Afternoon anyone, I won't say "Good Afternoon" because I don't feel good itself. And when I don't mean it, I shouldn't say it.
October has come, you know, and we stand on almost the end of the month. Time is like a really annoying treadmill, so fast until you can't follow. And every year, October is the most lovely month of a year, I guess, but this October is different, it's bittersweet. I don't know if I should curse the month or not, but it will be better if I curse myself... Oke plis jangan curcol, ini baru di intro.
Di bulan ini, 17 tahun lalu ada seorang bayi perempuan yang hadir setelah 9 bulan mengeram di dalem janin. Seseorang yang tangisannya berpacu dengan adzan subuh dan untuk kehadirannya dan kepulangannya ke rumah, orang tuanya harus mengeluarkan biaya yang belum bisa ia ganti sampai sekarang... Dan bayi itu adalah gua, seorang bayi yang beranjak besar, keras kepala, labil, sensitif, penuh emosi dan ekspresi.
------------
Oktober 17, 2012
Jalanan Kopilas yang gapernah tidur meniupkan debu-debu ke muka gua yang udah kucel karena belajar matematika terlalu ngoyo di malam hari. Rambut gua berhamburan, berterbangan, membingkai muka gua yang separo ngantuk.
"Cie, besok ulang tahun ya?," kata orang di depan gua, Firda Mercury alias Kakdaus.
Gua berdeham-deham salting.
"Besok aku ada UTS susulan, sama dosen yang waktu itu gadateng pas mau UTS itu loh, mungkin jam 4 dari kampus," kata Firda Mercury.
Okay, tomorrow is gonna be just Thursday.
Gua ngeliat langit yang selalu kosong seperti biasanya. Dosa apa Jakarta sampe bintang aja gapernah mampir di langitnya... But miracle will always be there, it just depends on how we look at it.
"Ada bintang, bintang merah!," gua bilang
"Wah bintangnya banyak!," Firda Mercury ikut berseru.
Kita berdua menunjuk-nunjuk pemancar BTS yang berkelap kelip. Really, miracle will always be there.
------------
Oktober 18, 2012
Gua terbangun pagi, pagi sekali. Menggeliat manja sambil ngeliat jam dan kembali merem melek, merem melek, seperti pagi-pagi lain dimana gua menggeliat kurang tidur. Di hari itu, di pagi itu, setengah melek dan terhalang spobeker------- spotong belek kering, gua membaca sms sambil senyum-senyum. I was really feeling like I'm someone on a day. Seolah-olah gua Kim Kardashian yang melenggang dan tersenyum luwes memamerkan setiap lekuk tubuh gua, dan semua orang mulai berpikir "Oh God, she's really Kim!" dan gua tersenyum simpul.
Kemudian, telepon itu berdering.
Hai... Happy birthday ya, cie 17 tahun... Semalem aku ketiduran masa, padahal 20 menit lagi tengah malem...
Dan pikiran gua flash back ke 20 menit sebelum jam 12 malem semalem... Ya, there was a murmured person in a night, talking for 10 minutes like he was the sleepiest man on earth, "Selamat... Ulang... Tahun... Duh kecepetan... Aku ngantuk..." dan bip.
Pagi itu, gua bener-bener ngerasa Kim Kardashian dengan handphone yang terus bergetar-getar, nyaris goyang dolphin saking geter-geter terus. Seolah-olah gapeduli gua telah melakukan skandal apapun dan menggempur dunia dengan sensasi-sensasi, dan disitulah gua tetap melenggak-lenggok dengan tubuh oke (um... semok maybe, it looks like a body I will never have), membawakan acara Kardashian gang, dan semua mata tertuju kepada gua. I felt a bit in a crowd, setelah berhari-berhari di waktu-waktu tertentu cuma operator yang setia SMS gua.
I kept pretend that 18 October just like another Thursday, when I would have chemicals, Indonesian, computer, and biology, after that I would go home as usual. But you know, that day, everything seemed good. Chemical teacher finished the lesson earlier without leaving any homework, dan sisanya berjalan seperti mengalir alami. Mungkinkah ini berkah 17 tahun? ........... Ga, ga, ini cuma Kamis biasa, Kamis yang lebih mujur daripada Kamis-Kamis lainnya di hidup gua.
Gua semakin (berkeinginan untuk) menganggap biasa Kamis itu karena kata-kata 2 cewek-cewek yang doyan ketawa ini:
"Hari ini gaada perayaan ya, soalnya gue les," kata Sinta nyolot.
"Gua juga les," kata Ome sok sibuk. Rakjel banget sih lesnya hari Kamis, mbaksis.... :p
Setelah itu, mungkin karena ngerasa bersalah, Sinta mamerin DP-nya ke gua,
"Liat dong, gua pasang DP sama lo, gua udah ngucapin, tapi ga dibales...," katanya, sok ngibur. Hu... Gakena Sin, gakena...
"Sebenernya, gua pasang DP yang itu karena guanya cantik di situ..."
Tuh kan, apa gua bilang! GAKENA SIN, GAKENA!
Setelah puas ngeliat DPnya Sinta, gua back dan menemukan nama gua distatus segelintir orang. Wow... I wonder how these people knew I had birthday, but there were so many people writing my name over there. Speechless. Gua rela dikatain norak, udik, kampung, atau apapun, tapi ada suatu euforia sendiri di dalem jiwa gua, "Oh, these people care about me", dan tiba-tiba gua jadi eye-witted banget. Terharu.
Thank you, anyway! :_D
Hari-hari mengalir mulus, seperti air yang mengalir di got yang abis dibersihin pas karja bakti.
Tiba-tiba istirahat,
tiba-tiba istirahat kedua, dan tiba-tiba gua hinggap di pelajaran terakhir hari
itu, biologi. Rupanya, berkah ke-17 tahun gua kurang tokcer, karena di jam
terakhir pelajaran biologi yang manis itu, gurunya menyelipkan kalimat "cari tumbuhan
Hydrilla ya untuk percobaan besok...", jadi niscaya sore ini gua akan
menghinggapi satu per satu tukang akuarium sepanjang Srengseng-Meruya untuk
mencari hydrilla... Fine, it's just another Thursday, okay.
Tiba-tiba bel Row
Your Boat berdering dan pulang. Gua melengos, sleepiest Thursday ever. Ngantuk
stadium akhir, dan gua memikirkan kasur... So nice to back home and kiss the
bed. Gua terluntang-lantung ditinggal Dua Cewek Sukak (Suka Ngakak) Sinta sama
Ome dan mereka bilang "Tunggu". Jadilah gua terduduk sendiri,
jalan-jalan gajelas, rasanya ditengah keramaian orang, I was the loneliest
person on Earth. Tiba-tiba dateng lagi cewek suka ngakak nomer 3: Irawanti dan
Kuro pacarnya Adipati (...), dateng menemani kebosanan gua menunggu 2 cewek
lainnya. Lama ngobrol ngalor ngidul, akhirnya cewek suka ngakak nomer 2 :
Sinta, turun, dan ngajak ke kantin.
Dalem hati gua,
ngapain ya ke kantin, kan udah pada kosong... Mau makan kursi kantin kali.
Gua cuek dan terus
berjalan.
Ternyata di kantin
lumayan rame, ada Pipit, Fenny, ada Mira, Mitha, ada Bandot, ada Ome lagi duduk
di kursi kantin, untuk gadimakanin tuh kursi... Mereka lagi rumpi abstrak
bisik-bisik. Bingung campur ngantuk, gua melengos. Abis itu gua berjalan
gatentu arah nemenin Bandot cari minum, dan pas balik ke tempat tadi, tiba-tiba
Pipit, Mira, sama Ome mantatin gua kayak opening penampilan girl band gitu,
tiba-tiba mereka berbalik...
Happy birthday
Dina... Happy Birthday Dina...
Happy birthday,
Happy birthday, Happy birthday Dina...
Gua speechless. Sama
seperti tahun-tahun sebelumnya, speechless. Pas ditanya orang-orang, gimana ada
feeling ga sebelumnya kalo mau dikasih surprise, gua speechless, diem, meneng
wae, kayak ada di alam lain. Selalu colo begini setiap tahun, dan selalu gemeter
speechless setiap dikasih kejutan. I guess it's me, terlalu mudah percaya dan
gapunya rasa curiga, gua adalah sasaran sempurna untuk biang-biang surprise.
"Ngerjain lu
enak dah, gaada curiganya!"
Setelah itu ada sesi
tiup lilin, and my wish was "Semoga orang-orang yang baik sama gua dapet
imbalan yang setimpal, aamiin" dan fuh... Lilin ke 17 tahun itu gua tiup.
Lengkap sudah ulang tahun gua di SMA, dengan orang-orang ini gua selalu merayakan
ulang tahun dari kelas 10.
"Din, gua
selalu dateng ke surprise ulang tahun lo dari kelas 10, lo mana din?" kata
Fenny, rasanya kayak jarum pentul menusuk relung-relung jiwa gua.
Well, I know
it was kind of unfair, and I felt so guilty.
Abis itu Nulat
ikutan ngombe kue (punya iPhone dilarang ngombe, Nul!) dan Tanov, mafia rusia
berdarah italia ikut-ikutan mencocol kue. Jadilah acara keroyokan kue. Di SMA,
kue itu gapernah dinikmati properly, selalu di cubek-cubek, dibonyokin, abis
itu pas udah bonyok dimakan, dan krim sisanya buat dandanin yang ulang tahun...
Selalu begitu, ada unsur kebersamaan sekaligus kejorokan yang terselubung,
gitu.
Abis ada sesi foto
bareng Kristen Stewart (baca: gua), tiba-tiba majelis bubar. Tiba-tiba banget,
ada yang mau les, mau TO, udah dijemput, jadilah gua ditinggal bersama Fenny,
Sinta, sama Ira... Dan ujungnya forever alone, kembali mengharapkan kedatangan
abang Kopaja di halte.
Abis kejadian di
kantin itu, semuanya seemed so normal, gua terkantuk-kantuk di angkot, abis itu
gua beli bakwan Malang. Abis beli bakwan Malang, gua naik angkot paling pojok
belakang dan tiba-tiba di belakang angkot ada 3 temen sekelas gua naik motor.
Mereka membuat
gesture-gesture "ITU-DI-KANTONG PLASTIK-LU-ADA-APAAN?!", dari dalem
angkot gua mengacungkan kantong plastik, sambil meragain gaya orang makan sama
ngebuletin jari gua bentuk bakso. Mereka ganangkep dan masih rempong bikin
mimik "APAAN SIH TUH?" dan mulut gua membentuk "BASO".
Mereka bingung, terus mulut mereka berbentuk seolah "BELI DIMANA?",
gua pun membalas "DI MERCU". Pembicaraan miscommunicated dan mereka
bingung, dan gua sadar kalo dari tadi gua menjadi pusat perhatian penumpang
lain karena bikin gesture-gesture aneh. Daripada meresahkan, gua turun dari
angkot, dan 3 temen gua menepi.
Mereka mencecar gua,
"itu hydrilla?!!!!" gua kaget, "orang dari tadi gua bilang
'bakso, ini bakso'".
Penonton kecewa,
akhirnya mereka ngajakin gua untuk keliling Jakarta Barat pinggiran mencari
hydrilla. Gua lagi mempertimbangkan tawaran mereka sambil mikir apakah emak gua
mau dateng ke rumah atau ga... Dan tiba-tiba hp gua geter. Firdaus calling.
Gua cerita gua
ketemu Yossie, Manopo, sama Asep terus diajak nyari hydrilla, tapi kakdaus
bilang pulang aja ke rumah... Akhirnya gua menolak ajakan Yossie, Manopo, dan
Asep. Gagal bertualang mencari hydrilla.
Everything was back
to flat again. Sepeninggal Yossie, gua naik angkot, get ass back home, dan
rasanya waktu mengalir, dan gua merasa rileks, santai, membayangkan bahwa rumah
menunggu gua, dan kasur merindukan gua. Gua berjalan dengan kecepatan siput sekarat,
jalan dari gapura menuju rumah. Ah, rumah di depan mata... Homey... Kasur,
tunggu aku yah...
Tiba-tiba pas gua
coba buka pintunya, gabisa, kayak kekunci dari dalem.
Gua panic attack.
Terbayang kalo kasur di kamar gua menjerit, menangis meraung-raung karena tidak
segera dicumbu.
Gua ngetok pintu
dengan ricuh, bak peluru berdesing-desing menabrak pintu. Duk dak duk duk dak.
"MBAAAAKKKK...
MBAAAAAKKKK..." gua memanggil.
Tiba-tiba dari dalem
ada jeritan dan pekikan. Apa itu kasur gua? ... Ah tapi kasur gabisa ngomong...
Mungkin itu
temen-temen adek gua yang biasanya les di rumah, tapi kok kurang asem sampe
pintu dikunci gini...
Gua pergi ke pintu
belakang dan ngetok-ngetok, terus memanggil juru kunci rumah gua. Tapi no
respond, sampe akhirnya bingung sendiri. Gua kembali di pintu depan, dan
ternyata ada Mbak gua. Dia menunjuk pintu yang udah dibuka. Loh... Tadi kan
kekunci, ini jin yang buka atau gua yang halusinatif?
Pas gua melebarkan
pintu ternyata banyak massa di dalem rumah gua.
Happy birthday Dina!
Happy birthday Dina!
Happy birthday!
Happy Birthday!
Happy Birthday Dina!
Mata gua gaberfungsi
dengan baik, pandangan gua kabur. Untuk ulang tahun ketiga kalinya di SMA, hal
yang gua lakuin sama: jongkok dan menangis terharu.
Segala macem orang
yang sok sibuk hari ini ngumpul di dalem rumah gua yang sumuk,
berdesak-desakan, dan disitulah, yang pertama kali gua liat adalah si pemegang
kue, seorang gentleman yang bilang hari ini harus ikut kuliah tambahan. Dan
sama
seperti dua ulang
tahun yang lalu, dia cengengesan dan seolah berkata "Gampang banget sih lo
ditipu"
Di dalem ruangan itu
sumpek dan gua potong kue. Terlalu speechless untuk bilang "Gua kelewat
telmi dan gua sekarang kaget lo pada ada di rumah gua!" dan terlalu kaget
untuk memandangi satu-satu orang di ruangan yang gelap dan sumpek itu. Yang jelas,
setelah gua dateng beberapa orang keluar mencari udara seger. Emang rada ga
manusiawi, rumah yang biasanya ditempatin 3 orang, dibikin basecamp buat 14
orang.
Ternyata, di dalem
ruangan ada Kakdaus dan Kakfajar... Alumni kita yang selalu bercekcok
senggol-senggol, ada beberapa orang yang tadi ngagetin gua di kantin: Sinta,
Ome, Ira (Trio Ngakak), plus Fenny, Pipit, Bandot, ditambah lagi ada Tanov, dan
kerumunan cowok hipster Syarif sama Nulat, dan pasangan 1 September Raka sama
Khansa. Believe it or not, I was trembling, gatau gejala stroke atau ayan
ringan, yang jelas surprise(s) made me trembling much. Maybe it was not a
disease: it was a sign that I was truly happy.
Setelah ada acara
potong kue yang cukup layak (... Galagi dicemek-cemek karena ada 2 anak
kuliahan yang ikutan), baju seragam gua ketumpahan kue yang dimakan Ome. Gua
ganti baju, setelah itu gua keluar untuk mencari oksigen karena di dalem rumah
isinya 60% karbon dioksida, orang-orang di dalem nafasnya pada boros karena
kebanyakan ketawa. Di depan, gua lagi ngelus kucing dan tiba-tiba kepala gua
berasa ditimpuk benda tumpul semi tajem, PLUKKKKK! Berkali-kali gua rasa, gua
kira gua sedang mengalami kejahatan terencana.
Dan benda tumpul
semi tajam itu menghantam kepala gua berkali-kali sampe akhirnya bau telor
lewat semerbak di hidung gua. Gua lari-lari panik tapi emang dasar, gua terlalu
empuk untuk dikerjain, karena emang gua orang baik yang pasrah dan legowo.
Tipikal Jokowi banget. Akhirnya baskom dan isi-isinya dilempar ke kepala gua,
pluk. Udah kayak main donat-donatan yang dimasukin ke tiang. ... Dan beneran,
isi baskom itu super laknat 2012 dan baunya masya Allah... Sebau itu dan gua
enggan bertanya apa formulanya.
Setelah dilempar
dengan kelengketan yang super jahanam itu, galengkap kalo gadifoto pula.
Berpose seksi ala trio macan, metal, dan berpose sama kakdaus yang sebenernya
rela garela (kebanyakan garelanya karena gua super bau) tapi akhirnya gua
bergidik sendiri ngeliat foto yang udah kejepret, karena gua mukanya super
horror... Ini gua atau something different? Tapi akhirnya setelah ketakutan dan
ngapus foto sendiri, gua ngezoom dan menyadari kalo muka gua emang segitu
menyeramkannya dan fotonya kabur-kabur karena emang gua pecicilan kayak anak
cacingan kerajinan main tanah.
Setelah gua mandi
(dengan susah payah, usaha keras, dan membawa masuk mbak ke kamar mandi buat
bantu ngebersihin tepung yang udah berkerak di rambut) dan kembali cantik
seperti sedia kala, gua disuruh ngeliat seserahan di umur ke 17. Jumbo
seserahannya. Pas gua buka ternyata itu bingkai foto yang lebih gede dari
bingkai foto SBY di kelas gua dan isinya karikatur. Karikatur gua sama Kakdaus
berpose macho bak binaragawan bulan madu keliling dunia: dibelakang kita ada
Taj Mahal, Eiffel, Pisa, sama Patung Liberty, dan galupa, ada VW Combi! Unyu
maksimal... Sebenernya gua bingung, gimana bisa bawa bingkai segede ini dan
siapa yang bawa, tapi terlalu speechless... Terlalu... Banyak, too much for
today :')
Akhirnya kita semua
spending the night eating bakwan Malang. Traktiran yang sangat sederhana,
mengingat gua Cuma anak SMA yang tinggal tanpa orang tua dan sama sekali gatau
menau akan peristiwa hari ini. Maaf ya, at least I want to give something to
you as a return, but most of all, I wish you goodness for your attention. There
must be something good in return for those who care much about somebody else.
... Satu-satu pergi
meninggalkan rumah kontrakan mungil yang gua tempati dan rasanya sepi ---
tempat yang tadinya sempit sampe desek-desekan perlahan meluas dan membuat lo
ngerasa sendirian. That's a common thing I guess, when you were in the crowd
but then they're slowly gone and left you alone.
Malemnya gua
mesem-mesem, this day is the sweetest, ever. And I'm going to leave it in
hours. And it will just be another memory to remember.
--- Dan jam 12
malem, the sweetest day was over.
Really, the sweetest
birthday is not about having much presents or cakes. The sweetest birthday is
about having certain people really care about a day in your life, and try hard
to make it special.
And I know, when I'm
there in my sofa and my kids are around someday, I will tell them about this
day. Tell them there were some people who made me felt so special and gave me
something worth to remember in my young life.
"And
see, that frame with a drawing in it, you want to know who gave that to me? Oh,
he will come home as soon, kids..."
"...
Mom, it must be daddy!"
ONE. SWEETEST.DAY.
IN. MY. EXISTENCE. VIVA 17!
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Merci Beucoup
pour...
Mes
parents
Ma famille: Tante
Diah Arianti, merci beaucoup pour les cupcakes and scrapbook ;)
Mon homme: Firdaus!
Et Senior Fajar Khoirul
Mes amis, vous êtes trés bien!:
Shyntya Tryayu, Rahmawati Fajri, Septiana
Fenny, Paramitha Widya, Fitriana Ariyanti, Irawanti, Khansa Fimantari, Amiira
Barrayiess, Nabila Zalfa, Cynthia Grhadika, Aditanov Lagusto, Raka Fatih,
Syarif Maulana, Nulat Danur Wendo.
STP, Simply Tosca Photography: Nogie Wikarsa, Andara Fachruroji, Ranafif Apryzan,
Ivan Mahendra, and the others whose names I can't mention one by one,
thank you!
La classe de Douze-Science-1: You guys rocks.
Merci beaucoup aussi
pour les félicitations dans le twitter, facebook, et text messages. Pardon moi,
je ne peux pas envoyer les félicitations, mais merci beaucoup! God bless,
aamiin.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Leave the SD card at home, still want to post some, may I? :)Next time, if so! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar