Honestly, life is
not so kind to me nowadays.
Karena intensitas
tugas yang bertambah sementara intensitas waktu semakin kejepit, kamu sempet
terbengkalai ya, Blog. Bener gaada niatan untuk melupakan kamu, but what I feel
lately, it's like running at a treadmill. You should run no matter what or you'll
fall. Just like that, exactly.
Kelas 3 ini gua
hengkang dari skyline penuh asap pabrik, menuju ke tempat dengan skyline gedung
tinggi. Gua berpindah +- 20 km, mendekat ke sekolah di karenakan satu alasan
dangkal yang mungkin bener... Gua takut keteteran kalo sekolah dari rumah gua
yang jaraknya hampir setengah farsah. Karena kelas 3 ini, gua menjamin bahwa
kehidupan gua akan jauh lebih bombastis bikin hati terkikis... And I was right.
Kelas 2, kerjaan gua
Cuma ngeluh. Kalo malaikat gapernah berhenti tasbih, gua gaberhenti ngeluh...
Ya perbedaan ironis. Bisa dibilang gua adalah tipe pelajar yang ke sekolah Cuma
bawa raga kopong: sambil menyeret kaki gua ke lantai 3 dengan tentengan yang
banyak, gua setiap hari ngarep pulang cepet. Such a fool, tapi gua sadar kelas
2 adalah titik jenuh gua, dimana semua tugas numplek jadi satu dan semangat
muda gua yang meletup mulai redup gitu aja, kayak api di spirtus yang ditutup,
pluk, mati apinya.
Kelas 3, gua mencoba
untuk punya semangat baru, mencoba merombak kulit luar buat seenggaknya,
sedikitnya, berevolusi, dan akhirnya gua sadar bahwa kelas 2 emang seemed
harder to breathe, but this senior year I have no time to breathe. Gua berpacu
bagai kuda balap yang dipecut sama majikannya supaya selalu jalan lebih
kenceng, bedanya, kalo kuda pacuan matanya diganjel kacamata kuda, kalo gua
matanya jelalatan, makanya belok sana-sini... Jatohnya kayak kuda mabok.
Tiba-tiba, saat
berpacu dengan waktu sampe setengah sakit jiwa, tiba-tiba ada pemilihan
gubernur. Tiba-tiba semua orang ngeributin Putra-Putra daerah saling bersaing
buat memperebutkan kursi paling gengsi seantero Jakarta. Kursi yang katanya
nilai bulanannya 8 juta tapi sambilannya lebih gede dari gajinya... Dan
tiba-tiba gua dapet kartu oranye yang bertuliskan GRATIS BELAJAR 12 TAHUN.
Governor (now,
surely an ex-governor), I didn't really know what was on your mind.
Sebagian ibu-ibu
rumpi yang gua kupingin di halte bergosip kesenengan, katanya sih bisa ngemat
anggaran rumah tangga, tanpa tau anaknya ngerasa hopeless setengah mati karena
gabisa nyalurin aspirasi. Trinity said, "When you pay peanuts, you get
monkey". Agreed. Ada uang, ada kualitas. Tanpa uang, mau aspirasi gimana?
Toh acara yang berbau masa muda juga gaada. Lumut kerak jamur di sekolah...
Dan pikiran gua
melayang ke lo, Blog. Selama ini, gua selalu nulis acara sekolah di badan lo
ini.
And now with this
FREE-DOM, what should I write here?
Dan gua siap
melambaikan tangan ke Proteksi, HUT, Bulan Bahasa, dan acara-acara lain yang
jadi penghibur lara dan penyelamat dari kejenuhan rutinitas belajar. Gua
berpikir dengan menangnya Bapak Solo, sekolah gratis gaakan sebegitu
menyengsarakannya lagi, tapi sampe detik ini, well... We hear nothing, what we
hear nowadays is just sort of people who full of sins talking that our
corruption-buster-organization is a criminal. Well, governors, you can't fool anyone with the criminalization thing------ you make us more aware.
Forget the free
school life, and forget what governors said on TV.
So far, kehidupan
gua di kelas 3 SMA is really dynamic yet boring sometime.
Sebagai anak kelas 3 yang sedang was-was akan 20 paket UN, gua ikut bimbel, plus PM, dan mulai berlaga ikut open house kampus atau bedah-bedahan, sembari nyari calon tempat di masa depan gituloh... Kelas 3 itu, such an uniqueness. Saat lo lagi was-was, tapi kebandelan lo lagi memuncak, kesengaan lo lagi bergolak karena jadi yang paling tua seantero angkatan, dan lo lari kesana kemari ngerjain tugas dan ulangan. Belom lagi ditambah acara hajatan ulang tahun yang bergelimangan dan menjanjikan perut yang kenyang, plus pacar yang selalu ada setiap lo seneng atau sedih, dan selalu menyemangati lo dari belakang, gapeduli seberapa seringnya lo ninggalin dia tidur... Dinamis dan terus berputar ---- Kehidupan kelas 3 itu kayak gasing.
Sebagai anak kelas 3 yang sedang was-was akan 20 paket UN, gua ikut bimbel, plus PM, dan mulai berlaga ikut open house kampus atau bedah-bedahan, sembari nyari calon tempat di masa depan gituloh... Kelas 3 itu, such an uniqueness. Saat lo lagi was-was, tapi kebandelan lo lagi memuncak, kesengaan lo lagi bergolak karena jadi yang paling tua seantero angkatan, dan lo lari kesana kemari ngerjain tugas dan ulangan. Belom lagi ditambah acara hajatan ulang tahun yang bergelimangan dan menjanjikan perut yang kenyang, plus pacar yang selalu ada setiap lo seneng atau sedih, dan selalu menyemangati lo dari belakang, gapeduli seberapa seringnya lo ninggalin dia tidur... Dinamis dan terus berputar ---- Kehidupan kelas 3 itu kayak gasing.
Tapi ada saat dimana
"Oh, my back... It's so damn hurt, I can't move!", "Oh my ass...
It's getting a migrain, how can this seat become so uncomfortable?",
"Oh God, how much assignment we will bring home today?" ada aja dah keluhannya.
Terkadang, kita duduk dan diem, mandangin
langit malem sepulang les dan mendapati gaada bintang disana. Terkadang, di
setiap langkah ke musholla dan di setiap doa selesai shalat dzuhur berjamaah,
angin membelai rambut. Terkadang kita berdiri di koridor dan ngeliat
wajah-wajah baru junior yang masih pada polos, dan kita berpikir...
"Hey, I've been
here almost three years. Is what I do now enough for passing me out from here
someday?"
Karena dibalik semua
kedinamisan, keseruan, dan segala macem hal baru yang kita coba di SMA, waktu
tetaplah waktu ------- It can't wait. If it runs, we should run, or we get left
behind and waste all of what we have. Time walks, people come and go, things
changed. Waktu berjalan, kita pergi dan junior baru masuk, dan semuanya
berubah. And in this post, in every pray I whisper...
I hope we can always
move forward and soon, we can pass all these things, and get a mark
"PASSED" of National Examinations in the graduation certificate.
And sooner, I hope
we can find a right way which lead our happy-ever-after future.
And, well, thank you
Firdaus, for always staying with me, dedicating every minute of your life for
my success in the future, and for always paying attention. You're my man.
May God bless you
all.
May God listen your
prays.
Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar