For best experience in desktop, zoom out the page ([CTRL + -] to 90%)

Selasa, 11 Februari 2014

Messy January... Still!

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!

Selamat siang saudara-saudara sekalian.

Cie... Yang besok akhirnya bisa libur! (termasuk gue). Oh iya, firstly, let me say Happy New Year for all of us, hopefully in 2014, we can live our lives to the fullest. And for those moslem out there and me, let me say Happy Prophet Muhammad Birthday a.k.a Maulid Nabi, because he's the light in the darkness, we can have this opportunity to be moeslem, to be given a chance to pray based on what we believe, as equal as other religions. And later, happy Lunar New Year for all Chinese tribe in the world, semoga tahun ini menjadi tahun yang berkah. Well, I don't know what shio is this year, but still, expecting prosperity can not be so wrong.



So here's the problem: gue ngerasa blok ini kayak some way too odd for me. Jadi cerita di blok ini, gue belajar fisiologi, anatomi, histologi, embriologi, dan juga udah mulai ada pelajaran pemeriksaan fisik dan juga udah mulai observasi ke rumah sakit. Seru, gue akuin. Cuma, blok gue agak messy gitu.
Misalnya gini, gue belajar fisiologi tentang regulasi otot rangka, dan di lecture-nya itu, dijelasinlah tentang pengaturan syaraf, sementara anatominya tentang otot, dan histologinya tentang kelenjar, dan embriologinya tentang tulang belakang. All these things are messy and quite un-synchronized aja.

Menurut gue, blok kali ini adalah suatu tantangan. Dimana absen udah mulai ga diatur lagi, jadi siapapun bebas untuk memilih mau tepat waktu atau telat; dimana dosen fisiologi ngejelasinnya lebih cepet dibandingkan kecepatan maksimumnya motor Bima Satria Garuda; dimana gue udah main kadaver alias mayat; dimana histologi preparatnya banyak banget; dimana seminggu ini gue udah melihat beberapa orang half-naked pas latihan pemeriksaan fisik; dan dimana gue harus keliling rumah sakit, keep smiling, and stay cool selama observasi. Tantangan, that's what it is, what is new in 2014, what I should adapt to.
Dan jujur, gue bukan sejenis bunglon yang bisa ngerubah warna kulit dalam sekejap mata.

Konsekuensinya, gue harus agak tergopoh-gopoh, dan harus sedikit menajamkan telinga dan mata gue, dan juga harus mempercepat cara menulis gue, dan sekaligus memperjelek tulisan gue. Ada kalanya gue sampe rumah langsung cium kasur, tanpa cium tangan orang tua, karena they came later after me. Ada kalanya juga abis tidur cepet, gue bangun midnight dan gabisa tidur lagi, baru setelah subuh bisa tidur lagi padahal kuliah jam 7. Ada kalanya juga kaki gue pegel banget abis observasi ke rumah sakit. But I think, everything is gonna worth the future.

..... Dan gue pikir udah telat banget buat ngeluh, sodara-sodara!
Karena dengan bombastisnya, minggu depan gue akan ada di dalam auditorium sambil bawa kartu ujiannya. Eh, secara teknis bukan minggu depan, tapi minggu ini, because it is Sunday already.

Well, so few days ago, Friday mungkin, gue babak belur karena abis try out histologi dan anatomi. Di malem Jumat, saat orang-orang mungkin pergi ke makam untuk pesugihan dan larut akan niat ingin cepat kaya, gue pergi ke tempat tidur dan larut akan niat pengen sukses try out. Niat yang jauh lebih suci dari pada pesugihan, ya kan? Maka sambil tiduran (oke, gue tau gabaik membaca sambil tiduran, tapi gimana dong?), gue ngeliat rangkuman gambar-gambar preparat yang berjumlah sekitar 60-an itu serta menghapal karakteristiknya. Untuk sejam lebih, in the early morning, it worked, tapi kemudian something distracted me. Apalagi kalo bukan Instagram. Kalo di instagram orang-orang masang foto preparat, udah pasti gue bakal pinter histologi. Abis buka instagram, ngestalk, ngelike, nge-save foto Nick Santino, gue sekilas baca modul anatomi dan baca poin-poinnya.
And my mind was very heavy so my eyes started to stand against my niat suci... I fell back to sleep.

Besoknya gue TO.
I was not very surprised to find so much people around me study till their last blood drops. Emang selalu begitu, mereka-mereka itu. Those things I saw was too adorable, and was too hard to be applicated to myself --- cara mereka belajar yang keras itu, padahal mereka pinternya udah gaketolongan. I was not very surprised too to find myself feeling so small. Sometime I wonder how would I survive in FK if gue masih menjadi Dina yang seperti ini...
But everyone is unique with their own way.

 Mungkin gue emang bukan tipe orang yang bisa belajar berjam-jam tanpa jeda, mungkin gue gabisa terpaku terus ke buku tanpa ada impression atau contoh real di depan mata, mungkin gue bukan tipe orang yang bisa belajar ngoyo sampe otak gue sakit, mungkin gue emang tipe orang yang terlihat males-malesan, santai, kelemar-kelemer, but that was me, as I am me. Maybe I was born this way, though almost everytime I am feeling so small.
Akhirnya gue me-mute dunia gue -- menjauhi sejenak mereka yang belajar ngoyo, menjauhi sejenak mereka yang membuat gue merasa inferior, and have a seat in the corner of a room with a friend who studied just like usual.

...Dan kesimpulannya TO histo gue ga blank-blank banget, better than if I wasn't even studying. Gacukup tinggi emang untuk ujian nanti, tapi that is what try out for, kan? To have a visualization of what is the exam gonna be. Dan untuk try out anatomi gue, lebih kayak ujian bahasa latin dengan model "Mengarang Nama". Intinya dalem ujian itu, kerjaan gue adalah mengarang dan mengarang nama. Pokoknya suka-suka gue mau ngasih nama apa. Nama sendi gue bikin sendiri, nama lobang gue bikin sendiri, cuman nama organ aja yang ga gue rubah-rubah (YAIYALAH... MASA IYA GUE RUBAH-RUBAH?), pokoknya kalah deh tuh Sobotta. Canggihan gue yang ngasih nama... Tapi gatau deh bener apa ga.

50 menit gue ada di ruangan anatomi, megang-megang organ dan kadaver berformalin tanpa satupun barrier berarti, tanpa sarung tangan atau masker, bikin konsentrasi gue ancur lebur seiring bau formalin itu bikin mata, idung, dan tenggorokan gue panas. Probably should use gloves and masks next time.

Oke... I think I am done curhat-ing here. Actually I don't know what I was talking about, but thanks for reading this and being emphatic to me. And because I am going to have an exam week, I hope everyone who reads this is willing to wish me luck and longlasting understanding for my exam materials.

Thank you for reading.
By the way, if anyone is reading this...
Well,
I love you, readers.



Live is about facing the same obstacle everyday, and the obstacle itself is about living your life best.



 photo 2013_zpsd882626a.gif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar