikir barangkali kurang istirahat aja makanya burem"</span><br />
<br />
<span style="color: #38761d;">"Saya tadinya mau periksa tapi kata orang emang normal karena udah tua jadi nggak perlu periksa, tapi kok makin burem ya lama-lama ngga bisa liat dok"</span><br />
<br />
<span style="color: #134f5c;">"<i>Nteu aya duitna, </i>bu dokter" </span>(nggak ada duitnya, bu dokter)<br />
<br />
<span style="color: #351c75;">"Kalo saya ke rumah sakit melulu kontrol nanti nggak ada yang cari duit, dokter"</span><br />
<br />
So I was kinda stuffed by thoughts;<br />
selama koas, I had met lots, lots, lots of patients.<br />
<i>Various kinds, coming from different sosio-economic status, with different level of knowledge.</i><br />
Banyak orang datang ke rumah sakit karena merasa dirinya sakit, padahal mereka 100% sehat.<br />
Banyak juga yang sakit keras tapi tertahan di rumah, padahal tahu butuh ditolong.<br />
Ada satu group of people yang berkali-kali ke rumah sakit hanya karena they felt so anxious about their health tapi otherwise healthy dan ada group lain yang tidak pernah ke rumah sakit karena tidak curious about their health walaupun tahu mereka sakit.<br />
<br />
Kesadaran diri mengenai kesehatan memang dipengaruhi banyak hal -- tingkat sosial ekonomi, pengetahuan, termasuk bisik-bisik dari lingkungan. Health is a mind-set and <i>for me</i>, it takes years or centuries to build a mind-set. Dan ketika mind-set ini sudah terbentuk, fasilitas pelayanan kesehatan beserta sumber daya manusianya harus siap menampung mereka yang baru saja "tercerahkan" untuk peduli soal kesehatannya. Mungkin hari ini belum banyak yang tercerahkan -- mungkin tidak juga besok, atau tahun depan -- tapi <i>kita semua </i>harus ada di sana ketika makin banyak orang yang <i>concern </i>dengan kesehatannya.<br />
<br />
Ketika otak gue sibuk berlari-lari kesana kemari, biasanya kaki gue mengikuti. Jadilah sambil berpikir-pikir hal yang tidak biasanya dipikirkan tiap hari, gue turut berkeliling di pantai sekitar desa wilayah pesisir ini:<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAsv9ZK47qE31fghVe3a6wMjVGs5esobugFqtCHlu97ZCqvmQByjAOQWO-8E7Qk-0AwJSCuvd0qrVQXOR6iniV5jrS6YVst_gaed4Oss-civ5q24DaaYs8DOoHsvZxYB6SFUUl6RJdlUk/s1600/Gotik1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAsv9ZK47qE31fghVe3a6wMjVGs5esobugFqtCHlu97ZCqvmQByjAOQWO-8E7Qk-0AwJSCuvd0qrVQXOR6iniV5jrS6YVst_gaed4Oss-civ5q24DaaYs8DOoHsvZxYB6SFUUl6RJdlUk/s640/Gotik1.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Serasa di Hutan Mangrove Pantai Indah Kapuk?</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHqo23bGVuJ1OwkBCqSA6vdchgqPtExTbI8eNKcMKdrSpyqMvi-vxgSqwi8LLMPS_84DBQgFAxBvCezMRh9gVlVcNLaPeHj6Az-pTkx6ZIXSvahKw8D3yQNby1cW-VGHLNsl7y6wL9wEM/s1600/Gotik5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHqo23bGVuJ1OwkBCqSA6vdchgqPtExTbI8eNKcMKdrSpyqMvi-vxgSqwi8LLMPS_84DBQgFAxBvCezMRh9gVlVcNLaPeHj6Az-pTkx6ZIXSvahKw8D3yQNby1cW-VGHLNsl7y6wL9wEM/s640/Gotik5.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Ini kayaknya kalo mau ke rumah harus nyebur dulu atau naik perahu...</span></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJG2DAocBKRFnO4o0QI0NFEvrFXn_PUSngN_Ag6ofw_FIQaphlPPXwOKwH_iGZ4v1PyxAtZT2OG5b9hpfHO3bSNTY9pIif3RPY5_iZwuZBs0b-Ht41Y0Ygv2aRJarTVnbO5Q8HbA1RTtA/s1600/Gotik6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><br /></a></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJG2DAocBKRFnO4o0QI0NFEvrFXn_PUSngN_Ag6ofw_FIQaphlPPXwOKwH_iGZ4v1PyxAtZT2OG5b9hpfHO3bSNTY9pIif3RPY5_iZwuZBs0b-Ht41Y0Ygv2aRJarTVnbO5Q8HbA1RTtA/s1600/Gotik6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJG2DAocBKRFnO4o0QI0NFEvrFXn_PUSngN_Ag6ofw_FIQaphlPPXwOKwH_iGZ4v1PyxAtZT2OG5b9hpfHO3bSNTY9pIif3RPY5_iZwuZBs0b-Ht41Y0Ygv2aRJarTVnbO5Q8HbA1RTtA/s640/Gotik6.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Pemandangan di pinggir pantai</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
</div>
<br />
<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilDF6LTyAjUxMnEOOzRm56Tml-RLtZe4RaOEePol1KSTJmhsED-FgRJDiSNFgPhKDwfOsV9PnlmLnZmwYLSqBU4INfxTNWSIZVvVD3tBjwOrJfArOQPPXsCgruF-FUZr3W4f2s9UYStQk/s1600/Gotik13.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="441" data-original-width="1600" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilDF6LTyAjUxMnEOOzRm56Tml-RLtZe4RaOEePol1KSTJmhsED-FgRJDiSNFgPhKDwfOsV9PnlmLnZmwYLSqBU4INfxTNWSIZVvVD3tBjwOrJfArOQPPXsCgruF-FUZr3W4f2s9UYStQk/s640/Gotik13.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Kenampakan pantai -- pardon my panoramic picture. Seharusnya gambar memanjang jadi malah bersudut!<br />Ini tepian pantai kok -- tipenya kayak pantai Ancol dimana pinggir-pinggirnya banyak batu<br />supaya nggak abrasi. Tidak ada pasir melandai ya sayangnya.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvoa7ASYm8ScIvfjFI4CuFRIUbb4hnaGe251TOWC5Dx-vMXESh1oE0kop0RwXTggzOOrZf9FEPiNP7ikUjto-p-hIZGdWiw-Pa9sHeOc5RdKoxvavCwAo6azZ5TMB8ga768Tcnttq6qSA/s1600/Gotik3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvoa7ASYm8ScIvfjFI4CuFRIUbb4hnaGe251TOWC5Dx-vMXESh1oE0kop0RwXTggzOOrZf9FEPiNP7ikUjto-p-hIZGdWiw-Pa9sHeOc5RdKoxvavCwAo6azZ5TMB8ga768Tcnttq6qSA/s640/Gotik3.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjidyCD045AwxM5NI_LKdDiI6XRAzaAgvJZhgPoTujDhPeyFXVaCDJPPM3a9Ff6RQYS0_n5if-YzAhG39qNc60CuoCk-eSAhQkU7Vpr6S_I2GWNLjXQXqVZBY9d9gPEKuip2iSxiaGHHTU/s1600/Gotik15.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjidyCD045AwxM5NI_LKdDiI6XRAzaAgvJZhgPoTujDhPeyFXVaCDJPPM3a9Ff6RQYS0_n5if-YzAhG39qNc60CuoCk-eSAhQkU7Vpr6S_I2GWNLjXQXqVZBY9d9gPEKuip2iSxiaGHHTU/s320/Gotik15.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJvyi7YXHYcXEuLBkyPZPYfSNWpoeJSTZfILyXI8ZG3woom7-XBqod1OhIT_xWNzIZ1A-Rqdcp9BL3DF7LuTRiNWx9x5PiYWaEEXE4ZLDVCeVvK5k7jw8bsjDhPrhfnZIhsnJpejFNSkk/s1600/Gotik2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJvyi7YXHYcXEuLBkyPZPYfSNWpoeJSTZfILyXI8ZG3woom7-XBqod1OhIT_xWNzIZ1A-Rqdcp9BL3DF7LuTRiNWx9x5PiYWaEEXE4ZLDVCeVvK5k7jw8bsjDhPrhfnZIhsnJpejFNSkk/s320/Gotik2.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidPHdJ6gmCfmJSHFW48-QrLeV1XMKZzkPEdYsSA09BC-_aSyb3ScVBMdrKCtR-6dndPhGaIZySQ_I7tPDFKn7PxC3t1iOc5NXltLLgzMNC6PT1tbwQkSBHGbWcFHffrRJvmblEn_awXU0/s1600/Gotik7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidPHdJ6gmCfmJSHFW48-QrLeV1XMKZzkPEdYsSA09BC-_aSyb3ScVBMdrKCtR-6dndPhGaIZySQ_I7tPDFKn7PxC3t1iOc5NXltLLgzMNC6PT1tbwQkSBHGbWcFHffrRJvmblEn_awXU0/s640/Gotik7.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Kalo liat bangunan tua gini udah tinggal puing, jadi inget Pulau Seribu -- Pulau Onrust!</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNuBYXS-BsRJJSAv-Dj4r-MMjJ4mX4AzyZhztRwWibmlq50gzVEEEBXrmn2Az-2njervn9pFNAUPY_GbSoROuWOsIDdlmrrRTLF6VA7jWMYRRUbD7xvpzXXXN2bgK58YQSG5m7ySRzChA/s1600/Gotik11.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNuBYXS-BsRJJSAv-Dj4r-MMjJ4mX4AzyZhztRwWibmlq50gzVEEEBXrmn2Az-2njervn9pFNAUPY_GbSoROuWOsIDdlmrrRTLF6VA7jWMYRRUbD7xvpzXXXN2bgK58YQSG5m7ySRzChA/s320/Gotik11.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivOGUlR_XfUSo80La1wWDONnHowMP5E_5PzEt8BMKOiTIWkqjo2k48CaGAHd5ZPovV9tZaNwkgqGWTPHtJ_xDBwcyQToTXCTYCVEyO0Bh35Yn8AG1H6Vo5-u534bBAA4AGTw8xQC2Chy8/s1600/Gotik9.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1279" data-original-width="1279" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivOGUlR_XfUSo80La1wWDONnHowMP5E_5PzEt8BMKOiTIWkqjo2k48CaGAHd5ZPovV9tZaNwkgqGWTPHtJ_xDBwcyQToTXCTYCVEyO0Bh35Yn8AG1H6Vo5-u534bBAA4AGTw8xQC2Chy8/s320/Gotik9.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Tidak lama jalan-jalan, waktu sudah menunjukan pukul 1 siang dan gue menyadari bahwa gue <i>far far away from home</i>. Gue berpamitan pada semua ibu-ibu dan bapak-bapak yang ada dan yang telah menemani gue hari ini pergi berkenalan dengan orang-orang, foto kenampakan alam, dan juga menunjukan gue seafood-seafood bagus. Gue sudah lama nggak jalan-jalan jauh sendirian yang mind-blowing -- dan tamasya dadakan ke pesisir Tangerang ini selain hemat dan menantang, juga membuat gue melek bahwa ada pantai di Tangerang dan masih banyak orang-orang yang coverage kesehatannya masih di bawah rata-rata dan tingkat pengetahuannya mengenai kesehatan diri masih kurang padahal sebenarnya Kabupaten-ku tak sebelakang itu. Bonus, di pesisir Tangerang ini penduduknya benar-benar welcoming dan warm. Gue merasa bukan baru kenal sehari -- tapi seperti teman lama.<br />
<br />
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------<br />
<br />
Jadi, here comes the end of the post.<br />
Maafkan post super random dan ngalor ngidul ini.<br />
Doakan pola pikirku semakin maju dengan seiring bertambahnya usia ko-asku<br />
(dan doakan semoga diriku cepat lulus).<br />
<br />
I hope you guys, always in the best state of physical, emotional, and also financial health.<br />
<br />
Love you,<br />
Your (co-ass) writer.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMPn6zdCUC5SAVJGocR9xwudfP-TFlKqggYs6aRY924mZ3HDvtH_i9t7uQqmu4wZRmDdk5DDd1vgJZF6YA86-FQYH3IIkB_M3_EmWe0fSi76BcoTnS2Qg518XS9bfO4V7DJuyJVZjss5g/s1600/Sign.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="194" data-original-width="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMPn6zdCUC5SAVJGocR9xwudfP-TFlKqggYs6aRY924mZ3HDvtH_i9t7uQqmu4wZRmDdk5DDd1vgJZF6YA86-FQYH3IIkB_M3_EmWe0fSi76BcoTnS2Qg518XS9bfO4V7DJuyJVZjss5g/s1600/Sign.jpg" /></a></div>
<br />
<br /></div>
Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-662884278345051232.post-68519648039538692912017-09-01T12:58:00.001+07:002017-09-01T13:02:09.552+07:00Fun anatomy (once) not a myth: Human Body on SDC Serpong!Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh!<br />
<br />
Halo semuanya, I hope you are in your kind of best evening, in the best state of mind.<br />
<br />
I am back in such a short time --<br />
well two posts in less then a month? I must be in some enlightenment<br />
or in a such a mood<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://media.giphy.com/media/13Dx5RIcReJvb2/source.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="204" data-original-width="500" height="162" src="https://media.giphy.com/media/13Dx5RIcReJvb2/source.gif" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;">Some enlightenment or in such a mood. Courtesy: Google.</span></i><br />
<i><span style="color: #444444;">Thank you anyone for creating this awesome gif!</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
.<br />
.<br />
.<br />
or maybe I am just realized about <i>how writing could relief my heavy thoughts</i> of this unfinished, damn research.<br />
<br />
*marah di intro*<br />
*draft penelitian abis diacak-acak*<br />
*deadline mendekat*<br />
*jumlah responden wawancara masih jauh dari target*<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://media.giphy.com/media/YlGODHuJr1kf6/giphy.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="278" data-original-width="500" height="221" src="https://media.giphy.com/media/YlGODHuJr1kf6/giphy.gif" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><div style="font-size: 12.8px;">
<i><span style="color: #444444;">Courtesy: Google.</span></i></div>
<div style="font-size: 12.8px;">
<i><span style="color: #444444;">Thank you anyone for creating this awesome gif!</span></i></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
Well, <b><i>let alone that I am doomed</i></b>, I just want to go straight to the core of this post's existence.<br />
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------<br />
<br />
Jadi, beberapa hari yang lalu, ketika sore belum sering berhujan dan traffic BSD masih baik-baik saja sebelum Gaikindo menyerang, gue dan beberapa teman gue yang <i>(alhamdulillah)</i> sedang mengalami kelenggangan jadwal ko-as memutuskan untuk menyambung tali silaturahmi dengan bersama-sama mengunjungi sebuah wahana pengenalan organ tubuh manusia yang dinamakan <i>Human Body</i>, di Summarecon Digital Center.<br />
<br />
Sebenarnya, cukup menggelikan juga kalo menyadari kita bakal ketemuan di wahana anatomi karena untuk gue dan teman-teman gue yang notabene adalah ko-as yang tentunya pernah menjadi mahasiswa, anatomi adalah suatu subjek yang njelimet, penuh nama-nama yang unfimiliar, penuh dengan menghafal karena memahami saja tidak pernah cukup, dan juga merupakan ajang adu bahasa baru, yaitu bahasa latin. Setiap gue bakal ujian anatomi, siapapun yang melintas di depan ruangan gue mungkin berpikir apakah gue sedang mendalami ilmu hitam, masuk ke sekte tertentu, atau sedang terlibat dalam ritual karena mulut nggak bisa berhenti untuk merapalkan bahasa-bahasa latin itu.<br />
<br />
Gue sempet kepikiran apa gue sekalian belajar bahasa latin supaya bisa lebih pinter menghapal anatomi -- gue menganggap orang yang menganggap anatomy is pure fun -- <i>not the combination of sleepless night, hardwork, dan gigabytes of brain memory</i>, is an awesome person.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxj9UVDZ5LwhReQDwgSoSa2K7fdS37taiYp2dtuK67zuBYQLPN9hFwrV1g71GGL_huDjmfjHGLQhkoCVtpaXiiTKHHl9uMLlwQVF8QERVzJveg4Oa5MkFPvUIryX7M4pYMudC6EC80La8/s1600/2015-05-01+07.39.37+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1067" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxj9UVDZ5LwhReQDwgSoSa2K7fdS37taiYp2dtuK67zuBYQLPN9hFwrV1g71GGL_huDjmfjHGLQhkoCVtpaXiiTKHHl9uMLlwQVF8QERVzJveg4Oa5MkFPvUIryX7M4pYMudC6EC80La8/s640/2015-05-01+07.39.37+1.jpg" width="426" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
Jadilah, setelah berputar-putar di Summarecon Digital Center, kita akhirnya menemukan Wahana Human Body (setelah gue kira wahananya outdoor namun nyatanya indoor, di dalam mall). Kita disambut dengan patung (atau apa? entah) kepala manusia yang besar dengan mulut menganga yang merupakan entrance dari wahana Human Body. The rules of getting in are quite simple and cheap; kamu hanya merogoh kocek 25 ribu, memakai kaos kaki, dan melepas sepatu sebelum masuk ke wahana.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg57PNtI7XBPYQUGSzTPi8MVS6pod-KC7vq9i48FzY0chFDRuqAqomZkuVt8gGLsnETsSaSKu9cXCAe5DeY_1EtZFd3oLC7jtsNKq5i-fsvrNNe_z2MDzgVlldZ4Ic7T6TS57_upAgUC1w/s1600/2017-08-08+05.26.52+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg57PNtI7XBPYQUGSzTPi8MVS6pod-KC7vq9i48FzY0chFDRuqAqomZkuVt8gGLsnETsSaSKu9cXCAe5DeY_1EtZFd3oLC7jtsNKq5i-fsvrNNe_z2MDzgVlldZ4Ic7T6TS57_upAgUC1w/s640/2017-08-08+05.26.52+2.jpg" width="639" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Meet the entrance -- our very own version of Patung Selamat Datang.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9xyPmDvztcotZJHUCkOvMORFmcQav9Rx5XO9S8SqbL_NUl5nW2-PUQC0cRASssWn8H-LD7qpSr0bmxE9LmI9MHGwYGZ_ItuzgAnIxPzlqDA6F0UoY8iSIwWz1XSxElwRHO_Prp0jpM3Y/s1600/2017-08-08+05.26.51+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9xyPmDvztcotZJHUCkOvMORFmcQav9Rx5XO9S8SqbL_NUl5nW2-PUQC0cRASssWn8H-LD7qpSr0bmxE9LmI9MHGwYGZ_ItuzgAnIxPzlqDA6F0UoY8iSIwWz1XSxElwRHO_Prp0jpM3Y/s640/2017-08-08+05.26.51+1.jpg" width="638" /></a></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNAWw9uLRfvEV43Sm0ya62a9ewOlxKKPNulZIrA2zfuWUmo7vxR5UE7T1Ov1Co6zs2GcoJ-_5yVYxgnGAQEMmZ96ci0aM3Xbf0dEAhH-NF2ceULecLpUhu3zcyj-rd4De-swYO9TjHelE/s1600/2017-08-08+05.26.50+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNAWw9uLRfvEV43Sm0ya62a9ewOlxKKPNulZIrA2zfuWUmo7vxR5UE7T1Ov1Co6zs2GcoJ-_5yVYxgnGAQEMmZ96ci0aM3Xbf0dEAhH-NF2ceULecLpUhu3zcyj-rd4De-swYO9TjHelE/s640/2017-08-08+05.26.50+1.jpg" width="638" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Jika di zoom-in maka akan terlihat lidah sebagai tangga dan</span><br />
<span style="color: #444444;">ada lorong setinggi kira-kira 1 meter.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Perjalanan dimulai dengan melewati lorong yang diumpamakan sebagai mulut, lalu di dinding di tempel penjelasan mengenai mulut, lidah, dan gigi geligi. Tidak detail, namun tidak superfisial, tertulis dalam poster bahasa Inggris. Cukup ringan dibaca dan mudah dimengerti, hanya saja penerangannya minim karena 1 lampu sedang mati sehingga harus sipit-sipit supaya bisa memabaca.<br />
<br />
Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan ke pita suara dan ke saluran pernapasan. Nothing much di bagian pita suara, namun sure thing, bagian paru-paru keren banget.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjog1GjFIdq11oXsadBrXA_t0UaXk1sfOcIRVxBgUSg7Sfrp8zXOuJww4b6w_hNkN7tFqsYApytoxpEuRa9L-8-NUK-CTt9FrWEhE8xV5EBQi3jB2A-pxsw_vEhKnvPLr21L9qUeQ9BK2E/s1600/2017-08-08+05.11.13+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjog1GjFIdq11oXsadBrXA_t0UaXk1sfOcIRVxBgUSg7Sfrp8zXOuJww4b6w_hNkN7tFqsYApytoxpEuRa9L-8-NUK-CTt9FrWEhE8xV5EBQi3jB2A-pxsw_vEhKnvPLr21L9qUeQ9BK2E/s640/2017-08-08+05.11.13+1.jpg" width="638" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirFXCI_3LysSjupSuPXj3cdkJ8Q4rmtQgc6YGBfwX-IDq4Tli1VCa17XQ2JhkPYaTSjEvnU17KT9rh4STtsVgMKNrjQFbs_Sn9uUkr8wcJHcuLtiWzhpgaH_4zPMgozWoMEcAh5cHQEBQ/s1600/2017-08-07+08.45.06+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirFXCI_3LysSjupSuPXj3cdkJ8Q4rmtQgc6YGBfwX-IDq4Tli1VCa17XQ2JhkPYaTSjEvnU17KT9rh4STtsVgMKNrjQFbs_Sn9uUkr8wcJHcuLtiWzhpgaH_4zPMgozWoMEcAh5cHQEBQ/s640/2017-08-07+08.45.06+1.jpg" width="638" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
Bagian paru-paru di desain sedemikian rupa -- dengan arsitektur lantai dibuat seperti tulang iga (<i>costae; ribs</i>) dan di atasnya menggantung paru-paru yang mengembang. Lucu, karena memang seperti asli. Salah satu anggota tubuh yang gue rasa sangat real di wahana ini adalah paru-paru. Dengan penerangan yang remang-remang, poster di dinding ya hanya sekadar hiasan aja karena pasti semua orang yang masuk akan lebih konsentrasi ke 'miniatur' paru-parunya yang elok.<br />
<br />
Dari paru-paru, kita beralih ke tetangganya, yaitu jantung. Bisa dibilang, masuk ke wahana anggota gerak jantung ini agak bikin berdebar-debar karena:<br />
1) di dalam ruangan, ada suara degup jantung<br />
2) ruangannya gelap gulita<br />
<br />
Ruangan gelap gulita ini rupanya penuh sulur-sulur yang merepresentasikan pembuluh darah, yang sesekali disinari cahaya merah dan biru yang ditempel di sulur-sulur tersebut.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXbt8CTsFLecbv_jI8OMoUErM-p9nFqP79eAerwQysUA_GSl1YUhA_t_LpBj5G9wa3aXRXWP2qG1m7nsas9Ft4QoqQdWK4vUkZwZ_6BfMWpLAM8svykAV5tt05-0QR8tXPlMwZZ38cJAY/s1600/2017-08-08+05.11.12+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXbt8CTsFLecbv_jI8OMoUErM-p9nFqP79eAerwQysUA_GSl1YUhA_t_LpBj5G9wa3aXRXWP2qG1m7nsas9Ft4QoqQdWK4vUkZwZ_6BfMWpLAM8svykAV5tt05-0QR8tXPlMwZZ38cJAY/s640/2017-08-08+05.11.12+2.jpg" width="639" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #666666;">Sulur-sulur pembuluh darah yang disinari cahaya remang-remang</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYxeau58B9wgHKEVeznoQQNITJPBIOfjJZfvd3qAKltYPeUs95LrQaI3u6bUH_AV7rqKv_f6w2P23HXH7igLl59OnHalfWR3E9XIUb5LjQQCGudjkdhu-jkrLVZQD4avuGbxVBIxvb1TU/s1600/2017-08-08+05.11.11+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYxeau58B9wgHKEVeznoQQNITJPBIOfjJZfvd3qAKltYPeUs95LrQaI3u6bUH_AV7rqKv_f6w2P23HXH7igLl59OnHalfWR3E9XIUb5LjQQCGudjkdhu-jkrLVZQD4avuGbxVBIxvb1TU/s640/2017-08-08+05.11.11+1.jpg" width="639" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">With some flash on, kita mengetahui kemana sulur-sulur <br />(yang hampir menyelengkat kaki jikalau tidak ditempeli lampu) ini bermuara.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sebenarnya, khusus jantung, gue berharap wahanya benar-benar seperti jantung -- ada 4 kamar layaknya kamar-kamar jantung, ada katupnya, dan di setiap kamar itu dijelasin mana yang serambi dan mana yang bilik, dan katup apa letaknya dimana. But hey, I only read anatomy books and might not realize how hard to build my expectation. Still, I would applaud this room of heart -- making sulur-sulur pembuluh darah and a big heart sure was not easy.<br />
<br />
Setelah mendengar S1 S2 regular, kuat, penuh -- pardon my bahasa -- <i>normal heart sounds</i>, we went to the next room WITH A BIG BRAIN and small little brains. Well, getting on head?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf9c0CT_akCtVagCtWgzI8JFPaexboOv9nz3dOr4dvl09v2Wb7S1DDHHkQgTzgMQ0RJ4OiOMcMm7iM-XkhZu7g5YcQv4bgiqZ0eMCyOXTt3WoXrRIcxkQXneZdkrZkMN3DPEQ76HEIE0E/s1600/2017-08-08+05.11.10+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf9c0CT_akCtVagCtWgzI8JFPaexboOv9nz3dOr4dvl09v2Wb7S1DDHHkQgTzgMQ0RJ4OiOMcMm7iM-XkhZu7g5YcQv4bgiqZ0eMCyOXTt3WoXrRIcxkQXneZdkrZkMN3DPEQ76HEIE0E/s640/2017-08-08+05.11.10+1.jpg" width="638" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Big brain and some little brains</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwSRsSvX9eMmBpiXbbRZwHtu9_IBXEyJkaMaNsYv0FATGf4CnHLxagoeDWA-aoqovTBAuaA3116ARBc6GAdUZrPs8AshwCs8Ekm3P8CzRd0RXwNLVNZ3-Cf4o8TEheKEH7UNwImuLZ4DM/s1600/2017-08-08+05.11.10+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwSRsSvX9eMmBpiXbbRZwHtu9_IBXEyJkaMaNsYv0FATGf4CnHLxagoeDWA-aoqovTBAuaA3116ARBc6GAdUZrPs8AshwCs8Ekm3P8CzRd0RXwNLVNZ3-Cf4o8TEheKEH7UNwImuLZ4DM/s640/2017-08-08+05.11.10+2.jpg" width="638" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Duh ingin rasanya aku mengambil tangga lalu mengambil lampu-lampu yang berbentuk otak itu untuk dibawa pulang ke rumah.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Ruangan dihiasi dengan satu otak besar di tengah ruangan dan beberapa lampu berbentuk otak yang super duper lucu. Ternyata, di dalam otak yang berukuran besar di tengah ruangan itu, ada layar kecil yang menjelaskan soal otak, termasuk molekul-molekul kecil seperti neurotransmitter. Walaupun stase syaraf sebelumnya sangat menguras jiwa dan raga gue, I admit our brain is something super amazing and I was quite interested with it -- even setiap lekukan otak memiliki peran dan jika lekukan-lekukan itu hilang niscaya kita bisa mati. Like, seriously, <i>you could die</i> without sulci and gyri.<br />
<br />
Beralih ke ruangan setelahnya, kita disambut dengan neuron-neuron (read: sel syaraf) yang saling berdampingan satu sama lain membentuk sinaps. Neurons usually don't make direct contact but they do have some business together and it is provided by synapses -- untuk mengerjakan sesuatu, sel syaraf menghantarkan neurotransmitter dari satu sel ke sel lain melalui sinaps. Prinsipnya seperti lomba yang lari-lari terus operan tabung itu loh.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNorYZZLiIWJn8JnXG0RaYyDO5TI60wZYLVyix5Y9uW68Y0bAW7eFej0q_7d5pS4B9ZZlU_DX4vOp-Jk53UZVspAkrZ_b4wy1-ysZccTTZYLXwG9Ha3GEBhcFl1RAN3HLztI5GaPP6Sjc/s1600/2017-08-08+05.11.09+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1599" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNorYZZLiIWJn8JnXG0RaYyDO5TI60wZYLVyix5Y9uW68Y0bAW7eFej0q_7d5pS4B9ZZlU_DX4vOp-Jk53UZVspAkrZ_b4wy1-ysZccTTZYLXwG9Ha3GEBhcFl1RAN3HLztI5GaPP6Sjc/s640/2017-08-08+05.11.09+1.jpg" width="638" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Neurons -- semakin banyak gandengan sinaps, semakin bagus.<br />Kalo kamu, makin banyak gandengan, makin gak bagus.</span></td></tr>
</tbody></table>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieO1N3exi6jpJiYOfV_9odp1mGK1bhNJOisX25hqXijLzouLDrDMwKPVNMY6hUEf7TN2v5EqkdU_LkS5cm1w3bhUZFMvaOmi8Y83O1luuOF_xz6Z9F0AdVwfbzU0eKQY3XiODtNt4_8hE/s1600/synapse_984x401_0.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="401" data-original-width="984" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieO1N3exi6jpJiYOfV_9odp1mGK1bhNJOisX25hqXijLzouLDrDMwKPVNMY6hUEf7TN2v5EqkdU_LkS5cm1w3bhUZFMvaOmi8Y83O1luuOF_xz6Z9F0AdVwfbzU0eKQY3XiODtNt4_8hE/s640/synapse_984x401_0.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><i>For comparison. All thanks to Google and Euronext for creating this awesome pic!</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Ruangan selanjutnya, gue tidak bisa berkata-kata saking indahnya. Sebenernya gue nggak tau apakah penggambaran wahana tersebut relevan dengan keadaan aslinya, tapi seriously, this is the most beautiful room ever -- and the most instagrammable one, maybe?<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEingofjh2ga2wHo8hnNd4x-WHkKRVoRQHyNHfMVnEw7YylBdNEEtEYknY0PYhXtR14yfLRacAM4ieiwmuHyM1c1_9Mka7vKCTOUWAAravER3EHqx7Fkc8XdRJ7W0zSSTW7-SpaHXqn7d0M/s1600/2017-08-08+05.26.55+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEingofjh2ga2wHo8hnNd4x-WHkKRVoRQHyNHfMVnEw7YylBdNEEtEYknY0PYhXtR14yfLRacAM4ieiwmuHyM1c1_9Mka7vKCTOUWAAravER3EHqx7Fkc8XdRJ7W0zSSTW7-SpaHXqn7d0M/s640/2017-08-08+05.26.55+1.jpg" width="638" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;">Our memory room -- well, we were all speechless, yes sure thing.</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVZUJjv5-gcqIsABeBm-5Epy3BRRPGRg_Km3fsDVXSJ6_veUKdy5hSihyphenhyphenrAwze8kmEkf_0ZLhWAE4yHwJjk48QNMXEBwCySAumpImhNQKhLZePGDUvNuzo6YY9nwZdxEVL1WIsWTja_Z8/s1600/2017-08-07+08.49.52+1%257E01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVZUJjv5-gcqIsABeBm-5Epy3BRRPGRg_Km3fsDVXSJ6_veUKdy5hSihyphenhyphenrAwze8kmEkf_0ZLhWAE4yHwJjk48QNMXEBwCySAumpImhNQKhLZePGDUvNuzo6YY9nwZdxEVL1WIsWTja_Z8/s640/2017-08-07+08.49.52+1%257E01.jpg" width="638" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;"><i>I wonder if our memories work this way -- this beautiful.</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Setelah dibuat terpesona dengan gemerlapnya memori-memori, kita dilempar ke sistem gastrointerstinal yang sepertinya sudah merupakan akhir dari perjalanan. Well, nothing sparkly about gastrointestinal system -- menurut gue gastrointestinal system adalah 'sistem terkotor' yang ada di dala tubuh. So I wonder how would they create gastrointestinal system for fun anatomy.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXy1JetJ8yWMyJYlfc2gA34n_Vz0rl77qS867tQatiPw0CQ4KhhcHYaeHm3dsdRkWMzgcxmt3vLYuyV-squsWnsQfCIJs2h7IrFXVxPPpn9q_KMg23HvAw4REAbmUr5dHwx5Vy-RBPpzg/s1600/2017-08-08+05.11.08+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXy1JetJ8yWMyJYlfc2gA34n_Vz0rl77qS867tQatiPw0CQ4KhhcHYaeHm3dsdRkWMzgcxmt3vLYuyV-squsWnsQfCIJs2h7IrFXVxPPpn9q_KMg23HvAw4REAbmUr5dHwx5Vy-RBPpzg/s640/2017-08-08+05.11.08+1.jpg" width="636" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: #444444;">Penggambaran lambung -- suram, remang, dengan dinding yang dihias dengan relief-relief khas lambung</span><br />
<span style="color: #444444;">yang biasa disebut ruggae.</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVDny3Yqrve0sXhgFFNWrKutsMfbRj_wfv6cY2a4sdbSgJfmPX9OKU1XPyXeWiUasNRZ9XT0O0MDOfcgP5sizZGNVMZ23g_S8ArKvi0-Et1MUwvThtfzx2ShebhxyllDtiiO2Sw3WiUzI/s1600/2017-08-08+05.11.07+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVDny3Yqrve0sXhgFFNWrKutsMfbRj_wfv6cY2a4sdbSgJfmPX9OKU1XPyXeWiUasNRZ9XT0O0MDOfcgP5sizZGNVMZ23g_S8ArKvi0-Et1MUwvThtfzx2ShebhxyllDtiiO2Sw3WiUzI/s640/2017-08-08+05.11.07+1.jpg" width="638" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;">Sekarang kita masuk ke usus -- idk usus yang mana -- apakah duodenum, jejunum, atau ileum,</span></i><br />
<i><span style="color: #444444;">tapi yang jelas bukan colon. </span></i><i style="font-size: 12.8px;"><span style="color: #444444;">Hm I wonder if the intestine inside-wall really looks like this</span></i><br />
<i style="font-size: 12.8px;"><span style="color: #444444;">(this dirty, this... greenish?) as long as we live. </span></i><i style="font-size: 12.8px;"><span style="color: #444444;">(Because when you die and your corpse end</span></i><br />
<i style="font-size: 12.8px;"><span style="color: #444444;">up as a cadaver in anatomy room, your intestine lumen doesn't look like this)</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1RFJFGIX1J1iniqTf4iGov1I6MnsX9KW28Z55wP-94Yc1wt9sJLu9QvZ_P2m8gFzs-pG5XvtjAkRf_0GxnyNQVTlWZO2J8ZcVhx1q11WAjQq_JryESFrswin9gWpixcd6UpVXgxRcMAk/s1600/2017-08-08+05.11.06+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1RFJFGIX1J1iniqTf4iGov1I6MnsX9KW28Z55wP-94Yc1wt9sJLu9QvZ_P2m8gFzs-pG5XvtjAkRf_0GxnyNQVTlWZO2J8ZcVhx1q11WAjQq_JryESFrswin9gWpixcd6UpVXgxRcMAk/s640/2017-08-08+05.11.06+1.jpg" width="638" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="color: #444444;">Dinding usus berwarna hijau dengan lendir-lendir kuning. Well, I wonder...</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Setelah melewati dinding dalam usus yang berwarna kehijauan dicapur warna kuning, kita terdampar di usus buntu dan usus besar -- sibuk mencari jalan keluar. Karena gelap, tersesat -- dan memang pemandangannya plain aja, kita tidak berfoto-foto lagi. Setelah sibuk mencari-cari jalan keluar, akhirnya kita melihat secercah cahaya dan keluar melalui anus. Us, being lovely shits...<br />
<br />
Kesimpulannya...<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivIxqny1N-L42mHrydLSKd6F6ymGKURkuTzzFvq6w9Y-WhJ8x9tfbHKBfsUDpsgyu9PIbqp0-XJ6QUAF47vmXzgtQu-Gs3AK3t8YmPEG9VDEJLvIZj6KKepnts6K1rUeDaQmh0wRHtXic/s1600/2017-08-07+08.47.18+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivIxqny1N-L42mHrydLSKd6F6ymGKURkuTzzFvq6w9Y-WhJ8x9tfbHKBfsUDpsgyu9PIbqp0-XJ6QUAF47vmXzgtQu-Gs3AK3t8YmPEG9VDEJLvIZj6KKepnts6K1rUeDaQmh0wRHtXic/s640/2017-08-07+08.47.18+1.jpg" width="638" /></a></div>
<br />
<br />
Much fun; bagus isinya, gemes, you can learn fun anatomy here, but not that deep, because all information served in such inadequate light. Kebanyakan informasi masih dipampang di papan bukan melalui media elektronik (hanya section brain yang menggunakan media elektronik) -- sehingga bacanya di dalam gelap bikin ketar-ketir juga. Tapi bagus kok, wahana ini mengajarkan kalau kurang lebih, isinya tubuh tuh begini dan memberitahukan fun facts-fun facts tentang organ-organ yang ada. Memotret disini juga harus agak sabar sih karena gelap, tapi I know some spots are good for instagram feeds, seperti di bagian memory dan otak. For Rp 25.000, 00, an anatomy playground in the mall is not such pain for a (co-ass) pocket.<br />
<br />
*because co-ass does not have much money*<br />
*because co-ass barely have fun*<br />
*pls stop make co-ass looks pitiful*<br />
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------<br />
<br />
The post is finished.<br />
<br />
But let me have some epilogues.<br />
<br />
Jadi gini, sekitar 4 hari belakangan, gue digundahgelisahkan karena ada gambar di blog gue yang disadur oleh website lain -- dan rupanya disadur, disadur, disadur, hingga sampai ke LINE today. Well, what makes me upset the most, artikel yang menjadi tajuk LINE today itu memampang foto surat cinta gue untuk kakak kelas, dimana disana tertera nama gue, kelas gue, dan nomer hp gue -- uncensored. Wah, rasanya campur aduk antara malu (karena cap bibir gue menjadi tontonan nasional) dan juga kesal (karena artikel tersebut nge-cite sumber ke blog yang menyadur gambar gue -- it's copyright matter, of course). Some people told me to make a report, but I did not know how, dan thankfully artikelnya sudah turun tayang di LINE today maupun di website hostingnya, yakni POPBela.<br />
<br />
Sejak hari ini, gue mem-ban right click dari blog gue -- but sadly I do not know how to prevent my pictures for appearing on Google (karena walaupun right click langsung dari blog gue bisa di disable, tapi gambar-gambar gue masih tetep accessible dan save-able via google). Sudah baca sedikit tentang robots.txt tapi nggak ngerti-ngerti. If anyone can help me dealing with this, please kindly email me or simply leave a comment on my post or cbox. Thank you for the help!<br />
<br />
Love,<br />
<br />
Your (co-ass) writer.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHVzwqjvMr4wpjmCYCtm1xBKxu6DYEZXsc_GwYK-XBVwm0VQXs4T5Tddjoh3ym0uwEt3Cgm5CAfn0W9WCKwa6CoLjIW7mC3eFC98ECg1adI8NAbra4j2kQam_eQGSXTAu01fUDV4TDJQU/s1600/Sign.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="194" data-original-width="165" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHVzwqjvMr4wpjmCYCtm1xBKxu6DYEZXsc_GwYK-XBVwm0VQXs4T5Tddjoh3ym0uwEt3Cgm5CAfn0W9WCKwa6CoLjIW7mC3eFC98ECg1adI8NAbra4j2kQam_eQGSXTAu01fUDV4TDJQU/s1600/Sign.jpg" /></a></div>
Annisa Dinahttp://www.blogger.com/profile/08477353623447871018noreply@blogger.com0