For best experience in desktop, zoom out the page ([CTRL + -] to 90%)

Selasa, 22 November 2011

Be what? Whatever I can be.

Good evening, all.
What a funny evening.

Besok pelajaran gua biologi, fisika, matematika, dan PKN. Besok juga ada batas pengumpulan tugas presentasi seni musik, PR LKS Biologi, presentasi fisika, belom lagi hari ini gua gaikut pelajaran mtk. Nilai kimia gua masih belom tuntas dan biologi gua masih ada yang harus perbaikan. Gua juga belom latihan keyboard sama vocal group buat seni musik. Dan lately, tugas SEA Games kelompok gua were being rejected sama guru bahasa Indonesia.

What a messy life right now, dan semua hajat kehidupan gua yang belom tertuntaskan itu harus segera dilunasi dalam 2 minggu. Secara, mungkin 8 hari lagi gua bakal UAS.

Dengan segala hantaman badai tugas itu, dimana semuanya penting dan nentuin dimana 'lapak' gua setelah lulus SMA, diperburuk dengan kondisi hati gua yang unmood lah, uring-uringan lah, labil lah, desperate lah. Segala kondisi yang compang-camping, reyot, dan ogel-ogelan dimana gua merasa gamampu.

Nah. Ini dia masalahnya: gua ngerasa gamampu. Have you ever hear someone said "Kalo lo udah bilang gabisa, mana lo bakal bisa". That's. The. Point.

Udah bisa ditebak alurnya, setelah gua bilang "gua gamampu", gua bakal bilang "gua capek", terus gua bakal bilang lagi "gua pengen keluar dari jurusan ini", dan ujung-ujungnya "ngapain juga gua masuk jurusan ini. Salah deh nih". Dan ujung-ujungnya semangat gua bakal menipis, mengeriting, menyusut, dan akhirnya patah - sama kayak nasib rambut jelek.

I was just thinking...



Have you ever imagined being an astronaut? I'm sure the things that appear in your brain are: "cool" "dangerous". Helo... siapa juga yang mikir kalo pake lencana atau bet NASA itu gakeren? Atau pekerjaan jadi astronot itu ga rarely exciting? Secara pribadi gua mikir begitu.

Belakangan ini gua kecanduan Armageddon dan menjadi sangat lembek pas bagian roket NASA meluncur dan pas nuklir ngancurin asteroid. Buat gua momen itu wah, dan tanpa sadar ada momok dalem pikiran gua kalo "Astronot itu pekerjaan mulia banget". Bukan soal ngancurin asteroid dan nyelametin bumi, tapi soal dimana lo jadi orang yang berjuang demi ilmu pengetahuan dan rela mati demi kemajuan pengetahuan umat manusia.

Oke puitis tapi jelas gua gamungkin jadi astronot.




Or have you just thought a little bit? Those were photos of an extremely smart person on the earth: Albert Einstein, and another one is nuclear or atomic explosion.

As you know, sekarang adalah jamannya global warming, dimana banyak orang berasumsi bahwa doomsday akan datang berupa serangan air bah, karena permukaan air semakin naik tiap tahunnya. Itu semua karena global warming dan penyebab signifikannya adalah minyak bumi, kebutuhan manusia yang ga terelakkan, tapi jumlahnya berkurang drastis dan nyaris habis.

Ditengah-tengah harga BBM yang tiap hari bikin abang angkot jadi garang, nuklir adalah oase di tengah gurun pasir gersang, yang jadi pengganti minyak bumi, dan diisukan bakal lebih beresiko rendah menghasilkan gas rumah kaca. Dan Albert Einstein, dengan samanya menerapkan reaksi pembelahan inti atom dalam rancangan bom atomnya, yang hampir setara sama kekuatan yang dipunyain nuklir.

Terpujilah mereka yang menciptakan listrik dan meneliti uranium sebagai bahan tenaga nuklir.

I just think... Is it great to created something useful for all mankind?
Kayaknya ngerasa meaningful banget ga sih kalo lo nyiptain sesuatu yang berguna buat hidup orang banyak? (kecuali dalam kasus bom atom yang dipake buat ngebom Hiroshima-Nagasaki sama kebocoran reaktor nuklir -_-)



Or maybe I should just sit in a room and cure people. Bukan, bukan kayak ponari yang nyemplungin batu ke gelas orang dan voila! Setelah minum air kobokan tersebut pasien langsung sembuh.

Bukan, I hope I can be one of them, who stays in the surgery room, nyiapin piso bedah, ngebius orang, dan ngutak-ngatik badan orang pas orang tersebut ada diambang kematian. Setelah sepersekian waktu, orang itu sehat walafiat dan bersyukur diberi rezeki kalo dia masih bisa dikasih anugrah terbesar: hidup.

I know nothing lasts forever. Semuanya bakal kembali ke pencipta setelah sekian lama berkiprah di dunia panggung yang disebut "kehidupan", tapi bayangin rasanya... kita nolong orang, kita ngeliat orang sehat... Is it great or what?

Semua pekerjaan dalam imajinasi gua sangat heroik dan sepertinya sangat unusual, kecuali dokter yang masih terbilang lumayan banyak. Dan dalam hati kecil gua, gua tau gua 98% berkiblat ke mimpi, dan 2% berkiblat ke realita.

Tapi apa mimpi itu pernah salah? Mungkin ga ya, selama mimpi itu bukannya berbalik nubruk kita dan bikin kita desperate... -_- Sometimes, those wild imaginations of heroic jobs just makes me upper at the time I am down. Walaupun kadang minder dan ngerasa gacocok, bertepuk sebelah tangan, atau gapantes, tapi tetep di dasar hati gua tertempel 3 pekerjaan paling heroik tersebut, yang harusnya dikasih stand-up-and-applause.

Setelah sekian lama mikir, ternyata buat gua semuanya masih entah.
I want to be whatever I can be. But what I can be? *ask to myself and yours*

Numpang share :p


*numpangeksis
*kokmalesya...

Adios!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar