For best experience in desktop, zoom out the page ([CTRL + -] to 90%)

Minggu, 13 Mei 2012

How These Students Got a Trip

Mashi masheeeeeee :)
(sebenernya bingung mau ngetik apa buat opening karena semua bahasa normal terasa begitu basi...)

Sudah lama ya kita tidak berjumpa. Aku mengetik di kamu, dan kamu aku ketikin. Bukan hati tak sudi mengetik, Cuma tugas begitu rude and wild, dan aktivitas gua meningkat di bulan akhir April - awal Mei ini, sementara internet gua kuotanya abis... Too much reason for ignoring these, but in the end, I finally come to you, blog!

Jadi, apa yang membuat akhir bulan April (yang setiap tahunnya agak-agak asem ketek) terasa begitu menggigit? Ya, karena pada akhir bulan April 2012 ini ada PROTEKSI (acara pensi) dan a trip to Java. But this time I'll tell you about the trip.

Seminggu menjelang perjalanan, anak-anak kelas 11 bawaannya majar. Males belajar. Hawa-hawa liburan singkat yang mendekat gasinkron dengan banyaknya PR. Keluhan kayak gini lazim didenger:

"Aduh... Buat apa sih PR banyak, bentar lagi kan Yogya!"
"Mager dah gua, udah ngurus proteksi, mau yogya juga... Mana PR banyak banget lagi"
"Buruan kek Yogya, mau refreshing nih kepala mau meledak dikasih PR melulu!"
..... Ratapan anak SMA.

Dan akhirnya setelah sepak terjang di dunia per-PR-an dan sepak terjang dalam laga Proteksi 23, kelas 11 finally got a time to walk out from those homeworks, walaupun sebenernya selama study tour tetep dikasih cemilan LKS dari 11 mata pelajaran.
However this trip started on 30th April 2012 until the 5th of May.
So, let's walk around!

Jakarta, 30 April 2012
Cuaca hari ini: hujan
Cuaca hati ini: galau
Cuaca hujan berpotensi (tambah) galau.

Dengan menggerutu gua nyeret tas tenteng jumbo dan ransel diadora sambil naik kendaraan umum. Cuaca diluar gabisa dibilang friendly: Hujan. Sementara suasana di dalem omprengan adalah sumuk tingkat dewa yang bisa bikin gua tambah kurus karena efek sauna tradisional. Setelah ujan-ujanan nyari abang taksi, akhirnya gua berhasil menyeret kedua tas itu sampe sekolah. Dan gua menunggu. Orang-orang dateng dan banyak yang bawa koper. Dan lama kelamaan, sekolah penuh dan semua dikumpulin di lapangan buat pembagian bis.

Dan 12.45... Here we start. Dalem bis 2 KJU kuning dan seat bertiga, nomor 2 dari depan. Tangan gua meraba-raba keypad, setengah mati ngarep ada tanda kehidupan di inbox. Kayaknya trademark dari kebanyakan perjalanan gua adalah: perjalanan membawa hati yang galau, pengharapan akan adanya tanda kehidupan di inbox, dan termenung.
Kali ini juga begitu.

Cuma sepatah kata yang gua minta dari doi yang sedang kuliah "Take care ya". Udah, that was all I got. Tidak ada embel-embel "Gonna miss you, I'll call you later, titip bakpia". Hati gua mencelos semendung langit yang bertengger di atas flyover Taman Anggrek, semuram hati gua yang dadah-dadah waktu lewat Kuningan.

Tiba-tiba si Partyrock Boy Ogi dan Partyhard Girl Dhea berjalan mondar-mandir ke depan buat ngegrepe-grepe TV dan mengganggu siklus galau gua yang ditunjang dengan cuaca yang galau. Saat gua lagi duduk di samping jendela sambil makan nasi kotak dan ngeliat butiran air hujan di kaca, tiba-tiba berkumandang musik sejenis 'Give Me Everything'-nya Pittbul, Ne-Yo, dan mitra-mitranya. Musik yang gamasuk list soundtrack galau.

Tapi emang, galau itu selalu mengalami titik kulminasinya saat senja atau tengah malem.
Tengah malem, I was in nowhere, I think. Gelap dan jalannya berliku, mulai banyak penghuni bus yang tumbang akan mual dan masuk angin, sementara tangan gua men-dial kontak yang sama, dan meng-send SMS yang berbeda, but no resepond. Dia hidup di twitter, bukan di inbox gua.

Krik, malem hening. Bis kesetir gakaruan. Dan mabuk menggempur.
*efekdramatis

Yogya, 1 Mei 2012 - 06:01
Gua ngeliat sekeliling. Semalem dinginnya menggigit sampe gua duduk meluk lutut di dalem sarung yang gua selubungin dari kepala sampe kaki. Gua diketawain karena gaya bertahan ala kepompong ini, tapi gua berkelit dan bilang bahwa itu cara gua memanfaatkan badan gua yang kecil buat survive.
Muka orang-orang pada lucu. Ada yang mangap, ada yang masih belekan, ada yang linglung, macem-macem deh muka orang kalo pada bangun tidur.

Sampe di hotel Tirta Kencana, Yogya, langsung ada acara mandi dan sarapan. Jadi ke hotel Cuma numpang mandi sama makan doang tanpa check-in, nanti malemnya bakal kesini lagi buat nginep. Mekanisme penyewaan hotel paling aneh. Akhirnya, abis kelar makan, langsung cao pergi lagi. Belom juga puas manjain pundak di kasur yang jadi senderan Emi sama Khansa, pasangan bermalam gua, akhirnya jadwal bersabda untuk ke UGM.

Universitas Gadjah Mada
Di UGM, semua penduduk SMAN 85 disuruh duduk dalem auditorium dan denger presentasi UGM soal program pendidikan, kualifikasi calon mahasiswa, fasilitas, kebijakan dll. Gua ngelirik ke penjuru ruangan, semua mata-mata disana berkantong dan kuyu karena ngantuk. Gua ngantuk, tapi galau mendominasi.

Inbox gua berhasil mendapatkan tanda-tanda kehidupan dan pas gua buka malah nyesek. Fokus gua terpecah - sebagian nefron otak gua nyerep info soal UGM dan sepeda kampusnya, sementara nefron-nefron lain berusaha mengirim impuls ke otak gua buat tenang... Jangan lepas kendali... Jangan panik.

SMS itu rasanya menjungkirbalikan seluruh auditorium UGM. Dan gua kembali foto seangkatan dengan galau. Muka yang lebih galau dari hari kemarin.

Pantai Depok
Dari UGM, berangkat ke Rumah Makan. Cuaca di Yogya panasnya minta dimelasin, gaada bedanya sama hawa Jakarta. Sesampainya di Rumah Makan, gua turun dan mendapati bahwa nama makannya bikin hati gua mencelos dan berceceran di parkiran bis: RM Firdaos. Beda satu huruf sih, tapi tetep aja mau beda satu huruf kek, kalo namanya nyaris sama tetep aja bikin hati cenat-cenut...

Setelah liat nama itu gua berpaling ke tempat duduk, dan mendapati banyak banget yang pacaran. Rasanya pingin mecahin piring terus belingnya gua makanin. I was very vulnerable of kegalauan... Pity banget.

Di perjalanan ke Pantai Depok, gua terkantuk-kantuk dan anak-anak mulai sebel sama TV dan DVD Player bis yang gabisa muter film. Tapi begitu temen se-bis gua Amal (biggest fan of Joko Anwar) nyodorin Rumah Dara, entah kenapa DVD player itu mulai jalan. Baru bergidik ngeliat muka Shareefa Danish disitu, ternyata udah nyampe pantai.

Ombaknya gede, panasnya terik, cebur-ceburan masa SMA, dan sendal yang kebawa ke tengah laut selatan jadi piece of moments di pantai Depok.

  


Plus this.
Pulang-pulang lengket, apek, mau mandi...

Hotel Pondok Villa, Jl. IKIP, Yogyakarta
Tersiar kabar, dan rupanya bener kalo bis 2 sama bis 5 ganempatin hotel yang tadi pagi dibuat tempat mandi, tapi disebuah hotel yang namanya seperti tercantum diatas. Gua kira ini adalah bentuk disintegrasi angkatan yang bikin jadi kepecah, tapi faktanya emang hotel yang tadi pagi gabakal cukup nampung 280-an orang, makanya sebagian kecilnya dipisah buat tidur di hotel lain.

But we wouldn't complain, kamarnya nyaman dan begitu sampe kamar langsung pada loncat ke kasur. Cinta satu malem sama kursi bus emang gaenak. Abis itu gambrengan nentuin giliran mandi. Belom rapi nyisir segala macem, pintu kamar udah digebrak sama guru-guru disuruh buru... Dengan rambut awut-awutan semuanya pada ke bis.

I sent a text many times, but no message was replied. Ternyata destinasi buat makan malem adalah di RM Firdaos kayak tadi siang. Hati mulai gakaru-karuan. Well, he lived on twitter and when I stalked... What?
You may think I'm such a childish one, but I desperately envy with a woman named uapVNS who got a really good attention from a man I wish an attention from. Muka gua nyureng. Well, he lived on twitter, not in my inbox...
Sedih, iri sama selebritis masa.

Malioboro
Setelah pesta goyang sama penyanyi dangdut di RM. Firdaos, akhirnya sampe ke Malioboro jam 9 malem. Cuma dikasih waktu sejam disana. Sejam di Malioboro gabakal cukup buat shopaholic yang gila barang murah, tapi mungkin cukup buat gua yang Cuma mau leyeh-leyeh dan nyari beberapa barang. Dan dalem sejam itu, gua juga harus nemu musisi jalanan buat diminta wawancara buat tugas seni musik. Jadilah gua, Sinta, Sofie jalan-jalan di Malioboro. Sinta Sofie asik nyari belt-belt dan aksesoris, gua meneng wae nyari kaos. Sinta adalah tameng gua untuk menawar karena doi kalo nawar supertega sementara kemampuan nawar gua supermelas.


Akhirnya semuanya kelar, oleh-oleh kekejar, musisi jalanan dapet walaupun fotonya keroyokan.
Satu yang belum kelar: galaunya belum kelar.

Yogya, 2 Mei 2011 - 05:00
Beep beep. Alarm bunyi. Gua yang tiduran di tengah kasur menggeliat merayap turun kasur lewat bawah selimut. Udah kayak uler kasur aja. Gua mandi pertama sebelum pintu kembali digedor sama guru dan ujung-ujungnya gua belom nyisir atau apa.
Hari ke-3 tur hati masih galau, masih mesem-mesem asem ketek ngelirik ke hp sepersekian menit. Tapi the result was just the same: no new message.

Tempat Pembuatan Batik
Ada keterlambatan super dari kaum bis 2 dan bis 5. Mungkin karena terlalu comfy jadinya keenakan, kebablasan, terus telat. Akhirnya cumma bisa spending time sedikit di tempat pembuatan Batik. Gua nebeng ngebatik di kain orang, tapi emang dasar gabakat, malam yang di canting belepotan di kain. Gua pikir cantingnya bocor dan gua menyerah, mungkin gua yang have a lack knowledge of membatik.
Dengan sabar Ira dan Ome membatik sementara gua ngegerecokin kain mereka yang akhirnya mereka gabawa pulang, mungkin saking belepotannya campur tangan gua...




Kraton Ngayogyakarta
This is it! Kraton Ngayogyakarta yang jadi sarang dinasti Hamengkubuwono. Dari alun-alun luar yang panasnya bukan main, gua niat buat cari le grand banian alias pohon beringin besar. Tapi ternyata, le grand banian itu ada di alun-alun yang mana lagi, yang jelas bukan disitu, dan yang jelas gua males nyari karna panas.

Dari awal masuk ke lingkungan luar Kraton, bule-bule udah pada berserakan di sekitarnya. Anak-anak 85 2013 yang make jaket merah abu-abu berserakan juga di pelataran kraton, ngebuat kraton semacem sumpek bak lautan massa merah-merah. Gua harus beli pass ticket buat photograph and video permission, kecuali di Museum Batik (mungkin karena takut batik Indonesia ditiru lagi sama negara lain).

Kesan pertama yang gua dapet di Kraton Yogyakarta (well, it was my first time to be there... :)) adalah kraton ini epic, ancient, and strangely beautiful. Gimana ya, bangunan Jawa jadul campur pernak-pernik dari Eropa (Belanda) kan unik. Dan kesan kedua, Kraton Yogyakarta was a lot bigger and wider that Kraton Surakarta. Kraton Yogyakarta didominasi warna hijau, sementara Surakarta warna biru.




Sempet foto-foto sama bule di deket tiang lampu, bule bapak-bapak 2 orang itu asalnya dari Holland, alias Belanda. Waktu mereka nunjuk-nunjuk ke hiasan lampu, mereka bilang sesuatu dan gua Cuma bisa cengo. Entah budeg atau karena logat bahasa Inggris yang superseksi, tapi kata tour guide-nya mereka bilang hiasan lampu yang ditunjuk itu asalnya dari Belanda.



Selanjutnya keliling-liling liat koleksi barang-barang Hamengkubuwono. Mulai dari mainan masa kecilnya, baju, sampe koleksi barang-barang kesayangannya (Hamengkubuwono XI suka fotografi. Dia punya polaroid superunyu dan buku-buku British Journal Photography). Juga ada foto-foto keturunan Hamengkubuwono dan lukisan-lukisan suram supergede yang kalo diliat terlalu lama jadi superhoror.

Inget polaroid... Inget tukang jual kamera analog... Inget doi...
Back to galau.

Borobudur
Dari Kraton Yogyakarta langsung cao ke Magelang, ke salah satu World Heritage site yang ditetapkan oleh UNESCO: Candi Borobudur. Long time no see that temple. The last time I went there was in 2008, 4 years ago. Jam 2 siang saat matahari sedang nyengir-nyengirnya, murid kelas 11 SMAN 85 jalan di halaman candi sambil berusaha make selilit kain batik di pinggang.

Ada beberapa rules baru dari pengurus Candi, yang pertama harus pake kain batik yang dililit (mungkin sebagai tribut untuk kebudayaan Buddha)dan please no inserting hand into the stupa. Jangan grepe-grepe patung di dalem stupa lagi karena pihak Borobudur ketakutan kalo-kalo patungnya rusak. Dan the last rules, jumlah orang yang mau bertengger mejeng di stupa terbesar paling atas sekarang dibatesin dan diatur.

Kondisi candi agak sedikit berubah pasca letusan Merapi, mungkin. Ada beberapa bagian patung yang buntung. But Borobudur was always amazing, wasn't it? A big builind, built with no cement - just stones which full of reliefs, and it was built around 8th century. How long was that until now?

The most annoying part of this visit was some people who acted spoiledly and yelled "IS THERE NO LIFT RIGHT HERE? TIRED AND SO HOOOT". Come on pretty girls, if you mind to use some stairs to reach the top, then why don't you just have a sit in a bus over there? :)







Pemandangan terlalu indah diliat dari stupa puncak. Gunung membentang, langit biru cerah, awan putih bersih kayak sobekan kapas yang rapi, di tengah-tengah semua ini, cuman hati gua yang kayaknya gabener. Pemandangan seindah apapun ternyata bisa bikin melancholy atmosphere jadi kentel. Dan disitu, gua terenyuh menghadap gunung, rambut gua diterpa angin, mata gua nyipit karena silau. Tangan gua ngerogoh kantong dan hasilnya: nol. Tetep sama. Hati gua berdetak-detuk

I know nothing's right
And I know I'm weak enough now
But please God, I know you're there behind those clouds, setting the sunlight
Please grow a strength in me

Melancholy until the last breathe.
Tiba-tiba ada senandung doa Buddha bergema. Rupanya gajauh dari tempat gua berdiri, banyak biksu-biksu berdoa, mungkin dalam rangka Waisak intensitas berdoanya jadi tambah getol. 


Udah becucuran keringet, akhirnya gua balik ke bis.

CDB  Hotel (Pinggiran) Semarang
Sampe ke hotel ini jam 10 malem. Dengan terkantuk-kantuk gua ngangkat tas yang rasanya makin berat. Ternyata bentuk penginapan kali ini kayak wisma. Satu wisma isinya sekitar 6-7 orang satu wisma ada 3 tempat tidur, 2 kamar mandi, sama 1 ruang tamu. Awalnya bete karena kamar belum diatur, akhirnya dengan jinjing tas berat plus jalan keliling nyari kamar sambil nanjak. Udah nanjak, ternyata dapet kamar yang dibawah (-_-).

Sampe kamar, rasanya hawanya rada-rada gimana gitu. Bagus sih... Tapi sedikit mengesankan bahwa wisma ini jarang dihuni. Akhirnya, beberapa temen lain ikut bareng sekamar ngerame-ramein karena ngerasa kamarnya kurang nyaman. Tanpa pikiran macem-macem, temen-temen gua hompimpa nentuin giliran mandi, dan begitu dapet giliran mandi, gua langsung cus bak orang yang berjuta-juta tahun gatau apa yang namanya air. Abis itu ya kongkow-kongkow di ruang tamu sambil makan nasi padang kotak plus nonton DVD.

Jam setengah sebelas malem, terjadi suatu accident yang bikin seluruh warga 85 yang nginep riuh. Beberapa kena panic attack dan ter-influence. Karena kemeriahan di waktu midnight ini, akhirnya semuanya disuruh packing lagi dan ngumpul di aula. Hawa pegunungan dingin, dan gua terhuyung-huyung bawa tas ke aula pake piyama. Gua sms ga direspond, well in that kind of midnight he was still alive on the twitter...

Karena keadaan yang gamemungkinkan buat cao pergi dari hotel tersebut, akhirnya para ladies harus rame-rame tidur ditemenin sama guru. Dan gua sendiri... Tidur ber-17 dalam satu wisma. Pepes night! (~'^')~

Semarang, 4 Mei 2012 - 06:30
Paginya, hawa pegunungan mulai nusuk tulang sumsum, angin berhembus bus bus bikin semriwing. Ternyata di depan hotel, di jauh sana, ada siluet gunung yang maknyus indahnyo.

Setelah semalem, mata anak-anak kuyu. Yang cowok mungkin kebablasan begadang sampe subuh. Akhirnya, gua-pun bertolak pergi. Bye CDB!

SidoMuncul Factory
Di SidoMuncul, semuanya dikasih liat mulai dari gudang bahan herbal sampe ujungnya jadi bentuk boks yang siap didistribusi. SidoMuncul ngeklaim produknya bebas pengawet, jangka waktu selesai produksi sampe expired kurang lebih setahun dan itu semua karena cara pengolahan bahan herbal yang bener tanpa pengawet. Sayangnya selagi tur keliling SidoMuncul dilarang ngerekam atau bahkan foto, mungkin ini berkaitan sama rahasia pabrik.... Who knows.

Di SidoMuncul adalah lahan agro gitu yang isinya ada balairungnya, hewan-hewan bak di kebun binatang (rusa, babi hutan, singa, harimau, jenis-jenis burung, uler, sama buaya), dan ada kolam buatan dan air terjun kecil buatan gitu dan didalem kolamnya ada sejenis ikan buas pemakan daging. Gua bingung, sebenernya ini pabrik obat apa cagar alam...





Pulangnya, gua dikasih oleh-oleh produk tolak angin, kopi jahe, pokoknya segala macem produk SidoMuncul yang ada iklannya di TV.

Masjid Agung Jawa Tengah
Di bis gua galau setengah mati. Walaupun ada satu atau beberapa sms di inbox gua, tapi entah kenapa isinya bikin galau half-to-death. Gua mengurung diri dibawah selubung jaket dan bikin temen-temen gua kesel karena gua bolot dalam menyusul ke masjid. Kalo biasanya orang males jalan ke masjid karena kakinya digelyutin setan, kaki gua digelayutin galau. Tapi toh akhirnya gua jalan juga dari bis.

Awalnya gua tersaruk dan termenung jalan di atas lantai halaman masjid, tapi akhirnya gua lari terbirit-birit karna lantainya berasa bikin kaki gua melepuh terus ngelopek. Panasnya boook, kayak hell training, pelatihan neraka. Kenapa... Kenapa payung superjumbo yang ada diatas halaman masjid itu gadibuka?



Disini gua ngeliat potret yang miris. Gua makan nasi boks lagi di depan bis dan abis makan, ada orang yang ngaduk-ngaduk tampat sampah buat ngais sedikit sisa-sisa dari nasi boks.

 Poverty, still clouding up Indonesia's atmosphere. ... Tapi sampai kapan?

Jakarta, 5 Mei 2012 - 04:00
Setelah perjalanan yang sangat jauh dan ngelewatin tempat-tempat yang gabisa gua liat jelas karena berkelebatan di dalem gelap, ditambah laju bis yang edan ngejar deadline study tour, akhirnya gedung-gedung tinggi itu mulai muncul. Berkilau di tengah gelap. Sama kayak hati gua yang mulai lega setelah berhari-hari dan kemarin teredam awan Cumulonimbus. Ada titik tenang, titik dimana galau gua mereda.

Kembali ke pangkuan ibukota yang tiap hari macetnya bikin senewen, kembali ke PR-PR dan ulangan biologi di hari Senin, kembali dengan LKS yang nyaris kosong... Kembali buat menuntaskan galau.

I may never be perfect
Because imperfectness makes me perfectly a human
At least, I promise you
Behind these lights
That I will fight
That I'll keep your heart bright
And make things become right.

Welcome to usual madness!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar